Selasa, 19 April 2011

ARTIKEL: FROM STUDENT TO WORKER

Pendahuluan
Di dalam perkembangan jaman sekarang ini, semakin kita sadari bahwa pendidikan sangatlah memegang peranan dalam mengembangkan diri, baik itu pendidikan formal maupun informal. Pendidikan dapat menjadi modal bagi seseorang untuk meraih cita-cita. Pendidikan yang seutuhnya dapat kita peroleh selagi kita duduk di bangku sekolah. Kemampuan hard skill dan soft skill dapat kita peroleh melalui berbagai mata pelajaran di sekolah. Lalu adakah keterkaitan antara pendidikan yang kita terima dengan pekerjaan yang akan kita dapatkan? Tentu ada dan sangat erat kaitan antara keduanya. Berikut akan kita lihat bersama-sama terlebih dahulu peran sekolah dan langkah dalam memasuki dunia kerja.

Peran Pendidikan Sekolah
“makin tinggi sekolahnya makin tinggi tingkat penguasaan ilmunya sehingga dipandang memiliki status yang tinggi di masyarakat”, demikian pernyataan ahli sosial mengenai peran pendidikan. Pada prinsipnya pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan status seseorang. Dari 3 (tiga) jalur pendidikan mulai dari informal, formal dan non formal, yang lebih menjanjikan adalah, jalur non formal dan formal. Hal ini ditandai dengan adanya orang mendapatkan pekerjaan selain keahlian juga secara formal memiliki ijasah/sertifikat tertentu.
Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan statusnya. Memperhatikan salah satu fungsi pendidikan adalah proses seleksi terjadi di segala bidang kehidupan baik di sekolah maupun di tempat-tempat kerja. Untuk masuk sekolah terjadi seleksi antara semua calon. Maksud seleksi tentu untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dalam mencari pekerjaan atau untuk memangku suatu jabatan diperlukan juga seleksi tujuannya untuk memperoleh penghargaan dan dapat meningkatkan tenaga kerja yang cakap dan trampil sesuai dengan jabatan yang akan dipangkunya. Sekolah juga sebagai lembaga yang berfungsi melatih dan mengembangkan tenaga kerja. Sekolah mengajarkan bagaimana bertanggung jawab terhadap tugas, disiplin sesuai aturan-aturan yang telah ditetapkan. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan dan mengembangkan dirinya sehingga status sosialnya berubah. Menurut Syuhada (1988:126-131) Kebutuhan masyarakat akan pendidikan sangat penting sehingga dalam mengembangkan pendidikan perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat
Dewasa ini semakin dirasakan bahwa pendidikan belum menjawab kebutuhan masyarakat, sebab upaya-upaya pendidikan belum terkait secara nyata dengan lapangan kerja dalam masyarakat. Para pelajar, mahasiswa memasuki sekolah dan perguruan tinggi tanpa pemahaman yang jelas. Kebanyakan karena ikut-ikutan teman juga keinginan orang tua. Dampak negatif dari kesenjangan itu, banyak tamatan sekolah dan perguruan tinggi yang terpaksa menganggur atau memasuki lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Seharusnya diusahakan pendidikan itu dikembangkan ke arah pemenuhan kebutuhan masyarakat. Barangkali pernah mendengar konsep link and match yang dikembangkan dalam sekolah- sekolah kejuruan di mana diharapkan para lulusannya dapat langsung diserap dalam dunia kerja. Sebenarnya ide ini didasarkan kepada pentingnya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Panduan pendidikan dan latihan
Sebagian masyarakat telah menyadari masih adanya kekurangan dari pendidikan formal di sekolah. Untuk melengkapi kekurangan-kekurangan tersebut perlu ada kegiatan pendidikan dan latihan di masyarakat. Sekarang ini memang sudah banyak pusat-pusat pendidikan dan latihan akan tetapi output-nya juga mengalami kondisi seperti dalam pendidikan formal. Mengapa keadaan seperti ini terjadi? Hal tersebut terjadi sebab peserta pendidikan dan latihan tidak memahami kegiatan-kegiatan yang diikuti. Akibatnya begitu selesai mengikuti kegiatan tidak bisa langsung siap bekerja. Kondisi seperti ini menimbulkan kekecewaan dalam masyarakat. Kekecewaan seperti itu dapat dihindari sekurang-kurangnya apabila pihak yang berkompeten baik pemerintah maupun swasta secara terbuka memberikan informasi yang jelas tentang lembaga-lembaga pendidikan dan latihan yang diselenggarakan kepada masyarakat luas baik lewat media massa maupun lembaga-pendidikan di bawahnya.

Memasuki Dunia Kerja
Setiap orang tentunya ingin mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai dengan yang diinginkan. Namun banyak pencari kerja yang tidak mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja yang amat berbeda dengan sewaktu mereka di bangku sekolah atau kuliah. Hal ini mengakibatkan pencari kerja tidak tahu apa yang seharusnya mereka lakukan pada saat berkompetisi untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Bahkan, pada saat mereka telah lulus pun juga belum mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Agar sukses memasuki dunia kerja kita harus mempersiapkan terlebih dahulu apa-apa yang mesti mereka persiapkan.
Pertama-tama kita harus tahu pekerjaaan apa yang kita inginkan. Hal inilah yang harus kita pikirkan jauh-jauh hari bahkan ketika kita masih di bangku kuliah/ sekolah agar kita dapat menata langkah-langkah berikutnya untuk mencapai hal tersebut. Cita-cita yang kita miliki itu disesuaikan dengan kemampuan kita, baik daya intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ), maupun kemampuan ekonomi dan kemampuan- kemampuan lain yang mendukung cita-cita tersebut. Jika kemampuan atau persyaratan itu belum kita miliki, kita dapat menginstropeksi diri mampukah kita meraih kemampuan/ persyaratan itu? Jika mampu, maka kita dapat melanjutkan usaha kita untuk menggapai cita-cita tersebut.
Tidak mustahil bahwa dalam perjalanannya kita mungkin mengubah cita-cita kita karena sesuatu hal. Jika kita ingin mengubah cita-cita tersebut, maka kita harus teliti dengan seksama apakah cita-cita baru tersebut lebih memungkinkan kita raih? Cukupkah kemampuan kita? Apakah masih punya waktu untuk mempersiapkannya? Perubahan cita-cita juga dapat kita lakukan jika ketika kita hendak meraih cita-cita tersebut, ternyata terdapat hal utama yang tidak pernah kita pikirkan yang tidak dapat kita penuhi. Dalam menentukan cita-cita, kita juga harus mempertimbangkan pasar kerja mana yang amat dibutuhkan oleh masyarakat. Adalah wajar jika sekarang ini banyak calon mahasiswa berbondong-bondong menjadi guru karena lapang kerjanya dibuka lebar-lebar oleh pemerintah serta jaminan hidup yang tampaknya lebih baik dengan adanya Undang-undang Guru dan Dosen.
Jika kita ingin menjadi seorang dokter yang handal misalnya, maka sejak kelas satu SMU harus mempersiapkan diri untuk dapat bersaing dengan calon mahasiswa lainnya untuk memasuki fakultas kedokteran. Langkah ini dilakukan karena kita tahu bahwa untuk masuk fakultas kedokteran itu harus bersaing dengan calon-calon mahasiswa yang notabene rata-rata sangat pintar. Persiapan-persiapan yang harus dilakukan misalnya harus mampu masuk SMU bidang IPA dengan nilai tinggi. Kemudian kita harus belajar tekun bukan saja untuk mendapatkan nilai yang tinggi tetapi juga harus menguasai sebagian besar ilmu agar mampu lulus ujian dengan nilai yang tinggi dan lolos SPMB. Juga, kita harus menyiapkan dana yang memadai karena kita tahu bahwa kuliah di Fakultas Kedokteran biayanya cukup mahal. Setelah kita berhasil lolos ujian seleksi, perjuangan yang lebih berat tentu sudah menunggu. Di Fakultas Kedokteran pun kita harus membuat rencana yang tepat. Ini berkaitan dengan rencana IPK, lama studi, penguasaan ilmu, dan lain-lain yang diinginkan oleh kita sendiri. Pada saat kuliah ini kita membuat langkah ingin menjadi dokter yang bagaimana. Ingin jadi dokter spesialis apa? Jika kita sudah menentukan, maka kita harus mempersiapkan langkah-langkah apa yang harus kita lakukan agar cita- cita kita menjadi sukses. Dan masih banyak lagi usaha yang bisa kita lakukan selagi kita bersekolah untuk menggapai cita-cita tersebut.
Setelah langkah-langkah untuk mencapai cita-cita itu telah kita tetapkan, maka kita harus mempersiapkan hal-hal tertentu untuk memenuhi persyaratan yang ada. Jika kita setelah lulus ingin jadi pegawai, kita harus mempersiapkan hal-hal yang menjadi persyaratannya. Dari persiapan metal, persiapan untuk menghadapi tes-tes baik tes tertulis, tes psikologi, tes wawancara dan lain sebagainya. Demikian pula jika kita ingin menjadi pegawai swasta. Jika kita ingin menjadi pengusaha sukses, kita juga harus melakukan persiapan-persiapan agar menjadi penguasaha yang sukses. Pada kesempatan ini saya ingin membahas persiapan-persiapan yang harus dilakukan jika kita ingin merintis usaha.
Di samping itu, ada banyak elemen kecakapan yang mesti dikuasai oleh setiap kita yang hendak memasuki dunia kerja, namun terdapat tiga modal dasar yang dianggap amat penting untuk dimiliki, antara lain:
1. Karakter atau budi pekerti yang luhur atau integritas moral yang teguh. Inilah elemen yang selalu akan membuat kita mampu berkarya dalam naungan etika kerja yang kuat dan benar. Sebuah elemen paling kritikal dan mesti dirajut dalam setiap langkah kerja kita manakala kita hendak menjadi seorang profesional yang bermartabat.
2. Positive mindset. Inilah elemen yang akan membuat kita selalu memandang diri kita dan lingkungan sekitar dengan kacamata yang positif. Sebuah elemen yang selalu membuat kita optimis dan yakin akan tercapainya sasaran kerja dan tujuan hidup yang telah dirancang. Sebuah etos kerja yang selalu melihat problem sebagai sebuah tantangan yang pasti ada solusinya, dan bukan sebagai media untuk berkeluh kesah. Etos atau mentalitas positive mindset ini pula yang akan membuat kita selalu bisa merajut kegigihan dan ketekunan dalam berusaha, dan kita tahu, kegigihan merupakan elemen kunci dalam menggapai setiap kesuksesan.
3. Learning spirit atau semangat untuk terus mau belajar. Di tengah dinamika perubahan iklim usaha yang terus berkembang dan tantangan pekerjaan yang makin kompleks, kita dengan mudah bisa tersingkir jika kita enggan menebar benih untuk terus mau belajar mengembangkan diri. Bersikap terbuka, selalu memelihara constructive curiosity, serta rajin mengambil ilmu dari beragam sumber adalah elemen-elemen yang akan membuat kita terus bisa mengasah learning skill kita.

Penutup
Ketiga elemen kecakapan yang disebutkan di atas seharusnya sudah kita miliki dalam masa kita belajar di sekolah, bukan hanya saat memasuki dunia kerja. Hal itu akan membantu kita di saat memasuki dunia kerja tidak lagi memiliki hambatan untuk memiliki kecakapan tersebut. Kecakapan tersebut akan memicu kita untuk berusaha sebaik mungkin dalam menggapai cita-cita. Lebih dari itu, semua usaha kita haruslah dilandasi iman bahwa kesempatan untuk memperoleh pendidikan adalah anugerah Tuhan semata sehingga kita memiliki motivasi yang benar dalam belajar yaitu semata-mata untuk menyenangkan hati Tuhan, membuat bangga orang tua, teman-teman, dan berguna bagi masyarakat. Tuhan menganugerahkan pendidikan ini untuk mempersiapkan kita menjadi pribadi yang siap Dia utus untuk berkarya dalam dunia kerja. Tidak ada yang sia-sia dalam masa pendidikan kita di sekolah. Semua Tuhan ijinkan terjadi untuk kebaikan kita di masa mendatang.
Mungkin banyak yang berpikir bahwa ada perbedaan status yang disandang saat bersekolah dengan saat bekerja. Sebenarnya, tidak perbedaan signifikan dalam pribadi seseorang tersebut karena yang berubah hanyalah status pelajar menjadi pekerja. Baik pelajar ataupun pekerja harus memiliki integritas dan karakter yang kuat yang mencerminkan anak-anak Tuhan. Di mana pun Tuhan menempatkan kita dalam dunia kerja, kita harus siap untuk memberikan yang terbaik dan berkarya bagi-Nya, seperti nabi Yesaya yang siap untuk Tuhan utus (Yes. 6 : 8). Perubahan pola hidup, status, maupun kebiasaan hendaknya tidak mengubah prinsip kita dalam beriman di saat kita bekerja. Kiranya Tuhan yang selalu melengkapi kita dengan hati yang bijak dan penuh hikmat dalam menjalani semua tanggung jawab kita. Tuhan yesus memberkati pelayanan kita bersama di manapun kita.

Yesus menginginkan daku bersinar bagi-Nya,
di manapun ku berada, ‘ku mengenangkan-Nya.
Bersinar, bersinar; itulah kehendak Yesus,
bersinar, bersinar, aku bersinar terus.

(Penulis adalah Leonardo Sitompul, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi April 2011)

Selasa, 05 April 2011

ARTIKEL: KELUARGA MENJADI TERANG DI TENGAH MASYARAKAT

Pendahuluan
Mahatma Gandhi adalah seorang tokoh swadesi India, Beliau adalah seorang yang sangat mengagumi ajaran dari Jesus Kristus dan nyaris menjadi seorang Kristen. Dikatakan nyaris karena pada saat beliau akan menjadi Kristen setelah mendalami dan mempelajari Injil dengan tekun, tetapi beliau melihat bahwa penerapan dari penerimaan Injil tersebut dimasyarakat oleh orang-orang Kristen sangat berlainan dan jauh dari harapan beliau. Setelah melihat hal tersebutlah maka beliau membatalkan maksudnya untuk masuk Kristen, coba anda bayangkan apabila beliau jadi menerima injil, berapa puluh bahkan ratusan juta orang India yang menjadi pengikut Mahatma Gandhi saat itu bisa dipastikan akan mengenal Kristus karena apapun yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi pasti mereka ikuti karena apapun yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi pasti mereka ikuti karena bagi mereka Mahatma Gandhi adalah seorang Nabi yang harus ditiru dan diteladani.

I. Keluarga Menjadi Terang Di Masyarakat
Pohon dikenal dari buahnya sedangkan orang dikenal dari perbuatannya, demikian bunyi pribahasa yang sudah kita kenal. Untuk menjadi terang di masyarakat itu perlu terlebih dahulu kita harus mempersiapkan diri dengan membangun suatu image terhadap diri kita sbb:
1. Membangun dan meningkatkan rasa percaya diri atas keyakinan kita dengan tindakan positip.
2. Membangun cara berpikir positip terhadap diri keluarga, anak-anak dan orang lain di sekitar kita apapun yang menjadi tindakan kita selalu mendapat perhatian dari orang-orang disekitar kita.
3. Membangun dan mengembangkan keterampilan kita dan hasilnya sebagian dapat kita sumbangkan untuk masyarakat sekitar kita.
4. Membangun hubungan balk dengan menerapkan keterampilan dan kemampuan kita itu kepada masyarakat sekitar bahwa keberadaan kita diperlukan oleh masyarakat dan kita juga membutuhkan mereka.
5. Membangun keterampilan dan memberi sesuatu apakah itu bantuan tenaga, materi dan pemikiran atas sesuatu hat kepada masyarakat lingkungan kita selalu diperhitungkan mungkin ini hanya sebagai pendapat dimana pada saat gereja kita melaksanakan suatu pesta, apakah itu pesta Natal, pesta tahun barn atau pesta-pesta pembangunan lainnya maka masyarakat disekitar kita selalu membantu pengamanan pesta secara swadaya sehingga perjalanan pesta tidak terhalang oleh sesuatu hal apapun.
6. Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi dengan masyarakat sekitar sehingga dalam keadaan tertentu mereka dengan sukarela akan menawarkan diri memberi bantuan. Kita ambil contoh pada peristiwa Tanjung Priok beberapa belas tahun yang lalu, ada sekelompok orang yang saat itu berusaha merusak gereja HKBP Semper tetapi oleh saudara-saudara kita disekitar dengan keras menolak mereka untuk masuk ke komplek Kavling Tipar tempat domisili Gereja dan amanlah gereja kita dari pengerusakan padahal saat itu puluhan gereja di Jakarta sempat dirusak oleh massa. Hal ini disebabkan jemaat gereja dengan masyarakat sekitar sudah menyatu.
7. Mengembangkan keterampilan dalam mengatasi kesulitan masyarakat sekitar. Keberadaan kita dengan kondisi masyarakat yang golongan menengah kebawah tentunya perlu suatu usaha untuk membantu mereka. Usaha-usaha RNHKBP Semper membantu dengan penjualan sembako murah, pengobatan gratis yang sudah dilaksanakan beberapa kali patut diacung jempol. Alangkah indahnya kalau hal tersebut lebih ditingkatkan dengan kerjasama yang lebih balk lagi dengan Dewan Diakonia terutama untuk tahun ini seperti telah sama-sama kita ketahui telah ditetapkan sebagai tahun Diakonia.
8. Membangun komitmen dalam menghindari komplain dari masyarakat sekitar. Kita harus sama-sama perduli bahwa ketidak sadaran kita yang terlalu asyik latihan koor, latihan bermain musik atau hanya sekedar santai ber ha..ha.. hi..hi.. digereja pada malam hari sudah jam 22.00 adalah pasti mengganggu jam istirahat masyarakat sekitar yang sudah mulai masuk ketempat peraduan. Kadang-kadang masyarakat "menjaga perasaan" untuk itu kitalah yang harus terlebih dahulu menjaga perasaan masyarakat untuk mendisiplinkan diri untuk tetap mengakhiri suatu kegiatan tepat waktu.
9. Membangun dan meningkatkan kesadaran atas, lingkungan hidup untuk daerah sekitar. Kita telah berusaha melestarikan penghijauan di komplek gereja kita dengan pencanangan tahun Diakonia 2009 pads tanggal 21 mei 2009 dimulai dengan kebaktian singkat didepan gereja kita dipimpin oleh Pendeta E. Tambunan, MTh. yang dihadiri oleh seluruh jemaat yang akan meengikuti kebaktian Pesta Peringatan Kenaikan Tuhan Jesus ke Surga. Kata sambutan dari ketua Dewan Diakonia St. Mijan Pakpahan dan doa syafaat oleh Ketua Dewan Marturia, Kamaruli Pohan Siahaan dan pencanangan pohon dikomandoi oleh Pendeta HKBP Ressort Semper Pdt. Maurixon Silitonga, MTh. dengan Pendeta diperbantukan di HKBP Ressort Semper Pdt. Elisa Tambunan, MTh. dan Ketua Dewan Diakonia bersama utusan 9 lunggu di HKBP Semper dan doa penutup oleh Pdt. Maurixon Silitonga, MTh, sekaligus setiap peserta memasukkan uang Rp 1000,- pada dua buah poti parasian yang dijaga oleh Casi M. br. Sitinjak dan Casi H. br Nababan. Kita telah ikuti menjadi pelaku dan peserta pencanangan tahun Diakonia tersebut. Dengan menanam 12 pohon dari satu juta yang direncanakan HKBP diseluruh dunia. Tentunya hal ini akan membuat lingkungan disekitar gereja kita akan lebih asri lagi. Untuk itu diperkarangan rumah kita sendiri juga harus kita tanam pepohonan sepanjang memungkinkan untuk mendukung hal tersebut. Bukankah kita sebagai keluarga juga harus berpartisipasi dalam mengantisipasi pemanasan global dewasa ini sebagai efek rumah kaca?.
10. Membangun dan mengembangkan hubungan masyarakat yang terus menerus dengan lingkungan kita dimana hubungan tersebut menjadi saling membutuhkan satu sama lain. Tetangga adalah saudara kita yang paling dekat, untuk itu jadilah menjadi bagian dari mayarakat itu jangan mengurung diri dengan tembok tinggi pagar yang kokoh tetapi keluarlah dari tembok itu untuk bergaul dengan masyarakat sekitar.

II. Prinsip Hubungan Bermasyarakat
Untuk menjadi seorang yang Professional dalam hubungan bermasyarakat perlu menguasai beberapa prinsip-prinsip sbb:
- Jadilah pribadi yang ramah kepada semua orang. Jangan hanya ramah kepada orang bersepatu dua tiga pasang / maksud kepada orang yang bersuara keras (orang yang sok jagoan).
- Jadilah pribadi yang memperhatikan dan menghargai orang lain.
- Jadilah pendengar yang baik dengan memberi kesempatan kepada orang lain untuk memberikan pendapat atau tanggapannya. Dengan demikian anda dapat memberikan pendapat dengan jelas dan mantap. Sekarang menurut pendapat para ahli di USA bahwa porsi berbicara 35% dan mendengarkan 65%.
- Jadilah pribadi yang membangun semangat orang lain dan dapat memberikan motivasi sehingga menjadikan orang berprestasi lebih tinggi.
- Sedapat mungkin hindari debat kusir yang tidak berguna tetapi jelaskan sesuatu itu dengan bukti dan alasan yang dapat diterima oleh semua orang. Jangan anda berpikir bahwa jalan pikiran anda sama dengan semua orang.
- Hindari kebiasaan membenarkan diri sendiri, kalau anda salah jangan malu untuk mengakuinya karena semua orang pasti sesuatu waktu akan berbuat kesalahan baik karena lupa atau alpa.
- Hindari kebiasaan menyalahkan dan mengkritik orang lain terutama dibelakangnya tetapi untuk membuktikan kebenaran sesuatu silahkan dilaksanakan pada forum resmi, camkan dan bijaklah dalam bertindak.
- Biasakan membicarakan hal-hal yang diminati orang lain. Ingat jalan menuju hati seseorang adalah mengetahui dan membicarakan apa yang disenanginya.
- Biasakan membuat orang lain sebagai orang penting dan dihormati karena kalau anda baik kepada orang lain, maka anda paling baik kepada diri sendiri? (Dr. Lowis. Man).
 Biasakan menghormati pendapat orang lain sekalipun anda tidak setuju dan jangan mempertentangkannya karena kalau dia tetap ngotot berarti dia keras kepada tanpa mau menganalisa pendapat orang lain berarti sama saja dengan membuang energi.
- Biasakan berprinsip tetap dalam sesuatu masalah terutama suatu hal yang sudah sama-¬sama disepakati untuk dikerjakan. Merubah suatu prinsip pada pertengahan perjalanan sama saja dengan 'manusia yang tidak ada prinsip" oleng, terombang ambing seperti perahu yang kehilangan kemudi. Kalau orang Batak bilang harus "golom ria ria" artinya walaupun daun ria ria itu tajam tetapi kalau kita langsung pegang dengan keras maka ketajamannya akan luluh dalam genggaman tangan kita.

III. Menjadi Terang Memerlukan Proses
Untuk menjadi keluarga terang dimasyarakat tentunya tidak bisa langsung instant tetapi harus memerlukan waktu yang lebih lama, dan waktu yang lebih lama itulah yang menjadi proses sbb:
1. Proses pertama adalah keluarga harus menjalin hubungan baik dengan masyarkat sekitar.
2. Dengan menjalin hubungan baik maka kita akan melanjutkan pada proses kedua yaitu mengetahui apa dan siapa masyarakat sekitar itu.
3. Dengan mengetahui kondisi dan keadaan masyarakat maka kita bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan mayarakat sekitar.
4. Dengan berpartisipasi dalam masyarakat maka kita juga bisa memotivasi masyarakat untuk berbuat lebih banyak lagi sesuai kemampuan baik pemikiran maupun materi yang ada.
5. Membangun hubungan baik harus secara terus menerus dan keluarga kita juga harus menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dimata masyarakat. Berikan contoh yang baik sehingga masyarakat mengikuti contoh yang baik tersebut. Karena untuk menjadi terang ditengah masyarakat sekitar tidak harus selalu dengan materi yang melimpah tetapi tergantung dari bagaimana partisipasi kita didalam hidup bermasyarakat yang maju ini. Kalau anda telah melaksanakan proses ini maka anda telah diterima oleh masyarakat sekitar dimana anda berdomisili dan sebagai hasilnya anda akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat baik dalam suka maupun dalam keadaan kesulitan.

Penutup
Dalam kondisi Negara sesuai dengan dampak perekonomian global yang semakin sulit maupun perekonomian setiap keluarga yang semakin berat maka kita harus pintar-pintar dalam mengatur ekonomi keluarga. Berpartisipasi sesuai dengan kemampuan yang ada adalah menjadi contoh yang baik ditengah mayarakat. Hindari perbuatan tercela dan menyinggung perasaan orang lain dan jadilah kita menjadi panutan. Kedamaian dan kesejahteraan berkeluarga, bertetangga, bergereja dan bermasyarakat diperlukan kesabaran,
Kebijakan dan pengorbanan, Untuk itu berbuatlah sesuatu pada masyarakat sekitar karena Kota juga adalah bagian dari masyarakat tersebut. Berbuat baik ditengah masyarakat yang majemuk berarti anda telah melaksanakan Pekabaran Injil / marsending. Melaksanakan sebagian dari program Marturia karena melaksanakan Pekabaran Injil tidak harus berangkat ke pulau Rupat kepada orang-orang Akit untuk membuat mereka menjadi pengikut Jesus tetapi menyampaikan Amanat Agung agar orang mengenal Jesus dari perbuatan para pengikutnya. Untuk itu anda harus lebih mantap lagi bahwa Mahatma Gandhi abad ke-21 ini pasti tidak akan terjadi lagi. Yakin saja Tuhan pasti selalu bersama kita hari ini dan selanjutnya. Amin dan Horas.

(Penulis adalah Kamaruli Pohan Siahaan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Agustus 2009)