Rabu, 02 Mei 2012

ARTIKEL: MENUMBUHKAN JIWA KEPEMIMPINAN PADA ANAK

Beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pendapatnya. Hasilnya, anda akan memiliki anak yang peka terhadap lingkungannya dan memiliki jiwa kepemimpinan. Memang hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Psikolog dan pemerhati anak, Rose Mini mengatakan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan anak harus distimulasi sesering mungkin, salah satunya dengan memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pendapatnya. Namun, orang tua tetap harus hati-hati dan teliti dengan apa yang menjadi keinginan anak. 
Untuk beberapa masalah anak bisa dilibatkan untuk dimintai pendapatnya. Namun tidak semua pendapat anak harus dituruti. Apalagi jika berhubungan dengan kebutuhan orang lain. Seorang anak masih memiliki keterbatasan dalam mengolah informasi. Mereka masih berpikir pra-operasional dan bersifat egosentris. Jika, terkadang pendapat yang mereka utarakan adalah sesuatu yang dilihat dari sudut pandangnya sendiri. ”Yang dikatakan oleh anak belum tentu tepat. Terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan orang lain. Jadi tidak bisa selalu dituruti, ”ungkap psikolog yang akrab di sapa Romi itu.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menstimulasi anak mengeluarkan pendapat dengan baik adalah mengikutsertakan anak pada sebuah forum diskusi. Seperti Kidzania Congrezz yang diadakan Kidzania Jakarta, Senin (22/6), dikatakan Romi, bisa menjadi wadah yang tepat untuk melatih anak mengungkapkan pendapatnya. Selain itu juga, anak dapat berdebat dengan baik, melatih berpikir kritis dan memiliki jiwa kepemimpinan lainnya.
”Melibatkan anak pada forum diskusi akan memberikan dampak positif. Anak dapat berkomunikasi dengan baik pada orang-orang, memiliki kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah atau problem solving, memiliki rasa empati dan peduli pada lingkungan serta memiliki kemampuan menganalisa kebutuhan sekitarnya,” papar Romi.
 Orang tua juga dapat melakukannya di lingkungan rumah. Misalnya dengan mendiskusikan tanggung jawab anak dalam pekerjaan rumah tangga. Seorang kakak dapat diminta sebagai panutan untuk anaknya. Dengan diberikan kepercayaan seperti itu, anak yang lebih tua dapat menyampaikan pendapat tentang cara mengasuh adik, memberikan aturan termasuk kewajibannya. Sementara si adik dapat mengungkapkan pandapatnya mengenai aturan-aturan yang dibuat oleh sang kakak.
 Ketika berdiskusi dengan anak, Romi menyarankan untuk menggunakanlah kata-kata yang bijak agar anak merasa dihargai. Jika ada sesuatu yang keliru dengan pendapat anak, kemukakan oleh orang tua orang tua agar anak belajar menghargai orang lain. Sampaikan alasan, keberatan, manfaat serta kerugian yang anak dapat dengan pendapatnya.
 ”Rasa empati yang dimiliki seorang pemimpin dapat dilatih dengan membiasakan mengemukakan pendapat orang tua dengan kata-kata yang bijak. Dengan begitu anak juga dapat melatih kepekaan dirinya sehingga dapat peduli dengan lingkungannya,” ungkap Romi.
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua tentang hak berpendapat anak, sesuai dengan Convention on the Rights of Childern pasal 12 ayat 1 antara lain : 
a. Ciptakan suasana demokratis. Pembicaraan ringan dapat Anda ciptakan saat santai. Untuk hal ini hilangkan kesan otoriter orang tua; 
b. Dengarkan saat anak bicara. Jangan pernah memotong pembicaraan anak, apalagi mengabaikannya, karena anak mudah meniru apa yang orang tua lakukan. Hargai anak agar mereka juga dapat menghargai orang lain; 
c. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti. Kemampuan anak dalam menangkap pesan yang disampaikan tidak secepat orang dewasa, selain itu juga pembendaharaan kata mereka masih sedikit. Untuk itu gunakan bahasa yang mudah dipahami anak; 
d. Luruskan jika pendapatnya yang tidak benar. Peran orang tua dalam hal ini sangat penting. Tidak semua anak mengerti dan mengetahui bahwa apa yang disampaikan itu adalah benar; 
e. Ajarkan sikap sportif. Anak harus belajar menghargai pendapat orang lain dan menerima pendapat orang lain yang lebih baik; 
f. Setiap anak memiliki kesempatan mengungkapkan pendapatnya dan memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Namun yang perlu diingat adalah bagaimana cara orang tua untuk dapat menstimulasi anak. Menghadapkan anak dengan berbagai persoalan hidup dapat melatih anak untuk mampu menjadi pemimpin baik yang dapat mengatur lingkungan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan.

(Penulis adalah Weni Simangunsong, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Januari 2010)