Pendahuluan
Pernahkah Anda memperhatikan sebatang pohon secara keseluruhan? Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana cara pohon itu bertahan hidup, terutama di tengah teriknya musim panas? Permukaan tanah terlihat keras dan kering; rumput mati dan menghitam; tidak ada setitik air pun terlihat. Namun, pohon itu tetap tegak berdiri, kuat, hijau, dan hidup karena nun jauh di bawah permukaan tanah ada air pemberi kehidupan yang dapat diserap oleh akarnya. Pohon-pohon tumbuh hampir secara ajaib karena adanya sumber makanan yang tersembunyi.
Kebanyakan orang Kristen ingin mendapatkan rahasia untuk bertahan hidup tidak seorangpun dari kita yang ingin gagal saat berada di bawah tekanan yang berat, atau kehilangan iman dan keyakinan akan Allah saat keadaan menjadi sulit.
Bahkan, bukan hanya sekedar ingin bertahan hidup, melainkan menanjak semakin maju dan dewasa dalam pertumbuhan rohani kita menuju citra yang sempurna seperti Kristus. Paulus menyerukan dalam Kol 1:28-29 demikian “Dialah (Kristuslah) yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan (yun.teleios, means mature, adult) dalam Kristus.” Dalam Efesus 4:13 dinyatakan pula bahwa tujuan pertumbuhan rohani setiap orang percaya adalah “sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” Anthony A.Hoekema mengatakan bahwa “pola dari pengudusan hidup kita sebagai orang percaya adalah keserupaan dengan Kristus.”
Apa Sesungguhnya Rahasia Dari Pertumbuhan Rohani Kristen?
Baca Mazmur 1:1-6.
Penulis Mazmur 1 menggambarkan sebatang pohon dengan daun-daunnya yang hijau dan buahnya yang banyak (ay.3) Rahasia kehidupannya adalah aliran air di dekatnya. Penulis itu juga menggambarkan orang-orang yang tetap hidup dan bertumbuh, bahkan saat angin kering bertiup. [ Sangat berbeda dengan kehidupan orang fasik yang digambarkan seperti sekam yang ditiup angin (ay.4), tidak berguna, sia-sia, dan hanya bersifat sementara.] Rahasia dari kehidupan orang-orang percaya adalah kebiasaan mereka untuk mencari makan dari Firman Allah. Pemazmur mengatakan “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik’ yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (ay.1-2).
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa aspek terpenting dalam kehidupan para pengikut Kristus adalah pertemuan teratur dengan Allah yang hidup melalui ALKITAB DAN DOA.
“Kesuksesan” hidup seorang Kristen dicapai hanya saat Roh Kudus Allah bekerja dalam diri kita, maka kita bisa menjadi makin serupa dengan Kristus.
Malcomm Muggeridge berkata “Tujuan sebenarnya dari keberadaan kita di dunia ini adalah, secara sederhana, mencari Allah, dan dalam proses pencarian itu, menemukan Dia, dan setelah menemukan Dia, mengasihiNya…”
Manusia memiliki tiga keinginan dasar dalam dirinya : untuk mengerti apa yang “betul-betul nyata” di balik segala pengalaman fisik dan materiil, untuk merasa memiliki makna, dan untuk bisa diterima sebagai bagian dari sebuah komunitas. Pencarian akan ketiga hal inilah yang membentuk kerohanian kita dan manusia mencoba membangun kerohanian mereka dengan cara yang berbeda-beda. Inti dari Kabar Baik (Berita Injil) yang dibawa oleh Yesus adalah bahwa ketiga keinginan ini terpuaskan sepenuhnya dalam suatu hubungan dengan Allah yang hidup. Landasan menjadi seorang Kristen bukanlah apa yang Anda ketahui atau lakukan, tetapi siapa yang Anda ketahui bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan Anda yang paling mendasar. Yesus sendiri berkata, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yoh 17:3)
Kita hidup di dalam era informasi. Teknologi komunikasi canggih sudah menjadi bagian hidup sehari-hari dengan kemudahan melakukan akses ke internet dan email, telepon genggam, dan siaran TV melalui satelit, membuat seisi dunia seolah-olah menjadi sangat dekatdan sangat kecil. Namun, yang jauh lebih besar lagi dari berbagai bentuk kontak ini adalah bahwa kita bisa mengenal Allah yang berkuasa atas sejarah, pencipta kehidupan, dan menjadi sahabatNyabisa mendekat kepadaNya bagaikan seorang anak kecil kepada orang tua yang mengasihinya. Tuhan Yesus memungkinkan hal ini terjadi bagi kita saat Dia mati di kayu salib 2000 tahun yang lalu.
Kerohanian kristiani adalah bagaimana memelihara hubungan dengan Allah ini dan memiliki dua bagian utama. Di satu “sisi mata uang” adalah adanya kerinduan yang makin besar untuk secara aktif membangun hubungan persekutuan yang lebih kuat melalui “disiplin” kehidupan kristiani, terutama melalui pemahaman dan penerapan Alkitab dan doa. Di “sisi mata uang” lainnya adalah adanya kehidupan yang penuh tindakan kasih dan ketaatan yang menunjukkan makin menguatnya hubungan persekutuan itu.
Eugene Peterson pernah berkata “Setiap kata dalam teks Alkitab adalah sebuah jendela atau pintu yang membawa kita keluar dari gubuk kayu keberadaan kita ke penyataan Allah yang menakjubkan di angkasa dan samudera, di pepohonan dan bunga, dalam kitab Yesaya dan Yohanes, dan pada akhir puncaknya, Yesus.”
Alkitab: Buku Yang Sangat Istimewa
Banyak suara yang berteriak menuntut perhatian kitainternet dan televisi, radio dan video, iklan, display toko, media cetak, teman-teman, dan masyarakat di sekitar kita. Kepada siap kita perlu memberikan perhatian? Mana yang benar-benar penting?
Ketika hidup kita menjadi semakin didominasi oleh nilai-nilai dan perkara duniawi yang bertentangan dengan jalan Allah, sangat penting bagi kita untuk mendengarkan suara yang paling patut diperhitungkan, suara Allah yang hidup. Allah berkomunikasi dengan kita melalui berbagai caramelalui ciptaan, melalui peristiwa-peristiwa, dan melalui orang-orang lain. Tetapi, cara Allah berbicara kepada kita yang paling utama adalah melalui Alkitab. Itulah sebabnya Alkitab disebut sebagai “FIRMAN ALLAH”. Alkitab lebih dari sekedar catatan bagaimana Allah berurusan dengan manusia; Alkitab adalah kunci pertumbuhan orang Kristen. Melalui pembacaan Alkitab, kita bisa mempelajari sifat-sifat dan kepeduliaan Allah. Kita bisa mengenal Dia dengan lebih baik lagi, belajar bagaimana menyelaraskan jalan kita dengan jalanNya. Paulus meringkaskan nilai penting Alkitab kepada Timotius dan kepada kita :
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, an mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian, tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
(2 Tim 3:16-17).
Jika kita harus menjadi umat Allah seperti yang dimaksudkanNya, kita perlu membiarkan hidup kita dibentuk olehNya. Melalui pembacaan Alkitab, kita menjadi partisipan-partisipan (rekan kerja) dalam rencana Allah bagi kita dan bagi dunia. Bertemu dengan Allah dalam pembacaan Alkitab akan menuntun kita untuk ingin berespons kepadanya dengan berbagai cara : pertama-tama dalam doa, yang kemudian melimpah keluar menjadi tindakan yang penuh ketaatan dan kasih di dalam dunia. Allah telah menempatkan kita di dunia untuk menjadi anggota masyarakat, bertindak sebagai “garam” dan “terang”. Garam memberi rasa bagi makanan, berfungsi sebagai pembersih dan pengawet. Di masa lalu, garam bahkan berfungsi sebagai pupuk. Terang mengenyahkan kegelapan dan menunjukkan keindahan (lihat Mt.5:!3-16).
Komitmen Kita: Menyediakan Waktu Bagi Tuhan Melalui Saat teduh Dan Pendalaman Alkitab
Melewatkan waktu bersama Allah adalah dasar dari kehidupan Kristen yang sama pentingnya seperti makanan dan air bagi daya tahan fisik kita. Justru karena sibuknya hidup kita, maka sangat beralasan jika kita menjadualkan suatu pertemuan teratur dengan Allah, mengijinkan Dia berbicara kepada kita di tengah segala tekanan dan kekuatiran yang sedang kita hadapi. Dengan menenggelamkan diri dalam pemeliharaan Allah, kita menempatkan diri kita di tempat yang seharusnya, untuk tidak tercengkeram oleh kesibukan kita.
Bill Hybels berkata :
“Itulah sebabnya saya membuat komitmen untuk menyediakan waktu setengah sampai satu jam setiap pagi di suatu tempat sepi bersama Tuhan. Ini merupakan sejumlah kecil disiplin rohani yang pernah saya tetapkan, dan saya tidak tergoda untuk meninggalkannya sebab hal itu telah membuat hidup saya lebih kaya.
Setelah saya merenungkan hari yang telah saya lalui dan menuliskan doa-doa, jiwa saya menjadi teduh dan siap untuk menerima. Saat itulah saya menuliskan huruf “M” untuk “Mendengarkan” pada secarik kertas dan melingkarinya. Lalu saya duduk dengan tenang dan mengatakan “Sekarang, Tuhan, aku mengundang Engkau untuk berbicara kepadaku melalui Roh KudusMu.
Saat-saat bersama Allah yang terjadi kemudian merupakan saat-saat yang benar-benar berarti.
Kuasa muncul dari diam; kekuatan muncul dari keheningan. Keputusan-keputuasan yang mengubah seluruh kehidupan muncul pada saat-saat yang paling kudus ketika Anda berdiam diri di hadapan Allah.” (Yes 30:15-17)
Yang penting bukanlah mengikuti metode tertentu, tetapi menemukan cara yang cocok bagi Anda. Buatlah rancangan umum sebuah pendekatan yang dapat meneduhkan pikiran dan tubuh anda yang bergolak, melembutkan hati, serta memampukan Anda mendengarkan suara Allah yang lembut dan teduh. Lalu, saat Anda sudah terpusat dan terfokus kepada Allah, undanglah Dia untuk berbicara kepada Anda.
Jadi, jika Anda sulit menyisihkan waktu untuk bersekutu dengan Allah secara disiplin, mungkin Anda perlu memeriksa kembali prioritas-prioritas Anda. Tanyakan kepada diri Anda, “Apakah aku sungguh-sungguh ingin memiliki suatu persekutuan yang hidup dengan Allah? Prioritas seperti apa yang bisa kuberikan untuk hal ini?”
Marilah kita memiliki komitmen seperti yang dimiliki oleh nabi Ezra dalam EZRA 7:10 yakni : “Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.”
Firman Tuhan memberikan peringatan kepada kita :
“Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: berkat, apabila kamu mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal.”
(Ulangan 11:26-28)
Kesimpulan
Jika kita ingin menjadi seorang pribadi yang dewasa di dalam Kristus (Kol 2:6-7), maka marilah kita menjadikan Firman Allah dan doa menjadi sarana utama yang tidak pernah hilang (hendaklah selalu menjadi bagian utama) dalam kehidupan kekeristenan kita. Amin.
(Penulis adalah Joni W. Simatupang, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem edisi Februari 2006)
Pernahkah Anda memperhatikan sebatang pohon secara keseluruhan? Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana cara pohon itu bertahan hidup, terutama di tengah teriknya musim panas? Permukaan tanah terlihat keras dan kering; rumput mati dan menghitam; tidak ada setitik air pun terlihat. Namun, pohon itu tetap tegak berdiri, kuat, hijau, dan hidup karena nun jauh di bawah permukaan tanah ada air pemberi kehidupan yang dapat diserap oleh akarnya. Pohon-pohon tumbuh hampir secara ajaib karena adanya sumber makanan yang tersembunyi.
Kebanyakan orang Kristen ingin mendapatkan rahasia untuk bertahan hidup tidak seorangpun dari kita yang ingin gagal saat berada di bawah tekanan yang berat, atau kehilangan iman dan keyakinan akan Allah saat keadaan menjadi sulit.
Bahkan, bukan hanya sekedar ingin bertahan hidup, melainkan menanjak semakin maju dan dewasa dalam pertumbuhan rohani kita menuju citra yang sempurna seperti Kristus. Paulus menyerukan dalam Kol 1:28-29 demikian “Dialah (Kristuslah) yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan (yun.teleios, means mature, adult) dalam Kristus.” Dalam Efesus 4:13 dinyatakan pula bahwa tujuan pertumbuhan rohani setiap orang percaya adalah “sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” Anthony A.Hoekema mengatakan bahwa “pola dari pengudusan hidup kita sebagai orang percaya adalah keserupaan dengan Kristus.”
Apa Sesungguhnya Rahasia Dari Pertumbuhan Rohani Kristen?
Baca Mazmur 1:1-6.
Penulis Mazmur 1 menggambarkan sebatang pohon dengan daun-daunnya yang hijau dan buahnya yang banyak (ay.3) Rahasia kehidupannya adalah aliran air di dekatnya. Penulis itu juga menggambarkan orang-orang yang tetap hidup dan bertumbuh, bahkan saat angin kering bertiup. [ Sangat berbeda dengan kehidupan orang fasik yang digambarkan seperti sekam yang ditiup angin (ay.4), tidak berguna, sia-sia, dan hanya bersifat sementara.] Rahasia dari kehidupan orang-orang percaya adalah kebiasaan mereka untuk mencari makan dari Firman Allah. Pemazmur mengatakan “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik’ yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (ay.1-2).
Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa aspek terpenting dalam kehidupan para pengikut Kristus adalah pertemuan teratur dengan Allah yang hidup melalui ALKITAB DAN DOA.
“Kesuksesan” hidup seorang Kristen dicapai hanya saat Roh Kudus Allah bekerja dalam diri kita, maka kita bisa menjadi makin serupa dengan Kristus.
Malcomm Muggeridge berkata “Tujuan sebenarnya dari keberadaan kita di dunia ini adalah, secara sederhana, mencari Allah, dan dalam proses pencarian itu, menemukan Dia, dan setelah menemukan Dia, mengasihiNya…”
Manusia memiliki tiga keinginan dasar dalam dirinya : untuk mengerti apa yang “betul-betul nyata” di balik segala pengalaman fisik dan materiil, untuk merasa memiliki makna, dan untuk bisa diterima sebagai bagian dari sebuah komunitas. Pencarian akan ketiga hal inilah yang membentuk kerohanian kita dan manusia mencoba membangun kerohanian mereka dengan cara yang berbeda-beda. Inti dari Kabar Baik (Berita Injil) yang dibawa oleh Yesus adalah bahwa ketiga keinginan ini terpuaskan sepenuhnya dalam suatu hubungan dengan Allah yang hidup. Landasan menjadi seorang Kristen bukanlah apa yang Anda ketahui atau lakukan, tetapi siapa yang Anda ketahui bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan Anda yang paling mendasar. Yesus sendiri berkata, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yoh 17:3)
Kita hidup di dalam era informasi. Teknologi komunikasi canggih sudah menjadi bagian hidup sehari-hari dengan kemudahan melakukan akses ke internet dan email, telepon genggam, dan siaran TV melalui satelit, membuat seisi dunia seolah-olah menjadi sangat dekatdan sangat kecil. Namun, yang jauh lebih besar lagi dari berbagai bentuk kontak ini adalah bahwa kita bisa mengenal Allah yang berkuasa atas sejarah, pencipta kehidupan, dan menjadi sahabatNyabisa mendekat kepadaNya bagaikan seorang anak kecil kepada orang tua yang mengasihinya. Tuhan Yesus memungkinkan hal ini terjadi bagi kita saat Dia mati di kayu salib 2000 tahun yang lalu.
Kerohanian kristiani adalah bagaimana memelihara hubungan dengan Allah ini dan memiliki dua bagian utama. Di satu “sisi mata uang” adalah adanya kerinduan yang makin besar untuk secara aktif membangun hubungan persekutuan yang lebih kuat melalui “disiplin” kehidupan kristiani, terutama melalui pemahaman dan penerapan Alkitab dan doa. Di “sisi mata uang” lainnya adalah adanya kehidupan yang penuh tindakan kasih dan ketaatan yang menunjukkan makin menguatnya hubungan persekutuan itu.
Eugene Peterson pernah berkata “Setiap kata dalam teks Alkitab adalah sebuah jendela atau pintu yang membawa kita keluar dari gubuk kayu keberadaan kita ke penyataan Allah yang menakjubkan di angkasa dan samudera, di pepohonan dan bunga, dalam kitab Yesaya dan Yohanes, dan pada akhir puncaknya, Yesus.”
Alkitab: Buku Yang Sangat Istimewa
Banyak suara yang berteriak menuntut perhatian kitainternet dan televisi, radio dan video, iklan, display toko, media cetak, teman-teman, dan masyarakat di sekitar kita. Kepada siap kita perlu memberikan perhatian? Mana yang benar-benar penting?
Ketika hidup kita menjadi semakin didominasi oleh nilai-nilai dan perkara duniawi yang bertentangan dengan jalan Allah, sangat penting bagi kita untuk mendengarkan suara yang paling patut diperhitungkan, suara Allah yang hidup. Allah berkomunikasi dengan kita melalui berbagai caramelalui ciptaan, melalui peristiwa-peristiwa, dan melalui orang-orang lain. Tetapi, cara Allah berbicara kepada kita yang paling utama adalah melalui Alkitab. Itulah sebabnya Alkitab disebut sebagai “FIRMAN ALLAH”. Alkitab lebih dari sekedar catatan bagaimana Allah berurusan dengan manusia; Alkitab adalah kunci pertumbuhan orang Kristen. Melalui pembacaan Alkitab, kita bisa mempelajari sifat-sifat dan kepeduliaan Allah. Kita bisa mengenal Dia dengan lebih baik lagi, belajar bagaimana menyelaraskan jalan kita dengan jalanNya. Paulus meringkaskan nilai penting Alkitab kepada Timotius dan kepada kita :
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, an mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian, tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
(2 Tim 3:16-17).
Jika kita harus menjadi umat Allah seperti yang dimaksudkanNya, kita perlu membiarkan hidup kita dibentuk olehNya. Melalui pembacaan Alkitab, kita menjadi partisipan-partisipan (rekan kerja) dalam rencana Allah bagi kita dan bagi dunia. Bertemu dengan Allah dalam pembacaan Alkitab akan menuntun kita untuk ingin berespons kepadanya dengan berbagai cara : pertama-tama dalam doa, yang kemudian melimpah keluar menjadi tindakan yang penuh ketaatan dan kasih di dalam dunia. Allah telah menempatkan kita di dunia untuk menjadi anggota masyarakat, bertindak sebagai “garam” dan “terang”. Garam memberi rasa bagi makanan, berfungsi sebagai pembersih dan pengawet. Di masa lalu, garam bahkan berfungsi sebagai pupuk. Terang mengenyahkan kegelapan dan menunjukkan keindahan (lihat Mt.5:!3-16).
Komitmen Kita: Menyediakan Waktu Bagi Tuhan Melalui Saat teduh Dan Pendalaman Alkitab
Melewatkan waktu bersama Allah adalah dasar dari kehidupan Kristen yang sama pentingnya seperti makanan dan air bagi daya tahan fisik kita. Justru karena sibuknya hidup kita, maka sangat beralasan jika kita menjadualkan suatu pertemuan teratur dengan Allah, mengijinkan Dia berbicara kepada kita di tengah segala tekanan dan kekuatiran yang sedang kita hadapi. Dengan menenggelamkan diri dalam pemeliharaan Allah, kita menempatkan diri kita di tempat yang seharusnya, untuk tidak tercengkeram oleh kesibukan kita.
Bill Hybels berkata :
“Itulah sebabnya saya membuat komitmen untuk menyediakan waktu setengah sampai satu jam setiap pagi di suatu tempat sepi bersama Tuhan. Ini merupakan sejumlah kecil disiplin rohani yang pernah saya tetapkan, dan saya tidak tergoda untuk meninggalkannya sebab hal itu telah membuat hidup saya lebih kaya.
Setelah saya merenungkan hari yang telah saya lalui dan menuliskan doa-doa, jiwa saya menjadi teduh dan siap untuk menerima. Saat itulah saya menuliskan huruf “M” untuk “Mendengarkan” pada secarik kertas dan melingkarinya. Lalu saya duduk dengan tenang dan mengatakan “Sekarang, Tuhan, aku mengundang Engkau untuk berbicara kepadaku melalui Roh KudusMu.
Saat-saat bersama Allah yang terjadi kemudian merupakan saat-saat yang benar-benar berarti.
Kuasa muncul dari diam; kekuatan muncul dari keheningan. Keputusan-keputuasan yang mengubah seluruh kehidupan muncul pada saat-saat yang paling kudus ketika Anda berdiam diri di hadapan Allah.” (Yes 30:15-17)
Yang penting bukanlah mengikuti metode tertentu, tetapi menemukan cara yang cocok bagi Anda. Buatlah rancangan umum sebuah pendekatan yang dapat meneduhkan pikiran dan tubuh anda yang bergolak, melembutkan hati, serta memampukan Anda mendengarkan suara Allah yang lembut dan teduh. Lalu, saat Anda sudah terpusat dan terfokus kepada Allah, undanglah Dia untuk berbicara kepada Anda.
Jadi, jika Anda sulit menyisihkan waktu untuk bersekutu dengan Allah secara disiplin, mungkin Anda perlu memeriksa kembali prioritas-prioritas Anda. Tanyakan kepada diri Anda, “Apakah aku sungguh-sungguh ingin memiliki suatu persekutuan yang hidup dengan Allah? Prioritas seperti apa yang bisa kuberikan untuk hal ini?”
Marilah kita memiliki komitmen seperti yang dimiliki oleh nabi Ezra dalam EZRA 7:10 yakni : “Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.”
Firman Tuhan memberikan peringatan kepada kita :
“Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: berkat, apabila kamu mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal.”
(Ulangan 11:26-28)
Kesimpulan
Jika kita ingin menjadi seorang pribadi yang dewasa di dalam Kristus (Kol 2:6-7), maka marilah kita menjadikan Firman Allah dan doa menjadi sarana utama yang tidak pernah hilang (hendaklah selalu menjadi bagian utama) dalam kehidupan kekeristenan kita. Amin.
(Penulis adalah Joni W. Simatupang, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem edisi Februari 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar