Tidak habis-habisnya syukur bagi Tuhan Yesus Kristus, yang telah menganugerahkan kesempatan untuk melayani-NYA pada masa saya remaja dan naposobulung di Gereja HKBP Semper. Suatu pengalaman yang sangat berharga dan tidak akan pernah terlupakan, karena dampaknya sangatlah besar (high-impact), bukan hanya sesaat atau hanya pada saat melayani, akan tetapi sampai dengan hari ini dan bahkan sampai sepanjang masa. Nilai dari pelayanan itu tidaklah dapat dibandingkan dengan apapun juga, bahkan dengan emas dan perak. Pelayanan di kepengurusan (kepanitiaan) Remaja dan Naposobulung (R NHKBP) sejak tahun 1995 sampai dengan 2002 (+/- 8 tahun) telah meninggalkan banyak kesan yang mendalam bersama dengan Tuhan. Suatu pengalaman rohani yang membentuk kepribadian, mental dan cara berfikir yang diubahkan oleh Tuhan untuk mengarahkan hidup ini memiliki nilai (value) sesuai dengan perintah Tuhan di dalam Alkitab yaitu MENGASIHI TUHAN ALLAH DAN MENGASIHI SESAMA. Itulah makna atau intisari dari segala pelayanan Remaja dan Naposobulung.
Apa yang membuat pelayanan ini begitu bernilai? Berikut beberapa aktivitas pelayanan pada waktu itu:
a. Mengunjungi Amang Sintua yang Sedang Sakit
Betapa tidak kami terharu ketika mengunjungi Amang Sintua Sarumpaet (Almarhum) yang pada waktu itu sedang menderita penyakit stroke di rumahnya. Penyakit yang membuat beliau tidak dapat beraktivitas normal karena sebagian tubuhnya mengalami kelumpuhan. Pada waktu itu kami bawakan sebuah T-Shirt, kemudian mengenakannya di hadapan seluruh Naposobulung yang berkunjung. Beliau tersenyum dan tertawa bahagia. Setelah itu kami menyanyikan sebuah lagu rohani yang selalu dibawakan beliau ketika mengajari kami sidi, “Andaikan Yesus, Kau Bukan Milikku (KJ No.300) Ketika kami menyanyikannya, beliau tersenyum dan terharu karena bahagia. Peristiwa itu sangatlah berkesan. Secara pribadi, saya sangat terharu melihat beliau bahagia.
b. Penjualan Pakaian Bekas Layak Pakai ke Marunda
Betapa tidak kami bahagia ketika melihat wajah para nelayan, istri nelayan dan anak-anak nelayan di daerah Marunda, tersenyum ketika mereka dapat membeli pakaian-pakaian yang kami jual sangat murah. Pakaian-pakaian yang menurut kami sudah bekas tetapi masih bagus-bagus. Menurut informasi yang kami terima saat itu (tahun 1995/1996), setiap hari penghasilan mereka hanya sekitar Rp5.000 – Rp10.000 per keluarga. Anggota keluarga mereka rata-rata 4-5 orang. Oleh karena itu, harga pakaian kami hanya kisaran rata-rata Rp500 sampai dengan yang termahal Rp5.000. Berbondong-bondong para nelayan itu datang untuk mendapatkan baju, celana, jaket dsb. Pakaian yang menurut kami sudah bekas, tetapi bagi mereka sangat bagus untuk dikenakan. Bapak ketua RT-nya berkata, “Jangan sungkan-sungkan kembali lagi ke sini. Pasti kami berikan ijin untuk jualannya”. Setiap kami akan datang, biasanya pengurus masjid selalu mengumumkan melalui pengeras suara “toa” kepada masyarakat sekitar.
c. Kunjungan ke Panti Asuhan KDM dan Yayasan Bangun
Betapa tidak kami bahagia ketika mengunjugi panti asuhan Kampus Diakonia Modern (KDM) di Kampung Raden, Pondok Gede, Bekasi dan panti asuhan Yayasan Bangun, di Tanjung Priok. Berbagi kebahagiaan bersama dengan mereka dalam makan siang dan bermain dalam kelompok. Ada beberapa orang yang pada akhirnya kami ketahui latar belakangnya, karena orang tuanya memang sudah tidak ada, atau orang tuanya tidak bertanggung jawab. Badan dan rambut mereka berbau tidak sedap (maaf kata), karena memang mereka jarang mandi. Mereka juga ada yang “ingusan” (maaf kata), membuat kami sebetulnya merasa tidak nyaman. Namun, justru itulah kebahagiaannya, menyatu dengan mereka ditengah-tengah ketidaknyamanan, membuat kami merenung, bahwa “Sang Bayi” Yesus pun lahir di kandang domba yang jauh dari steril dan bersih, apalagi wangi. Dengan kunjungan itu, kita diajarkan bahwa banyak anak-anak terlantar yang membutuhkan Kasih Tuhan melalui uluran tangan kita. Meski anak-anak itu “hina” sekalipun, tetapi mereka tetapi berharga di mata Tuhan.
d. Mengunjungi Jemaat yang Sakit
Betapa tidak kami pilu ketika mengunjungi beberapa jemaat yang sakit di rawat di rumah maupun di rumah sakit. Yang sakit dari mulai remaja sampai dengan orang tua, bahkan yang sudah mendapatkan gelar “Ompung”. Mereka membutuhkan dukungan secara mental psikologis yang membuat mereka lebih bersemangat menjalani hari-harinya ditengah kesakitan. Bahkan ada yang sudah dinyatakan kanker ganas dan menurut dokter sudah tidak dapat disembuhkan. Kami berdoa bersama untuk memohon kesembuhan dari Tuhan. Di dalam doa ada kedamaian dan pengharapan. Itulah yang ingin kami bagikan kepada jemaat-jemaat yang sakit tersebut. Meskipun demikian, jemaat yang sakit pada akhirnya ada yang meninggal karena tidak tertolong lagi namun ada juga yang sembuh, itu adalah anugerah Tuhan.
e. Festival Paduan Suara Naposobulung se-DKI Jakarta
Apa lagi yang membuat pelayanan ini begitu bernilai? Betapa tidak kami sangat bersukacita ketika Paduan Suara (Koor) kami dinyatakan sebagai Juara III pada Festival Paduan Suara Naposobulung se-DKI Jakarta, yang waktu itu diselenggarakan oleh NHKBP Tebet. Bisa dibayangkan siapakah kami “HKBP Semper” ditengah-tengah gereja-gereja HKBP yang “besar” di Jakarta ini. Kami juga tidak memiliki pelatih profesional pada waktu itu. Dengan talenta yang ada di dalam punguan Naposobulung, kami berusaha memaksimalkannya untuk mempersembahkan dua buah lagu pujian kepada Tuhan, “Sang Pemilik Kehidupan”. Lagu yang kami bawakan pada waktu itu adalah “Kristus, Penolong Umat yang Percaya” (KJ No.254) dan “Great is Thy Faithfulness”. Yang terpenting adalah proses menjadi juaranya, bukan juara itu sendiri. Kami berlatih +/- 2,5 bulan untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental. Dari segi penilaian teknis, kami berusaha semaksimal mungkin menguasai lagu-lagu tersebut, menghayatinya dalam ekspresi, dan yang terpenting menyatukan suara kami, sehingga suara Sopran, Alto, Tenor dan Bass hanya terdengar 4 suara saja, meskipun kami ada +/- 25 orang. Tidaklah mudah untuk menghasilkan Koor yang berkualitas. Dibutuhkan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran dan materi. Namun sekali lagi betapa indahnya bernyanyi memuji Tuhan dalam Koor yang memiliki kualitas tinggi dan penuh dengan kesatuan serta penghayatan.
f. Pekan Olah Raga dan Seni
Betapa tidak kami sangat bersukacita ketika R-NHKBP Semper mengadakan Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI). Setiap lunggu bersatu menampilkan talenta yang mereka miliki dalam olah raga dan seni. Beberapa cabang olahraga yang diperlombakan, seperti sepak bola, tenis meja, bulu tangkis, lari, catur dan catur jawa. Kesenian yang ditampilkan adalah lomba vokal group dan Cerdas Cermat Alkitab. Indah sekali rasanya ditengah-tengah semangat persaingan namun ada kesatuan di antara kami. Kami bisa saling mengenal satu dengan lainnya dari tujuh atau delapan lunggu di HKBP Semper yang berpartisipasi. Anggota R-NHKBP yang sebelumnya belum dikenal, menjadi kami kenal. Bahkan dari antara mereka, saat tulisan ini dilansir, ada yang sudah dan sedang menjadi pengurus Remaja dan Naposobulung HKBP Semper. Itulah salah satu buah dari pelayanan, bertambahnya jiwa yang rela menyerahkan dirinya melayani Tuhan Yesus Kristus.
g. Bible Camp Pelajar Sidi dan Kamp Pelayanan
Yang tidak kalah pentingnya adalah kegiatan Bible Camp Pelajar Sidi dan Kamp Pelayanan. Dua agenda yang sangat penting dalam membina para remaja dan naposobulung sebelum mereka terjun ke dunia pelayanan di HKBP Semper. Mereka dibagikan mengenai “Arti Keselamatan” dilanjutkan dengan “Arti Pelayanan”, kemudian bagaimana “Karakter Seorang Pelayan” dan “Dinamika Kelompok” untuk bersinergi dalam melayani Tuhan. Sungguh sangat berkesan dalam hati, dan akan terus terpatri apa yang sudah didapatkan pada waktu itu. Semua Firman Tuhan yang dipaparkan sesi demi sesi memberikan bekal yang abadi dan bernilai tinggi dalam mengarungi kehidupan ke depan, bukan hanya pada waktu melayani di gereja HKBP Semper tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah, kampus dan dunia pekerjaan.
h. BULETIN NARHASEM
Yang terakhir tetapi bukan berarti yang paling kecil artinya adalah BULETIN NARHASEM, Buletin kita tercinta ini. Siapakah yang rela mengerjakannya? Remaja dan Naposobulung, bukan? Ya, merekalah yang mengurusinya. Ucapan syukur yang sangat mendalam, karena Buletin ini masih eksis sampai dengan saat ini. Di tengah usianya yang hampir memasuki tahun ke-8, Buletin ini sudah banyak menjadi berkat bagi pembacanya. Sangat besar anugerah Tuhan bagi tim redaksi Buletin ini. Yang tidak kalah pentingnya adalah Tuhan selalu memberikan orang-orang yang rela mengorbankan dirinya untuk menjadi tim redaksi, penulis dan editor dari Buletin ini. Sesuai dengan motto dari Buletin ini “BULETIN NARHASEM FOR THE GLORY OF THE LORD”. Biarlah terus nama Tuhan Yesus ditinggikan, dimuliakan dan diagungkan. Biarlah semakin banyak orang yang mengenal Dia, “Sang Juru Selamat”. Dan semakin banyak orang yang datang kepadaMU untuk melayani.
Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan pelayanan R-NHKBP selain yang saya sharingkan di atas. Kegiatan-kegiatan rutin seperti Kebaktian Bulanan, Koor, Perseketuan Doa Syafaat dll. Semua itu bernilai tinggi. Tetapi karena keterbatasan ruang dan waktu, maka saya hanya menceritakan sebagian saja. Kalau para pembaca, khususnya R-NHKBP ingin mengetahui lebih dalam bisa langsung bergabung ke dalamnya. Segera hubungi pengurus R-NHKBP. Jangan tunggu. Nikmatilah kasih dan kuasaNYA dalam pelayanan yang bernilai tinggi dan kekal. Jangan berkata Anda masih muda, Anda tidak layak. Karena pelayanan adalah anugerahNYA semata.
Pelayanan R-NHKBP Semper sudah banyak memberikan dampak (high-impact) yang mungkin secara kasat mata tidaklah kelihatan. Ya, karena memang pelayanan ini adalah pelayanan rohani. Pelayanan yang dampaknya adalah bagi jiwa/roh seseorang yang membentuk iman percaya kepada Tuhan semakin teguh dan tak tergoyahkan di tengah-tengah dunia ini. Dampak pelayanan itu bukan hanya bagi remaja dan naposobulung itu sendiri, tetapi juga bagi jemaat secara luas. Mungkin ada dari antara pembaca artikel ini merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Puji Tuhan! Saksikanlah itu di tengah-tengah kehidupan Anda dengan terus menjadi pelayannya baik di keluarga maupun pekerjaan dan masyarakat, dimana Anda tinggal. Teruslah berikan dukungan bagi punguan R-NHKBP Semper, melalui dukungan moral, pemikiran dan materi.
2. Mengapa Naposobulung menjadi “Kerdil”
Satu hal yang sudah menjadi persepsi keliru di tengah-tengah jemaat HKBP adalah Naposobulung akan dianggap eksis dan berarti jika setiap minggu aktif mengisi acara dalam Kebaktian Umum berbahasa Batak. Jika Naposobulung tidak mengisi acara Koor, maka Naposobulung dianggap tidak eksis dan lesu. Naposobulung yang bagus adalah jika mereka kelihatan oleh jemaat memiliki anggota Koor yang banyak secara kuantitas. Oh, alangkah kerdilnya pemikiran seperti itu. Pemikiran yang secara tidak langsung telah “mengkerdilkan” peranan dan fungsi R-NHKBP di tengah-tengah jemaat. Bukankah Koor itu hanya sebagian kecil saja dari aktivitas R-NHKBP. Sekali lagi saya pertegas, hanya sebagian kecil saja.
Oleh karena itu, marilah kita coba berfikir yang lebih besar terhadap R-NHKBP. Sudah banyak yang penulis sharingkan di atas, yang memiliki makna mendalam dan sangat bernilai tinggi dan kekal. Marilah kita ubah persepsi kita yang kerdil itu. Bangunlah kembali Remaja dan Naposobulung ini menjadi sebuah punguan yang berkualitas dan besar. Bukan mengedepankan kuantitas dan Koor semata.
3. Eksistensi Pelayanan R-NHKBP adalah Menjadi Garam dan Terang
Paragraf ini ditujukan khusus bagi seluruh rekan-rekan Remaja dan Naposobulung terkasih.
Sebagai penutup dari tulisan singkat ini, penulis ingin kembali mengingatkan bahwa eksistensi punguan R-NHKBP adalah kembali kepada visi yang mulia. Menjadi garam dan terang. Bagi keluarga, jemaat, masyarakat sekitar dan masyarakt luas. Kepakanlah sayapmu jauh lebih luas lagi. Jangan monoton dalam melayaniNya. Jangan berkutat hanya di dalam saja. Berkreasilah lebih tinggi lagi. Berdayakanlah seluruh potensi dan talenta yang ada pada R-NHKBP. Manfaatkanlah waktu yang singkat ini. Paling maksimal hanya 10 tahun rekan-rekan dapat melayani sebagai R-NHKBP. Setelah itu rekan-rekan akan menjadi seorang suami/isteri, bapak/ibu dalam keluarga kecilmu. Bangunlah kembali suatu punguan R-NHKBP dengan visi yang kuat dan konsistenlah dalam menjalani visi tersebut sampai dengan garis akhir. Kiranya Tuhan Yesus Kristus, “Sang Gembala Agung” akan senantiasa memimpin, melindungi dan memberkati rekan-rekan untuk terus maju dan tak lelah melayaniNya. Karena sesungguhnya kepada kita telah diberikan Anugerah KESELAMATAN dan kita semua wajib mengerjakan KESELAMATAN itu sampai MARANATHA. Amin.
(Penulis adalah Maurice Nainggolan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Januari 2012)
Apa yang membuat pelayanan ini begitu bernilai? Berikut beberapa aktivitas pelayanan pada waktu itu:
a. Mengunjungi Amang Sintua yang Sedang Sakit
Betapa tidak kami terharu ketika mengunjungi Amang Sintua Sarumpaet (Almarhum) yang pada waktu itu sedang menderita penyakit stroke di rumahnya. Penyakit yang membuat beliau tidak dapat beraktivitas normal karena sebagian tubuhnya mengalami kelumpuhan. Pada waktu itu kami bawakan sebuah T-Shirt, kemudian mengenakannya di hadapan seluruh Naposobulung yang berkunjung. Beliau tersenyum dan tertawa bahagia. Setelah itu kami menyanyikan sebuah lagu rohani yang selalu dibawakan beliau ketika mengajari kami sidi, “Andaikan Yesus, Kau Bukan Milikku (KJ No.300) Ketika kami menyanyikannya, beliau tersenyum dan terharu karena bahagia. Peristiwa itu sangatlah berkesan. Secara pribadi, saya sangat terharu melihat beliau bahagia.
b. Penjualan Pakaian Bekas Layak Pakai ke Marunda
Betapa tidak kami bahagia ketika melihat wajah para nelayan, istri nelayan dan anak-anak nelayan di daerah Marunda, tersenyum ketika mereka dapat membeli pakaian-pakaian yang kami jual sangat murah. Pakaian-pakaian yang menurut kami sudah bekas tetapi masih bagus-bagus. Menurut informasi yang kami terima saat itu (tahun 1995/1996), setiap hari penghasilan mereka hanya sekitar Rp5.000 – Rp10.000 per keluarga. Anggota keluarga mereka rata-rata 4-5 orang. Oleh karena itu, harga pakaian kami hanya kisaran rata-rata Rp500 sampai dengan yang termahal Rp5.000. Berbondong-bondong para nelayan itu datang untuk mendapatkan baju, celana, jaket dsb. Pakaian yang menurut kami sudah bekas, tetapi bagi mereka sangat bagus untuk dikenakan. Bapak ketua RT-nya berkata, “Jangan sungkan-sungkan kembali lagi ke sini. Pasti kami berikan ijin untuk jualannya”. Setiap kami akan datang, biasanya pengurus masjid selalu mengumumkan melalui pengeras suara “toa” kepada masyarakat sekitar.
c. Kunjungan ke Panti Asuhan KDM dan Yayasan Bangun
Betapa tidak kami bahagia ketika mengunjugi panti asuhan Kampus Diakonia Modern (KDM) di Kampung Raden, Pondok Gede, Bekasi dan panti asuhan Yayasan Bangun, di Tanjung Priok. Berbagi kebahagiaan bersama dengan mereka dalam makan siang dan bermain dalam kelompok. Ada beberapa orang yang pada akhirnya kami ketahui latar belakangnya, karena orang tuanya memang sudah tidak ada, atau orang tuanya tidak bertanggung jawab. Badan dan rambut mereka berbau tidak sedap (maaf kata), karena memang mereka jarang mandi. Mereka juga ada yang “ingusan” (maaf kata), membuat kami sebetulnya merasa tidak nyaman. Namun, justru itulah kebahagiaannya, menyatu dengan mereka ditengah-tengah ketidaknyamanan, membuat kami merenung, bahwa “Sang Bayi” Yesus pun lahir di kandang domba yang jauh dari steril dan bersih, apalagi wangi. Dengan kunjungan itu, kita diajarkan bahwa banyak anak-anak terlantar yang membutuhkan Kasih Tuhan melalui uluran tangan kita. Meski anak-anak itu “hina” sekalipun, tetapi mereka tetapi berharga di mata Tuhan.
d. Mengunjungi Jemaat yang Sakit
Betapa tidak kami pilu ketika mengunjungi beberapa jemaat yang sakit di rawat di rumah maupun di rumah sakit. Yang sakit dari mulai remaja sampai dengan orang tua, bahkan yang sudah mendapatkan gelar “Ompung”. Mereka membutuhkan dukungan secara mental psikologis yang membuat mereka lebih bersemangat menjalani hari-harinya ditengah kesakitan. Bahkan ada yang sudah dinyatakan kanker ganas dan menurut dokter sudah tidak dapat disembuhkan. Kami berdoa bersama untuk memohon kesembuhan dari Tuhan. Di dalam doa ada kedamaian dan pengharapan. Itulah yang ingin kami bagikan kepada jemaat-jemaat yang sakit tersebut. Meskipun demikian, jemaat yang sakit pada akhirnya ada yang meninggal karena tidak tertolong lagi namun ada juga yang sembuh, itu adalah anugerah Tuhan.
e. Festival Paduan Suara Naposobulung se-DKI Jakarta
Apa lagi yang membuat pelayanan ini begitu bernilai? Betapa tidak kami sangat bersukacita ketika Paduan Suara (Koor) kami dinyatakan sebagai Juara III pada Festival Paduan Suara Naposobulung se-DKI Jakarta, yang waktu itu diselenggarakan oleh NHKBP Tebet. Bisa dibayangkan siapakah kami “HKBP Semper” ditengah-tengah gereja-gereja HKBP yang “besar” di Jakarta ini. Kami juga tidak memiliki pelatih profesional pada waktu itu. Dengan talenta yang ada di dalam punguan Naposobulung, kami berusaha memaksimalkannya untuk mempersembahkan dua buah lagu pujian kepada Tuhan, “Sang Pemilik Kehidupan”. Lagu yang kami bawakan pada waktu itu adalah “Kristus, Penolong Umat yang Percaya” (KJ No.254) dan “Great is Thy Faithfulness”. Yang terpenting adalah proses menjadi juaranya, bukan juara itu sendiri. Kami berlatih +/- 2,5 bulan untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental. Dari segi penilaian teknis, kami berusaha semaksimal mungkin menguasai lagu-lagu tersebut, menghayatinya dalam ekspresi, dan yang terpenting menyatukan suara kami, sehingga suara Sopran, Alto, Tenor dan Bass hanya terdengar 4 suara saja, meskipun kami ada +/- 25 orang. Tidaklah mudah untuk menghasilkan Koor yang berkualitas. Dibutuhkan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran dan materi. Namun sekali lagi betapa indahnya bernyanyi memuji Tuhan dalam Koor yang memiliki kualitas tinggi dan penuh dengan kesatuan serta penghayatan.
f. Pekan Olah Raga dan Seni
Betapa tidak kami sangat bersukacita ketika R-NHKBP Semper mengadakan Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI). Setiap lunggu bersatu menampilkan talenta yang mereka miliki dalam olah raga dan seni. Beberapa cabang olahraga yang diperlombakan, seperti sepak bola, tenis meja, bulu tangkis, lari, catur dan catur jawa. Kesenian yang ditampilkan adalah lomba vokal group dan Cerdas Cermat Alkitab. Indah sekali rasanya ditengah-tengah semangat persaingan namun ada kesatuan di antara kami. Kami bisa saling mengenal satu dengan lainnya dari tujuh atau delapan lunggu di HKBP Semper yang berpartisipasi. Anggota R-NHKBP yang sebelumnya belum dikenal, menjadi kami kenal. Bahkan dari antara mereka, saat tulisan ini dilansir, ada yang sudah dan sedang menjadi pengurus Remaja dan Naposobulung HKBP Semper. Itulah salah satu buah dari pelayanan, bertambahnya jiwa yang rela menyerahkan dirinya melayani Tuhan Yesus Kristus.
g. Bible Camp Pelajar Sidi dan Kamp Pelayanan
Yang tidak kalah pentingnya adalah kegiatan Bible Camp Pelajar Sidi dan Kamp Pelayanan. Dua agenda yang sangat penting dalam membina para remaja dan naposobulung sebelum mereka terjun ke dunia pelayanan di HKBP Semper. Mereka dibagikan mengenai “Arti Keselamatan” dilanjutkan dengan “Arti Pelayanan”, kemudian bagaimana “Karakter Seorang Pelayan” dan “Dinamika Kelompok” untuk bersinergi dalam melayani Tuhan. Sungguh sangat berkesan dalam hati, dan akan terus terpatri apa yang sudah didapatkan pada waktu itu. Semua Firman Tuhan yang dipaparkan sesi demi sesi memberikan bekal yang abadi dan bernilai tinggi dalam mengarungi kehidupan ke depan, bukan hanya pada waktu melayani di gereja HKBP Semper tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah, kampus dan dunia pekerjaan.
h. BULETIN NARHASEM
Yang terakhir tetapi bukan berarti yang paling kecil artinya adalah BULETIN NARHASEM, Buletin kita tercinta ini. Siapakah yang rela mengerjakannya? Remaja dan Naposobulung, bukan? Ya, merekalah yang mengurusinya. Ucapan syukur yang sangat mendalam, karena Buletin ini masih eksis sampai dengan saat ini. Di tengah usianya yang hampir memasuki tahun ke-8, Buletin ini sudah banyak menjadi berkat bagi pembacanya. Sangat besar anugerah Tuhan bagi tim redaksi Buletin ini. Yang tidak kalah pentingnya adalah Tuhan selalu memberikan orang-orang yang rela mengorbankan dirinya untuk menjadi tim redaksi, penulis dan editor dari Buletin ini. Sesuai dengan motto dari Buletin ini “BULETIN NARHASEM FOR THE GLORY OF THE LORD”. Biarlah terus nama Tuhan Yesus ditinggikan, dimuliakan dan diagungkan. Biarlah semakin banyak orang yang mengenal Dia, “Sang Juru Selamat”. Dan semakin banyak orang yang datang kepadaMU untuk melayani.
Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan pelayanan R-NHKBP selain yang saya sharingkan di atas. Kegiatan-kegiatan rutin seperti Kebaktian Bulanan, Koor, Perseketuan Doa Syafaat dll. Semua itu bernilai tinggi. Tetapi karena keterbatasan ruang dan waktu, maka saya hanya menceritakan sebagian saja. Kalau para pembaca, khususnya R-NHKBP ingin mengetahui lebih dalam bisa langsung bergabung ke dalamnya. Segera hubungi pengurus R-NHKBP. Jangan tunggu. Nikmatilah kasih dan kuasaNYA dalam pelayanan yang bernilai tinggi dan kekal. Jangan berkata Anda masih muda, Anda tidak layak. Karena pelayanan adalah anugerahNYA semata.
Pelayanan R-NHKBP Semper sudah banyak memberikan dampak (high-impact) yang mungkin secara kasat mata tidaklah kelihatan. Ya, karena memang pelayanan ini adalah pelayanan rohani. Pelayanan yang dampaknya adalah bagi jiwa/roh seseorang yang membentuk iman percaya kepada Tuhan semakin teguh dan tak tergoyahkan di tengah-tengah dunia ini. Dampak pelayanan itu bukan hanya bagi remaja dan naposobulung itu sendiri, tetapi juga bagi jemaat secara luas. Mungkin ada dari antara pembaca artikel ini merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Puji Tuhan! Saksikanlah itu di tengah-tengah kehidupan Anda dengan terus menjadi pelayannya baik di keluarga maupun pekerjaan dan masyarakat, dimana Anda tinggal. Teruslah berikan dukungan bagi punguan R-NHKBP Semper, melalui dukungan moral, pemikiran dan materi.
2. Mengapa Naposobulung menjadi “Kerdil”
Satu hal yang sudah menjadi persepsi keliru di tengah-tengah jemaat HKBP adalah Naposobulung akan dianggap eksis dan berarti jika setiap minggu aktif mengisi acara dalam Kebaktian Umum berbahasa Batak. Jika Naposobulung tidak mengisi acara Koor, maka Naposobulung dianggap tidak eksis dan lesu. Naposobulung yang bagus adalah jika mereka kelihatan oleh jemaat memiliki anggota Koor yang banyak secara kuantitas. Oh, alangkah kerdilnya pemikiran seperti itu. Pemikiran yang secara tidak langsung telah “mengkerdilkan” peranan dan fungsi R-NHKBP di tengah-tengah jemaat. Bukankah Koor itu hanya sebagian kecil saja dari aktivitas R-NHKBP. Sekali lagi saya pertegas, hanya sebagian kecil saja.
Oleh karena itu, marilah kita coba berfikir yang lebih besar terhadap R-NHKBP. Sudah banyak yang penulis sharingkan di atas, yang memiliki makna mendalam dan sangat bernilai tinggi dan kekal. Marilah kita ubah persepsi kita yang kerdil itu. Bangunlah kembali Remaja dan Naposobulung ini menjadi sebuah punguan yang berkualitas dan besar. Bukan mengedepankan kuantitas dan Koor semata.
3. Eksistensi Pelayanan R-NHKBP adalah Menjadi Garam dan Terang
Paragraf ini ditujukan khusus bagi seluruh rekan-rekan Remaja dan Naposobulung terkasih.
Sebagai penutup dari tulisan singkat ini, penulis ingin kembali mengingatkan bahwa eksistensi punguan R-NHKBP adalah kembali kepada visi yang mulia. Menjadi garam dan terang. Bagi keluarga, jemaat, masyarakat sekitar dan masyarakt luas. Kepakanlah sayapmu jauh lebih luas lagi. Jangan monoton dalam melayaniNya. Jangan berkutat hanya di dalam saja. Berkreasilah lebih tinggi lagi. Berdayakanlah seluruh potensi dan talenta yang ada pada R-NHKBP. Manfaatkanlah waktu yang singkat ini. Paling maksimal hanya 10 tahun rekan-rekan dapat melayani sebagai R-NHKBP. Setelah itu rekan-rekan akan menjadi seorang suami/isteri, bapak/ibu dalam keluarga kecilmu. Bangunlah kembali suatu punguan R-NHKBP dengan visi yang kuat dan konsistenlah dalam menjalani visi tersebut sampai dengan garis akhir. Kiranya Tuhan Yesus Kristus, “Sang Gembala Agung” akan senantiasa memimpin, melindungi dan memberkati rekan-rekan untuk terus maju dan tak lelah melayaniNya. Karena sesungguhnya kepada kita telah diberikan Anugerah KESELAMATAN dan kita semua wajib mengerjakan KESELAMATAN itu sampai MARANATHA. Amin.
(Penulis adalah Maurice Nainggolan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Januari 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar