Senin, 05 Januari 2009

ARTIKEL: KHARISMATIK

Nama dan sebutan "kharismatik" menjadi fenomena bagi kekristenan pada masa kini. Banyak yang mengagumi dan banyak juga yang membenci bahkan memusuhi. Kenapa ini terjadi? Karena banyak dari orang Kristen itu sendiri yang keliru memahami. Jika mendengar nama Kharismatik, banyak orang langsung menghubungkan dengan gereja yang beraliran Pentakosta. Yang lain menyamakannya dengan Kelompok Doa, dan Persekutuan Doa.
Memang istilah Kharismatik yang disebut juga "Pentakosta Baru" menunjuk kepada orang-orang Kristen yang mengaku telah menerima baptisan dan kepenuhan Roh Kudus di dalam dirinya. Hal ini diikuti dengan pengakuan bahwa mereka telah menerima salah satu dari karunia-karunia rohani ('charismata') sebagaimana dinyatakan Paulus dalam 1 Korintus 12-14. Yang paling ditekankan gerakan 'Kharismatik' adalah karunia berbahasa Roh yang sering disebut 'bahasa lidah' (Bahasa Yunani: 'Glossolalia; Bahasa Batak: Hata Sileban) dan juga baptisan Roh.
Tuhan memberikan ragam-ragam karunia rohani (Bahasa Yunani: 'charismata' atau 'gifts' dalam bahasa Inggris) bagi orang percaya. Tujuannya untuk memperlengkapi dan membekali orang-orang percaya dalam misi pelayanan. Karunia itu adalah pemberian atau anugerah yang hanya dimiliki apabila Tuhan berkenan memberikannya. Artinya tidak dapat dipelajari dan diajari oleh orang tertentu termasuk orang yang mengaku dipenuhi oleh Roh Kudus. Juga tidak dapat diminta atau dipaksa diberikan oleh Roh Kudus. Roh Kudus bebas memberikan kepada orang yang berkenan kepada Roh Kudus itu sendiri.

BAHASA ROH
Untuk bisa mengerti bahasa Roh maka kita harus mengerti tentang Roh Kudus. Roh di dalam Perjanjian Lama disebut 'ruakh' (bahasa Ibrani) dan di dalam Perjanjian Baru disebut 'pneuma' (bahasa Yunani). Roh Kudus adalah Allah sendiri. Roh Kudus merupakan Penyataan Allah dalam bentuk ketiga dari Trinitatis. Roh Kudus adalah Pribadi Allah sendiri yang mendiami kehidupan orang percaya. Roh Kudus adalah bagian dari Allah Tritunggal yang tidak bisa dipisah-pisahkan namun harus dibedakan. Roh Kudus disebut juga : Roh Kekekalan, Roh Kebenaran, Roh Kasih Karunia, Roh Pembimbing dan Penghibur. Roh Kudus memberi banyak banyak ragam-ragam karunia rohani bagi orang percaya yang pada akhirnya digunakan untuk menjadi kemuliaan dan kebesaran Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus. Karunia rohani diberikan kepada orang perorang secara pribadi.
Bahasa Roh merupakan salah satu karunia dari berbagai jenis karunia-karunia rohani sebagaimana disebutkan dalam 1 Korintus 12-14. Untuk memudahkan pemahaman kita akan diteliti dari tiga nas yaitu:
1. Markus 16:17 "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa vanq baru bagi mereka ....". Bahasa Baru (Yunani: 'glossais kainas') menunjuk kepada peristiwa Pentakosta yaitu turunnya Roh Kudus atas murid-murid Yesus. Mereka dipenuhi Roh sehingga mampu berbahasa Roh yaitu bahasa yang keluar berdasarkan kehendak Roh Kudus, dan dapat dimengerti oleh berbagai-bagai bangsa dalam bahasa mereka sendiri. Dengan demikian Bahasa Roh adalah bahasa yang harus dimengerti orang lain, dan jika tidak dimengerti orang lain maka bahasa roh demikian 'menyimpang' dari pengajaran Kitab Markus 16:17.
2. Kisah Rasul 2:1-13 Setelah murid-murid dipenuhi Roh Kudus maka mereka dapat berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain (Yunani: lalein heterais glossais) dan direspon serta dimengerti 15 ragam bangsa-bangsa lain dalam bahasa yang mereka gunakan. Artinya bahasa roh atau lalein heterais glossais, harus dimengerti dan dipahami para pendengarnya. Kuasa Roh Kuduslah yang menyebabkan bahasa roh para murid Yesus dimengerti oleh pendengar dari berbagai bahasa dan bangsa lain. Bahasa roh ini juga tidak menetap (permanent) dikuasai seseorang sebab para murid Yesus juga mengalami hal demikian walaupun mereka telah mendapat pencurahan Roh Kudus.
3. 1 Korintus 12 - 14 Di nats inilah yang paling terinci dan jelas tentang bahasa roh. Jemaat Korintus ada yang menganggap "kesanggupan berbahasa roh" dan "karunia penyembuhan" lah yang mempunyai nilai atau kadar jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ragam karunia-karunia roh lainnya. Dan mereka yang memiliki ini akan menghina karunia yang lebih praktis dan bermanfaat seperti "bernubuat" dan "mengajar". Sehingga ada jemaat di Korintus yang menjadi tinggi hati, sombong dan angkuh. Padahal sebenarnya mereka banyak yang terbawa arus emosi atas kehadiran Roh Kudus sehingga melahirkan pernyataan-pernyataan jiwa yang meluap-luap, 'estatic', tidak sadar dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang tidak dimengerti oleh mereka sendiri, demikian juga tidak dipahami oleh para hadirin. Untuk itulah Paulus memperingatkan mereka pada pemakaian yang salah dari karunia ini.
Dari keterangan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa Karunia berbahasa Roh adalah bahasa sehari-hari yang harus dapat dimengerti dan dipahami semua orang yang mendengarnya, yang penuh cinta kasih, damai sejahtera, sopan, tertib, berdisiplin, lembut, mampu menghiburdan membangun iman bagi orang lain. Dan menolak setiap praktek bahasa roh yang membingungkan, yang tidak bisa dipahami atau dimengerti dan yang bertentangan dengan firman Tuhan. Roh Kudus tidak pernah membuat bahasa kita kacau, bahasa yang kacau adalah pekerjaan iblis.

SEJARAH TIMBULNYA GERAKAN KHARISMATIK
Mulai tahun 1350 hingga tahun 1550 Gereja Kristen menghadapi jaman baru yang disebut 'renaisance' (English: 'rebirth') yakni kemajuan yang pesat ilmu pengetahuan, budaya, seni dan filsafat sehingga menggiring manusia kepada "humanisme". Terjadilah masa 'pencerahan' yang puncaknya pada abad 16 hingga abad 19 yang membuat manusia menjadi pusat segalanya bukan Allah dan Alkitab. Ilmu pengetahuan dan kebudayaanlah yang mampu menyelamatkan manusia bukan lagi Allah. Demikian juga ilmu pengetahuan memisahkan diri dari ajaran kekristenan. Manusia menjadi Tuhan yang menentukan diri dan masa depannya. Ratio sangat di agungkan. Gereja semakin lemah termasuk disebabkan terjadinya perang agama dan perselisihan paham di dalam gereja tersebut. Makin lama iman jemaat makin kendor, mundur dan gersang. Kejahatan semakin merajalela. Mental dan moral semakin bobrok. Wibawa gereja dan Firman Tuhan dihiraukan. Kebenaran Alkitab diragukan, Firman Tuhan dipertanyakan sebagai Wahyu Allah, Yesus Kristus disangkal sebagai Allah yang turun dari sorga. Yesus Kristus hanya dipandang sebagai guru moral yang bijak dan patut ditiru.
Namun masih ada orang kristen yang setia pada Tuhan yang menghendaki kepuasan rohani (iman). Mereka inilah di kemudian hari yang menjadi pioner-pioner timbulnya gerakan-gerakan baru di tengah kehidupan bergereja sehingga timbul aliran: Puritanisme, Pietisme, Methodisme, Revivalisme, dan gerakan Pentakotalisme. Gerakan Pentokasta berkembang menjadi Pentakosta Baru atau yang sering disebut dengan aliran Kharismatik.
Masa kelahiran Pentakosta tidak dapat dipastikan dengan tepat karena ada dua pandangan yang berbeda. Namun bisa dikatakan muncul sekitar abad 18 yaitu sekitar tahun 1901 dan 1906. Gerakan ini lahir di Amerika Serikat. Ada 3 periode perkembangan Gerakan Pentakosta yaitu :
1. Masa atau periode Pertama, mencakup waktu antara 1901 sampai dengan 1960. Waktu itu orang-orang Pentakosta mulai mendirikan perkumpulan dan gereja-gereja memisahkan diri dari gereja-gereja yang sudah ada sebelumnya. Inilah yang disebut Pentakosta Lama.
2. Masa atau periode Kedua, mencakup waktu antara tahun 1960-1967, inilah yang disebut masa atau periods Pentakosta Baru. Ciri khas periode ini adalah, orang-orang mulai menyukai ide-ide dan praktek Pentakosta Baru tanpa memisahkan diri atau meninggalkan gereja asalnya. Mereka juga berusaha menerapkan dan melaksanakan ide-ide Pentakosta Baru tersebut di dalam gereja asalnya. Peledakan 'bahasa roh' merambat sampai ke jemaat-jemaat. Untuk membedakan gerakan ini dari Pentakosta Lama, ia biasanya disebut "New Pentakosta" atau Pentakosta Baru atau lebih dikenal dengan sebutan 'Kharismatik' karena sangat menekankan 'kharisma' sebagai tanda kepenuhan roh.
3. Masa atau periode ketiga, mencakup waktu sejak tahun 1967 hingga sekarang. Pada masa ini terjadi ekspansi besar-besaran termasuk ke dalam gereja Roma Katolik yang terkenal dengan ketat dan disiplinnya memelihara tradisi gereja mula-mula. Ekspansi terhadap hidup pemuda dan pemudi, khususnya 'kaum hippies". Salah satu contoh dari ekspansi ini ialah munculnya "Jesus People Movement".

KHARISMATIK MASUK KE INDONESIA
Masuknya aliran Pentakosta Baru atau kharismatik di Indonesia tidak jelas kita ketahui. Boleh jadi sesudah tahun 1960 dimana semangat pembaharuan kerohanian dalam bentuk penghayatan baru dari peristiwa Pentakosta (Turunnya Roh Kudus; Kisah Rasul 2) dan praktek-praktek karunia rohani (seperti: penyembuhan ilahi, peletakan atau penumpangan tangan, bahasa roh atau glossolalia) mulai digemari orang-orang Kristen di Indonesia.
Sama seperti di Amerika, aliran kharismatik lahir di dalam gereja-geraja resmi, anggota jemaat yang menerima 'sentuhan' dan 'jamahan' kharismatis dari Pentakosta mulai membawa pengaruh itu kepada anggota jemaat lain. Demikian seterusnya terjadilah kelompok-kelompok kecil yang sering disebut "Kelompok Doa". Dan ini semakin digemari orang sehingga dengan cepat tersebar kemana-mana. Pada awalnya kelompok-kelompok doa yang beraliran kharismatis ini hanya berupa kegiatan-kegiatan pelayanan firman Tuhan yang bersifat tidak melembaga. Namun pada perkembangannya gerakan ini akhirnya dilembagakan sehingga terbentuklah Yayasan yang berbadan hukum dan akhirnya menjadi Gereja misalnya: Lembaga Persekutuan Doa "I Care" dikembangkan menjadi Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII); Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) dikembangkan menjadi Gereja Pekabaran Injil Indonesia (GPII), kemudian berganti nama lagi menjadi Gereja Missi Injili Indonesia (GMII) dll. Semuanya ini mempunyai hubungan erat dengan Pentakosta Lama, tetapi tidak semuanya beraliran Kharismatik. Dalam perkembangan selanjutnya dalam zaman modern sekarang aliran kharismatik semakin berkembang. Gereja kharismatik muncul dimana-mana misalnya: CCA (Church Christian Assembly), Gereja Betel Kemah Daud, Gereja Betel Mawar Sharon, Gereja Kristen Perjanjian Baru Cahaya Pengharapan dan sekarang Tiberias.

CIRI KHAS GEREJA KHARISMATIK
Ciri khasnya antara lain
1. Protes terhadap kelengahan Gereja. Mereka memprotes kelengahan gereja untuk melayani warga jemaat dalam perkembangan hidup kerohanian, ibadah yang monoton sehingga banyak yang mengantuk, khotbah pendeta yang tidak memberi jawab terhadap pergumulan jemaat, mereka melihat banyak warga jemaat yang haus akan pelayanan pribadi. Untuk mengisi kekosongan tersebut maka aliran kharismatis tampil dengan meyakinkan. Tentu saja mereka diterima dengan baik oleh setiap yang membutuhkan pelayanan rohani.
2. Menggunakan Sistem Bedah Diri yang cepat. Untuk menampung segala persoalan pergumulan dan tantangan yang dihadapi oleh lapisan warga jemaat, maka gerakan ini dengan cepat dan gencar melakukan pembinaan-pembinaan rohani. Mereka mengembangkan diri dengan membentuk sistim sel-sel yang selanjutnya sel ini membelah diri menjadi sel-sel yang lebih banyak, demikianlah seterusnya.
3. Mengutamakan penghayatan firman Tuhan yang intensif secara pribadi. Untuk mencapai ini mereka tidak menekankan pendidikan teologia yang formal buat para hamba-hamba Tuhan. Bahkan mereka menganut kepercayaan bahwa tafsiran firman Tuhan yang baik dan benar serta diterima dan diakui adalah tafsiran langsung dari Roh Kudus. Itu sebabnya menurut mereka setiap orang yang menerima Roh Kudus berhak berkhotbah dan mengajar atau mempersiapkan orang lain untuk mampu lagi menafsir dan mengkhotbahkan firman Tuhan. Demikian seterusnya.

KEGIATAN-KEGIATAN KHARISMATIK
1. Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR)
2. Kesaksian. Menceritakan kejadian luar biasa dalam hidupnya sehari-hari, misalnya kesembuhan dari penyakit, dapat undian mobil, lepas dari kecelakaan, perubahan dari miskin menjadi kaya, beruntung dalam bisnis. Peristiwa demikian dianggap sebagai "campur tangan" Allah. Kesaksian ini biasanya alat "propaganda" rohani untuk menarik minat orang lain. Memang kenyataan semakin banyak yang berlomba-lomba bersaksi dan mengikuti aliran ini. Bahkan acara menampilkan "kesaksian" menjadi sentral/pusat dalam ibadah.
3. Menggunakan sound sistem yang baik dan canggih, Musik yang diatur sedemikian rupa, dan pemimpin nyanyian yang bersuara merdu yang betul-betul dilatih dan dipersiapkan. Bisa dikatakan sudah profesional. Ini dilakukan untuk menggairahkan ibadah serta semangat rohani yang beribadah.
4. Menggunakan gaya entertaintment. Setiap kegiatan dikemas dengan "gaya dan pola entertaintment" murni. Setiap ibadah dipersiapkan dengan baik sehingga bermutu untuk 'laku dipasarkan'. Mereka kelihatannya sudah mensurvei lebih dahulu apa kebutuhan jemaat. Kemampuan mereka mencari peluang pasar yang layak jual tampaknya menjadi tehnik penginjilan mereka. Maka tak heran jika jemaat berduyun-duyun. Semua dikemas dalam bentuk sukacita dan gembira bahkan bertepuk tangan. Maka tak heran bila di ibadah pemimpin mengundang "Man tepuk tangan untuk Tuhan".

POKOK PENGAJARAN
1. Doa dan kuasa doa. Doa sangat sentral. Doa yang emosional, dengan suara yang semakin tinggi, wajah yang tegang, tangan yang bergerak. Serta juga diikuti oleh jemaat dengan doa masing-masing, atau dengan kata amin atau juga dengan kata Yesussss, atau doa masing-masing sehingga suasana menjadi ribut bahkan ada raungan dan teriakan histeris serta tangisan. Dengan demikian mereka mampu meraup dan mengeruk uang sebanyak-banyaknya dari jemaat yang emosional dan histeris untuk menyewa hotel-hotel atau restoran-restoran ternama, mal-mal untuk tempat beribadah, dan membayar petugas ibadah: pemain musik, song leaders, MC, penyanyi hingga pengkhotbah-pengkhotbah ternama setiap kali ibadah. Juga uang dikumpulkan dari hasil perpuluhan orang-orang kaya dan sukses yang kebetulan terkena "hasil pelayanan" mereka. Mereka mengakui, bahwa kekayaan itu bisa terjadi karena buah doa mereka yang bertalu-talu kepada Tuhan.
2. Bahasa Roh. Di dalam ibadah yang tertata apik, muncullah bahasa roh yang aneh dan asing kedengarannya di telinga seorang warga gereja biasa. Bagi orang awam bahasa roh ini akan terasa menakutkan dan mencekam sehingga bisa mengakibatkan dia keluar. Namun bagi orang yang sudah biasa mengikuti aliran ini, keadaan ini dipandang merupakan suatu tanda bahwa kuasa Roh Kudus sudah tercurah.
3. Baptisan Ulang. Menurut mereka baptisan yang dilakukan Yesus adalah memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam air, sehingga orang Kristen juga harus demikian diselamkan. Orang yang belum dibaptis selam maka akan disebut belum bertobat, belum lahir baru, belum menerima Roh Kudus. Maka setiap yang masuk ke dalam aliran ini diwajibkan baptis ulang yaitu baptis selam.
4. Pertobatan Pribadi. Ini juga sangat ditekankan. Semangat pertobatan pribadi mendorong banyak orang meninggalkan profesinya dan menjadi pekabar injil. Seandainya jika masih tetap di dalam pekerjaannya sehari-hari, mereka harus menampilkan rohani yang sudah dalam keadaan baru. itu sebabnya banyak diantara pengusaha, pebisnis, pejabat, enterpreuner hidupnya sangat rohani, malah lebih rohani dari pejabat formal gereja. Bahkan banyak yang ekstrim, yang mengatakan bahwa orang yang bertobat tidak mungkin lagi merokok, menonton film-film duniawi, tidak mendengar lagu dangdut, lagu Rock n Roll, tidak ke kedai tuak, nite club dan sebagainya. Pokoknya penampilan orang yang bertobat harus rohani, alkitabiah, dan tidak bercampur dengan duniawi.
5. Penompangan Tangan. Dalam setiap pertemuan mereka tidak lupa melakukan penyembuhan dengan penompangan tangan. Orang sakit diundang melalui brosur, atau bahkan dikumpulkan dan diajak untuk di doakan melalui penompangan tangan semua jemaat yang hadir. Jika ada yang sembuh, dan biasanya ada yang mengaku sembuh, maka akan dipublikasikan secara besar-besaran yang memikat hati banyak orang. Yang tidak sembuh, dan biasanya banyak, tidak pernah dipublikasikan bahkan ditutup-tutupi.
6. Penekanan terhadap kuasa dan Pekerjaan Roh Kudus. Kharismatik menonjolkan peranan Roh Kudus. Hamba-hamba Tuhan harus dipenuhi Roh Kudus sehingga menomor duakan bahkan terkadang meniadakan refleksi dan interpretasi Firman Tuhan.

SIKAP GEREJA HKBP TERHADAP GERAKAN KHARISMATIK
Setelah menganalisa semua keterangan di atas maka sikap HKBP terhadap Kharismatik adalah Bersikap Kristis tanpa bermaksud untuk membenci atau menjadikan musuh. Mengapa? Karena Kharismatik harus diakui dan perlu ditiru di dalam beberapa hal yaitu ketekunan mereka berdoa, kepedulian mereka untuk mendekati/melayani jemaat, mempersiapkan ibadah dengan baik. Kita harus akui mereka mempunyai nilai lebih. Namun ada beberapa yang harus kita berikan cacatan kristis yaitu: Pendekatan terhadap agama terlalu simplitis (gampang), penonjolan bahwa hidup sebagai orang Kristen yang sejati adalah hidup yang selalu dibarengi kesuksesan dan keberhasilan, jauh dari penderitaan, padahal penderitaan pasti hadir dalam hidup ini. Baptisan ulang, penompangan tangan untuk kesembuhan, yang terkadang tidak memerlukan pengobatan secara medis, hanya kuasa doa melalui penompangan tangan.
Dalam hal ini, tulisan ini tidak mungkin dapat menjelaskan sedetail mungkin tentang sikap yang harus ditiru dan sikap yang tidak perlu ditiru. Namun dari beberapa informasi di atas, setidak-tidaknya dapat membuka wawasan berpikir kita dan membantu kita untuk memilah mana yang baik yang harus ditiru dan mana yang buruk yang harus dibuang.

Catatan Penulis: Tulisan ini diambil dari beberapa sumber buku dan disarankan untuk membaca buku-buku yang lain yang membicarakan Kharismatik karena tulisan ini tidak dapat memberikan penjelasan sedetail mungkin.

(Penulis adalah Pdt. Palti Hatoguan Panjaitan,tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Juni 2005)

Tidak ada komentar: