Sabtu, 23 Mei 2009

ARTIKEL: PELAYANAN ANAK PENTINGKAH?

Tidak ada seorangpun yang mau mencurahkan seluruh perhatian dan dirinya untuk melakukan suatu hal yang tidak ia ketahui nilai & kepentingannya. Kalau prinsip ini sudah dipegang, kita akan melihat dengan jelas kelemahan-kelemahan yang selama ini menggerogoti pelayanan kita kepada anak-anak, yang Tuhan serahkan kepada kita. Itu alasan utama kita perlu melihat tentang HARGA atau NILAI dari masa kanak-kanak.
Masa kanak-kanak, khususnya dibawah usia 12 tahun, adalah masa keemasan pembentukan kehidupan yang mungkin menjadi wadah dimana Roh Kudus mengalirkan berkat melalui orang ini kepada banyak jiwa. Atau mungkin juga menjadi wadah dimana setan memperalat orang ini untuk merusak satu masyarakat atau bangsa. Itu sebabnya, sebelum berusia 12 tahun, seorang anak memiliki “modal” yang paling penting untuk membentuk kehidupan pribadinya dan untuk mempengaruhi hidup orang-orang lain diluar pribadinya sendiri. Sebelum berusia 12 tahun, masih ada kemungkinan seorang anak dilayani menjadi suatu wadah yang memiliki iman, pengharapan dan kasih secara berlimpah sehingga menjadi berkat bagi orang banyak. Oleh karena itu, masa kanak-kanak merupakan masa yang penting sekali. Kini kita akan melihat mengapa masa kanak-kanak bernilai tinggi.

I. Pentingnya Masa Kanak-Kanak Secara Umum
Hal pertama adalah bahwa anak merupakan generasi penerus manusia. Bila ada sesuatu yang mengancam generasi mendatang, berarti hari depan manusia ikut lenyap. Oleh karena itu, masa kanak-kanak dan eksistensi anak-anak menjamin kelanjutan kehidupan seluruh umat manusia.
Hal kedua, bahwa anak-anak adalah genus atau dasar yang menentukan dalam pembentukan masyarakat kalau anak-anak tidak ada, maka keluarga bukan lagi keluarga, masyarakat bukan lagi masyarakat, gereja bukan lagi gereja, hanya menjadi persekutuan orang dewasa saja. Tetapi yang disebut Gereja adalah orang dari setiap usia boleh datang dan menikmati cinta Tuhan sepanjang masa didalam kehidupan manusia. Jikalau tidak ada anak-anak, negara kehilangan fondasi dan dasar yang paling penting. Anak-anak yang sehat dapat dikatakan modal yang paling penting untuk hari depan negara.
Hal ketiga, anak-anak merupakan hari depan atau prospek gereja. Kondisi anak-anak menentukan masa depan gereja itu. Jika tidak ada anak-anak, hari depan gereja akan menjadi tanda tanya & suram. Dalam studi pertumbuhan gereja ada 3 pola: 1. pertumbuhan gereja melalui keturunan, 2. Pertumbuhan gereja melalui perpindahan, 3. Pertumbuhan gereja melalui penginjilan. Pertumbuhan gereja melalui penginjilan berarti gereja bertumbuh karena menyebarkan injil. Ini pertumbuhan yang paling sehat, yaitu melalui pemberitaan Injil. Hari depan gereja tidak dapat ditentukan sekarang didalam kebaktian orang dewasa, tetapi justru dapat dilihat dari cara mengelola sekolah minggu. Oleh karena itu, Guru sekolah minggu adalah orang-orang yang sedang menyiapkan hari esok.

II. Pentingnya Masa Kanak-Kanak Di Mata Kristus
Allah yang Maha Kuasa itu pernah menjadi anak-anak. Kristus bukan hanya mencintai anak-anak, tetapi Ia sendiri pernah menjadi anak-anak. Ia mengalami proses pergumulan pertumbuhan sebagai anak-anak. Itu sebabnya Ia mengerti segala tangisan & kesulitan anak-anak. Pada waktu Ia melayani, Ia tidak mengatakan: “Anak-anak kecil harus pergi!”, tetapi Ia mengatakan: “Biarlah anak-anak itu datang kepada-Ku”. Ini menunjukkan jiwa yang betul-betul besar & harus menjadi contoh bagi kita yang/akan terjun dalam pelayanan anak, yang mau senantiasa memberikan peluang kepada anak-anak untuk datang kepada Tuhan.
Kristus juga mengambil anak-anak dan menjadikannya kriteria untuk masuk ke dalam kerajaan sorga. Ketika ada yang menanyakan: “Bagaimana aku bisa masuk sorga?”, Kristus menjawab dengan mengambil seorang anak dan berkata: “ Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika engkau tidak bertobat, dan menjadi seperti anak kecil ini, engkau tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Matius 18:3). Ini merupakan kriteria. Ia tidak menjadikan seorang yang sukses dan kaya raya sebagai kriteria. “Tidak! Tuhan Yesus justru diluar dugaan manusia, mengambil seorang anak kecil, dan menjadikan kriteria untuk masuk kedalam kerajaan sorga. Betapa besar cinta-Nya kepada anak-anak.
Yesus Kristus pun pernah berkata kepada Petrus: “Apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” (Yoh 21:15). Petrus menjawab: “Tuhan, Engkau tahu aku mencintai Engkau”, Yesus lalu berkata: ”Gembalakanlah domba-dombaKu”. Bakat memang tidak diberikan kepada setiap orang secara sama, tetapi kita dapat meminta kepada Tuhan & belajar mencintai anak-anak, karena inilah salah satu tanda untuk membuktikan bahwa kita mencintai Tuhan. Yesus pernah berkata: “Jikalau engkau mengasihi Aku, gembalakanlah domba-dombaKu”. Berarti kita harus mengasihi dan juga menggembalakan anak-anak kecil. Bukan orang dewasa saja. Kalau gereja pada hari depan ditentukan oleh anak-anak Sekolah Minggu pada saat sekarang ini, maka kualitas anak-anak yang kita layani akan menentukan kualitas anggota gereja yang akan datang. Pikirkanlah: “Jika engkau mengasihi Aku, gembalakanlah domba-dombaKu.”

III. Pentingnya Anak-Anak Di Dalam Sejarah Kerajaan Allah
Dalam sejarah Alkitab, kita dapat meneladani ibu Musa. Dimana ibu Musa memakai waktu 3–4 thn permulaan hidup Musa untuk menanamkan iman kepercayaan Allah yang sejati, bukan allah orang Mesir tetapi Allah Abraham, Ishak & Yakub. Dari penanaman iman sejak kecil ini menjadikan Musa memiliki beton iman yang begitu kuat, yang tidak ia sangkal sampai mati.
Dalam sejarah gereja, terbukti bahwa sebagian dari orang-orang yang paling cinta Tuhan adalah orang-orang yang mendapat penanaman iman sejak kecil. Abraham Lincoln, seorang presiden Amerika Serikat yang termashur & salah satu presiden bermoral tinggi mengatakan: “Ajar seorang anak untuk mengenal Kristus. Ajarlah mereka ketika masih berusia 5 th, & mereka akan tahu bagaimana bertobat & beriman kepada Kristus seperti orang dewasa.” Justru mungkin dari anak-anak yang kita layani, nantinya akan muncul orang-orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Jangan kecewa, kering & jangan mau takluk, karena kita sedang berperang dengan setan, untuk merebut jiwa-jiwa bagi Tuhan, untuk menjadi alat-alat Roh Kudus di dalam Kerajaan Allah.

IV. Siapakah Yang Terjun Dalam Pelayanan Anak?
Hampir semua manusia terlibat dalam aktivitas mendidik anak, baik anak sendiri ataupun anak orang lain. Sebuah wadah pelayanan anak yang paling akrab dengan kita adalah Sekolah Minggu. Sebagai pekerja Sekolah Minggu, tujuan utama seorang guru atau pelayan Injil adalah memenangkan jiwa. Semua usaha baik di dalam mempersiapkan pelajaran, perkunjungan atau mengajar hanya merupakan upaya untuk mencapai tujuan yaitu supaya anak-anak yang dilayani boleh mendengar Firman Allah, bertindak menurut Firman itu dan menjadi anak-anak Kristen yang dewasa. Disinilah letak keberhasilan Sekolah Minggu yang sesungguhnya tercapai bila Roh Kudus sedang mengubah kehidupan orang-orang melalui pengajaran Firman Allah.
Allah mementingkan keluarga. Hal itu menekankan perlunya guru-guru Sekolah Minggu bekerja sama dengan para orang tua. Allah sendiri yang menyusun kekeluargaan dan telah menjadikannya sebagai dasar pertumbuhan manusia dan pembaharuan di sepanjang sejarah. Tidak saja Dia memulai peristiwa-peristiwa dunia dengan satu keluarga, tetapi pada waktu Dia berusaha menyelamatkan dunia dari dosa, Dia mengirim Anak-Nya untuk lahir, hidup, dan bertumbuh dalam satu keluarga.
Bersamaan dengan Allah menganggap penting keluarga ini terdapat kenyataan bahwa perangai dan keadaan seseorang pada waktu dewasa telah dibentuk oleh pengaruh kehidupan keluarganya. Secara sadar/tidak sadar orang tua mengajar anak mereka mengenai kelakuan dan sikap-sikap yg mereka harapkan.
Persoalan pelayanan anak di Sekolah Minggu sudah jelas. Jika orang tua tidak pernah berdoa sebelum makan atau tidak membaca Alkitab di rumah atau mengikutsertakan anak mereka dalam ibadat keluarga, bagaimana guru itu dapat meyakinkan anak itu bahwa Alkitab dapat dipercaya atau bahwa doa itu perlu dan bermanfaat? Persoalan ini dapat diatasi pada waktu guru bekerja sesuai dengan hukum-hukum Allah. Yang pertama adalah keluarga sebagai unit dasar organisasi-Nya. Jika Allah menetapkan keluarga sebagai pengaruh yang terutama atas perkembangan anak, maka guru harus berusaha mengadakan hubungan yang erat dengan keluarga anak itu. Hal mempersiapkan pelajaran dan mengajarkannya dengan efektif pada hari Minggu pagi tidaklah cukup. Metode-metode apapun yang digunakan atau kegiatan-kegiatan apapun yang direncanakan, para guru akan mengajar dengan lebih berhasil pada waktu orang tua secara aktif ikut serta dalam perkembangan rohani anak-anak mereka.

V. Gereja Perlu Hubungan Dengan Rumah Anak
Rumah adalah dunia anak yang pertama. Apa yang dilihatnya, dirasanya & didengarnya di sana merupakan permulaan pengalamannya untuk mengerti dunia yang lebih luas di luar rumahnya. Orang tua adalah gurunya yang pertama. Rasa kasih, aman, percaya, hormat & benar mula-mula dipelajarinya dari mereka, begitu juga rasa benci, takut, tidak percaya, tidak hormat & tidak jujur.
Tujuan utama gereja dan rumah tangga Kristen adalah sama, yaitu membimbing tiap anggotanya kepada Allah melalui Yesus Kristus & berkembang di dalam kepribadian Kristen. Yang dimaksud berkembang ialah menyerupai Yesus seperti tercantum dalam Lukas 2:52 “Dan Yesus makin tambah besar dan bertambah hikmatNya dan besarNya & makin dikasihi oleh Allah & manusia”.
Guru Sekolah Minggu harus mempunyai pengetahuan umum mengenai anak melalui orang tua yang mengenal anak mereka masing-masing secara pribadi. Hubungan yang baik antara gereja & rumah sangat penting. Disatu sisi hubungan baik ini sangat menolong guru mengenal anak secara pribadi dalam lingkungannya masing-masing. Di sisi lain sangat membantu orang tua untuk mengetahui apa yang diusahakan gereja bagi anaknya. Bila hubungan ini dapat berjalan dengan baik dapat menolong hubungan antara orang tua–anak & juga menolong guru itu sendiri karena anak yang tentram biasanya lebih menanggapi di dalam kelas.
Alangkah efektifnya ajaran-ajaran Kristen bila gereja & rumah-rumah tangga Kristen menyadari hal ini serta melaksanakannya. Betapa banyaknya waktu, usaha & uang yang diboroskan karena tidak menemukan hal ini. Tapi di atas segalanya alangkah bahagianya gereja bila anggotanya (keluarga Kristen) trampil & dewasa dalam iman. Alangkah bahagianya juga guru-guru Sekolah Minggu mendapat kawan bekerja (keluarga Kristen) yang demikian.
Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Allah kita sangat menantikan pelayan anak yang benar-benar melayani Tuhan & gereja, yg terus berkembang sebagai pribadi, sebagai orang Kristen, sebagai sahabat anak, serta sebagai pembimbing & pemimpin. Mari menjadi pelayan anak, baik dalam lingkungan gereja maupun keluarga. Dengan jalan itulah kita menyerahkan hidup kita kepada Tuhan untuk dipergunakan & dikuatkan olehNya.

(Penulis adalah Monalita Hutabarat, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi September 2004)

1 komentar:

Lasma mengatakan...

ya..bener banget di mulai dari anak2 dan dilanjutkan ke sidi..remaja..naposo..puji TUHAN klo jadi sintua parhalado bahkan pendeta..stujuuu dari akarnya dulu