Selasa, 15 Desember 2009

ARTIKEL: HKBP SEMPER BAGI JIWA MUDA (SEBUAH EVALUASI)

A. PENDAHULUAN
Zaman yang Berubah dengan Cepat
Kita hidup di sebuah dunia yang berubah dengan cepat, dan perubahan yang terjadi saat ini lebih cepat dibandingkan dengan perubahan mana pun yang pernah tercatat dalam sejarah. Setiap aspek dan wilayah kehidupan kita sedang berubah dan kita tidak dapat menghentikannya. Kita bahkan tidak bisa memperlambat atau menundanya.
Indonesia, misalnya. Negara ini sedang mengalami perubahan yang sangat radikal dalam hal berdemokrasi. Sejak digulirkan pada tahun 1998 oleh para tokoh reformasi sampai dengan saat ini, demokrasi di Indonesia mengalami suatu revolusi yang cukup cepat.
Begitu pula dengan teknologi. Dimana-mana kita dapat menjumpai mereka yang sedang “asyik” facebook-an, atau “BB-an” (baca Blackberry). Mulai dari anak kecil sampai dengan orang dewasa, mereka semua adalah penikmat dari perubahan teknologi yang sangat radikal. Komputer jinjing (laptop) bukan lagi menjadi suatu barang yang asing bagi anak-anak saat ini. Teknologi merubah cara kita membuat dokumen, dari cara manual memakai tulisan tangan menjadi tanpa kertas (paperless).

Kondisi Gereja (HKBP)
Ironisya, perubahan zaman yang sangat cepat tersebut sepertinya cenderung membawa angin negatif bagi sebagian besar gereja di Indonesia, khususnya HKBP. Menurut survey yang penulis lakukan di beberapa gereja yang mencakup HKBP, GKI dan GPIB, secara umum kondisi jemaat memiliki kesamaan, yaitu “LESU”. Rata-rata jumlah jemaat yang aktif dalam pelayanan hanya sekitar 3-10% dari jumlah seluruh jemaat. Kemanakah yang 90-97% itu? Mengapa hanya sedikit jemaat saja yang memberikan dirinya untuk melayani Tuhan dan sesama, khususnya di HKBP?
Gejala di atas sebetulnya dapat menggambarkan bagaimana kondisi jemaat pada umumnya, kemunduran. Mereka tidak memiliki visi dan arah hidup, tidak memiliki semangat juang, gampang menyerah terhadap permasalahan, kesenangan menjadi ukuran sukacita (hedonisme) dan malas untuk memulai melakukan segala sesuatu, kecuali untuk kesenangan dirinya.
Kita seharusnya menyadari bahwa teknologi diciptakan bukan untuk kerusakan manusia tetapi kebaikan. Namun demikian jika kita tidak dapat melakukan kebaikan akibat dari teknologi, itu berarti kita tidak siap menyambut dan mengendalikan perubahan zaman tersebut.
Perubahan yang terus menerus bukan hanya sebuah keniscayaan hidup, melainkan juga perlu bagi perkembangan, evolusi dan bagi kesejahteraan kita secara umum. Tanpa “perubahan” tidak akan ada pergerakan atau pertumbuhan, baik secara personal maupun gereja. Kemonotonan yang berlebihan akan menimbulkan stagnasi.

B. RESPON TERHADAP PERUBAHAN ZAMAN
Visi yang Kuat
Gereja HKBP telah berumur 148 tahun. Kita bersyukur pada Tuhan bahwa gereja HKBP telah dipakai-NYA untuk membawa jiwa mengenal KRISTUS dan bersaksi bagi KRISTUS.
Rasa terima kasih dan penghargaan tertinggi patut kita berikan kepada Ompui Pdt. DR. Ingwer Ludwig Nommensen yang memiliki visi dan cita-cita yang kuat bagi bangsa batak. Pada saat pertama kali ke tanah batak, beliau barulah berusia 28 tahun. Seorang pemuda yang sangat berani dan teguh pada visinya untuk memenangkan bangsa batak dari kesesatan. Ditengah sifat orang batak dan sifat permusuhan raja-raja batak, beliau tetap teguh tidak tergoyahkan untuk melayani mereka.
Dalam sepucuk surat yang dikirimkannya ke Barmen, dia berbicara tentang suatu penglihatan yang dia perolah tentang hari depan masyarakat yang dilayani ini:
"Dalam roh saya melihat dimana-mana jemaat-jemaat Kristen, sekolah-sekolah dan gereja-gereja kelompok orang Batak tua dan muda yang berjalan ke gereja-gereja ini. Di setiap penjuru saya mendengar bunyi lonceng gereja yang memanggil orang-orang beriman datang ke rumah Alah. Saya melihat dimana-mana sawah-sawah dan kebun-kebun yang telah diusahakan, padang-padang penggembalaan dan hutan-hutan yang hijau, kampung-kampung dan kediaman-kediaman yang teratur disalamnya terdapat keturunan-keturunan yang berpakaian pantas. Selanjutnya, saya melihat pendeta-pendeta dan guru-guru orang pribumi Sumatera berdiri di panggung-panggung dan di atas mimbar-mimbar, menunjukkan cara hidup Kristen kepada yang muda maupun yang tua. Anda mengatakan bahwa saya seorang pemimpi, tetapi saya berkata : tidak, saya tidak. Saya tidak bermimpi. Iman saya melihat ini semua; hal ini akan terjadi, karena seluruh kerajaan akan menjadi milikNya dan setiap lidah akan mengetahuibahwa Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa. Karena itu, saya merasa gembira, walaupun rakyat mungkin menentang firman Allah, yang mereka lakukan tepat seperti mudahnya mereka mencegah firman Allah dari hati mereka. Suatu aliran berkat pastilah akan mengalir atas mereka. Hari sudah mulai terbit. Segera cahaya terang akan menembus, kemudian Matahari Kebenaran dalam segala kemulianNya akan bersinar atas seluruh tepi-langit tanah Batak dari Selatan bahkan sampai ke pantai-pantai Laut Toba"
Visi yang kuat telah membimbing dan meneguhkan Ompui untuk menjadi terang bagi bangsa batak.

Visi & Misi HKBP
Di dalam visi HKBP dituliskan bahwa HKBP berkembang menjadi gereja yang inklusif, dialogis dan terbuka, serta mampu dan bertenaga mengembangkan kehidupan yang bermutu di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, bersama-sama dengan semua orang di dalam masyarakat global, terutama masyarakat Kristen, demi kemuliaan Allah Bapa yang mahakuasa.
Dan di dalam misinya, HKBP berusaha meningkatkan mutu segenap warga masyarakat, terutama warga HKBP, melalui pelayanan-pelayanan gereja yang bermutu agar mampu malaksanakan amanat Tuhan Yesus dalam segenap perilaku kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, maupun kehidupan bersama segenap masyarakat manusia di tingkat lokal dan nasional, di tingkat regional dan global dalam menghadapi tantangan Abad-21.
Menurut penulis, visi dan misi HKBP telah relevan dan mengikuti perubahan zaman, bersifat inklusif, dialogis dan terbuka. Namun sejauh apakah implementasi visi tersebut bagi para jemaat?

Keefektifan Sentralisasi Kebijakan
Kebijakan HKBP yang menganut metode sentralisasi. Gereja HKBP adalah gereja yang besar yang memiliki struktur organisasi yang cukup luas dan bertingkat. Dalam mengambil suatu keputusan strategik, seorang Pimpinan Jemaat harus melalui Rapat Jemaat, kemudian disetujui oleh Pendeta Ressort melalui Rapat Ressort, kemudian disetujui oleh Praeses ditingkat Distrik, lalu disetujui oleh Ephorus ditingkat Pusat. Oleh sebab itu, kebesaran HKBP dalam hal ini, justru menurut penulis menjadi sesuatu yang memperlambat implementasi visi tersebut.
Diperlukan suatu improvisasi atau modifikasi yang dilakukan secara desentralisasi untuk mencapai tujuan. Sudah barang tentu, improvisasi atau modifikasi tersebut tetap sesuai dengan Firman Tuhan yang terinterpretasi dalam Konfesi, RPP dan Aturan/Peraturan HKBP.
Untuk dapat melakukan improvisasi atau modifikasi dibutuhkan sumber daya yang memadai, terampil dan energik. Tidak lain dan tidak bukan PEMUDA adalah aktor yang paling tepat untuk melakukannya. Mengapa Pemuda? Karena Pemuda memiliki skill, semangat, keberanian, dan kecepatan untuk menghadapi tantangan zaman ini. Contoh yang paling konkrit adalah Ompui Nommensen, yang memulai misinya pada umur 28 tahun. Lalu kita bisa menemukan tokoh di Alkitab yang masih muda pada saat dipakai Tuhan, seperti Raja Daud, Nabi Daniel, Yosua, Timotius dll.
Salah satu kebijakan yang kontraproduktif terhadap visi dan misi HKBP adalah masa jabatan sintua yang sama seperti usia pensiun seorang guru (+/- 60 tahun). Katakanlah seorang sintua rata-rata terpilih pada umur 35-40 tahun, berarti sintua tersebut memiliki masa pengabdian 20-25 tahun. Artinya untuk mengganti seorang sintua diperlukan waktu begitu panjang, padahal belum tentu seorang sintua dapat terus-menerus secara maksimal dalam melayani.
Menurut penulis, sintua itu sebaiknya menjabat 4 tahun dan dapat diperpanjang 1 kali, atau dengan kata lain selama-lamanya 8 tahun. Hal ini juga dapat memberikan kesempatan kepada jemaat yang lain untuk dapat aktif melayani dalam gereja, sesuai dengan misinya yaitu meningkatkan mutu segenap masyarakat, khususnya warga HKBP. Jika jemaat dilibatkan secara aktif, maka gereja juga akan semakin berkembang dan bertumbuh.

C. KEBIJAKAN HKBP SEMPER
Gereja HKBP Semper telah berusia 35 tahun. Sebuah usia yang relatif matang bagi seorang manusia. Matang dalam mengambil keputusan san kebijakan yang berguna bagi para jemaat lokal. Jika memang diperlukan, maka gereja HKBP Semper juga harus berani mengambil tindakan out the box, dalam arti keluar dari zona nyaman dan berusaha membuat suatu improvisasi/modifikasi namun tetap sesuai dengan kaidah yang ada. Ompui Nommensen juga telah melakukannya, meskipun beliau mendapat tantangan dari lembaga zending di Barmen pada waktu itu, namun dia tetap berpegang teguh pada visinya.
Oleh karena itu, diperlukan peranan pemuda dalam mengaplikasikan sesuatu yang inklusif, dialogis dan terbuka sebagai peran sentral untuk melakukan perubahan tersebut. Buatlah suatu terobosan dengan melakukan perekrutan pelayan-pelayan muda (baik sebagai sintua/aktivis) yang memenuhi kualifikasi tertentu yang telah ditetapkan. Kualifikasi dapat ditetapkan melalui Rapat Pimpinan Jemaat dengan para atributnya, Dewan-Dewan dan Seksi.
Sudah banyak gereja yang menjadikan Pemuda sebagai motor sentral dalam pelayanan mereka. Dengan jiwa pemuda yang penuh kreativitas dan inovasi, gereja akan semakin hidup dan dinamis, mengikuti perkembangan zaman yang cepat. Bukan berarti para tua-tua, tidak lagi memiliki fungsi utama. Tetap mereka memiliki fungsi, namun lebih kepada mengawasi dan mengayomi.

D. SELAMAT ULANG TAHUN HKBP SEMPER
Biarlah di hari Ulang Tahun yang ke-35 ini, HKBP Semper dapat bercermin dan mengevaluasi diri, sudah sejauh manakah gereja kita yang tercinta ini dapat mengimplementasikan visi dan misi HKBP, khususnya yang telah diletakkan dengan baik oleh Ompui Nommensen, sesuai dengan Amanat Agung Tuhan Yesus, menjadikan seluruh bangsa murid-KU, membaptis mereka dan mengajarkan mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah Tuhan perintahkan.
Bagi para Pemuda, gereja memanggil kita untuk berkarya di zaman ini. Milikilah keberanian, skill, integritas dan tampilah dalam setiap lini. Janganlah kita terlena, lakukanlah sesuatu untuk sesama! Jangan pernah berkata masalah pribadi saya saja belum beres, bagaimana bisa berbuat untuk sesama? Ini sebuah prinsip yang benar-benar keliru. Ingatlah bahwa kita diciptakan Tuhan untuk perbuatan baik kepada sesama. Dengan kita memikirkan dan mendoakan pergumulan orang lain maka kita pun akan merubah mind set kita dari self oriented kepada people oriented. People orinted timbul dari God oriented. Pada waktu kita mendoakan dan menggumulkan orang lain, keajaiban kasih Tuhan akan nyata dalam kehidupan kita, yaitu DIA akan membuka jalan terhadap semua permasalahan hidup kita. Jika kita ingin menjadi besar, mulailah memikirkan orang lain dari hal-hal yang paling kecil. Bangkitlah, dan menjadi berkat bagi orang lain. Kenakanlah segenap perlengkapan senjata Allah dan berperanglah.

SELAMAT ULANG TAHUN HKBP SEMPER KE-35. TUHAN SENANTIASA MELINDUNGI DAN MEMBERKATI KITA. AMIN

(Penulis adalah Maurice G. Nainggolan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Desember 2009)

Tidak ada komentar: