Jumat, 30 April 2010

ARTIKEL: HIDUP BAGI KRISTUS SEBAGAI RESPON KEBANGKITAN KRISTUS

“Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan dibangkitkan untuk mereka...” II Korintus 5:15

Kebangkitan Kristus atau yang lebih dikenal dengan perayaan paska adalah perayaan gereja yang telah mensejarah dalam rentang masa kekristenan. Entah sudah berapa kali masing-masing kita melewati momen peringatan kebangkitan Kristus? Dengan seberapa kali kita melewati peringatan paska itu, apakah kita telah tahu maknanya atau lebih lagi memahami maknanya secara utuh? Dan adakah daya pengaruh makna paska tersebut dalam hidup kita masing-masing? Pertanyaan ini seharusnya tidak henti-hentinya menyapa pikiran kita setiap kali hadirnya momen peringatan kebangkitan Kristus, bahkan lebih lagi, seharusnya menyapa setiap waktu dalam kehidupan kita sebagai orang percaya.
Apa sih makna paska itu? Secara singkat, menurut Ensiklopedi Masa Kini, Kata paska berasal dari bahasa Ibrani pesakh, berasal dari kata kerja yang artinya ‘melewatkan’ dengan makna ‘menyelamatkan’ (Kel 12:13, 27 dst). Pada waktu masa bangsa Israel di tanah Mesir, Tuhan melewati rumah-rumah orang Israel yang sudah berlabur darah dan membunuh anak sulung orang-orang Mesir. Nyawa anak sulung bangsa Israel selamat karena Tuhan telah melewatkan dan menyelamatkan mereka dari maut. Saat ini, paska adalah kebangkitan kristus, Ia menang atas belenggu dosa dan maut. Kristus mati untuk semua orang, semua orang dari segala bangsa yang percaya kepadanya dosanya hapus karena Kristus telah menggantikan hukuman yang seharusnya ditimpakan kepada manusia. Kebangkitan-Nya membuat manusia yang dahulu mati karena dosa hidup kembali. Tentu kematian bukan dengan maksud kematian jasmani, tetapi kematian rohani. Dengan kebangkitan Kristus, manusia tidak lagi menjadi seteru Allah, melainkan manusia menjadi sahabat bahkan menjadi anak-anak Allah. Siapa sih yang tidak bahagia menjadi anak-anak Allah jikalau ia mengenal siapa Allah itu sebenarnya? Apakah kita mengenal Allah sehingga kita bangga menjadi anak-anak Allah? Semoga kita mengenal-Nya.
Lalu, bagaimana respon hidup orang percaya terhadap kebangkitan Kristus? Alkitab secara jelas menceritakan bahwa kebangkitan Kristus memiliki efek luar biasa terhadap orang-orang percaya. Kebangkitan Kristus telah mengubah hidup para murid Kristus sebelum dan sesudah kebangkitan. Sebelum melihat kebangkitan, mereka lari, menyangkali Kristus sebagai Gurunya. Mereka berkumpul dan bersembunyi dalam ketakutan dan kebingungan. Setelah kebangkitan Kristus, mereka diubah dari ketakutan menjadi anak-anak Allah yang berani dan percaya diri. Berani artinya tidak ada kegentaran sama sekali dengan resiko yang timbul akibat pemberitaan injil. Percaya diri adalah memiliki keyakinan penuh bagwa kebangkitan Kristus adalah benar terjadi, walaupun kadang rasio manusia tidak mampu menerima fakta adanya orang mati yang dapat bangkit dari kubur. Dengan penuh kuasa dan berkobar-kobar, para murid Kristus taat memberitakan kabar kesukaan ini dari Yerusalem sampai ke ujung bumi. Bahkan mereka bersedia mati martir karena memberitakan injil. Mereka tidak takut mati karena kematian bukanlah kekalahan, kematian bukanlah akhir dari hidup melainkan kematian dalam Kristus adalah suatu ‘keuntungan’ karena hidup kekal bersama Allah. Demikianlah, kebangkitan Kristus telah mengubah hidup orang percaya dari pandangan serta cara hidup yang lama menjadi hidup yang penuh keberanian dan percaya diri. Demikianlah pula tujuan hidupnya, manusia yang sebelumnya memiliki tujuan hidup yang melawan Allah, berubah drastis menjadi manusia yang hidup untuk Allah, segala aspek hidupnya adalah alat untuk menegakkan kebaikan dan kebenaran sesuai firman Allah.
Bagaimana sekarang respon kita atas kebangkitan Kristus? Apakah kita sekadar memperingati kebangkitan Kristus karena untuk menjaga nilai historis belaka, atau kita memperingati kebangkitan Kristus karena kebangkitan Kristus telah mengubah hidup kita menjadi hidup bagi Allah? Hidup bagi Allah adalah hidup yang berkemenangan. Hidup yang berkemenangan artinya hidup yang terus mencari dan melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Kemenangan tidak dapat dipandang sebagai suatu kemenangan duniawi melainkan kemenangan Tuhan dalam kehidupan kita. Firman dan kehendak Tuhan teraplikasi dalam hidup kita walaupun tantangan, godaan dan hambatan selalu berusaha menggagalkan aplikasi Firman dan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Beberapa kemenangan yang penulis bahas adalah sebagai berikut:
- Menang atas dosa. Dosa tidak akan membuat kita terpuruk, melainkan kita mampu melawan dosa dan mengalahkan dosa. Melawan dosa bukan dengan cara mencoba berbuat dosa dengan harapan dan keyakinan akan mampu keluar dari dosa, melainkan menjauhi dosa. Bagi kita yang terjerat perbuatan dosa, dosa harus ditinggalkan dan dilakalahkan. Tentu melawan dan mengalahkan dosa bukan dengan kekuatan sendiri, melainkan dengan pertolongan kekuatan Allah. Seberat apapun dosa kita, jikalau kita yakin dan percaya kepada Tuhan, kita pasti akan menang dari dosa.
- Menang atas kesulitan hidup. Apapun status kita, profesi kita dan kondisi hidup sulit yang sedang menghinggapi kita tidak membuat kita patah semangat dan mempertanyakan kasih dan Firman Allah, melainkan kesulitan hidup adalah tetap sebagai bagian sukacita menjalani hidup bersama Allah. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi jikalau kita hidup bersama Allah karena Tuhanlah Penyelemat, Penolong dan Penyerta hidup kita.
- Menang atas nafsu dan keegoan sendiri. Paska adalah momentum kasih dan berbagi. Seperti Kristus yang menyerahkan nyawanya demi kita orang berdosa, demikianlah kita harus berespon untuk berbagi sukacita dengan sesama –siapapun sesama itu-. Berbagi tidak hanya diartikan dalam aspek materi, tetapi juga berbagi sukacita, saling menguatkan dan menghibur, saling mendoakan dan saling melayani. Dengan paska juga, kita tidak boleh lagi menghalalkan segala cara demi tujuan egois kita. Tujuan hidup kita adalah tujuan Allah. Tujuan Allah tentu bukan untuk diri Allah melainkan untuk kebahagiaan dan keselamatan manusia.
Semoga hidup bagi Kristus menjadi pilihan kita dalam merayakan paska. Selamat Paska.

(Penulis adalah Benny Manurung, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi April 2010)

Tidak ada komentar: