Pendahuluan
Di dalam perkembangan jaman sekarang ini, semakin kita sadari bahwa pendidikan sangatlah memegang peranan dalam mengembangkan diri, baik itu pendidikan formal maupun informal. Pendidikan dapat menjadi modal bagi seseorang untuk meraih cita-cita. Pendidikan yang seutuhnya dapat kita peroleh selagi kita duduk di bangku sekolah. Kemampuan hard skill dan soft skill dapat kita peroleh melalui berbagai mata pelajaran di sekolah. Lalu adakah keterkaitan antara pendidikan yang kita terima dengan pekerjaan yang akan kita dapatkan? Tentu ada dan sangat erat kaitan antara keduanya. Berikut akan kita lihat bersama-sama terlebih dahulu peran sekolah dan langkah dalam memasuki dunia kerja.
Peran Pendidikan Sekolah
“makin tinggi sekolahnya makin tinggi tingkat penguasaan ilmunya sehingga dipandang memiliki status yang tinggi di masyarakat”, demikian pernyataan ahli sosial mengenai peran pendidikan. Pada prinsipnya pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan status seseorang. Dari 3 (tiga) jalur pendidikan mulai dari informal, formal dan non formal, yang lebih menjanjikan adalah, jalur non formal dan formal. Hal ini ditandai dengan adanya orang mendapatkan pekerjaan selain keahlian juga secara formal memiliki ijasah/sertifikat tertentu.
Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan statusnya. Memperhatikan salah satu fungsi pendidikan adalah proses seleksi terjadi di segala bidang kehidupan baik di sekolah maupun di tempat-tempat kerja. Untuk masuk sekolah terjadi seleksi antara semua calon. Maksud seleksi tentu untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dalam mencari pekerjaan atau untuk memangku suatu jabatan diperlukan juga seleksi tujuannya untuk memperoleh penghargaan dan dapat meningkatkan tenaga kerja yang cakap dan trampil sesuai dengan jabatan yang akan dipangkunya. Sekolah juga sebagai lembaga yang berfungsi melatih dan mengembangkan tenaga kerja. Sekolah mengajarkan bagaimana bertanggung jawab terhadap tugas, disiplin sesuai aturan-aturan yang telah ditetapkan. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan dan mengembangkan dirinya sehingga status sosialnya berubah. Menurut Syuhada (1988:126-131) Kebutuhan masyarakat akan pendidikan sangat penting sehingga dalam mengembangkan pendidikan perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat
Dewasa ini semakin dirasakan bahwa pendidikan belum menjawab kebutuhan masyarakat, sebab upaya-upaya pendidikan belum terkait secara nyata dengan lapangan kerja dalam masyarakat. Para pelajar, mahasiswa memasuki sekolah dan perguruan tinggi tanpa pemahaman yang jelas. Kebanyakan karena ikut-ikutan teman juga keinginan orang tua. Dampak negatif dari kesenjangan itu, banyak tamatan sekolah dan perguruan tinggi yang terpaksa menganggur atau memasuki lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Seharusnya diusahakan pendidikan itu dikembangkan ke arah pemenuhan kebutuhan masyarakat. Barangkali pernah mendengar konsep link and match yang dikembangkan dalam sekolah- sekolah kejuruan di mana diharapkan para lulusannya dapat langsung diserap dalam dunia kerja. Sebenarnya ide ini didasarkan kepada pentingnya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Panduan pendidikan dan latihan
Sebagian masyarakat telah menyadari masih adanya kekurangan dari pendidikan formal di sekolah. Untuk melengkapi kekurangan-kekurangan tersebut perlu ada kegiatan pendidikan dan latihan di masyarakat. Sekarang ini memang sudah banyak pusat-pusat pendidikan dan latihan akan tetapi output-nya juga mengalami kondisi seperti dalam pendidikan formal. Mengapa keadaan seperti ini terjadi? Hal tersebut terjadi sebab peserta pendidikan dan latihan tidak memahami kegiatan-kegiatan yang diikuti. Akibatnya begitu selesai mengikuti kegiatan tidak bisa langsung siap bekerja. Kondisi seperti ini menimbulkan kekecewaan dalam masyarakat. Kekecewaan seperti itu dapat dihindari sekurang-kurangnya apabila pihak yang berkompeten baik pemerintah maupun swasta secara terbuka memberikan informasi yang jelas tentang lembaga-lembaga pendidikan dan latihan yang diselenggarakan kepada masyarakat luas baik lewat media massa maupun lembaga-pendidikan di bawahnya.
Memasuki Dunia Kerja
Setiap orang tentunya ingin mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai dengan yang diinginkan. Namun banyak pencari kerja yang tidak mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja yang amat berbeda dengan sewaktu mereka di bangku sekolah atau kuliah. Hal ini mengakibatkan pencari kerja tidak tahu apa yang seharusnya mereka lakukan pada saat berkompetisi untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Bahkan, pada saat mereka telah lulus pun juga belum mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Agar sukses memasuki dunia kerja kita harus mempersiapkan terlebih dahulu apa-apa yang mesti mereka persiapkan.
Pertama-tama kita harus tahu pekerjaaan apa yang kita inginkan. Hal inilah yang harus kita pikirkan jauh-jauh hari bahkan ketika kita masih di bangku kuliah/ sekolah agar kita dapat menata langkah-langkah berikutnya untuk mencapai hal tersebut. Cita-cita yang kita miliki itu disesuaikan dengan kemampuan kita, baik daya intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ), maupun kemampuan ekonomi dan kemampuan- kemampuan lain yang mendukung cita-cita tersebut. Jika kemampuan atau persyaratan itu belum kita miliki, kita dapat menginstropeksi diri mampukah kita meraih kemampuan/ persyaratan itu? Jika mampu, maka kita dapat melanjutkan usaha kita untuk menggapai cita-cita tersebut.
Tidak mustahil bahwa dalam perjalanannya kita mungkin mengubah cita-cita kita karena sesuatu hal. Jika kita ingin mengubah cita-cita tersebut, maka kita harus teliti dengan seksama apakah cita-cita baru tersebut lebih memungkinkan kita raih? Cukupkah kemampuan kita? Apakah masih punya waktu untuk mempersiapkannya? Perubahan cita-cita juga dapat kita lakukan jika ketika kita hendak meraih cita-cita tersebut, ternyata terdapat hal utama yang tidak pernah kita pikirkan yang tidak dapat kita penuhi. Dalam menentukan cita-cita, kita juga harus mempertimbangkan pasar kerja mana yang amat dibutuhkan oleh masyarakat. Adalah wajar jika sekarang ini banyak calon mahasiswa berbondong-bondong menjadi guru karena lapang kerjanya dibuka lebar-lebar oleh pemerintah serta jaminan hidup yang tampaknya lebih baik dengan adanya Undang-undang Guru dan Dosen.
Jika kita ingin menjadi seorang dokter yang handal misalnya, maka sejak kelas satu SMU harus mempersiapkan diri untuk dapat bersaing dengan calon mahasiswa lainnya untuk memasuki fakultas kedokteran. Langkah ini dilakukan karena kita tahu bahwa untuk masuk fakultas kedokteran itu harus bersaing dengan calon-calon mahasiswa yang notabene rata-rata sangat pintar. Persiapan-persiapan yang harus dilakukan misalnya harus mampu masuk SMU bidang IPA dengan nilai tinggi. Kemudian kita harus belajar tekun bukan saja untuk mendapatkan nilai yang tinggi tetapi juga harus menguasai sebagian besar ilmu agar mampu lulus ujian dengan nilai yang tinggi dan lolos SPMB. Juga, kita harus menyiapkan dana yang memadai karena kita tahu bahwa kuliah di Fakultas Kedokteran biayanya cukup mahal. Setelah kita berhasil lolos ujian seleksi, perjuangan yang lebih berat tentu sudah menunggu. Di Fakultas Kedokteran pun kita harus membuat rencana yang tepat. Ini berkaitan dengan rencana IPK, lama studi, penguasaan ilmu, dan lain-lain yang diinginkan oleh kita sendiri. Pada saat kuliah ini kita membuat langkah ingin menjadi dokter yang bagaimana. Ingin jadi dokter spesialis apa? Jika kita sudah menentukan, maka kita harus mempersiapkan langkah-langkah apa yang harus kita lakukan agar cita- cita kita menjadi sukses. Dan masih banyak lagi usaha yang bisa kita lakukan selagi kita bersekolah untuk menggapai cita-cita tersebut.
Setelah langkah-langkah untuk mencapai cita-cita itu telah kita tetapkan, maka kita harus mempersiapkan hal-hal tertentu untuk memenuhi persyaratan yang ada. Jika kita setelah lulus ingin jadi pegawai, kita harus mempersiapkan hal-hal yang menjadi persyaratannya. Dari persiapan metal, persiapan untuk menghadapi tes-tes baik tes tertulis, tes psikologi, tes wawancara dan lain sebagainya. Demikian pula jika kita ingin menjadi pegawai swasta. Jika kita ingin menjadi pengusaha sukses, kita juga harus melakukan persiapan-persiapan agar menjadi penguasaha yang sukses. Pada kesempatan ini saya ingin membahas persiapan-persiapan yang harus dilakukan jika kita ingin merintis usaha.
Di samping itu, ada banyak elemen kecakapan yang mesti dikuasai oleh setiap kita yang hendak memasuki dunia kerja, namun terdapat tiga modal dasar yang dianggap amat penting untuk dimiliki, antara lain:
1. Karakter atau budi pekerti yang luhur atau integritas moral yang teguh. Inilah elemen yang selalu akan membuat kita mampu berkarya dalam naungan etika kerja yang kuat dan benar. Sebuah elemen paling kritikal dan mesti dirajut dalam setiap langkah kerja kita manakala kita hendak menjadi seorang profesional yang bermartabat.
2. Positive mindset. Inilah elemen yang akan membuat kita selalu memandang diri kita dan lingkungan sekitar dengan kacamata yang positif. Sebuah elemen yang selalu membuat kita optimis dan yakin akan tercapainya sasaran kerja dan tujuan hidup yang telah dirancang. Sebuah etos kerja yang selalu melihat problem sebagai sebuah tantangan yang pasti ada solusinya, dan bukan sebagai media untuk berkeluh kesah. Etos atau mentalitas positive mindset ini pula yang akan membuat kita selalu bisa merajut kegigihan dan ketekunan dalam berusaha, dan kita tahu, kegigihan merupakan elemen kunci dalam menggapai setiap kesuksesan.
3. Learning spirit atau semangat untuk terus mau belajar. Di tengah dinamika perubahan iklim usaha yang terus berkembang dan tantangan pekerjaan yang makin kompleks, kita dengan mudah bisa tersingkir jika kita enggan menebar benih untuk terus mau belajar mengembangkan diri. Bersikap terbuka, selalu memelihara constructive curiosity, serta rajin mengambil ilmu dari beragam sumber adalah elemen-elemen yang akan membuat kita terus bisa mengasah learning skill kita.
Penutup
Ketiga elemen kecakapan yang disebutkan di atas seharusnya sudah kita miliki dalam masa kita belajar di sekolah, bukan hanya saat memasuki dunia kerja. Hal itu akan membantu kita di saat memasuki dunia kerja tidak lagi memiliki hambatan untuk memiliki kecakapan tersebut. Kecakapan tersebut akan memicu kita untuk berusaha sebaik mungkin dalam menggapai cita-cita. Lebih dari itu, semua usaha kita haruslah dilandasi iman bahwa kesempatan untuk memperoleh pendidikan adalah anugerah Tuhan semata sehingga kita memiliki motivasi yang benar dalam belajar yaitu semata-mata untuk menyenangkan hati Tuhan, membuat bangga orang tua, teman-teman, dan berguna bagi masyarakat. Tuhan menganugerahkan pendidikan ini untuk mempersiapkan kita menjadi pribadi yang siap Dia utus untuk berkarya dalam dunia kerja. Tidak ada yang sia-sia dalam masa pendidikan kita di sekolah. Semua Tuhan ijinkan terjadi untuk kebaikan kita di masa mendatang.
Mungkin banyak yang berpikir bahwa ada perbedaan status yang disandang saat bersekolah dengan saat bekerja. Sebenarnya, tidak perbedaan signifikan dalam pribadi seseorang tersebut karena yang berubah hanyalah status pelajar menjadi pekerja. Baik pelajar ataupun pekerja harus memiliki integritas dan karakter yang kuat yang mencerminkan anak-anak Tuhan. Di mana pun Tuhan menempatkan kita dalam dunia kerja, kita harus siap untuk memberikan yang terbaik dan berkarya bagi-Nya, seperti nabi Yesaya yang siap untuk Tuhan utus (Yes. 6 : 8). Perubahan pola hidup, status, maupun kebiasaan hendaknya tidak mengubah prinsip kita dalam beriman di saat kita bekerja. Kiranya Tuhan yang selalu melengkapi kita dengan hati yang bijak dan penuh hikmat dalam menjalani semua tanggung jawab kita. Tuhan yesus memberkati pelayanan kita bersama di manapun kita.
(Penulis adalah Leonardo Sitompul, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi April 2011)
Di dalam perkembangan jaman sekarang ini, semakin kita sadari bahwa pendidikan sangatlah memegang peranan dalam mengembangkan diri, baik itu pendidikan formal maupun informal. Pendidikan dapat menjadi modal bagi seseorang untuk meraih cita-cita. Pendidikan yang seutuhnya dapat kita peroleh selagi kita duduk di bangku sekolah. Kemampuan hard skill dan soft skill dapat kita peroleh melalui berbagai mata pelajaran di sekolah. Lalu adakah keterkaitan antara pendidikan yang kita terima dengan pekerjaan yang akan kita dapatkan? Tentu ada dan sangat erat kaitan antara keduanya. Berikut akan kita lihat bersama-sama terlebih dahulu peran sekolah dan langkah dalam memasuki dunia kerja.
Peran Pendidikan Sekolah
“makin tinggi sekolahnya makin tinggi tingkat penguasaan ilmunya sehingga dipandang memiliki status yang tinggi di masyarakat”, demikian pernyataan ahli sosial mengenai peran pendidikan. Pada prinsipnya pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan status seseorang. Dari 3 (tiga) jalur pendidikan mulai dari informal, formal dan non formal, yang lebih menjanjikan adalah, jalur non formal dan formal. Hal ini ditandai dengan adanya orang mendapatkan pekerjaan selain keahlian juga secara formal memiliki ijasah/sertifikat tertentu.
Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan statusnya. Memperhatikan salah satu fungsi pendidikan adalah proses seleksi terjadi di segala bidang kehidupan baik di sekolah maupun di tempat-tempat kerja. Untuk masuk sekolah terjadi seleksi antara semua calon. Maksud seleksi tentu untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dalam mencari pekerjaan atau untuk memangku suatu jabatan diperlukan juga seleksi tujuannya untuk memperoleh penghargaan dan dapat meningkatkan tenaga kerja yang cakap dan trampil sesuai dengan jabatan yang akan dipangkunya. Sekolah juga sebagai lembaga yang berfungsi melatih dan mengembangkan tenaga kerja. Sekolah mengajarkan bagaimana bertanggung jawab terhadap tugas, disiplin sesuai aturan-aturan yang telah ditetapkan. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan dan mengembangkan dirinya sehingga status sosialnya berubah. Menurut Syuhada (1988:126-131) Kebutuhan masyarakat akan pendidikan sangat penting sehingga dalam mengembangkan pendidikan perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat
Dewasa ini semakin dirasakan bahwa pendidikan belum menjawab kebutuhan masyarakat, sebab upaya-upaya pendidikan belum terkait secara nyata dengan lapangan kerja dalam masyarakat. Para pelajar, mahasiswa memasuki sekolah dan perguruan tinggi tanpa pemahaman yang jelas. Kebanyakan karena ikut-ikutan teman juga keinginan orang tua. Dampak negatif dari kesenjangan itu, banyak tamatan sekolah dan perguruan tinggi yang terpaksa menganggur atau memasuki lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Seharusnya diusahakan pendidikan itu dikembangkan ke arah pemenuhan kebutuhan masyarakat. Barangkali pernah mendengar konsep link and match yang dikembangkan dalam sekolah- sekolah kejuruan di mana diharapkan para lulusannya dapat langsung diserap dalam dunia kerja. Sebenarnya ide ini didasarkan kepada pentingnya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Panduan pendidikan dan latihan
Sebagian masyarakat telah menyadari masih adanya kekurangan dari pendidikan formal di sekolah. Untuk melengkapi kekurangan-kekurangan tersebut perlu ada kegiatan pendidikan dan latihan di masyarakat. Sekarang ini memang sudah banyak pusat-pusat pendidikan dan latihan akan tetapi output-nya juga mengalami kondisi seperti dalam pendidikan formal. Mengapa keadaan seperti ini terjadi? Hal tersebut terjadi sebab peserta pendidikan dan latihan tidak memahami kegiatan-kegiatan yang diikuti. Akibatnya begitu selesai mengikuti kegiatan tidak bisa langsung siap bekerja. Kondisi seperti ini menimbulkan kekecewaan dalam masyarakat. Kekecewaan seperti itu dapat dihindari sekurang-kurangnya apabila pihak yang berkompeten baik pemerintah maupun swasta secara terbuka memberikan informasi yang jelas tentang lembaga-lembaga pendidikan dan latihan yang diselenggarakan kepada masyarakat luas baik lewat media massa maupun lembaga-pendidikan di bawahnya.
Memasuki Dunia Kerja
Setiap orang tentunya ingin mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai dengan yang diinginkan. Namun banyak pencari kerja yang tidak mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja yang amat berbeda dengan sewaktu mereka di bangku sekolah atau kuliah. Hal ini mengakibatkan pencari kerja tidak tahu apa yang seharusnya mereka lakukan pada saat berkompetisi untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Bahkan, pada saat mereka telah lulus pun juga belum mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Agar sukses memasuki dunia kerja kita harus mempersiapkan terlebih dahulu apa-apa yang mesti mereka persiapkan.
Pertama-tama kita harus tahu pekerjaaan apa yang kita inginkan. Hal inilah yang harus kita pikirkan jauh-jauh hari bahkan ketika kita masih di bangku kuliah/ sekolah agar kita dapat menata langkah-langkah berikutnya untuk mencapai hal tersebut. Cita-cita yang kita miliki itu disesuaikan dengan kemampuan kita, baik daya intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ), maupun kemampuan ekonomi dan kemampuan- kemampuan lain yang mendukung cita-cita tersebut. Jika kemampuan atau persyaratan itu belum kita miliki, kita dapat menginstropeksi diri mampukah kita meraih kemampuan/ persyaratan itu? Jika mampu, maka kita dapat melanjutkan usaha kita untuk menggapai cita-cita tersebut.
Tidak mustahil bahwa dalam perjalanannya kita mungkin mengubah cita-cita kita karena sesuatu hal. Jika kita ingin mengubah cita-cita tersebut, maka kita harus teliti dengan seksama apakah cita-cita baru tersebut lebih memungkinkan kita raih? Cukupkah kemampuan kita? Apakah masih punya waktu untuk mempersiapkannya? Perubahan cita-cita juga dapat kita lakukan jika ketika kita hendak meraih cita-cita tersebut, ternyata terdapat hal utama yang tidak pernah kita pikirkan yang tidak dapat kita penuhi. Dalam menentukan cita-cita, kita juga harus mempertimbangkan pasar kerja mana yang amat dibutuhkan oleh masyarakat. Adalah wajar jika sekarang ini banyak calon mahasiswa berbondong-bondong menjadi guru karena lapang kerjanya dibuka lebar-lebar oleh pemerintah serta jaminan hidup yang tampaknya lebih baik dengan adanya Undang-undang Guru dan Dosen.
Jika kita ingin menjadi seorang dokter yang handal misalnya, maka sejak kelas satu SMU harus mempersiapkan diri untuk dapat bersaing dengan calon mahasiswa lainnya untuk memasuki fakultas kedokteran. Langkah ini dilakukan karena kita tahu bahwa untuk masuk fakultas kedokteran itu harus bersaing dengan calon-calon mahasiswa yang notabene rata-rata sangat pintar. Persiapan-persiapan yang harus dilakukan misalnya harus mampu masuk SMU bidang IPA dengan nilai tinggi. Kemudian kita harus belajar tekun bukan saja untuk mendapatkan nilai yang tinggi tetapi juga harus menguasai sebagian besar ilmu agar mampu lulus ujian dengan nilai yang tinggi dan lolos SPMB. Juga, kita harus menyiapkan dana yang memadai karena kita tahu bahwa kuliah di Fakultas Kedokteran biayanya cukup mahal. Setelah kita berhasil lolos ujian seleksi, perjuangan yang lebih berat tentu sudah menunggu. Di Fakultas Kedokteran pun kita harus membuat rencana yang tepat. Ini berkaitan dengan rencana IPK, lama studi, penguasaan ilmu, dan lain-lain yang diinginkan oleh kita sendiri. Pada saat kuliah ini kita membuat langkah ingin menjadi dokter yang bagaimana. Ingin jadi dokter spesialis apa? Jika kita sudah menentukan, maka kita harus mempersiapkan langkah-langkah apa yang harus kita lakukan agar cita- cita kita menjadi sukses. Dan masih banyak lagi usaha yang bisa kita lakukan selagi kita bersekolah untuk menggapai cita-cita tersebut.
Setelah langkah-langkah untuk mencapai cita-cita itu telah kita tetapkan, maka kita harus mempersiapkan hal-hal tertentu untuk memenuhi persyaratan yang ada. Jika kita setelah lulus ingin jadi pegawai, kita harus mempersiapkan hal-hal yang menjadi persyaratannya. Dari persiapan metal, persiapan untuk menghadapi tes-tes baik tes tertulis, tes psikologi, tes wawancara dan lain sebagainya. Demikian pula jika kita ingin menjadi pegawai swasta. Jika kita ingin menjadi pengusaha sukses, kita juga harus melakukan persiapan-persiapan agar menjadi penguasaha yang sukses. Pada kesempatan ini saya ingin membahas persiapan-persiapan yang harus dilakukan jika kita ingin merintis usaha.
Di samping itu, ada banyak elemen kecakapan yang mesti dikuasai oleh setiap kita yang hendak memasuki dunia kerja, namun terdapat tiga modal dasar yang dianggap amat penting untuk dimiliki, antara lain:
1. Karakter atau budi pekerti yang luhur atau integritas moral yang teguh. Inilah elemen yang selalu akan membuat kita mampu berkarya dalam naungan etika kerja yang kuat dan benar. Sebuah elemen paling kritikal dan mesti dirajut dalam setiap langkah kerja kita manakala kita hendak menjadi seorang profesional yang bermartabat.
2. Positive mindset. Inilah elemen yang akan membuat kita selalu memandang diri kita dan lingkungan sekitar dengan kacamata yang positif. Sebuah elemen yang selalu membuat kita optimis dan yakin akan tercapainya sasaran kerja dan tujuan hidup yang telah dirancang. Sebuah etos kerja yang selalu melihat problem sebagai sebuah tantangan yang pasti ada solusinya, dan bukan sebagai media untuk berkeluh kesah. Etos atau mentalitas positive mindset ini pula yang akan membuat kita selalu bisa merajut kegigihan dan ketekunan dalam berusaha, dan kita tahu, kegigihan merupakan elemen kunci dalam menggapai setiap kesuksesan.
3. Learning spirit atau semangat untuk terus mau belajar. Di tengah dinamika perubahan iklim usaha yang terus berkembang dan tantangan pekerjaan yang makin kompleks, kita dengan mudah bisa tersingkir jika kita enggan menebar benih untuk terus mau belajar mengembangkan diri. Bersikap terbuka, selalu memelihara constructive curiosity, serta rajin mengambil ilmu dari beragam sumber adalah elemen-elemen yang akan membuat kita terus bisa mengasah learning skill kita.
Penutup
Ketiga elemen kecakapan yang disebutkan di atas seharusnya sudah kita miliki dalam masa kita belajar di sekolah, bukan hanya saat memasuki dunia kerja. Hal itu akan membantu kita di saat memasuki dunia kerja tidak lagi memiliki hambatan untuk memiliki kecakapan tersebut. Kecakapan tersebut akan memicu kita untuk berusaha sebaik mungkin dalam menggapai cita-cita. Lebih dari itu, semua usaha kita haruslah dilandasi iman bahwa kesempatan untuk memperoleh pendidikan adalah anugerah Tuhan semata sehingga kita memiliki motivasi yang benar dalam belajar yaitu semata-mata untuk menyenangkan hati Tuhan, membuat bangga orang tua, teman-teman, dan berguna bagi masyarakat. Tuhan menganugerahkan pendidikan ini untuk mempersiapkan kita menjadi pribadi yang siap Dia utus untuk berkarya dalam dunia kerja. Tidak ada yang sia-sia dalam masa pendidikan kita di sekolah. Semua Tuhan ijinkan terjadi untuk kebaikan kita di masa mendatang.
Mungkin banyak yang berpikir bahwa ada perbedaan status yang disandang saat bersekolah dengan saat bekerja. Sebenarnya, tidak perbedaan signifikan dalam pribadi seseorang tersebut karena yang berubah hanyalah status pelajar menjadi pekerja. Baik pelajar ataupun pekerja harus memiliki integritas dan karakter yang kuat yang mencerminkan anak-anak Tuhan. Di mana pun Tuhan menempatkan kita dalam dunia kerja, kita harus siap untuk memberikan yang terbaik dan berkarya bagi-Nya, seperti nabi Yesaya yang siap untuk Tuhan utus (Yes. 6 : 8). Perubahan pola hidup, status, maupun kebiasaan hendaknya tidak mengubah prinsip kita dalam beriman di saat kita bekerja. Kiranya Tuhan yang selalu melengkapi kita dengan hati yang bijak dan penuh hikmat dalam menjalani semua tanggung jawab kita. Tuhan yesus memberkati pelayanan kita bersama di manapun kita.
Yesus menginginkan daku bersinar bagi-Nya,
di manapun ku berada, ‘ku mengenangkan-Nya.
Bersinar, bersinar; itulah kehendak Yesus,
bersinar, bersinar, aku bersinar terus.
di manapun ku berada, ‘ku mengenangkan-Nya.
Bersinar, bersinar; itulah kehendak Yesus,
bersinar, bersinar, aku bersinar terus.
(Penulis adalah Leonardo Sitompul, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi April 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar