Selasa, 05 April 2011

ARTIKEL: KELUARGA MENJADI TERANG DI TENGAH MASYARAKAT

Pendahuluan
Mahatma Gandhi adalah seorang tokoh swadesi India, Beliau adalah seorang yang sangat mengagumi ajaran dari Jesus Kristus dan nyaris menjadi seorang Kristen. Dikatakan nyaris karena pada saat beliau akan menjadi Kristen setelah mendalami dan mempelajari Injil dengan tekun, tetapi beliau melihat bahwa penerapan dari penerimaan Injil tersebut dimasyarakat oleh orang-orang Kristen sangat berlainan dan jauh dari harapan beliau. Setelah melihat hal tersebutlah maka beliau membatalkan maksudnya untuk masuk Kristen, coba anda bayangkan apabila beliau jadi menerima injil, berapa puluh bahkan ratusan juta orang India yang menjadi pengikut Mahatma Gandhi saat itu bisa dipastikan akan mengenal Kristus karena apapun yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi pasti mereka ikuti karena apapun yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi pasti mereka ikuti karena bagi mereka Mahatma Gandhi adalah seorang Nabi yang harus ditiru dan diteladani.

I. Keluarga Menjadi Terang Di Masyarakat
Pohon dikenal dari buahnya sedangkan orang dikenal dari perbuatannya, demikian bunyi pribahasa yang sudah kita kenal. Untuk menjadi terang di masyarakat itu perlu terlebih dahulu kita harus mempersiapkan diri dengan membangun suatu image terhadap diri kita sbb:
1. Membangun dan meningkatkan rasa percaya diri atas keyakinan kita dengan tindakan positip.
2. Membangun cara berpikir positip terhadap diri keluarga, anak-anak dan orang lain di sekitar kita apapun yang menjadi tindakan kita selalu mendapat perhatian dari orang-orang disekitar kita.
3. Membangun dan mengembangkan keterampilan kita dan hasilnya sebagian dapat kita sumbangkan untuk masyarakat sekitar kita.
4. Membangun hubungan balk dengan menerapkan keterampilan dan kemampuan kita itu kepada masyarakat sekitar bahwa keberadaan kita diperlukan oleh masyarakat dan kita juga membutuhkan mereka.
5. Membangun keterampilan dan memberi sesuatu apakah itu bantuan tenaga, materi dan pemikiran atas sesuatu hat kepada masyarakat lingkungan kita selalu diperhitungkan mungkin ini hanya sebagai pendapat dimana pada saat gereja kita melaksanakan suatu pesta, apakah itu pesta Natal, pesta tahun barn atau pesta-pesta pembangunan lainnya maka masyarakat disekitar kita selalu membantu pengamanan pesta secara swadaya sehingga perjalanan pesta tidak terhalang oleh sesuatu hal apapun.
6. Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi dengan masyarakat sekitar sehingga dalam keadaan tertentu mereka dengan sukarela akan menawarkan diri memberi bantuan. Kita ambil contoh pada peristiwa Tanjung Priok beberapa belas tahun yang lalu, ada sekelompok orang yang saat itu berusaha merusak gereja HKBP Semper tetapi oleh saudara-saudara kita disekitar dengan keras menolak mereka untuk masuk ke komplek Kavling Tipar tempat domisili Gereja dan amanlah gereja kita dari pengerusakan padahal saat itu puluhan gereja di Jakarta sempat dirusak oleh massa. Hal ini disebabkan jemaat gereja dengan masyarakat sekitar sudah menyatu.
7. Mengembangkan keterampilan dalam mengatasi kesulitan masyarakat sekitar. Keberadaan kita dengan kondisi masyarakat yang golongan menengah kebawah tentunya perlu suatu usaha untuk membantu mereka. Usaha-usaha RNHKBP Semper membantu dengan penjualan sembako murah, pengobatan gratis yang sudah dilaksanakan beberapa kali patut diacung jempol. Alangkah indahnya kalau hal tersebut lebih ditingkatkan dengan kerjasama yang lebih balk lagi dengan Dewan Diakonia terutama untuk tahun ini seperti telah sama-sama kita ketahui telah ditetapkan sebagai tahun Diakonia.
8. Membangun komitmen dalam menghindari komplain dari masyarakat sekitar. Kita harus sama-sama perduli bahwa ketidak sadaran kita yang terlalu asyik latihan koor, latihan bermain musik atau hanya sekedar santai ber ha..ha.. hi..hi.. digereja pada malam hari sudah jam 22.00 adalah pasti mengganggu jam istirahat masyarakat sekitar yang sudah mulai masuk ketempat peraduan. Kadang-kadang masyarakat "menjaga perasaan" untuk itu kitalah yang harus terlebih dahulu menjaga perasaan masyarakat untuk mendisiplinkan diri untuk tetap mengakhiri suatu kegiatan tepat waktu.
9. Membangun dan meningkatkan kesadaran atas, lingkungan hidup untuk daerah sekitar. Kita telah berusaha melestarikan penghijauan di komplek gereja kita dengan pencanangan tahun Diakonia 2009 pads tanggal 21 mei 2009 dimulai dengan kebaktian singkat didepan gereja kita dipimpin oleh Pendeta E. Tambunan, MTh. yang dihadiri oleh seluruh jemaat yang akan meengikuti kebaktian Pesta Peringatan Kenaikan Tuhan Jesus ke Surga. Kata sambutan dari ketua Dewan Diakonia St. Mijan Pakpahan dan doa syafaat oleh Ketua Dewan Marturia, Kamaruli Pohan Siahaan dan pencanangan pohon dikomandoi oleh Pendeta HKBP Ressort Semper Pdt. Maurixon Silitonga, MTh. dengan Pendeta diperbantukan di HKBP Ressort Semper Pdt. Elisa Tambunan, MTh. dan Ketua Dewan Diakonia bersama utusan 9 lunggu di HKBP Semper dan doa penutup oleh Pdt. Maurixon Silitonga, MTh, sekaligus setiap peserta memasukkan uang Rp 1000,- pada dua buah poti parasian yang dijaga oleh Casi M. br. Sitinjak dan Casi H. br Nababan. Kita telah ikuti menjadi pelaku dan peserta pencanangan tahun Diakonia tersebut. Dengan menanam 12 pohon dari satu juta yang direncanakan HKBP diseluruh dunia. Tentunya hal ini akan membuat lingkungan disekitar gereja kita akan lebih asri lagi. Untuk itu diperkarangan rumah kita sendiri juga harus kita tanam pepohonan sepanjang memungkinkan untuk mendukung hal tersebut. Bukankah kita sebagai keluarga juga harus berpartisipasi dalam mengantisipasi pemanasan global dewasa ini sebagai efek rumah kaca?.
10. Membangun dan mengembangkan hubungan masyarakat yang terus menerus dengan lingkungan kita dimana hubungan tersebut menjadi saling membutuhkan satu sama lain. Tetangga adalah saudara kita yang paling dekat, untuk itu jadilah menjadi bagian dari mayarakat itu jangan mengurung diri dengan tembok tinggi pagar yang kokoh tetapi keluarlah dari tembok itu untuk bergaul dengan masyarakat sekitar.

II. Prinsip Hubungan Bermasyarakat
Untuk menjadi seorang yang Professional dalam hubungan bermasyarakat perlu menguasai beberapa prinsip-prinsip sbb:
- Jadilah pribadi yang ramah kepada semua orang. Jangan hanya ramah kepada orang bersepatu dua tiga pasang / maksud kepada orang yang bersuara keras (orang yang sok jagoan).
- Jadilah pribadi yang memperhatikan dan menghargai orang lain.
- Jadilah pendengar yang baik dengan memberi kesempatan kepada orang lain untuk memberikan pendapat atau tanggapannya. Dengan demikian anda dapat memberikan pendapat dengan jelas dan mantap. Sekarang menurut pendapat para ahli di USA bahwa porsi berbicara 35% dan mendengarkan 65%.
- Jadilah pribadi yang membangun semangat orang lain dan dapat memberikan motivasi sehingga menjadikan orang berprestasi lebih tinggi.
- Sedapat mungkin hindari debat kusir yang tidak berguna tetapi jelaskan sesuatu itu dengan bukti dan alasan yang dapat diterima oleh semua orang. Jangan anda berpikir bahwa jalan pikiran anda sama dengan semua orang.
- Hindari kebiasaan membenarkan diri sendiri, kalau anda salah jangan malu untuk mengakuinya karena semua orang pasti sesuatu waktu akan berbuat kesalahan baik karena lupa atau alpa.
- Hindari kebiasaan menyalahkan dan mengkritik orang lain terutama dibelakangnya tetapi untuk membuktikan kebenaran sesuatu silahkan dilaksanakan pada forum resmi, camkan dan bijaklah dalam bertindak.
- Biasakan membicarakan hal-hal yang diminati orang lain. Ingat jalan menuju hati seseorang adalah mengetahui dan membicarakan apa yang disenanginya.
- Biasakan membuat orang lain sebagai orang penting dan dihormati karena kalau anda baik kepada orang lain, maka anda paling baik kepada diri sendiri? (Dr. Lowis. Man).
 Biasakan menghormati pendapat orang lain sekalipun anda tidak setuju dan jangan mempertentangkannya karena kalau dia tetap ngotot berarti dia keras kepada tanpa mau menganalisa pendapat orang lain berarti sama saja dengan membuang energi.
- Biasakan berprinsip tetap dalam sesuatu masalah terutama suatu hal yang sudah sama-¬sama disepakati untuk dikerjakan. Merubah suatu prinsip pada pertengahan perjalanan sama saja dengan 'manusia yang tidak ada prinsip" oleng, terombang ambing seperti perahu yang kehilangan kemudi. Kalau orang Batak bilang harus "golom ria ria" artinya walaupun daun ria ria itu tajam tetapi kalau kita langsung pegang dengan keras maka ketajamannya akan luluh dalam genggaman tangan kita.

III. Menjadi Terang Memerlukan Proses
Untuk menjadi keluarga terang dimasyarakat tentunya tidak bisa langsung instant tetapi harus memerlukan waktu yang lebih lama, dan waktu yang lebih lama itulah yang menjadi proses sbb:
1. Proses pertama adalah keluarga harus menjalin hubungan baik dengan masyarkat sekitar.
2. Dengan menjalin hubungan baik maka kita akan melanjutkan pada proses kedua yaitu mengetahui apa dan siapa masyarakat sekitar itu.
3. Dengan mengetahui kondisi dan keadaan masyarakat maka kita bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan mayarakat sekitar.
4. Dengan berpartisipasi dalam masyarakat maka kita juga bisa memotivasi masyarakat untuk berbuat lebih banyak lagi sesuai kemampuan baik pemikiran maupun materi yang ada.
5. Membangun hubungan baik harus secara terus menerus dan keluarga kita juga harus menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dimata masyarakat. Berikan contoh yang baik sehingga masyarakat mengikuti contoh yang baik tersebut. Karena untuk menjadi terang ditengah masyarakat sekitar tidak harus selalu dengan materi yang melimpah tetapi tergantung dari bagaimana partisipasi kita didalam hidup bermasyarakat yang maju ini. Kalau anda telah melaksanakan proses ini maka anda telah diterima oleh masyarakat sekitar dimana anda berdomisili dan sebagai hasilnya anda akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat baik dalam suka maupun dalam keadaan kesulitan.

Penutup
Dalam kondisi Negara sesuai dengan dampak perekonomian global yang semakin sulit maupun perekonomian setiap keluarga yang semakin berat maka kita harus pintar-pintar dalam mengatur ekonomi keluarga. Berpartisipasi sesuai dengan kemampuan yang ada adalah menjadi contoh yang baik ditengah mayarakat. Hindari perbuatan tercela dan menyinggung perasaan orang lain dan jadilah kita menjadi panutan. Kedamaian dan kesejahteraan berkeluarga, bertetangga, bergereja dan bermasyarakat diperlukan kesabaran,
Kebijakan dan pengorbanan, Untuk itu berbuatlah sesuatu pada masyarakat sekitar karena Kota juga adalah bagian dari masyarakat tersebut. Berbuat baik ditengah masyarakat yang majemuk berarti anda telah melaksanakan Pekabaran Injil / marsending. Melaksanakan sebagian dari program Marturia karena melaksanakan Pekabaran Injil tidak harus berangkat ke pulau Rupat kepada orang-orang Akit untuk membuat mereka menjadi pengikut Jesus tetapi menyampaikan Amanat Agung agar orang mengenal Jesus dari perbuatan para pengikutnya. Untuk itu anda harus lebih mantap lagi bahwa Mahatma Gandhi abad ke-21 ini pasti tidak akan terjadi lagi. Yakin saja Tuhan pasti selalu bersama kita hari ini dan selanjutnya. Amin dan Horas.

(Penulis adalah Kamaruli Pohan Siahaan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Agustus 2009)

Tidak ada komentar: