Ada slogan yang menyatakan bahwa
“merebut, mendirikan atau mendapatkan” lebih mudah dari pada “mempertahankan”.
Jikalau slogan ini dimaknakan dalam konteks pelayanan, maka lebih mudah membuat
atau mendirikan pelayanan baru dibanding mempertahankan pelayanan baru. Namun,
hal ini jangan diartikan bahwa kita dapat memandang sepele orang-orang yang
telah berjuang merintis[1]
suatu pelayanan, bukan itu maksudnya. Namun, seringkali kita terlalu
bersemangat dan mampu memulai dengan “baik” tapi akhirnya apa yang dimulai
dengan mantap itu tidak dapat dipertahankan dan akhirnya membuat pelayanan
menjadi pudar dan hilang.
Sewaktu awal
naposobulung HKBP Semper merintis pelayanan Buletin Narhasem, tidak sedikit
terdapat pihak yang ragu akan kemampuan Buletin Narhasem untuk bertahan untuk
beberapa waktu ke depan. Alasan-alasan pihak yang meragukan itu adalah: 1)
materi dan format Buletin Narhasem tidak simpel[2]
sehingga suatu saat nanti akan mempersulit tim redaksi untuk membuat dan
mencari materi yang dimasukan dalam Buletin Narhasem; 2) Gereja HKBP jarang
yang parhalado dan pendeta-nya memandang penting[3]
dan karenanya harus dipertahankan suatu pelayanan yang berbasis literatur
sehingga suatu saat faktor ini juga dapat melemahkan pelayanan Buletin Narhasem
sendiri. Para pemimpin gereja mungkin akan setuju ada pelayanan Buletin
Narhasem ini, namun kesetujuan mereka tidak dibarengi dukungan nyata untuk
membantu dan mempertahankan pelayanan Buletin Narhasem ini. Alasan-alasan pihak yang meragukan ini
diterima dengan baik dan akan dijadikan alat mawas diri dari segenap tim
redaksi Buletin Narhasem agar mampu mempertahankan pelayanan Buletin Narhasem
itu secara berkelanjutan.
Mempertahankan
pelayanan secara berkelanjutan bukanlah hal yang mudah sehingga setiap pelayan
perlu mengetahui alasan suatu pelayanan “susah-susah” untuk dipertahankan
secara berkelanjutan. Setelah mengetahui alasan tersebut diharapkan pelayanan
memiliki motivasi dan semangat untuk mempertahankan pelayanan tersebut. Mengapa
suatu pelayanan Buletin Narhasem harus dipertahankan secara berkelanjutan?
Setidaknya ada 3 (tiga) alasan perlunya pelayanan Buletin Narhasem
dipertahankan secara berkelanjutan, yaitu sebagai berikut:[4]
a. Pelayanan ini dapat
membantu pertumbuhan hidup rohani jemaat dan mendewasakan imannya, serta
mengembangkan wawasan kristen dan pelayanannya secara lebih luas.
b. Pelayanan ini dapat membantu jemaat untuk merefleksikan kebenaran kristen dalam wujud keseharian.
c. Pelayanan ini juga dapat menjadi salah satu alat untuk mencatat peristiwa pelayanan apa saja yang telah dilakukan dalam gereja.
b. Pelayanan ini dapat membantu jemaat untuk merefleksikan kebenaran kristen dalam wujud keseharian.
c. Pelayanan ini juga dapat menjadi salah satu alat untuk mencatat peristiwa pelayanan apa saja yang telah dilakukan dalam gereja.
Dengan motto sebagai media
informasi, komunikasi dan edukasi, tentulah tujuan tersebut sejalan dengan
motto Buletin Narhasem ini. Mari kita doakan bersama agar tujuan keberadaan
Buletin Narhasem dapat tercapai dan dirasakan bagi setiap pemirsa Buletin
Narhasem.
Sekarang, kita
perlu mengetahui bagaimana dan apa saja yang perlu dipertahankan secara
berkelanjutan dalam pelayanan Buletin Narhasem ini. Penulis setidaknya,
mencatat ada 5 (lima) hal yang perlu dipertahankan dalam pelayanan Buletin
Narhasem agar pelayanan ini dapat berkelanjutan, turun menurun memberikan
pencerahan kepada setiap generasi khususnya Naposobulung dan Remaja HKBP
Semper, yaitu sebagai berikut:
1. Eksistensi Pelayanan
Eksistensi itu ada kalanya dapat
diartikan sebagai kenyataan hidup. Dalam hal ini, Buletin Narhasem harus nyata
hadir dalam setiap edisi bulan penerbitannya. Patut disyukuri kepada Tuhan
jikalau Buletin Narhasem bisa memasuki pelayanan hingga tahun ke 8 (delapan).
Tidak mudah untuk melewati masa “panjang” ini. Tidak mudah karena tidak sedikit
pelayanan literatur gereja runtuh sebelum mancapai tahun ke 8 (delapan)
pelayanan, bahkan ada yang hanya mampu sekali terbit setelah itu hilang entah
kemana. Namun, terlepas dari ucapan syukur, kita juga harus berani mengoreksi
eksistensi Buletin Narhasem itu sendiri. Setelah 8 (delapan) tahun Buletin
Narhasem, berapa kali Buletin Narhasem mangkir untuk tidak terbit? Apa
alasan-alasan yang mendasari-nya tidak terbit? Ini semua harus dievaluasi dan
dikritisi, bukan didiamkan dan dimaklumi saja[5].
Menurut penulis, minimal Buletin Narhasem harus eksis setiap bulannya (belum
termasuk edisi khusus), sesuai dengan janji Tim Redaksi Buletin Narhasem
sendiri kepada pemirsanya untuk terbit di minggu pertama setiap bulannya. Tim
Redaksi Buletin Narhasem harus setia dan teguh terhadap janji ini, jikalau
tidak, jangan harapkan pemirsa Buletin Narhasem untuk setia dan mendukung
pelayanan Buletin Narhasem ini.
2. Kualitas atau Mutu Pelayanan
Mempertahankan kualitas dan mutu
pelayanan adalah penting. Harus ada strategi jitu untuk mempertahankan kualitas
dan mutu pelayanan. Tim Redaksi Buletin Narhasem harus dapat memilah-memilah,
melakukan edit yang baik dan mencari sumber-sumber yang tepat untuk materi
Buletin Narhasem. Misalnya, harus mencari narasumber yang memiliki kesungguhan
dalam menulis, hal ini penting karena terkadang ditemukan tulisan-tulisan yang
sekadarnya saja ditulis tanpa suatu analisa dan pemaparan yang komprehensif.
Selain itu, untuk mendapatkan kualitas dan mutu pelayanan buletin yang baik, Tim
Redaksi Buletin Narhasem juga harus dibekali dengan pengetahuan dan skill yang
baik agar dapat membuat suatu buletin yang berkualitas dan bermutu. Belajar itu tidak ada habisnya, pelayan yang
baik adalah pelayan yang terus belajar dan belajar untuk mendapatkan kualitas
dan mutu yang baik.
3. Inovasi dan Improvisasi Pelayanan
Segmen utama pelayanan Buletin Narhasem
adalah remaja dan naposo. Umumnya, remaja dan naposo itu sangat senang dengan
hal-hal yang baru, inovatif dan improvisasi. Tim Buletin Narhasem harus
mencermati apa yang menjadi kemauan segmen utama ini, kalau tidak, maka segmen
utama ini bisa mencari bahan bacaan lain yang memenuhi selera masa muda mereka.
Tapi perlu diingat, bahwa inovasi dan improvisasi ini jangan sampai
meninggalkan kualitas dan mutu pelayanan. Jangan sampai “Tuhan Yesus Kristus
dan nilai-nilai pengajaran-Nya” menjadi tidak dikabarkan karena hanya untuk
memenuhi keinginan segmen utama ini.
4. Semangat dan Keteguhan Pelayanan
Semangat dan keteguhan pelayanan
adalah juga faktor penting yang perlu dipertahankan. Di awal pelayanan, banyak
anggota Tim Redaksi Buletin Narhasem begitu bersemangat untuk melayani, tak
jarang mereka mengorbankan kesenangannya dan urusan pentimg dalam hidupnya agar
Buletin Narhasem itu bisa terbit dengan baik. Namun seiring berjalannya waktu,
tantangan dan hambatan baik dalam diri sendiri[6]
maupun dari luar menghadang sehingga membuat semangat dan keteguhan pelayanan
menjadi pudar. Inilah yang harus dicermati, jangan sampai tantangan dan
hambatan itu membuat semangat dan keteguhan pelayanan itu menjadi pudar. Dalam
Wahyu 2:4, Tuhan tidak suka dan karenanya mencela orang-orang yang meninggalkan
kasihnya mula-mula kepada Tuhan[7].
Tuhan ingin kita tetap mengasihi Allah secara konstan dengan bersemangat dan
berteguh dalam pelayanan Buletin Narhasem ini.
5. Regenerasi Pelayanan
Di setiap organisasi pasti ada
regenerasi. Regenerasi penting untuk melanjutkan estafet pelayanan kepada
generasi selanjutnya. Tanpa regenerasi tidak mungkin pelayananan dapat
dipertahankan secara berkelanjutan. Lihatlah tokoh-tokoh Alkitab seperti Musa,
Paulus dan juga Tuhan Yesus sendiri mempersiapkan orang-orang yang cakap agar pada
akhirnya dapat mengambil alih tongkat pelayanan dengan baik. Bagaimana dengan
regenerasi Buletin Narhasem sendiri? Tim Redaksi Buletin Narhasem juga harus
mempersiapkan regenerasi pelayanan. Carilah orang-orang yang cakap untuk suatu
ketika dapat mengemban pelayanan Buletin Narhasem itu sendiri. Jangan mencari
orang yang asal-asalan, kalau demikian maka kita juga turut membawa kehancuran
pelayanan Buletin Narhasem ini. Kita harus optimis bahwa diantara remaja dan
naposobulung HKBP Semper ada yang memiliki kerinduan dan kecakapan untuk
meneruskan pelayanan Buletin Narhasem ini. Memang mencari pelayan bukan
pekerjaan mudah. “Tuaian memang banyak tapi pekerjanya sedikit” inilah yang
menjadi gambaran tidak mudahnya mempersiapkan regenerasi pelayanan, namun
jikalau kita sungguh-sungguh meminta pekerja kepada Tuhan yang empunya pekerja
itu, maka Tuhan akan memberikan pekerja yang tanggguh dan cakap untuk
meneruskan pekerjaan pelayanan Buletin Narhasem ini.
Di akhir
tulisan ini, Penulis mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke 8 buat Buletin
Narhasem. Semoga pelayanan Buletin Narhasem dapat dipertahankan secara
berkelanjutan, bravo buat Tim Buletin Narhasem, mari tetap semangat melayani
Tuhan hingga Maranata, Amin.
(Penulis adalah Benny Manurung, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi April 2012)
[1]
Orang-orang yang memulai pelayanan tetaplah patut diapresiasi tinggi karena
memulai itu membutuhkan tekad, keberanian bahkan pengorbanan. Lihatlah,
bagaimana para misionaris yang masuk ke tanah Batak harus meninggalkan zona
nyaman di negaranya untuk masuk ke tanah Batak yang penuh dengan keterasingan
bagi mereka, bahkan diantara misionaris ada yang harus menemukan ajalnya karena
dibunuh oleh bangsa Batak yang dikasihinya. Menurut penulis, tidak mungkin
misionaris itu akan berani masuk ke tanah Batak kalau mereka tidak memiliki
tekad, keberanian bahkan pengorbanan. Sebagai bangsa Batak, kita harus
bersyukur kepada Tuhan yang menanamkan tekad, keberanian dan jiwa yang
berkorban bagi para misionaris itu sehingga akhirnya saat ini kita dapat
mengenal siapa Kristus itu. Ini baru contoh misionaris di tanah Batak, masih
banyak contoh dari pelayan lain baik yang tercatat dalam Alkitab maupun yang
tercatat dalam sejarah gereja.
[2]
Memang pada awal penerbitan, Buletin Narhasem materinya mencapai 40 halaman
bolak balik empat bahkan pernah mencapai 80 halaman bolak-balik empat, inilah
yang membuat keraguan muncul karena umumnya literatur yang diterbitkan oleh
naposobulung umumnya hanya 1 halaman bolak balik empat saja atau paling banyak
2 halaman bolak-balik empat saja.
[3]
Umumnya Pendeta dan Parhalado Gereja HKBP saat ini masih memandang pelayanan
koor adalah pelayanan yang paling penting untuk gereja, sehingga hampir setiap
punguan baik kategorial ataupun punguan lunggu atau wiyk akan ‘dituntut”
eksistensinya dengan menampilkan suatu koor atau puji-pujian dalam pelayanan
ibadah di gereja. Menurut penulis, koor adalah suatu pelayanan yang baik dan
juga perlu dipertahankan, namun gereja harus terbuka dan juga memandang penting
pelayanan dalam bentuk selain koor karena tidak semua warga gereja memiliki
talenta untuk bernyanyi ataupun bermusik; dan juga tidak mungkin tujuan
bergereja akan tercapai dengan hanya dengan mengandalkan pelayanan koor.
[4]
Benny Manurung, Sekilas Literatur Dalam Pelayanan Gereja, Buletin
Narhasem Edisi April 2006, hal. 10.
[5]
Sekali dimaklumi Buletin Narhasem tidak terbit tepat waktu atau bahkan tidak
terbit, maka kejadian ini akan terus berulang kembali dan akhirnya Buletin
Narhasem tidak akan terbit-terbit lagi. Ini yang harus diwaspadai dengan sungguh-sungguh
oleh segenap anggota Tim Buletin Narhasem.
[6]
Menurut Penulis, tantangan terbesar dalam pelayanan kristen adalah bukan
tantangan dari luar melainkan tantangan dari internal kita sendiri. Orang
Kristen akan kuat kalau dilawan pihak luar dirinya, tapi berilah mereka
fasilitas yang nyaman maka dia akan pudar semangatnya. Tantangan dalam internal
pelayan adalah pelayan berubah dan menjadi hanya mengikuti keinginan dagingnya
sendiri, kerinduannya adalah berleha-leha dan bersenang-senang saja. Jikalau
ada pelayan yang seperti ini maka dia akan menjadi virus bagi pelayan yang
lainnya.
[7]
Tanda-tanda pelayan yang mulai meninggalkan kasih yang mula-mula adalah dia
menjadi lebih mementingan pikiran dan kepentingannya sendiri. Ia akan selalu
melakukan perhitungan sebelum melakukan pelayanan, kalau pelayanan ini
menguntungkan atau setidaknya tidak merugikan dia maka dia akan melakukannya,
jikalau tidak maka dia tidak akan melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar