Senin, 30 April 2012

ARTIKEL: MEMPERTAHANKAN PELAYANAN YANG TERUS BERKELANJUTAN; TINJAUAN SEKILAS TERHADAP PELAYANAN BULETIN NARHASEM DI HKBP SEMPER


Ada slogan yang menyatakan bahwa “merebut, mendirikan atau mendapatkan” lebih mudah dari pada “mempertahankan”. Jikalau slogan ini dimaknakan dalam konteks pelayanan, maka lebih mudah membuat atau mendirikan pelayanan baru dibanding mempertahankan pelayanan baru. Namun, hal ini jangan diartikan bahwa kita dapat memandang sepele orang-orang yang telah berjuang merintis[1] suatu pelayanan, bukan itu maksudnya. Namun, seringkali kita terlalu bersemangat dan mampu memulai dengan “baik” tapi akhirnya apa yang dimulai dengan mantap itu tidak dapat dipertahankan dan akhirnya membuat pelayanan menjadi pudar dan hilang.
Sewaktu awal naposobulung HKBP Semper merintis pelayanan Buletin Narhasem, tidak sedikit terdapat pihak yang ragu akan kemampuan Buletin Narhasem untuk bertahan untuk beberapa waktu ke depan. Alasan-alasan pihak yang meragukan itu adalah: 1) materi dan format Buletin Narhasem tidak simpel[2] sehingga suatu saat nanti akan mempersulit tim redaksi untuk membuat dan mencari materi yang dimasukan dalam Buletin Narhasem; 2) Gereja HKBP jarang yang parhalado dan pendeta-nya memandang penting[3] dan karenanya harus dipertahankan suatu pelayanan yang berbasis literatur sehingga suatu saat faktor ini juga dapat melemahkan pelayanan Buletin Narhasem sendiri. Para pemimpin gereja mungkin akan setuju ada pelayanan Buletin Narhasem ini, namun kesetujuan mereka tidak dibarengi dukungan nyata untuk membantu dan mempertahankan pelayanan Buletin Narhasem ini.  Alasan-alasan pihak yang meragukan ini diterima dengan baik dan akan dijadikan alat mawas diri dari segenap tim redaksi Buletin Narhasem agar mampu mempertahankan pelayanan Buletin Narhasem itu secara berkelanjutan.
Mempertahankan pelayanan secara berkelanjutan bukanlah hal yang mudah sehingga setiap pelayan perlu mengetahui alasan suatu pelayanan “susah-susah” untuk dipertahankan secara berkelanjutan. Setelah mengetahui alasan tersebut diharapkan pelayanan memiliki motivasi dan semangat untuk mempertahankan pelayanan tersebut. Mengapa suatu pelayanan Buletin Narhasem harus dipertahankan secara berkelanjutan? Setidaknya ada 3 (tiga) alasan perlunya pelayanan Buletin Narhasem dipertahankan secara berkelanjutan, yaitu sebagai berikut:[4]
a.       Pelayanan ini dapat membantu pertumbuhan hidup rohani jemaat dan mendewasakan imannya, serta mengembangkan wawasan kristen dan pelayanannya secara lebih luas.
b.    Pelayanan ini dapat membantu jemaat untuk merefleksikan kebenaran kristen dalam wujud keseharian.
c.     Pelayanan ini juga dapat menjadi salah satu alat untuk mencatat peristiwa pelayanan apa saja yang telah dilakukan dalam gereja.
Dengan motto sebagai media informasi, komunikasi dan edukasi, tentulah tujuan tersebut sejalan dengan motto Buletin Narhasem ini. Mari kita doakan bersama agar tujuan keberadaan Buletin Narhasem dapat tercapai dan dirasakan bagi setiap pemirsa Buletin Narhasem.
Sekarang, kita perlu mengetahui bagaimana dan apa saja yang perlu dipertahankan secara berkelanjutan dalam pelayanan Buletin Narhasem ini. Penulis setidaknya, mencatat ada 5 (lima) hal yang perlu dipertahankan dalam pelayanan Buletin Narhasem agar pelayanan ini dapat berkelanjutan, turun menurun memberikan pencerahan kepada setiap generasi khususnya Naposobulung dan Remaja HKBP Semper, yaitu sebagai berikut:
1.            Eksistensi Pelayanan
Eksistensi itu ada kalanya dapat diartikan sebagai kenyataan hidup. Dalam hal ini, Buletin Narhasem harus nyata hadir dalam setiap edisi bulan penerbitannya. Patut disyukuri kepada Tuhan jikalau Buletin Narhasem bisa memasuki pelayanan hingga tahun ke 8 (delapan). Tidak mudah untuk melewati masa “panjang” ini. Tidak mudah karena tidak sedikit pelayanan literatur gereja runtuh sebelum mancapai tahun ke 8 (delapan) pelayanan, bahkan ada yang hanya mampu sekali terbit setelah itu hilang entah kemana. Namun, terlepas dari ucapan syukur, kita juga harus berani mengoreksi eksistensi Buletin Narhasem itu sendiri. Setelah 8 (delapan) tahun Buletin Narhasem, berapa kali Buletin Narhasem mangkir untuk tidak terbit? Apa alasan-alasan yang mendasari-nya tidak terbit? Ini semua harus dievaluasi dan dikritisi, bukan didiamkan dan dimaklumi saja[5]. Menurut penulis, minimal Buletin Narhasem harus eksis setiap bulannya (belum termasuk edisi khusus), sesuai dengan janji Tim Redaksi Buletin Narhasem sendiri kepada pemirsanya untuk terbit di minggu pertama setiap bulannya. Tim Redaksi Buletin Narhasem harus setia dan teguh terhadap janji ini, jikalau tidak, jangan harapkan pemirsa Buletin Narhasem untuk setia dan mendukung pelayanan Buletin Narhasem ini.
2.            Kualitas atau Mutu Pelayanan
Mempertahankan kualitas dan mutu pelayanan adalah penting. Harus ada strategi jitu untuk mempertahankan kualitas dan mutu pelayanan. Tim Redaksi Buletin Narhasem harus dapat memilah-memilah, melakukan edit yang baik dan mencari sumber-sumber yang tepat untuk materi Buletin Narhasem. Misalnya, harus mencari narasumber yang memiliki kesungguhan dalam menulis, hal ini penting karena terkadang ditemukan tulisan-tulisan yang sekadarnya saja ditulis tanpa suatu analisa dan pemaparan yang komprehensif. Selain itu, untuk mendapatkan kualitas dan mutu pelayanan buletin yang baik, Tim Redaksi Buletin Narhasem juga harus dibekali dengan pengetahuan dan skill yang baik agar dapat membuat suatu buletin yang berkualitas dan bermutu.  Belajar itu tidak ada habisnya, pelayan yang baik adalah pelayan yang terus belajar dan belajar untuk mendapatkan kualitas dan mutu yang baik.
3.            Inovasi dan Improvisasi Pelayanan
Segmen utama pelayanan Buletin Narhasem adalah remaja dan naposo. Umumnya, remaja dan naposo itu sangat senang dengan hal-hal yang baru, inovatif dan improvisasi. Tim Buletin Narhasem harus mencermati apa yang menjadi kemauan segmen utama ini, kalau tidak, maka segmen utama ini bisa mencari bahan bacaan lain yang memenuhi selera masa muda mereka. Tapi perlu diingat, bahwa inovasi dan improvisasi ini jangan sampai meninggalkan kualitas dan mutu pelayanan. Jangan sampai “Tuhan Yesus Kristus dan nilai-nilai pengajaran-Nya” menjadi tidak dikabarkan karena hanya untuk memenuhi keinginan segmen utama ini.
4.            Semangat dan Keteguhan Pelayanan
Semangat dan keteguhan pelayanan adalah juga faktor penting yang perlu dipertahankan. Di awal pelayanan, banyak anggota Tim Redaksi Buletin Narhasem begitu bersemangat untuk melayani, tak jarang mereka mengorbankan kesenangannya dan urusan pentimg dalam hidupnya agar Buletin Narhasem itu bisa terbit dengan baik. Namun seiring berjalannya waktu, tantangan dan hambatan baik dalam diri sendiri[6] maupun dari luar menghadang sehingga membuat semangat dan keteguhan pelayanan menjadi pudar. Inilah yang harus dicermati, jangan sampai tantangan dan hambatan itu membuat semangat dan keteguhan pelayanan itu menjadi pudar. Dalam Wahyu 2:4, Tuhan tidak suka dan karenanya mencela orang-orang yang meninggalkan kasihnya mula-mula kepada Tuhan[7]. Tuhan ingin kita tetap mengasihi Allah secara konstan dengan bersemangat dan berteguh dalam pelayanan Buletin Narhasem ini.
5.            Regenerasi Pelayanan
Di setiap organisasi pasti ada regenerasi. Regenerasi penting untuk melanjutkan estafet pelayanan kepada generasi selanjutnya. Tanpa regenerasi tidak mungkin pelayananan dapat dipertahankan secara berkelanjutan. Lihatlah tokoh-tokoh Alkitab seperti Musa, Paulus dan juga Tuhan Yesus sendiri mempersiapkan orang-orang yang cakap agar pada akhirnya dapat mengambil alih tongkat pelayanan dengan baik. Bagaimana dengan regenerasi Buletin Narhasem sendiri? Tim Redaksi Buletin Narhasem juga harus mempersiapkan regenerasi pelayanan. Carilah orang-orang yang cakap untuk suatu ketika dapat mengemban pelayanan Buletin Narhasem itu sendiri. Jangan mencari orang yang asal-asalan, kalau demikian maka kita juga turut membawa kehancuran pelayanan Buletin Narhasem ini. Kita harus optimis bahwa diantara remaja dan naposobulung HKBP Semper ada yang memiliki kerinduan dan kecakapan untuk meneruskan pelayanan Buletin Narhasem ini. Memang mencari pelayan bukan pekerjaan mudah. “Tuaian memang banyak tapi pekerjanya sedikit” inilah yang menjadi gambaran tidak mudahnya mempersiapkan regenerasi pelayanan, namun jikalau kita sungguh-sungguh meminta pekerja kepada Tuhan yang empunya pekerja itu, maka Tuhan akan memberikan pekerja yang tanggguh dan cakap untuk meneruskan pekerjaan pelayanan Buletin Narhasem ini.
Di akhir tulisan ini, Penulis mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke 8 buat Buletin Narhasem. Semoga pelayanan Buletin Narhasem dapat dipertahankan secara berkelanjutan, bravo buat Tim Buletin Narhasem, mari tetap semangat melayani Tuhan hingga Maranata, Amin.

(Penulis adalah Benny Manurung, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi April 2012)


[1] Orang-orang yang memulai pelayanan tetaplah patut diapresiasi tinggi karena memulai itu membutuhkan tekad, keberanian bahkan pengorbanan. Lihatlah, bagaimana para misionaris yang masuk ke tanah Batak harus meninggalkan zona nyaman di negaranya untuk masuk ke tanah Batak yang penuh dengan keterasingan bagi mereka, bahkan diantara misionaris ada yang harus menemukan ajalnya karena dibunuh oleh bangsa Batak yang dikasihinya. Menurut penulis, tidak mungkin misionaris itu akan berani masuk ke tanah Batak kalau mereka tidak memiliki tekad, keberanian bahkan pengorbanan. Sebagai bangsa Batak, kita harus bersyukur kepada Tuhan yang menanamkan tekad, keberanian dan jiwa yang berkorban bagi para misionaris itu sehingga akhirnya saat ini kita dapat mengenal siapa Kristus itu. Ini baru contoh misionaris di tanah Batak, masih banyak contoh dari pelayan lain baik yang tercatat dalam Alkitab maupun yang tercatat dalam sejarah gereja.  
[2] Memang pada awal penerbitan, Buletin Narhasem materinya mencapai 40 halaman bolak balik empat bahkan pernah mencapai 80 halaman bolak-balik empat, inilah yang membuat keraguan muncul karena umumnya literatur yang diterbitkan oleh naposobulung umumnya hanya 1 halaman bolak balik empat saja atau paling banyak 2 halaman bolak-balik empat saja.
[3] Umumnya Pendeta dan Parhalado Gereja HKBP saat ini masih memandang pelayanan koor adalah pelayanan yang paling penting untuk gereja, sehingga hampir setiap punguan baik kategorial ataupun punguan lunggu atau wiyk akan ‘dituntut” eksistensinya dengan menampilkan suatu koor atau puji-pujian dalam pelayanan ibadah di gereja. Menurut penulis, koor adalah suatu pelayanan yang baik dan juga perlu dipertahankan, namun gereja harus terbuka dan juga memandang penting pelayanan dalam bentuk selain koor karena tidak semua warga gereja memiliki talenta untuk bernyanyi ataupun bermusik; dan juga tidak mungkin tujuan bergereja akan tercapai dengan hanya dengan mengandalkan pelayanan koor.
[4] Benny Manurung, Sekilas Literatur Dalam Pelayanan Gereja, Buletin Narhasem Edisi April 2006, hal. 10.
[5] Sekali dimaklumi Buletin Narhasem tidak terbit tepat waktu atau bahkan tidak terbit, maka kejadian ini akan terus berulang kembali dan akhirnya Buletin Narhasem tidak akan terbit-terbit lagi. Ini yang harus diwaspadai dengan sungguh-sungguh oleh segenap anggota Tim Buletin Narhasem.
[6] Menurut Penulis, tantangan terbesar dalam pelayanan kristen adalah bukan tantangan dari luar melainkan tantangan dari internal kita sendiri. Orang Kristen akan kuat kalau dilawan pihak luar dirinya, tapi berilah mereka fasilitas yang nyaman maka dia akan pudar semangatnya. Tantangan dalam internal pelayan adalah pelayan berubah dan menjadi hanya mengikuti keinginan dagingnya sendiri, kerinduannya adalah berleha-leha dan bersenang-senang saja. Jikalau ada pelayan yang seperti ini maka dia akan menjadi virus bagi pelayan yang lainnya.
[7] Tanda-tanda pelayan yang mulai meninggalkan kasih yang mula-mula adalah dia menjadi lebih mementingan pikiran dan kepentingannya sendiri. Ia akan selalu melakukan perhitungan sebelum melakukan pelayanan, kalau pelayanan ini menguntungkan atau setidaknya tidak merugikan dia maka dia akan melakukannya, jikalau tidak maka dia tidak akan melakukannya.

Tidak ada komentar: