“Karena Tuhanlah yang memberi hikmat, dari mulut-Nya
datang pengetahuan dan kepandaian.”
(Amsal 2:6)
Pendahuluandatang pengetahuan dan kepandaian.”
(Amsal 2:6)
Suatu ketika Adolf Hitler kecil sedang duduk didepan rumahnya didaerah Lamback, Austria memandangi menara biara Benediktin. Hitler kecil adalah penyanyi soprano yang berbakat dan para biarawan telah beberapa kali mengajaknya untuk menyanyi dalam koor. Ia selalu merasa senang berada diantara biarawan dan dalam hati ia berkeinginan menjadi biarawan ketika ia besar nanti.
Waktu berlalu, Adolf bersama keluarganya pindah ke Jerman dan seiring dengan itu Adolf Hitler berkembang menjadi pemuda yang jauh berubah. Ia mejadi pemimpin tertinggi di Jerman dan salah satu pemimpin yang paling kejam dalam sejarah. Hitler juga menyebabkan perpecahan gereja saat itu menjadi 2 (dua), yaitu Deutsche Christian yang berpihak padanya dan menjadi alat kekuasannya dan Bekennende Kirche yang menentangnya.
Apa yang terjadi dengan Adolf Hitler?
Hikmat Allah dan Hikmat Manusia
Para Ahli Taurat, orang Farisi dan Saduki disebut-sebut sebagai orang–orang yang “berhikmat” dalam Alkitab. Mereka memiliki pengetahuan dan pengertian yang sangat tinggi serta disegani di zamannya. Mereka sering mengajar dan menjadi hakim atas hal-hal yang terjadi dikehidupan orang Israel. Bahkan, penyaliban Tuhan Yesus merupakan salah satu “karya” para ahli Taurat dan Imam-imam Kepala tersebut (Mat 26:57-66). Ahli-ahli Taurat, oarang Farisi dan imam-imam Kepala memakai hikmat manusia untuk memutuskan dan menjalani kehidupan kesehariannya. Hikmat yang penuh tipu muslihat (Mat 22:15; 26:4), ketidakpercayaan akan kuasa Allah (Mat 16:1; 12: 38-40), mencari kesalahan orang lain (Mat 12:10) dan munafik (Mat 23). Keinginan dan kepentingan daging yang mereka tutupi dengan penampilan dan jubah-jubah adat-istiadat serta Hukum Taurat yang mereka banggakan. Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaKu (Markus 7:6)
Bagaimana dengan Hikmat Allah?
“Tetapi Hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik”
(Yakobus 3:17)
Dari pernyataan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Hikmat Allah membawa pendamaian bagi lingkungan sekitar, tidak egois dan penuh kasih. Bagi manusia duniawi, Hikmat Allah merupakan suatu kebodohan besar dan tidak masuk akal, karena mereka harus mematikan kedagingan mereka, tidak egosentris tetapi God sentris.(Yakobus 3:17)
Alkitab mencatat bahwa bukan orang-orang “pintar” yang dipakai Tuhan untuk melakukan karya-karya AgungNya didunia. Murid-murid Tuhan Yesus berasal dari kalangan nelayan (Mat4:18 &21), pemungut cukai (Markus 2:14) yang nota bene bukan orang-orang terpandang. Rahab, perempuan sundal dipakai Tuhan untuk melindungi Yosua ketika mengintai kota Yeriko (Yos 2), seorang janda miskin di Sarfat dipakai Tuhan untuk melindungi Elia ketika ia bersembunyi dari amukan Raja Ahab (1 Raja-raja 17:7-16).
Mengapa harus Hikmat Allah?
“Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil ialah hikmat.”
(Pengkotbah 10:10)
Salomo adalah raja yang penuh hikmat yang pernah memerintah Israel. Kerajaannya berkembang dengan pesat dan terbesar saat itu (! Raja-raja 4:21-28) Ia membuat istananya dengan megah (1 Raja-raja 7:1-12) dan yang tidak kalah pentingnya, Salomolah yang dipercaya Tuhan untuk membangun baitNya yang kudus. Ia tidak menyia-nyiakan kepercayaan itu dan membangun Bait Allah selama 7 tahun. Ia dengan segala hikmat dan kebijaksanaan yang dimilikinya menjadi kesaksian bagi Ratu Syeba sehingga nama Tuhan dipermuliakan (1 Raja-raja 10:9). Allah mengaruniakan kepadanya semua kekayaan dan keberhasilan karena Salomo meminta Allah untuk memberikan hikmatNya untuk memerintah Israel.(Pengkotbah 10:10)
Daniel, orang muda yang hidup di zaman bangsa Israel jatuh ketangan Nebukadnezar merupakan orang yang cakap dan penuh hikmat sehingga ia dipercaya tinggal di istana Babel. Ia dan tiga rekannya (Hananya, Misael dan Arzarya) menjadi orang-orang kepercayaan Nebukadnezar karena kebijakan dan pengertian yang dimilikinya. Daniel memberikan kesaksian yang indah tentang Tuhan sehingga raja Nebukadnezar memuliakan Tuhan (Daniel 2:47).
Yusuf, walaupun dibenci saudara-saudaranya dapat bertahan hidup dan akhirnya menyelamatkan keluarganya karena hikmat yang dimilikinya.
Ada kesamaan yang terdapat pada tiga tokoh diatas, yaitu mereka berhasil dalam hidupnya dan membawa berkat bagi orang-orang sekitarnya. Hal itu didapat karena mereka memiliki hikmat dan pengertian dari Allah sehingga mereka dapat memutuskan hal-hal sesuai dengan kehendak Allah yang tidak diperhitungkan oleh hikmat manusia (1Kor 2:5 & 13)
Mencari Hikmat Allah
“Hikmat itu, dari iman datangnya, atau akal budi, dimanakah tempatnya?“ (Ayub 28:20)
Pertanyaan selanjutnya ialah bagaimanakah kita mencari hikmat Allah sehingga mendapatkan pengertian yang baik atas hal-hal yang terjadi dalam hidup kita?Daud menjelang wafat berpesan kepada Salomo agar ia melakukan kewajibannya dan setia kepada Tuhan serta hidup menurut jalan Allah (1 Raja-raja 2:3).Ketaatan Salomo untuk hidup menurut jalan Allah membuatnya dipenuhi hikmat Allah dan hal-hal baik yang tidak dimintanya sebelumnya. Pengenalan akan Allah melalui kitab-Nya dapat memberi pengertian-pengertian akan kehendak Tuhan dan Hikmat-Nya (2 Tim 3:15).
Lihat apa yang terjadi ketika Salomo, Yusuf dan Daniel bergaul akrab dengan Allah sehingga Allah mengaruniakan hikmatNya kepada mereka. Salomo dengan segala kebesaran dan hikmatnya akhirnya jatuh ketika ia berpaling dari Tuhan. Saat Salomo jatuh dalam penyembahan berhala, Allah membangkitkan lawan-lawan Salomo untuk melawannya sehingga kerajaannya terpecah setelah Salomo wafat (1 Raja-raja 11:14-40).
Jadi, “kepada manusia, Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat dan menjauhi kejahatan itulah akal budi.” (Ayub 28:28)
Kesimpulan
Hikmat Allah berbeda dengan hikmat manusia karena pusat dari masing-masing hikmat itu sendiri berbeda. Hikmat Allah akan memberikan kepada setiap orang yang menerimanya pengertian-pengertian akan hal yang terjadi. Allah akan memberikan hikmatNya kepada setiap manusia yang taat dan setia hidup dalam ajaran-ajaranNya.
Banyak contoh nyata yang terjadi ketika manusia berpaling dari jalanNya dan menggunakan hikmat manusia. Kehancuran, kecemasan dan jauh dari Allah merupakan harga yang harus dibayar mahal saat manusia mulai menggunakan hikmatnya sendiri.
“Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
(Matius 6:33)
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
(Matius 6:33)
(Penulis adalah Christo Hotman Radjagukguk, S.E., Ak., tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Januari 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar