Sabtu, 14 Maret 2009

ARTIKEL: BAGAIMANA MEMERANGI OKKULTISME DI TANAH BATAK

I. "Okkultisme" adalah ilmu pengetahuan tentang kuasa-kuasa gelap. Praktek 'Okkultisme' belakangan ini semakin banyak dipraktekkan orang, bukan saja dari kalangan orang-orang atau masyarakat yang tertinggal, terasing dan terbelakang di pedesaan yang kurang pendidikan dan pengetahuan akan agama/kepercayaan (iman). Tetapi juga sudah masuk dari kalangan masyarakat yang ber 'label’ modern, berpangkat, intelektual (berpendidikan tinggi) dan tinggal di kota-kota besar hingga metropolitan.
Sebenarnya praktek-praktek Okkultisme sudah berumur sangat tua, sejak manusia pertama Adam dan Hawa sudah diciptakan Allah, manusia sudah cenderung mempercayai adanya kuasa-kuasa gelap, di luar dari pribadi Allah. Keinginan serta kemauan manusia pertama itu untuk mendengar suara - suara lain di luar dari suara Allah yakni bisikan dan suara iblis merupakan benih-benih awal dari segala sesuatunya yang membawa manusia kepada praktek kuasa - kuasa gelap (Yer. 17 : 5-6 "Beginilah firman Tuhan: Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan! la akan seperti semak hulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik.....". Kenapa hal itu harus terjadi pada orang percaya (di kalangan masyarakat Batak) ? Hal itu terjadi karena adanya ketidak-puasan manusia terhadap 'pemerintahan’ Allah atas diri manusia itu sendiri. Dan itulah sebenarnya permulaan segala bentuk praktek okkultisme dalam kehidupan manusia yakni adanya ketidak-puasan manusia terhadap pemberian Allah dalam dirinya sehingga mencari kepuasan itu dari luar diri Allah. Iblis menawarkan segala kepuasan yang diinginkan oleh manusia itu dengan cara yang sangat menarik dan menggiurkan, yang sebenarnya hanyalah penipuan belaka. Manusia terperdaya oleh tipuan iblis dan melakukan apa yang dikehendakinya......... itulah Okkultisme. Mengapa banyak manusia yang tertipu ? ? ? karena manusia selalu melihat apa yang di depan mata (1 Samuel 16 : 7), padahal mata sangat krusial karena mata kita menunjukkan siapa yang ada di hati kita (Matius 6 : 22-23), sebab kalau bicara soal penampilan...iblis pun dapat menyamar sebagai malaikat terang (2 Korintus 11 : 14).

Praktek-praktek seperti ini senantiasa dilakukan oleh berbagai kalangan manusia sepanjang jaman dan peradaban manusia. Dari sejak awal kehidupan pun manusia sudah mulai mencari berbagai kuasa dan kekuatan dari dalam alam semesta dan isinya ; manusia mencari kekuatan dari benda-henda hidup, benda-benda mati, pohon, batu-batuan, angin, makhluk-makhluk halus, roh, arwah, binatang dan organ-organ tubuh yang dimilikinya (misalnya; kumis atau bulu harimau, kuku atau taring binatang buas, dan lain-lain Sekali lagi, hal ini terjadi karena ketidak-puasan manusia terhadap peranan "sembahannya" sehingga mencarinya kepada unsur-unsur lain yang dianggap dan dipercayai mampu memberinya. Hal seperti ini hampir terjadi dalam segala generasi kehidupan manusia hingga sekarang. Masyarakat Kristen Batak, sebagai bahagian dari masyarakat dunia juga tidak luput dari kebiasaan manusia pada umumnya sebagaimana diuraikan di atas. Tidak heran apabila di tengah-tengah kehidupan masyarakat Kristen Batak juga kita temukan berbagai-bagai praktek okkultisme sejak dari jaman sebelum menjadi Kristen hingga sekarang sesudah keKristenan berumur 142 tahun di tanah Batak. Yang menjadi persoalan sekarang ada dua, yakni :
• Kenapa praktek-praktek okkultisme seperti itu masih juga berlanjut saat mereka sudah 'berpindah' dari alam kekafiran (hasipelebeguon) kepada alam yang baru dalam lingkaran (sphere) kasih Allah yang kita sebut dengan “keselamatan”
• Kenapa para pengguna 'jasa’ okkultisme ini tidak menakuti akibat-akibat yang sangat berbahaya dari keterlibatan dan penggunaan jasa perdukunan ini ? Benar, bahwa perbuatan-perbuatan seperti itu sudah sangat berkurang dalam jaman sekarang ini dan hanya dilakukan oleh 'segelintir' orang-orang tertentu saja. Namun, yang segelintir ini pun menjadi virus dosa yang tidak tanggung-tanggung menjerumuskan yang lain untuk berbuat dosa karena sudah terbukti dilakukan oleh hampir semua lapisan masyarakat; baik di pedesaan, pelosok terpencil, maupun di kota-kota besar dan maju; (baik oleh kalangan biasa, tidak berpendidikan, maupun mereka yang menyebut dirinya kaum terpelajar dan intelektual). Maka hal ini tidak boleh tidak harus menjadi pokok perhatian yang sangat serius bagi kita (secara kolektif masyarakat Batak yang sudah Kristen). Selain itu kita harus menyadari besarnya pukulan dan bahaya yang ditimbulkan oleh keterlibatan dengan okkultisme ini, bukan saja bagi pertumbuhan iman dan hidup rohani, tetapi juga terhadap hidup sehari-hari para penggunanya. Semua ini, 'membangunkan’ kesadaran kita. Artinya, kita tidak mungkin lagi menutup mata terhadap kenyataan ini bahwa banyak dari warga jemaat Gereja kita yang terpengaruh mengikuti praktek-praktek okkultisme ini, dan akibatnya sangat fatal dan berbahaya sekali bagi kelangsungan pertumbuhan iman dan kepercayaan.

II. Pandangan mengenai dunia Okkultisme dan Magic
1. Dunia Okkultisme
Istilah 'occultisme' berasal dari bahasa Inggris: 'occult' artinya gelap, tersembunyi atau tidak nampak oleh mata, gaib, rahasia, tersembunyi dari pandangan manusia, misteri magic. Okkultisme adalah suatu kepercayaan atau 'agama' yang mempercayai adanya kekuatan gaib yang tersembunyi dalam bentuk benda atau roh, tetapi kepercayaan atau 'agama' yang tidak mempunyai institusi atau lembaga tertentu; terdapat di mana-mana dan memikat banyak orang baik, orang modern maupun yang tidak modern. Kepercayaan atau 'agama' klassik ini merajalela di semua pelosok bumi. Orang atau masyarakat yang mempercayai "Okkuoltisme" ini yakni bahwa di dalam benda-benda atau unsur-unsur tertentu seperti benda seni (alat-alat musik, hentakan-hentakan musik, dll), budaya (misalnya dalam ritus-ritus adat dan benda-benda pusaka), binatang-binatang bertuah, roh-roh (arwah orang yang sudah meninggal dunia), kata-kata atau petuah orang-orang yang dihormati, dalam tumbuhan tertentu, tenaga atau kuasa-kuasa supranatural yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Daya - daya ini dapat digunakan dalam bentuk seperti jimat, penjaga rumah, penjaga daging, pelaris, pitonggam, tabas atau mantera dll. Okkultisme (kuasa gelap) demikian besar rahasianya sehingga serba gelap dan sembunyi-sembunyi; tidak ada yang menggunakannya terang-terangan: dicari dengan berbisik-bisik dari orang yang satu ke yang lain, digunakan dengan gelap (disimpan di kantong, di dalam gigi, cincin yang dilobangi, pada ikat pinggang, hingga sebahagian orang ada juga yang memasukkannya ke dalam tubuh melalui berbagai cara tradisional. Hampir semua pengguna jasa okkultisme ini tidak suka ketahuan memakai benda-benda ini. Namun yang pasti, sadar atau tidak sadar mereka telah "menduakan" Allah.

2. Dunia Magic
Kata 'magic' (sihir) itu asalnya dari kata Persia 'maga’ yang berarti imam. Aneh sekali, bahwa di dalam agama Zarathustra yang memakai kata itu mula-mula untuk imam, menjalankan sihir termasuk perbuatan yang tidak baik. Namun kata magic itu justru mendapat arti ilmu sihir. Di dalam agama primitif pengertian 'magic' itu lebih luas artinya dari pada 'sihir'. Apa yang kita katakan 'magic' di dalam agama primitif adalah suatu cara berpikir dan suatu cara hidup, yang mempunyai arti lebih tinggi daripada apa yang diperbuat oleh seorang ahli sihir sebagai perseorangan. Komunitas orang yang menjalankan magic atau yang percaya kepada magic, mendasarkan pendapatnya kepada 2 (dua) buah pendapat, yaitu :
- Bahwa dunia ini penuh dengan daya-daya gaib, serupa dengan apa yang dimaksud oleh orang modern dengan daya-daya alam.
- Bahwa daya-daya gaib itu dapat digunakan.

Lagi pula hal yang bercorak khas pada magic ialah bahwa orang mengira dapat menguasai atau menggunakan daya-daya gaib tadi tidak dengan rasio atau akal budi, melainkan dengan alat-alat di luar akal budi (irasional). Manusia modern berusaha mengusai dan menggunakan daya-daya itu dengan tehniknya. Sikap hidup magic berarti suatu perlawanan manusia terhadap kekuasaan-kekuasaan yang idjumpainya. Manuisa tidak tunduk kepada kekuatan yang dijumpainya, tetapi berdaya upaya menaklukkannya. Berhubungan erat dengan hal menjalankan magic itu adalah kepercayaan bahwa dunia itu dikuasai oleh daya-daya kekuatan, yang lebih kurang seimbang keadaannya.

III. Praktek Okkultisme Menurut Pemberitaan Alkitab dan Masyarakat Batak, serta Akibat dan Efeknya
1. Menurut Pemberitaan Alkitab
Ada pun praktek dan jenis kuasa kegelapan yang senantiasa dipraktekan orang-orang bebal menurut pengungkapan Alkitab, antara lain sbb:
a. Berdasarkan Keluaran 23 : 24 kita temukan praktek okkultisme, antara lain :
- Membuat patung-patung berhala.
- Tugu-tugu berhala.
b. Berdasarkan Imamat 19:31 kita temukan praktek okkultisme, antara lain:
- Mempercayai dan berpaling pada arwah orang mati.
- Berpaling kepada roh-roh peramal,
c. Berdasarkan Ulangan 18 : 10-11 kita temukan praktek okkultisme, antara lain :
- Mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api.
- Seorang yang menjadi petenung, peramal, penyihir, pemantera.
- Seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal.
- Meminta petunjuk kepada orang mati.
d. Berdasarkan Yehezkiel 13 : 17-23 kita temukan praktek okkultisme, antara lain :
- Bernubuat sesuka hati
- Perdukunan (dukun laki-laki atau perempuan)
- Menggunakan tali-tali pengikat, seperti : bonang manolu
- Menggunakan benda-benda jimat pada tangan dan kepala
- Mengenakan selubung di kepala dengan tujuan menangkap jiwa orang.
e. Berdasarkan Mika 5 : 11-14 kita temukan praktek okkultisme, antara lain - Menggunakan alat-alat sihir.
- Meramal
- Berupa patung-patung dan tugu-tugu berhala, dan menyembah buatan tangan.
f. Berdasarkan 2 Tawarikh 33 : 1-9 Raja Manasye mempraktekkan berbagai jenis _ okkultisme, antara lain :
- Bukit-bukit pengorbanan.
- Membangun mezbah-mezbah untuk para Baal.
- Membuat patung-patung Asyera dan sujud menyembah dan beribadah kepada segenap tentara langit.
- Mendirikan mezbah di rumah Tuhan, walaupun Tuhan melarangnya.
- Mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api di Lebak Ben- Hinom.
- Melakukan ramal, telaah, sihir dan menghubungi para pemanggil roh peramal.
- Menaruh patung berhala di rumah Allah.

2. Menurut Masyarakat Batak
Perlu ditegaskan bahwa upacara yang menyangkut adat Batak tidak serta-merta secara otomatis dianggap sebagai sesuatu kekafiran, tetapi kita (masyarakat Kristen Batak) harus ingat bahwa di dalam upacara atau seremoni Adat Batak bisa saja terjadi praktek okkultisme, antara lain :
- Meminta berkat dari orang yang meninggal dunia sambil menari/manotor di sekeliling mayat. Metiarinianotor di sekeliling mayat tidak terlalu menjadi masalah bagi iman Kristen, sebab itu menyangkut budaya dan tradisi Batak yang perlu dilestarikan. Namun, jangan sekali-kali meminta berkat? dari orang yang meninggal dunia...... ..itulah yang disebut okkultisme!!!
- Sijagaron, terbuat dari bermacam-macam dedaunan hijau, daun kering, padi, kemiri, dll. Semua unsur-unsur ini merupakan ‘simbol’ atau "perlambang'. Sijagaron menggambarkan bahwa orang yang meninggal dunia itu adalah seorang yang gigih, setia, penuh perjuangan dan tahan menderita, menurunkan generasi baru yang berdedikasi pada masyarakat. Jika pemahaman seperti ini ada pada kita, sijagaron akan terhindar dari okkultisme. Tetapi, jika sijagaron diartikan sebagai tempat bersemayamnya roh-roh dari orang yang meninggal dunia maka jelas…. Itu merupakan praktek okkultisme!!!
- Marsuap di kuburan. Praktek "cuci muka' atau "marsuap' di kuburan bagi masyarakat Batak, banyak disorot kalangan tertentu. Mereka mencap praktek ini okkultisme murni, apabila pemahaman orang yang melakukan upacara itu hanya sekedar menjauhkan roh-roh orang yang meninggal dunia itu dari kehidupan orang yang masih hidup, agar tidak ada lagi pertemuan atau perjumpaan antara roh atau begu, sumangot, sahala daripada yang meninggal dunia itu dengan anggota keluarga dan turunannya yang masih hidup. Jika memang demikian arti dan pemahaman kita tentang marsuap di kuburan, maka praktek demikian akan jatuh kepada okkultisme.
- Penggalian Tulang-belulang atau mangokal holi. Dalam upacara penggalian tulang-belulang ini masyarakat Batak juga sering teperangkap melakukan okkultisme, saat tulang-belulang telah ditemukan : ada diantara keluarga yang spontan mengatakan "Horas ma hita... "Nunga dapot be saring-saring ni Omputa", ada dari antara keluarga yang menghormati tulang-belulang dengan cara "menyembah" (Maniuk), ada yang berbicara dan berkomunikasi dengan tulang-belulang, bahkan ada yang mencium (setelah dibersihkan). Dan yang ini adalah pengalaman penulis, setelah ditemukan tulang-belulang itu ada terjadi keribuatan di antara keluarga Karen saling memperebutkan "gigi ipon ompungnya" karena giginya terbuat dari mas murni, sehingga keturunan saling berebut karena dipahami akan memberi berkat....Supaya tegas, semua perbuatan-perbuatan tadi adalah sisa-sisa kepercayaan lama dan merupakan bagian dari okkultisme.
- Meminta "kesembuhan’ melalui jasa perdukunan. Pengalaman banyak orang menunjukkan bahwa mereka sembuh setelah berobat ke dukun (mandi ramuan, mandi jeruk purut, jamu-jamu khusus, mengoleskan minyak, dll). Benarkah dukun yang menyembuhkan ??? ini juga merupakan praktek okkultisme.
- Meminta "kekebalan tubuh’ kepada pengguna jasa ini diberi dukun berbagai jenis jimat yakni: benda-benda yang telah diisi dengan kuasa atau tenaga, tahan pukul, tahan tembak, tahan tikam, tahan guna-guna, tahan racun, dll. Biasanya dipakai pada tubuh; dililitkan pada pinggang, dimasukkan di dalam ikat pinggang, pada gigi yang sengaja dilobangi amat kecil, pada batu cincin, pada pergelangan tangan, dililitkan pada leher seperti kalung, dll.
- Meminta "Penjaga rumah dari penjahat/pencuri;, Pelaris usaha dagang untuk memikat hati pembeli, Pitonggam untuk memiliki kuasa dan wibawa jika berbicara, Pemanis dorma digunakan untuk memikat hati lawan jenis, ada juga yang melakukan dampol tongosan, seorang yang sakit tidak perlu dibawa ke dukunnya cukup hanya memberi informasi tentang yang sakit selanjutnya dukun akan memberi "terapi pengobatan' dari jarak jauh... ini juga merupakan praktek okkultisme!!!
- Pengguna jimat. Ini memiliki banyak ragam dan bentuk. Segala macam dapat dibuat orang menjadi jimat. Jimat bukan hanya berupa benda atau materi tetapi juga kata-kata, syair-syair lagu, air, dll....... Inilah macam ragam praktek okkultisme!!!
- Sebahagian orang Batak ada juga yang mempercayai 'begu roh-roh'. Begitu juga kepercayaan terhadap 'sahala m daompung' yang dipercayai dapat memberikan daya, wibawa dan kekuatan yang memberikan seseorang keberanian, kecakapan, kekuasaan, kekayaan dll, sahala bisa melimpahkan tuah bagi osang lain. Ada juga kepercayaan terhadap 'sumangot ni daompung' dianggap dapat memberi kesehatan, kesejahteraan, berkat, rejeki, panen yang melimpah ruah.

3. Akibat dan Efeknya
Akibat penggunaan okkultisme sangat fatal bagi kehidupan manusia, antara lain :
- Hidup kita berjalan semakin jauh dari Tuhan
- Mudah letih lesu atau frustasi
- Tidak memiliki harapan akan masa depan
- Merasa takut dan gentar atau rasa minder
- Tidak takut kepada Tuhan
- Munafik (berbuat salah tapi tidak bermanfaat)
- Doanya tidak didengar Tuhan

Efek pengguna okkultisme, antara lain :
- Allah murka kepada pengguna okkultisme
- Allah akan menghajar mereka
- Allah akan menyembunyikan ajah-Nya
- Tidak ada damai dan kebahagiaan
- Hati, jiwa dan hidupnya tidak pernah tenang atau tentram
- Jadi "sampah' dan lumpur kotor di hadapan Tuhan

IV Cara Memerangi dan Menanggulanginya
Inilah yang paling jelas kita temukan dalam semua permainan okkultisme: adanya rayuan, godaan, dan bujukan iblis. Rayuan iblis berlangsung dalam berbagai segi kehidupan manusia; upacara adat, benda-benda kuasa kegelapan, kepercayaan akan roh-roh, pelaris, pemanis, kekebalan badan, dll. Iblis merayu dan menipu manusia bahwa bila manusia menggunakan jasa baiknya pasti dia akan memperoleh sesuatu yang menggiurkan bagi dirinya. Tanpa banyak pikir, orang Kristen (masyarakat Batak) mudah teperangkap ke dalam cengkeraman godaan iblis. Sambil merayu dan membujuk, iblis juga membohongi manusia. Ini pun tak perlu lagi diragukan, sebab iblis adalah ‘bapakpembohong’ (Yuhanes 8 : 44). Iblis berjanji akan memberi sesuatu pada manusia yang sama sekali tidak mungkin diberikannya. Hal ini jelas sekali pada pengalaman Tuhan Yesus (Matius 4). Dalam peristiwa pencobaan yang dialami Yesus, khususnya pencobaan yang ketiga sangat nyata kebohongan iblis: "semua itu akan kuberikan kepadamu.... " Iblis mau memberikan semua yang tidak pernah dia miliki kepada pemilik yang sebenarnya yaitu Tuhan Yesus ? Bagaimana mungkin dia memberi yang tidak pernah dia miliki ??? Inilah kebohongan itu. Tujuan satu-satunya adalah untuk dapat menguasai sepenuhnya roh, jiwa dan pikiran, hidup manusia. Memang iblis sanggup membuat tanda-tanda mujizat sama seperti dalam Keluaran 7 : 10 - 13, demikian juga memberi penghasilan yang banyak seperti dalam Kisah Para Rasul 16 : 16. Tetapi itu semua hanyalah kebohongan yang selamanya, karena dasar dari iblis ingin mengikat dan menguasai manusia itu sepenuhnya dan untuk selamanya. Untuk itu, dapat kita simpulkan bahwa dibalik semua praktek-pratek okkultisme ada tokoh dibaliknya yaitu iblis...iblis...dan iblis!!!

Orang Batak diaspora masih tetap membawa kebiasaan-kebiasaan dari bona pasogit (asal usulnya) dalam banyak hal. Begitu banyak kerugian termasuk erosi iman dan kepercayaan yang diakibatkannya. Kita tidak bisa menjadikan kemajuan hidup duniawi fisik sebagai ukuran kemajuan hidup keKristenan, karena begitu dalamnya sifat-sifat lama berakar dalam diri orang Batak. Marie Davis pernah mengatakan bahwa orang Batak adalah pioner-pioner alamiah. Di dalam diri orang Batak hidup suatu semangat dan perasaan sanggup menghadapi berbagai situasi baru. Semangat dan rasa untuk terus berjuang yang telah ada selama ini di dalam diri orang Batak itulah yang perlu kita pertahankan sebagai komunitas masyarakat Batak. Semangat untuk melawan godaan dan rayuan si iblis yang menjatuhkan kepada okkultisme, serta perjuangan atau kegigihan untuk memerangi okkultisme yang telah merasuki masyarakat Batak di pedesaan secara umum dan di perkotaan secara khusus. Kitab Yesaya 57 : 18-19, mengatakan; Tuhan akan menyembuhkan, Tuhan akan menuntun mereka dalam hidupnya, Tuhan akan memulihkan hidup mereka, Tuhan akan menghibur dan memberi sukacita bagi mereka, Tuhan akan memberi mereka damai sejahtera dan kebahagiaan, mereka akan memuji dan beribadah dengan baik kepada Tuhan Itu semua dapat kita terima dan rasakan kalau kita betul-betul mau bertobat serta menjauhi praktek okkultisme dalam diri kita, keluarga, masyarakat dan dunia tempat kita tinggal. Yang dahulu kita (orang Batak) adalah sipelebegu, tetapi sekarang kita harus menjadi sipelebegu.......... berdasarkan iman, untuk itu kita harus memeranginya dengan cara:
- Persiapan diri dan percaya diri, menyadari bahwa pekerjaan ini merupakan peperangan terhadap kuasa-kuasa iblis, roh-roh jahat, setan, maka seorang anak Tuhan yang terpanggil untuk memerangi okkultisme haruslah orang yang benar-benar telah mempersiapkan diri secara khusus. Terutama dengan perlengkapan rohani sebagai mana dalam Epesus 6 : 10-20.
- Bersekutu dengan Tuhan secara terus-menerus (intim), meliputi kehidupan yang penuh dengan doa, karena doa adalah senjata yang mutlak bagi orang Kristen supaya seseorang itu tidak jatuh ke dalam pencobaan. (Jakobus 5 : 17)
- Menguasai Firman Tuhan … itu adalah mutlak! Karena Firman TUhan itulah yang menjadi otoritas satu-satunya yang harus diandalkan dalam memerangi okultisme.
- Seiring dengan itu semua, yakini bahwa Roh Allah yanga da pada orang percaya jauh lebih kuat dan lebih perkasa daripada roh-roh dunia ini (1 Yoh 4 ; 4), dan ingatlah akan pesan Amanat Agung Tuhan Yesus “…dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir jaman”… yakini janji Tuhan ini sepenuhnya. Tuhan beserta kita.

(Penulis adalah Pdt.Feybert H. B. Siregar, S.Th., tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Mei 2007)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Mantap ito artikelnya!