Pertama-tama, saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada Buletin Narhasem yang ke-3. Horas ma di hamu sude seluruh Tim Buletin. Performa suatu buletin mampu melangkah sampai tahun ke-3 penerbitan dengan segala kelebihan dan keterbatasannya, bagi saya merupakan suatu prestasi. Proficiat! Saya ingat perkataan Yesus: “Barangsiapa setia pada perkara2 yang kecil, ia setia juga dalam perkara2 besar (Luk. 16:10). Dari perkataan Tuhan kita ini, saya meyakini selalu bahwa suatu karya besar mulanya dimulai dari karya kecil. Semua karya legend dan lahirnya tokoh legend yang tercatat dalam sejarah Alkitab (PL & PB), sejarah gereja maupun sejarah dunia selalu dimulai dari suatu karya kecil. Setia dalam hal kecil. Kecil nan indah. Small is beautiful. Micro is beautiful. Namun kemudian, melalui ketekunan, doa, iman, ketaatan, konsistensi dan pengharapan, atau dalam simpulan dua hal sederhana ‘komitmen kesetiaan’ dan kuasa penyertaan Tuhan, maka karya itu akhirnya mampu bertumbuh dan berbuah menjadi karya besar. Menjadi ‘masterpiece’, yang dikenang dalam sejarah dan menjadi berkat bagi banyak orang melintasi tempat, domain dan waktu.
Kedua, menurut pengamatan saya Buletin Narhasem sampai sejauh ini sudah menunjukkan pertumbuhan dan penampakkan hasil (buah) dari suatu proses yang cukup pas, baik dan benar. Ini bila saya ikuti dari mulai terbit perdana hingga memasuki tahun penerbitan ke-3. Itu yang antara lain membuat saya selalu antusias bilamana Tim Redaksi meminta saya untuk berkontribusi mengisi/ menyumbangkan artikel, maka saya dengan sukacita melakukannya. Jika ditelusuri sebenarnya tidak sedikit buletin atau majalah kristiani di Jakarta serta di beberapa daerah lain yang pernah terbit. Namun memasuki 2-3 tahun penerbitan biasanya mengalami kesulitan sehingga gagal terbit, yang berakhir pada kematian alias ‘gugur’ ditelan jaman. Layu sebelum berkembang. Tidak berbuah. Rupa-rupa alasannya, ada karena kreativitas yang sudah ‘mentok’, berubahnya arah visi buletin/majalah, tim redaksi yang sudah tak solid bekerja, alasan pendanaan/biaya, tiadanya impresario (promotor/ pembina/sponsor yang punya beban dan hati), dll. Untuk hal ini, saya jadi teringat juga dengan perumpamaan Yesus tentang pohon ara yang tidak berbuah dalam Luk. 13: 6-9 “Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! (ayat 7b). Itulah realitasnya: ‘pohon’ yang tidak berkembang dan berbuah, dalam konteks ini dikatakan 3 tahun, terpaksa harus ditebang!
Sangat disayangkan memang. Namun, Buletin Narhasem menurut hemat saya tidak seperti ‘pohon ara yang tidak berbuah itu’. Justru sebaliknya. Buletin kita ini saya pandang telah mampu survived dengan segala keterbatasannya. Mampu bertumbuh, dan kini sedang berkembang, siap berbuah. Karena apa dan selama apa? Karena saya lihat masih ada komitmen kesetiaan dari Tim Buletin di dalamnya. Karena selama ini pun masih dirasakan adanya kuasa penyertaan Tuhan di dalamnya. Eben Haezer: sampai di sini Tuhan (masih) menolong kita! Ini dasar kita untuk bersyukur. Dua hal ini: komitmen kesetiaan dan penyertaan Tuhan, menjadi kunci sebenarnya bagi Buletin Narhasem ke depan dapat membangun keberhasilan terbit ‘semakin hari semakin baik’ untuk maksud tujuan sesuai mottonya selama ini: Hanya untuk kemuliaan Tuhan (“Just for the glory of the Lord”). Orang bijak pernah bilang: “Kalau yang lebih baik masih memungkinkan, baik itu belum cukup”. “If better is possible, the good is not enough”.
Hal ketiga, untuk menjadi ‘semakin hari semakin baik’ (getting better) itu, tidak dapat tidak Buletin Narhasem perlu terus memiliki semangat improvement yaitu semangat perbaikan terus menerus) sambil tetap bersyukur dan bersyukur pada Bapa. Jangan cepat merasa puas diri dengan hasil yang sudah dicapai, namun tidak pula mau tinggalkan ucapan syukur kepada Tuhan. Inilah semangat kualitas kristen. Teladan ini bisa kita lihat contohnya pada upaya & karya ‘sang pembangun’ Nehemia dalam PL dan Rasul Paulus dalam PB. Juga bapa2 gereja kita dan tokoh2 penting yang mewarnai dunia, termasuk di tanah air kita. Tidak heran bila karya dan kehidupan mereka bukan saja dinilai berhasil namun juga mampu memberi dampak luar biasa!
Keempat, secara prinsipil dan praktis menurut saya spirit kualitas kristiani (semangat improvement dan bersyukur atas kemurahan Kristus) sangat mungkin dikembangkan untuk Buletin Narhasem. Sekaligus saya sampaikan sebagai harapan dan masukan2 di ultah yang ke-3 Buletin tercinta ini :
1) Buletin Narhasem perlu membangun terus keunikannya sendiri sambil mengucap syukur, di tengah pluralitas/banyaknya macam ragam buletin/majalah kristen yang ada di tengah2 khasanah pembaca.
Ciri khas (uniqueness, singularitas) sangat diperlukan di tengah pluralitas/macam ragam buletin dan majalah kristiani yang terbit di tengah2 pembaca dewasa ini, baik dalam lingkup HKBP, dunia kristen dan umum. Saya kira Buletin kita ini sejatinya sudah punya ciri khas, yakni isinya yang cukup berbobot, ‘tidak kacangan’, layak ‘dilirik dan dibaca’, cukup sarat dengan worldview/cara pandang dan pengajaran Kristen serta bernuansa komunitas Batak. Namun perlu dipikirkan, apa yang membuat ‘berbeda’ (tampil beda) bagi pembaca dengan buletin/majalah lain yang berciri hampir sama menghindari duplikasi, seperti misalnya Warta HKBP terbitan Distrik Jawa-Kalimantan, dll. Selain itu apa yang menjadi ‘keunikan’ atau ‘kelebihan’ Buletin cetak kita ini yang masih perlu dibangun, dalam kaitan dengan tumbuhnya media2 ‘buletin elektronik’ berupa group-group milist di internet bernuansa kristen-batak, yang dapat menjadi pertimbangan pembaca dalam meme-nuhi kebutuhan mereka. Apakah malahan bisa menjadi hubungan komplementer, saling mengisi dan bekerjasama.
2) Buletin Narhasem perlu menetapkan strategi pemilihan sasaran pembacanya lewat doa dan ucapan syukur serta pertimbangan2 rasional.
Dengan nilai ajaran kristen dan nuansa bataknya, sebenarnya Buletin Narhasem sudah memiliki sasaran pembacanya tersendiri dan ini patut disyukuri. Dalam istilah lain, Buletin kita ini sudah memiliki “ceruk” (niche) sendiri dan itu baik adanya. Kini tinggal melakukan strategi pemilihan sasaran ceruk ini saja: ingin melakukan penetrasi dan/atau mem-perluasnya.
a. Penetrasi sasaran, maksudnya tetap pada sasaran kategori pembaca naposo dan remaja, namun ke depan tidak saja untuk konsumsi naposo/remaja HKBP Semper tapi melakukan penetrasi juga untuk para naposo/remaja HKBP2 lainnya misalnya dalam lingkungan Distrik 3 Jakarta.
b. Perluasan sasaran, maksudnya tidak hanya pada sasaran kategori pembaca naposo dan remaja, namun ke depan memperluas sasaran untuk huria secara keseluruhan. Bukan hanya untuk konsumsi huria HKBP Semper, tapi juga untuk huria2 HKBP lainnya, misalnya dalam lingkungan Distrik 3 Jakarta.
Strategi yang dipilih akan mengandung konsekuensi kepada perubahan nama buletin, topik, tema2 artikel, cara serta gaya penyajian informasi dan tampilan fisik (cover, isi), dll. Dan pemilihan strategi berikut sasaran pembaca ini, secara aktual akan sangat membantu Buletin kita memosisikan dirinya secara pas sesuai visi misi serta kebutuhan dan harapan (ekspektasi) pembacanya.
3) Dari segi isi (content) Buletin Narhasem diharapkan bisa terus menjaga bobot isinya agar pembaca dapat memperoleh informasi, artikel, masukan, news (berita) yang bermanfaat dan mencerahkan terutama untuk tujuan pendewasaan iman percaya jemaat kepada Kristus, Tuhan kita. Esensi dari pemberitaan kristiani baik melalui media lisan maupun tulisan sejatinya adalah untuk terjadinya perubahan/ pembaharuan mindset menuju ke arah kedewasaan penuh di dalam Kristus (Roma 12: 2, Ef. 4: 13). Peran editor ke depan dirasa semakin penting, guna meningkatkan pengerjaan tugas pengeditan, penyelarasan dan harmonisasi isi (content), topik dan materi buletin sehingga menjadi sebuah kesatuan penyajian yang utuh dan enak dibaca bagi pembaca, dalam bahasa, gaya dan genre yang pas.
4) Dari segi tampilan Buletin, saya kira soal tampilan ini masih bisa dilakukan perbaikan-perbaikan tentunya disesuaikan dengan keunikan dan strategi pemilihan sasaran pembaca yang mau ditetapkan. Beberapa hal yang menjadi masukan:
- Ukuran Buletin mungkin bisa diperbesar sedikit, agar memperluas ruang dan memperbesar huruf agar lebih mudah dibaca.
- Cover bila anggaran dana memungkinkan, bisa dibuat dalam bentuk soft-cover dengan bahan yang lebih baik.
- Desain cover dapat di-improve menjadi lebih tampil menarik.
- Bentuk dan besar huruf untuk seluruh artikel tidak berbeda. Namun untuk yang non-artikel atau kolom2 lain bisa lebih besar atau lebih kecil.
Bagi saya pribadi, kemasan penting namun kemasan tidak lebih penting dari content (isi)nya. Saya banyak menemui buletin-buletin atau majalah, yang dari segi kemasan bagus, namun sayang (maaf) isi/contentnya tidak begitu bermutu. Informasinya pun kurang valid dan reliable. Maka, harapan saya Buletin Narhasem ke depan tetap lebih mengutamakan mutu isi/content, kemasan meskipun penting menjadi nomor dua.
5) Dari segi biaya/ongkos penggantian harga, saya kira sudah waktunya Buletin Narhasem jika mungkin menetapkan penggantian ongkos cetak atau harga kepada para pembacanya. Hal ini dimungkinkan, bila kelak kelompok sasaran pembaca Buletin Narhasem sudah semakin jelas dan luas. Kebijakan harga ini adalah suatu bentuk apreasiasi atau penghargaan para pembaca terhadap suatu karya yang telah dihasilkan oleh Tim Buletin Narhasem. Hal ini sekaligus upaya edukasi terhadap pembaca Kristen cq HKBP agar bisa menghargai terhadap karya2 bacaan yang bagus dan membangun.
6) Dari segi pendistribusian, sudah mulai dipikirkan dari sekarang. Dengan cara apa agar Buletin Narhasem dapat terdistribusi secara efisien dan efektif. Faktanya banyak karya bacaan bagus tetapi kurang berhasil dalam pendistribusian, sehingga tidak banyak dirasakan manfaatnya oleh para pembaca. Mudah-mudahan melalui upaya lebih terencana, Buletin Narhasem dapat sampai ke tangan pembaca tepat waktu dan tepat sasaran (entah itu kategori remaja/naposo atau huria secara umum; atau di kalangan HKBP Semper atau HKBP2 yang lain). Perlunya contact-person di berbagai kategori dan huria perlu dilakukan, apabila Buletin ini akan menjangkau segmen pembaca yang lebih luas.
7) Dari segi komunikasi dan promosi, ini juga penting dilakukan. Banyak cara agar kehadiran Buletin Narhasem semakin disadari dan dirasakan oleh khalayak pembaca remaja/naposo atau huria. Bisa melalui komukasi verbal di huria, lewat pengumuman, melalui para contact-person yang ditunjuk atau melalui komunikasi mulut-ke mulut (word mouth communications). Bisa juga melalui cara presentasi oleh Tim Redaksi pada waktu2 khusus di kelompok2 calon sasaran pembaca. Cara lain bisa melalui info SMS atau pemanfaatan milist-milist internet untuk menggugah hati sasaran pembaca mendapatkan dan membaca Buletin.
8) Dari segi pendanaan (funding). Selain melalui dukungan anggaran yang tersedia di huria dan dana yang diperoleh dari penggantian ongkos cetak dari pembaca, Tim Buletin seyogianya memikirkan upaya-upaya penggalangan dana untuk Buletin. Berbagai cara bisa ditempuh. Antara lain melalui pemuatan ‘iklan’ dari pembaca yang mungkin memerlukan sarana promosi, kegiatan2 bulan dana untuk Buletin, pengajuan proposal kepada pihak2 yang peduli terhadap eksistensi Buletin sebagai bentuk tanggung-jawab sosial mereka terhadap pembinaan media, huria, generasi muda (remaja & naposo) dan masyarakat.
Akhirnya sekali lagi saya mengucapkan Selamat Ultah ke-3 bagi Buletin Narhasem. Kiranya berkat dan kemurahan Tuhan senantiasa menaungi dan menyertai seluruh Tim Buletin Narhasem dalam menapaki hari-hari ke depan dalam semangat pengharapan yang tak pernah pudar dan semangat kualitas Kristen. Bravo Buletin Narhasem! Soli Deo Gloria!
(Penulis adalah Pdt. Ir. Hans Midas Simanjuntak, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi April 2007)
Sangat disayangkan memang. Namun, Buletin Narhasem menurut hemat saya tidak seperti ‘pohon ara yang tidak berbuah itu’. Justru sebaliknya. Buletin kita ini saya pandang telah mampu survived dengan segala keterbatasannya. Mampu bertumbuh, dan kini sedang berkembang, siap berbuah. Karena apa dan selama apa? Karena saya lihat masih ada komitmen kesetiaan dari Tim Buletin di dalamnya. Karena selama ini pun masih dirasakan adanya kuasa penyertaan Tuhan di dalamnya. Eben Haezer: sampai di sini Tuhan (masih) menolong kita! Ini dasar kita untuk bersyukur. Dua hal ini: komitmen kesetiaan dan penyertaan Tuhan, menjadi kunci sebenarnya bagi Buletin Narhasem ke depan dapat membangun keberhasilan terbit ‘semakin hari semakin baik’ untuk maksud tujuan sesuai mottonya selama ini: Hanya untuk kemuliaan Tuhan (“Just for the glory of the Lord”). Orang bijak pernah bilang: “Kalau yang lebih baik masih memungkinkan, baik itu belum cukup”. “If better is possible, the good is not enough”.
Hal ketiga, untuk menjadi ‘semakin hari semakin baik’ (getting better) itu, tidak dapat tidak Buletin Narhasem perlu terus memiliki semangat improvement yaitu semangat perbaikan terus menerus) sambil tetap bersyukur dan bersyukur pada Bapa. Jangan cepat merasa puas diri dengan hasil yang sudah dicapai, namun tidak pula mau tinggalkan ucapan syukur kepada Tuhan. Inilah semangat kualitas kristen. Teladan ini bisa kita lihat contohnya pada upaya & karya ‘sang pembangun’ Nehemia dalam PL dan Rasul Paulus dalam PB. Juga bapa2 gereja kita dan tokoh2 penting yang mewarnai dunia, termasuk di tanah air kita. Tidak heran bila karya dan kehidupan mereka bukan saja dinilai berhasil namun juga mampu memberi dampak luar biasa!
Keempat, secara prinsipil dan praktis menurut saya spirit kualitas kristiani (semangat improvement dan bersyukur atas kemurahan Kristus) sangat mungkin dikembangkan untuk Buletin Narhasem. Sekaligus saya sampaikan sebagai harapan dan masukan2 di ultah yang ke-3 Buletin tercinta ini :
1) Buletin Narhasem perlu membangun terus keunikannya sendiri sambil mengucap syukur, di tengah pluralitas/banyaknya macam ragam buletin/majalah kristen yang ada di tengah2 khasanah pembaca.
Ciri khas (uniqueness, singularitas) sangat diperlukan di tengah pluralitas/macam ragam buletin dan majalah kristiani yang terbit di tengah2 pembaca dewasa ini, baik dalam lingkup HKBP, dunia kristen dan umum. Saya kira Buletin kita ini sejatinya sudah punya ciri khas, yakni isinya yang cukup berbobot, ‘tidak kacangan’, layak ‘dilirik dan dibaca’, cukup sarat dengan worldview/cara pandang dan pengajaran Kristen serta bernuansa komunitas Batak. Namun perlu dipikirkan, apa yang membuat ‘berbeda’ (tampil beda) bagi pembaca dengan buletin/majalah lain yang berciri hampir sama menghindari duplikasi, seperti misalnya Warta HKBP terbitan Distrik Jawa-Kalimantan, dll. Selain itu apa yang menjadi ‘keunikan’ atau ‘kelebihan’ Buletin cetak kita ini yang masih perlu dibangun, dalam kaitan dengan tumbuhnya media2 ‘buletin elektronik’ berupa group-group milist di internet bernuansa kristen-batak, yang dapat menjadi pertimbangan pembaca dalam meme-nuhi kebutuhan mereka. Apakah malahan bisa menjadi hubungan komplementer, saling mengisi dan bekerjasama.
2) Buletin Narhasem perlu menetapkan strategi pemilihan sasaran pembacanya lewat doa dan ucapan syukur serta pertimbangan2 rasional.
Dengan nilai ajaran kristen dan nuansa bataknya, sebenarnya Buletin Narhasem sudah memiliki sasaran pembacanya tersendiri dan ini patut disyukuri. Dalam istilah lain, Buletin kita ini sudah memiliki “ceruk” (niche) sendiri dan itu baik adanya. Kini tinggal melakukan strategi pemilihan sasaran ceruk ini saja: ingin melakukan penetrasi dan/atau mem-perluasnya.
a. Penetrasi sasaran, maksudnya tetap pada sasaran kategori pembaca naposo dan remaja, namun ke depan tidak saja untuk konsumsi naposo/remaja HKBP Semper tapi melakukan penetrasi juga untuk para naposo/remaja HKBP2 lainnya misalnya dalam lingkungan Distrik 3 Jakarta.
b. Perluasan sasaran, maksudnya tidak hanya pada sasaran kategori pembaca naposo dan remaja, namun ke depan memperluas sasaran untuk huria secara keseluruhan. Bukan hanya untuk konsumsi huria HKBP Semper, tapi juga untuk huria2 HKBP lainnya, misalnya dalam lingkungan Distrik 3 Jakarta.
Strategi yang dipilih akan mengandung konsekuensi kepada perubahan nama buletin, topik, tema2 artikel, cara serta gaya penyajian informasi dan tampilan fisik (cover, isi), dll. Dan pemilihan strategi berikut sasaran pembaca ini, secara aktual akan sangat membantu Buletin kita memosisikan dirinya secara pas sesuai visi misi serta kebutuhan dan harapan (ekspektasi) pembacanya.
3) Dari segi isi (content) Buletin Narhasem diharapkan bisa terus menjaga bobot isinya agar pembaca dapat memperoleh informasi, artikel, masukan, news (berita) yang bermanfaat dan mencerahkan terutama untuk tujuan pendewasaan iman percaya jemaat kepada Kristus, Tuhan kita. Esensi dari pemberitaan kristiani baik melalui media lisan maupun tulisan sejatinya adalah untuk terjadinya perubahan/ pembaharuan mindset menuju ke arah kedewasaan penuh di dalam Kristus (Roma 12: 2, Ef. 4: 13). Peran editor ke depan dirasa semakin penting, guna meningkatkan pengerjaan tugas pengeditan, penyelarasan dan harmonisasi isi (content), topik dan materi buletin sehingga menjadi sebuah kesatuan penyajian yang utuh dan enak dibaca bagi pembaca, dalam bahasa, gaya dan genre yang pas.
4) Dari segi tampilan Buletin, saya kira soal tampilan ini masih bisa dilakukan perbaikan-perbaikan tentunya disesuaikan dengan keunikan dan strategi pemilihan sasaran pembaca yang mau ditetapkan. Beberapa hal yang menjadi masukan:
- Ukuran Buletin mungkin bisa diperbesar sedikit, agar memperluas ruang dan memperbesar huruf agar lebih mudah dibaca.
- Cover bila anggaran dana memungkinkan, bisa dibuat dalam bentuk soft-cover dengan bahan yang lebih baik.
- Desain cover dapat di-improve menjadi lebih tampil menarik.
- Bentuk dan besar huruf untuk seluruh artikel tidak berbeda. Namun untuk yang non-artikel atau kolom2 lain bisa lebih besar atau lebih kecil.
Bagi saya pribadi, kemasan penting namun kemasan tidak lebih penting dari content (isi)nya. Saya banyak menemui buletin-buletin atau majalah, yang dari segi kemasan bagus, namun sayang (maaf) isi/contentnya tidak begitu bermutu. Informasinya pun kurang valid dan reliable. Maka, harapan saya Buletin Narhasem ke depan tetap lebih mengutamakan mutu isi/content, kemasan meskipun penting menjadi nomor dua.
5) Dari segi biaya/ongkos penggantian harga, saya kira sudah waktunya Buletin Narhasem jika mungkin menetapkan penggantian ongkos cetak atau harga kepada para pembacanya. Hal ini dimungkinkan, bila kelak kelompok sasaran pembaca Buletin Narhasem sudah semakin jelas dan luas. Kebijakan harga ini adalah suatu bentuk apreasiasi atau penghargaan para pembaca terhadap suatu karya yang telah dihasilkan oleh Tim Buletin Narhasem. Hal ini sekaligus upaya edukasi terhadap pembaca Kristen cq HKBP agar bisa menghargai terhadap karya2 bacaan yang bagus dan membangun.
6) Dari segi pendistribusian, sudah mulai dipikirkan dari sekarang. Dengan cara apa agar Buletin Narhasem dapat terdistribusi secara efisien dan efektif. Faktanya banyak karya bacaan bagus tetapi kurang berhasil dalam pendistribusian, sehingga tidak banyak dirasakan manfaatnya oleh para pembaca. Mudah-mudahan melalui upaya lebih terencana, Buletin Narhasem dapat sampai ke tangan pembaca tepat waktu dan tepat sasaran (entah itu kategori remaja/naposo atau huria secara umum; atau di kalangan HKBP Semper atau HKBP2 yang lain). Perlunya contact-person di berbagai kategori dan huria perlu dilakukan, apabila Buletin ini akan menjangkau segmen pembaca yang lebih luas.
7) Dari segi komunikasi dan promosi, ini juga penting dilakukan. Banyak cara agar kehadiran Buletin Narhasem semakin disadari dan dirasakan oleh khalayak pembaca remaja/naposo atau huria. Bisa melalui komukasi verbal di huria, lewat pengumuman, melalui para contact-person yang ditunjuk atau melalui komunikasi mulut-ke mulut (word mouth communications). Bisa juga melalui cara presentasi oleh Tim Redaksi pada waktu2 khusus di kelompok2 calon sasaran pembaca. Cara lain bisa melalui info SMS atau pemanfaatan milist-milist internet untuk menggugah hati sasaran pembaca mendapatkan dan membaca Buletin.
8) Dari segi pendanaan (funding). Selain melalui dukungan anggaran yang tersedia di huria dan dana yang diperoleh dari penggantian ongkos cetak dari pembaca, Tim Buletin seyogianya memikirkan upaya-upaya penggalangan dana untuk Buletin. Berbagai cara bisa ditempuh. Antara lain melalui pemuatan ‘iklan’ dari pembaca yang mungkin memerlukan sarana promosi, kegiatan2 bulan dana untuk Buletin, pengajuan proposal kepada pihak2 yang peduli terhadap eksistensi Buletin sebagai bentuk tanggung-jawab sosial mereka terhadap pembinaan media, huria, generasi muda (remaja & naposo) dan masyarakat.
Akhirnya sekali lagi saya mengucapkan Selamat Ultah ke-3 bagi Buletin Narhasem. Kiranya berkat dan kemurahan Tuhan senantiasa menaungi dan menyertai seluruh Tim Buletin Narhasem dalam menapaki hari-hari ke depan dalam semangat pengharapan yang tak pernah pudar dan semangat kualitas Kristen. Bravo Buletin Narhasem! Soli Deo Gloria!
(Penulis adalah Pdt. Ir. Hans Midas Simanjuntak, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi April 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar