Minggu, 31 Mei 2009

ARTIKEL: KILAS BALIK PARHEHEON NAPOSOBULUNG HKBP SEMPER 2000-2006

Banyak orang bijak mengatakan, jangan pernah lupa akan sejarah. Gak hanya bangsa atau manusia yang memiliki sejarah, Parheheon Naposobulung pun punya sejarah yang bisa bercerita banyak hal. Ada suka, ada duka. Ada konflik, ada penyelesaian. Juga kadang tangis yang kemudian berubah menjadi tawa. Tapi satu yang sama, setiap parheheon Naposobulung pasti selalu bercerita semangat yang sama. Semangat Pemuda. Mau tahu lebih banyak, yuk kita lihat rangkuman cerita parheheon sejak tahun 2000 sampai tahun 2006.

PARHEHEON 2000
Dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2000, dengan mengambil tema :
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkankamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati”. (Roma 12 : 1)
Parheheon tahun ini dilaksanakan dalam bentuk konser puji-pujian. Panitia ingin mengajak semua untuk melihat sisi kehampaan dan sisi kesukacitaan saat kita memuji dan menyembah Allah. Sekaligus mengajak naposobulung untuk menjadi pemuji dan penyembah Allah yang benar serta mempersembahkan tubuh sebagai ibadah yang sejati melalui konser puji-pujian yang diadakan.
Personil Paduan suara berjumlah 45 orang. Dalam konser tersebut Paduan Suara Naposobulung menyanyikan 8 (delapan) lagu. Disetiap babaknya diiringi tarian dari Talent Dancer, Liturgi Ekspresif juga Narator. Lagu terakhir berjudul Bapa Kupersembahkan Tubuhku Paduan Suara dibantu duet Vina Silaen dan Lina Nainggolan yang saat itu masih berusia remaja. Dan juga tak kalah menariknya adalah sebelum ibadah dimulai, yang mengiringinya alunan musik dari ensamble.
Dilihat dari banyaknya pengisi acara, saat itu jumlah Naposobulung dan remaja yang ikut terlibat sekitar 60 orang.

PARHEHEON 2001
Dilaksanakan seminar pada tanggal 17 Agustus 2001, dengan mengambil tema :
“.. dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik” (Titus 2 : 7a)
Dengan dilatarbelakangi dunia yang semakin keras dan penuh persaingan ini, maka naposobulung dituntut untuk memiliki keahlian dan pengetahuan yang cukup memadai seperti kemampuan komputer, bahasa asing, akuntansi, pajak serta karakter dan moral yang baik dalam menghadapi masa yang akan datang. Maka parheheon mengambil bentuk parheheon seminar sehari dengan tema mempertahankan karakter Kristen dalam era globalisasi. Dengan tujuan menjelaskan status kita sebagai orang yang telah ditebus Tuhan dapat dipakai, karena dimasa yang akan datang sangat dibutuhkan pribadi-pribadi yang memiliki keseimbangan antara karakter dan kemampuan / skill.
Adapun narasumber pada seminar tersebut adalah Pdt. P. Marpaung, S.Th yang membawakan tema “Arti era globalisasi dan kondisi yang akan terjadi pada masa globalisasi/masa depan”, Drs. BH. Sitohang, MBA, MM, AAIJ yang membawakan materi “Persiapan yang harus dimiliki seorang Kristen dalam menghadapi tantangan dan era globalisasi” serta Pdt. I.V.T. Simatupang, STM yang membawakan sesi “Mempertahankan karakter Kristen dalam era globalisasi”. Dengan dimoderatori K. Pohan Siahaan dan Pdt. R.E.M. Sitorus S.Th.
Peserta Seminar tidak hanya terbatas pada Naposobulung HKBP Semper saja, saat itu undangan tersebar kebeberapa Gereja HKBP dan Gereja lainnya disekitar HKBP Semper. Tujuannya tentu saja ingin menjalin persahabatan diantara pemuda-pemudi Kristen.
Perayaan puncaknya sendiri dilaksanakan pada tanggal 9 September 2001.

PARHEHEON 2002
Di Dilaksanakan pada tanggal 2 November 2002 bertempat di Gereja Tongkonan Toraya, Kelapa Gading dengan mengambil tema :
“Membangun dalam kasih”. (Efesus 4 : 16)
Bentuk Konser Paduan Suara memang telah dilakukan pada tahun 2000. Dan mengapa tahun 2002 dilakukan kembali. Yang membedakan Konser kali ini adalah bagaimana Naposobulung menggarapnya dengan sangat serius dan profesional. Karena Naposobulung HKBP Semper sebagai generasi penerus ingin memberikan kontribusinya dalam mewujudnyatakan pembangunan gereja yang terlihat. Konser Naposobulung bertajuk “Konser Kasih Malam Pengumpulan Dana”.
Dengan beranggotakan 39 personil, paduan suara naposobulung HKBP Semper membawakan 11 lagu dari ciptaan berbagai musisi seperti George Fredrick Handel, Issac Watts, Felix Mendelssohn Bartholdy, dan lain-lain. Konser tersebut dibagi menjadi 2 Babak yang setiap babaknya diselingi dengan fragmen. Selain itu dimeriahkan juga dengan tarian.
Selesai konser, acara dilanjutkan dengan makan malam dan pengumpulan dana yang di meriahkan oleh Swara Pemazmur serta lelang yang hasilnya diberikan kepada gereja yang sedang mempersiapkan kebutuhan untuk persiapan resort.

PARHEHEON 2003
Parheheon tahun ini dimeriahkan oleh lunggu-lunggu yang mempersembahkan talentanya masing-masing. Lunggu semper menampilkan drama musical, lunggu tipar instrumentalia, vocal group dari lunggu kampung kandang, kampung baru, kampung mangga, walikota dan rawa indah serta tor-tor dari lunggu sukapura.

PARHEHEON 2004
Dengan mengambil tema : “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Roma 12 : 11 ) dan sub tema “Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Yesus Kristus mereka dapat bersaksi dengan leluasa” (1 Timotius 3 : 13 ), parheheon NHKBP Semper dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2004 dalam bentuk seminar Hymnology. Seminar ini menghadirkan Williams Bill Mailoa yang membawakan materi “Selayang pandang sejarah musik gereja” dan Binsar Jonathan Pakpahan yang pada waktu itu sebagai calon pendeta HKBP sebagai narasumber yang membawakan materi “mengenal liturgi HKBP”.
Selain seminar, Panitia juga mengadakan acara Porseni (Pekan Olahraga dan seni). Perlombaan dan pertandingan yang diadakan antara lain lomba tebak lagu buku ende dan kidung jemaat, cerdas cermat yang diikuti oleh hampir seluruh lunggu yang ada di HKBP Semper. Berbagai pertandingan olah raga seperti catur, catur jawa, tenis meja, sepakbola dll.
Acara puncaknya sendiri dilaksanakan pada tanggal 5 September 2004 yang dilaksanakan dalam bentuk festival VG antar lunggu. Dimana lunggu semper keluar sebagai juara umum dalam serangkaian acara parheheon ini.

PARHEHEON 2005
Parheheon tahun 2005 dilaksanakan dengan tujuan :
- mempertahankan budaya Batak sebagai wadah parheheon / kebangunan naposobulung dan remaja
- sebagai wadah perekrutan naposobulung dan remaja yang tidak aktif
- mencari dana untuk mendukung pelayanan naposobulung dan remaja HKBP Semper
Dengan bertema “Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya. Haleluya! (Mazmur 117 : 1 – 2) dan sub tema : biarlah melalui kekayaan budaya batak kita dapat bersama-sama memuliakan Tuhan.
Parheheon tersebut dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2005 dalam bentuk pertunjukan opera batak. Opera ini mengisahkan tentang kehidupan seorang ibu “namabalu” (janda)yang takut akan Tuhan (ina sipartangiang), yang berjuang menyekolahkan anak-anaknya hingga dapat hidup mandiri. Dimana sang ibu di dalam memperjuangkan anak-anaknya selalu mengandalkan TUhan dalam mencapai semua harapannya. Sebagai seorang ibu yang dibesarkan dan dibina di keluarga Batak, sang ibu juga mengajarkan adat istiadat kepada anak-anaknya. Dalam opera ini, yang ditunjukkan adalah adat kematian dan adat perkawinan.
Acara puncaknya sendiri dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2005 yang dimeriahkan puji-pujian berupa paduan suara, vocal group dan tor-tor dari lunggu Tipar, Semper, Walikota, Rawa Indah, kampung Baru, dan Kampung Mangga.

PARHEHEON 2006
Dengan dilatarbelakangi usaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas remaja dan naposobulung HKBP Semper, maka tim kerja parheheon melaksanakan parheheon dalam bentuk kreativitas seni.
Acara yang dipusatkan di gereja HKBP Semper tersebut dilangsungkan pada tanggal 2 Juli 2006 dengan dimeriahkan oleh ; paduan suara naposobulung, paduan suara remaja dan vocal group pelajar sidi. Tidak ketinggalaan tor-tor yang diikuti oleh seluruh lunggu yang ada di HKBP Semper.

(Penulis adalah Uly Panjaitan -Pemimpin Redaksi Buletin Narhasem-, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Juni 2007)

Tidak ada komentar: