Sering orang berkata, “Apa yang akan terjadi di masa depan, terjadilah.” Sepintas ungkapan ini mengkomunikasikan semacam fatalisme yang tidak memberi jalan keluar. Teologi agama lain sering kali menyebut peristiwa tertentu itu sebagai “kehendak Allah”. Mari kita melihat beberapa prinsip tentang ‘kehendak Allah’ dalam hubungannya dengan penggapaian masa depan:
Pertama, kehendak Allah (Ibr.10:5-7,9; I Yoh.2:17) harus dimengerti dengan satu dasar pengertian yang paling penting, yaitu Allah kita adalah Allah yang berdaulat!. Yesus Kristus memberikan kedaulatan Allah terhadap masa depan dengan berkata, “bukan kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendakMulah yang jadi (Mark.14:36; Luk.22:42). Jika kita mengakui kedaulatan Allah dan mengakui diri kita hanya sebagai salah satu ciptaan-Nya yang kecil dan seharusnya hidup di dalam ketaatan akan pengaturan tangan Allah, barulah kita mempunyai kemungkinan hidup sebagai orang Kristen yang mau menjalankan kehendak Allah masa kini dan masa depan.
Kedua, ada tiga karya Allah yang paling besar: Allah yang sejadi adalah Allah yang mencipta, menebus, dan yang mewahyukan Diri. Kita harus menyerahkan kehendak dan masa depan kita ke dalam kehendak-Nya. Mati dan hidup kita ditentukan oleh Tuhan.
Ketiga, ada beberapa tingkatan dalam kehendak Allah yang berdaulat:
1. Rencana Allah. Orang Kristen harus mengerti bahwa Bapa kita di sorga mempunyai rencana yang baik bagi kita (Rom.8:29). Berdoalah baik-baik, agar hidup kita sesuai dengan rencana Allah. Allah mempunyai rencana dan rencana Allah mempunyai prinsip-prinsip yang harus dipelajari hanya dari Kitab Suci;
2. Pengaturan Allah. Selain merencanakan, Allah juga menginginkan agar rencana-Nya berhasil dan digenapi. Pengaturan Allah kadang-kadang sesuai dengan keinginan kita, tetapi kadang-kadang sama sekali berlawanan dengan keinginan kita. Pengaturan Tuhan membawa kita kepada keindahan yang akan kita temukan di dalam rencana Allah;
3. Pimpinan Allah. Roh kudus memimpin manusia, sehingga manusia mengetahui bagaimana berjalan menurut kehendak Allah. Roh kudus memimpin tempramen atau karakter dan segala sesuatu yang ada pada kita menuju ke arah yang benar. Dengan demikian, potensi diri kita disalurkan dengan baik. Kehendak Allah dan pimpinan Roh Kudus adalah dua hal yang berbeda: a. Pimpinan Roh Kudus bersangkut paut dengan pribadi seseorang (personal), sedangkan kehendak Allah adalah hal yang global (universal), b. Pimpinan Roh Kudus ada di dalam wadah sejarah yang bersifat dibatasi oleh waktu, sedangkan kehendak Allah itu ada dari kekal sampai kekal; c. Kehendak Allah bersifat mutlak, pimpinan Roh Kudus bersifat relatif. Pimpinan Roh Kudus membawa individu yang berada di dalam satu waktu yang sementara, kembali kepada rencana Allah yang global, mutlak dan kekal. Dengan demikian, orang yang dipimpin Roh Kudus menjalankan kehendak Allah. Contoh kehendak Allah, kabarkan Injil keseluruh dunia, Pimpinan Roh kudus memimpin orang mengabarkan injil melalui profesi sebagai pendeta, penginjil, pengajar, awam, dsb. Kita akan tahu bagaimana Tuhan memimpin, jika kita taat kepada firman-Nya;
4. Ijin Allah. Kadang-kadang apa yang Allah perbolehkan bagi kita, bukanlah kehendakNya yang paling indah; dan
5. Allah membiarkan. Orang yang dibiarkan Allah akhirnya akan dibuang dan dihukum oleh Allah sampai binasa
Keempat, ada beberapa langkah-langkah mencari kehendak Allah (I Yoh.3:19,20; Kol.3:15; 1 kor.6:12;1 Kor.10:23,24,31; Yoh.7:17). Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk menjalankan kehendak Allah lebih daripada memiliki karunia dan talenta dan memakai nama-Nya di dalam melakukan pelayanan.
1. Tidak ada jalan pintas untuk mengenal kehendak Allah. Tidak ada jalan pendek. Yang ada adalah menurut jalan yang sudah ditetapkan dalam prinsip-prinsip Alkitab! Jikalau manusia tidak mungkin mengenal kehendak Allah, maka Allah tidak perlu mewahyukan Alkitab kepada kita. Allah tidak perlu susah payah melewati ±1600 tahun dengan 40 orang nabi dan rasul mencatatkan-Nya bagi kita masing-masing. Mengenal kehendak Allah secara tepat dan total melalui membaca Alkitab secara keseluruhan, bukan cepat-cepat. Adalah bijak apabila kita menuruti nasihat John Calvin yang mengatakan “Pada waktu Allah menutup mulut-Nya yang kudus, saya akan berhenti untuk bertanya.” Tanda kerohanian yang baik terlihat pada orang-orang yang mencari kehendak Allah yang sudah dinyatakan dalam kehendakNya yang dapat dikenali. Adalah orang yang cinta Tuhan yang merenungnkan hukum Allah siang dan malam. Pada waktu kita diminta untuk dipimpin oleh Roh Kudus, kita harus ingat bahwa yang terutama dikerjakan oleh Roh Kudus adalah memimpin kita kepada kebenaran. Kita dipanggil untuk hidup berdasarkan setiap Firman Tuhan yang keluar dari mulut Allah. Apa yang telah dinyatakan oleh Allah merupakan urusan, bahkan urusan kita yang utama,
2. Mengenal Kehendak Allah secara Total. Apa yang Allah inginkan agar manusia mengerti kehendak dan rencananya secara total? a.Menjadi murid yang mau mendengar dan taat. Yang terpenting adalah mendengar Firman Tuhan dan prinsip-prinsip Alkitab untuk mengenal rencana Allah secara total. Langkah pertama yang penting adalah menetapkan dulu untuk taat, b.Berada di dalam jalur Alkitab. Tidak mungkin ada sesuatu yang dikatakan kehendak Tuhan tetapi bertentangan dan di luar jalur Kitab Suci;
3. Jangan mengabaikan prinsip-prinsip Alkitab. Alkitab memang tidak menyatakan berbagai hal secara jelas, tetapi Paulus memberikan 3 prinsip Alkitab terhadap hal-hal demikian: 1). Aku boleh berbuat segala sesuatu, tetapi harus memuliakan Allah, 2). Apakah yang saya lakukan ini berfaedah dan membangun orang lain?, 3). Tidak ada ikatan yang akan membatasi atau membelenggu;
4. Sejahtera Kristus memerintah di dalam hati. Hati nurani kita yang sudah dubaharui dan dibersihkan oleh darah Yesus Kristus akan menjadi hati yang peka terhadap suara Roh Kudus;
5. Proses pengujian. Cari kehendak Allah dalam suatu pengujian dengan berdoa setia tanpa pengaruh dengan unsur luar;
6. Berdiskusi dan rendah hati mencari pengertian dari mereka yang dewasa rohaninya; dan
7. Tunggu dan sabar akan waktu Tuhan. Kadang-kadang semua prinsip sudah kita jalankan dan tidak ada yang terlanggar, tetapi kita mesti menunggu sampai suatu hari kita akan jelas mengerti waktu Tuhan untuk bertindak.
Kelima, penggenapan kehendak Allah (Ibr.10:7, Luk.22:42-43, Kis.13:36. Ibr.10:36). Memang tidak mudah untuk mengetahui kehendak Tuhan. Jika kehendak Tuhan tidak dinyatakan kepada kita dan kita tidak mempunyai kerelaan untuk taat, maka Roh Kudus tidak akan menyatakan kehendak Allah ke dalam hati kita masing-masing. Tetapi Roh Kudus akan memimpin kita melalui Kitab Suci yang sudah Tuhan wahyukan kepada kita. Kita akan melihat contoh bagaimana Kristus menjalankan kehendak ALLAH:
1. Seumur hidup berjalan dalam kehendak Allah. Yesus datang dengan satu tujuan: menjalankan kehendak Allah! Ini merupakan suatu contoh, suatu keutuhan arti hidup bagi setiap orang yang hidup di dalam Yesus Kristus. Jikalau kita mengatakan “Kita di dalam Kristus”, tetapi kiat tidak meneladani Tuhan kita, itu adalah omong kosong! Jikalau kita mengatakan bahwa kita milik Kristus, tetapi kita tidak menjalankan apa yang dijalankan oleh Yesus, itu bohong! Gereja dan setiap orang Kristen hendaklah melihat teladan yang paling sempurna, teladan manusia sejati, dimana di dalam DIA Allah berkenan. Allah berkata, ”Lihatlah HambaKu yang Kupilih, yang Kuperkenan.” Di dalam DIA terdapat perjalanan kehendak Allah;
2. Memprioritaskan Kehendak Allah. Teladan Tuhan Yesus dalam Doa Bapa Kami, “Jadilah KehendakMu di bumi seperti di sorga.”,
3. Tidak menjalankan kehendak sendiri. Tuhan Yesus di dalam seluruh tutur kata, tingkah laku dan perbuatan, sama sekali tidak mau melakukan kehendak-Nya sendiri; 4
4. Taat di dalam pergumulan. Hidup itu ada pasang surutnya. Tidak ada hari-hari yang terus terang benderang. Kadang-kadang matahari bersinar, kadang-kadang berawan gelap. Kadang-kadang hujan deras dan angin ribut datang. Jangan mengira hidup kita lancar terus. Kadang-kadang melayani Tuhan lancar sekali, kadang-kadang pelayanan kita seperti tidak digubris, tidak ada respons yang baik. Seperti yang dikatakan oleh Martin Luther, bahwa “pengenalan kita kepada Allah dan kehendak-Nya tidak akan pernah maju tanpa pergumulan, pertentangan dan pencobaan”. Allah megijinkan semuanya itu terjadi untuk membuat kita semakin mengenal Dia dengan kuat kuasaNya;
5. Taat sampai mati. Ia telah menyimpulkan seluruh hidupNya dengan cara doa yang begitu taat kepada Tuahn. “Bapa, jika Engkau mau, ambillah cawan ini daripadaKu, tetapi bukan kehendakKu, tetapi kehendakMu yang terjadi.” (Luk.22:42). Yesus berdoa karena Ia harus meminum cawan murka Allah. Yesus meneladankan suatu kehidupan yang total taat, yang menjadi “wakil kedua” umat manusia. Di taman Eden kita mendengar seruan di dalam hati manusia: “Bukan kehendakMu, tetapi kehendakKu yang terjadi”. Sebaliknya di taman Getsemani kita mendengar seruan Manusia kedua: “Bukan kehendakKu, tetapi kehendakMu yang terjadi”. Cawan murka Allah betul-betul tidak Tuhan singkirkan. Berarti, kadang-kadang doa kita tidak dikabulkan oleh Tuhan. Tuhan memang tidak menyingkirkan cawan itu, tetapi Tuhan memberikan kekuatan agar Yesus meminum cawan itu hingga tetes terakhir demi menanggung dosa kita. Inilah teladan Tuhan kita, teladan Penebus kita. Dari keadaan seperti ini, kita baru tahu bagaimana hidup menjadi orang yang menjalankan kehendak Tuhan.
Sudahkah saudara rela menjadi Seorang Kristen yang memikul Salib, menyangkal diri, ikut Dia, dan mau menjalankan kehendak Tuhan? Sudahkah saudara menyediakan hati untuk menyingkirkan segala kamauan sendiri dan kemauan Setan yang selalu mengganggu dan merongrong hidup saudara? Maukah saudara mengundang Tuhan Yesus untuk masuk ke dalam ahti saudara dan meminta Dia memimpin hidup saudara? Maukah saudara menyerahkan masa depan Saudara kepada Tuhan Yesus, baik di dalam perkuliahan, pekerjaan, jodoh, pernikahan, dan di dalam semua bidang kehidupan saudara untuk Dia pimpin? Pada alkhirnya, jikalau kita mau menyerahkan semuanya kepada Dia, maka kita akan menggapai masa depan yang sesuai dengan kehendak Allah, yang akhirnya semua hormat, pujian dan kemuliaan kembali kepada Dia, Allah Tritunggal Yang Esa. Amin!
(Penulis adalah Ps. Joner Sihombing, S.E., M.Div., disadur dari buku “Bagaimana Mengetahui Kehendak Allah?”—Pdt. DR. Stephen Tong, dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Mei 2004)
Kedua, ada tiga karya Allah yang paling besar: Allah yang sejadi adalah Allah yang mencipta, menebus, dan yang mewahyukan Diri. Kita harus menyerahkan kehendak dan masa depan kita ke dalam kehendak-Nya. Mati dan hidup kita ditentukan oleh Tuhan.
Ketiga, ada beberapa tingkatan dalam kehendak Allah yang berdaulat:
1. Rencana Allah. Orang Kristen harus mengerti bahwa Bapa kita di sorga mempunyai rencana yang baik bagi kita (Rom.8:29). Berdoalah baik-baik, agar hidup kita sesuai dengan rencana Allah. Allah mempunyai rencana dan rencana Allah mempunyai prinsip-prinsip yang harus dipelajari hanya dari Kitab Suci;
2. Pengaturan Allah. Selain merencanakan, Allah juga menginginkan agar rencana-Nya berhasil dan digenapi. Pengaturan Allah kadang-kadang sesuai dengan keinginan kita, tetapi kadang-kadang sama sekali berlawanan dengan keinginan kita. Pengaturan Tuhan membawa kita kepada keindahan yang akan kita temukan di dalam rencana Allah;
3. Pimpinan Allah. Roh kudus memimpin manusia, sehingga manusia mengetahui bagaimana berjalan menurut kehendak Allah. Roh kudus memimpin tempramen atau karakter dan segala sesuatu yang ada pada kita menuju ke arah yang benar. Dengan demikian, potensi diri kita disalurkan dengan baik. Kehendak Allah dan pimpinan Roh Kudus adalah dua hal yang berbeda: a. Pimpinan Roh Kudus bersangkut paut dengan pribadi seseorang (personal), sedangkan kehendak Allah adalah hal yang global (universal), b. Pimpinan Roh Kudus ada di dalam wadah sejarah yang bersifat dibatasi oleh waktu, sedangkan kehendak Allah itu ada dari kekal sampai kekal; c. Kehendak Allah bersifat mutlak, pimpinan Roh Kudus bersifat relatif. Pimpinan Roh Kudus membawa individu yang berada di dalam satu waktu yang sementara, kembali kepada rencana Allah yang global, mutlak dan kekal. Dengan demikian, orang yang dipimpin Roh Kudus menjalankan kehendak Allah. Contoh kehendak Allah, kabarkan Injil keseluruh dunia, Pimpinan Roh kudus memimpin orang mengabarkan injil melalui profesi sebagai pendeta, penginjil, pengajar, awam, dsb. Kita akan tahu bagaimana Tuhan memimpin, jika kita taat kepada firman-Nya;
4. Ijin Allah. Kadang-kadang apa yang Allah perbolehkan bagi kita, bukanlah kehendakNya yang paling indah; dan
5. Allah membiarkan. Orang yang dibiarkan Allah akhirnya akan dibuang dan dihukum oleh Allah sampai binasa
Keempat, ada beberapa langkah-langkah mencari kehendak Allah (I Yoh.3:19,20; Kol.3:15; 1 kor.6:12;1 Kor.10:23,24,31; Yoh.7:17). Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk menjalankan kehendak Allah lebih daripada memiliki karunia dan talenta dan memakai nama-Nya di dalam melakukan pelayanan.
1. Tidak ada jalan pintas untuk mengenal kehendak Allah. Tidak ada jalan pendek. Yang ada adalah menurut jalan yang sudah ditetapkan dalam prinsip-prinsip Alkitab! Jikalau manusia tidak mungkin mengenal kehendak Allah, maka Allah tidak perlu mewahyukan Alkitab kepada kita. Allah tidak perlu susah payah melewati ±1600 tahun dengan 40 orang nabi dan rasul mencatatkan-Nya bagi kita masing-masing. Mengenal kehendak Allah secara tepat dan total melalui membaca Alkitab secara keseluruhan, bukan cepat-cepat. Adalah bijak apabila kita menuruti nasihat John Calvin yang mengatakan “Pada waktu Allah menutup mulut-Nya yang kudus, saya akan berhenti untuk bertanya.” Tanda kerohanian yang baik terlihat pada orang-orang yang mencari kehendak Allah yang sudah dinyatakan dalam kehendakNya yang dapat dikenali. Adalah orang yang cinta Tuhan yang merenungnkan hukum Allah siang dan malam. Pada waktu kita diminta untuk dipimpin oleh Roh Kudus, kita harus ingat bahwa yang terutama dikerjakan oleh Roh Kudus adalah memimpin kita kepada kebenaran. Kita dipanggil untuk hidup berdasarkan setiap Firman Tuhan yang keluar dari mulut Allah. Apa yang telah dinyatakan oleh Allah merupakan urusan, bahkan urusan kita yang utama,
2. Mengenal Kehendak Allah secara Total. Apa yang Allah inginkan agar manusia mengerti kehendak dan rencananya secara total? a.Menjadi murid yang mau mendengar dan taat. Yang terpenting adalah mendengar Firman Tuhan dan prinsip-prinsip Alkitab untuk mengenal rencana Allah secara total. Langkah pertama yang penting adalah menetapkan dulu untuk taat, b.Berada di dalam jalur Alkitab. Tidak mungkin ada sesuatu yang dikatakan kehendak Tuhan tetapi bertentangan dan di luar jalur Kitab Suci;
3. Jangan mengabaikan prinsip-prinsip Alkitab. Alkitab memang tidak menyatakan berbagai hal secara jelas, tetapi Paulus memberikan 3 prinsip Alkitab terhadap hal-hal demikian: 1). Aku boleh berbuat segala sesuatu, tetapi harus memuliakan Allah, 2). Apakah yang saya lakukan ini berfaedah dan membangun orang lain?, 3). Tidak ada ikatan yang akan membatasi atau membelenggu;
4. Sejahtera Kristus memerintah di dalam hati. Hati nurani kita yang sudah dubaharui dan dibersihkan oleh darah Yesus Kristus akan menjadi hati yang peka terhadap suara Roh Kudus;
5. Proses pengujian. Cari kehendak Allah dalam suatu pengujian dengan berdoa setia tanpa pengaruh dengan unsur luar;
6. Berdiskusi dan rendah hati mencari pengertian dari mereka yang dewasa rohaninya; dan
7. Tunggu dan sabar akan waktu Tuhan. Kadang-kadang semua prinsip sudah kita jalankan dan tidak ada yang terlanggar, tetapi kita mesti menunggu sampai suatu hari kita akan jelas mengerti waktu Tuhan untuk bertindak.
Kelima, penggenapan kehendak Allah (Ibr.10:7, Luk.22:42-43, Kis.13:36. Ibr.10:36). Memang tidak mudah untuk mengetahui kehendak Tuhan. Jika kehendak Tuhan tidak dinyatakan kepada kita dan kita tidak mempunyai kerelaan untuk taat, maka Roh Kudus tidak akan menyatakan kehendak Allah ke dalam hati kita masing-masing. Tetapi Roh Kudus akan memimpin kita melalui Kitab Suci yang sudah Tuhan wahyukan kepada kita. Kita akan melihat contoh bagaimana Kristus menjalankan kehendak ALLAH:
1. Seumur hidup berjalan dalam kehendak Allah. Yesus datang dengan satu tujuan: menjalankan kehendak Allah! Ini merupakan suatu contoh, suatu keutuhan arti hidup bagi setiap orang yang hidup di dalam Yesus Kristus. Jikalau kita mengatakan “Kita di dalam Kristus”, tetapi kiat tidak meneladani Tuhan kita, itu adalah omong kosong! Jikalau kita mengatakan bahwa kita milik Kristus, tetapi kita tidak menjalankan apa yang dijalankan oleh Yesus, itu bohong! Gereja dan setiap orang Kristen hendaklah melihat teladan yang paling sempurna, teladan manusia sejati, dimana di dalam DIA Allah berkenan. Allah berkata, ”Lihatlah HambaKu yang Kupilih, yang Kuperkenan.” Di dalam DIA terdapat perjalanan kehendak Allah;
2. Memprioritaskan Kehendak Allah. Teladan Tuhan Yesus dalam Doa Bapa Kami, “Jadilah KehendakMu di bumi seperti di sorga.”,
3. Tidak menjalankan kehendak sendiri. Tuhan Yesus di dalam seluruh tutur kata, tingkah laku dan perbuatan, sama sekali tidak mau melakukan kehendak-Nya sendiri; 4
4. Taat di dalam pergumulan. Hidup itu ada pasang surutnya. Tidak ada hari-hari yang terus terang benderang. Kadang-kadang matahari bersinar, kadang-kadang berawan gelap. Kadang-kadang hujan deras dan angin ribut datang. Jangan mengira hidup kita lancar terus. Kadang-kadang melayani Tuhan lancar sekali, kadang-kadang pelayanan kita seperti tidak digubris, tidak ada respons yang baik. Seperti yang dikatakan oleh Martin Luther, bahwa “pengenalan kita kepada Allah dan kehendak-Nya tidak akan pernah maju tanpa pergumulan, pertentangan dan pencobaan”. Allah megijinkan semuanya itu terjadi untuk membuat kita semakin mengenal Dia dengan kuat kuasaNya;
5. Taat sampai mati. Ia telah menyimpulkan seluruh hidupNya dengan cara doa yang begitu taat kepada Tuahn. “Bapa, jika Engkau mau, ambillah cawan ini daripadaKu, tetapi bukan kehendakKu, tetapi kehendakMu yang terjadi.” (Luk.22:42). Yesus berdoa karena Ia harus meminum cawan murka Allah. Yesus meneladankan suatu kehidupan yang total taat, yang menjadi “wakil kedua” umat manusia. Di taman Eden kita mendengar seruan di dalam hati manusia: “Bukan kehendakMu, tetapi kehendakKu yang terjadi”. Sebaliknya di taman Getsemani kita mendengar seruan Manusia kedua: “Bukan kehendakKu, tetapi kehendakMu yang terjadi”. Cawan murka Allah betul-betul tidak Tuhan singkirkan. Berarti, kadang-kadang doa kita tidak dikabulkan oleh Tuhan. Tuhan memang tidak menyingkirkan cawan itu, tetapi Tuhan memberikan kekuatan agar Yesus meminum cawan itu hingga tetes terakhir demi menanggung dosa kita. Inilah teladan Tuhan kita, teladan Penebus kita. Dari keadaan seperti ini, kita baru tahu bagaimana hidup menjadi orang yang menjalankan kehendak Tuhan.
Sudahkah saudara rela menjadi Seorang Kristen yang memikul Salib, menyangkal diri, ikut Dia, dan mau menjalankan kehendak Tuhan? Sudahkah saudara menyediakan hati untuk menyingkirkan segala kamauan sendiri dan kemauan Setan yang selalu mengganggu dan merongrong hidup saudara? Maukah saudara mengundang Tuhan Yesus untuk masuk ke dalam ahti saudara dan meminta Dia memimpin hidup saudara? Maukah saudara menyerahkan masa depan Saudara kepada Tuhan Yesus, baik di dalam perkuliahan, pekerjaan, jodoh, pernikahan, dan di dalam semua bidang kehidupan saudara untuk Dia pimpin? Pada alkhirnya, jikalau kita mau menyerahkan semuanya kepada Dia, maka kita akan menggapai masa depan yang sesuai dengan kehendak Allah, yang akhirnya semua hormat, pujian dan kemuliaan kembali kepada Dia, Allah Tritunggal Yang Esa. Amin!
(Penulis adalah Ps. Joner Sihombing, S.E., M.Div., disadur dari buku “Bagaimana Mengetahui Kehendak Allah?”—Pdt. DR. Stephen Tong, dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Mei 2004)
1 komentar:
Nice share
Posting Komentar