Jumat, 14 Agustus 2009

ARTIKEL: REMAJA, BERKEMBANG DAN BERKARYA BAGI TUHAN

Pengantar
Yang disebut dengan remaja ialah anak-anak yang berusia sekitar 11 - 20 tahun. Masa remaja ini merupakan gerbang untuk bisa mencapai tahap kedewasaan. Pada masa remaja ini merupakan masa pertumbuhan, jadi anak-anak remaja ini belum mencapai bentuk akhir dari perkembangan tubuhnya. Pada masa perkembangan ini, baik remaja putra maupun putri akan mengalami suatu perubahan (perkembangan) secara fisik dan mental. Secara fisik, akan terlihat perubahan yang dialami oleh setiap remaja. Perubahan pada anggota tubuhnya, suara, maupun pertumbuhan secara hormonal, akan terjadi pada remaja putra dan putri. Dan secara mental, akan terlihat dari sikap dan kepribadian yang dimunculkan oleh remaja itu sendiri. Setiap remaja akan mulai menaruh ketertarikannya pada remaja lawan jenis. Selain itu, mulai timbul perasaan untuk bertanggung jawab akan sesuatu hal, walaupun tidak semua remaja memiliki sikap menuju kedewasaan ini. Dan orang tua pun harus bisa mengerti perkembangan anak remajanya untuk bisa mendidik sesuai kondisi yang dialami anaknya. Selain itu, dikarenakan remaja sangat ingin untuk diperhatikan oleh orang lain pada masa perkembangannya ini.
Sebagai remaja Kristiani, kita harus bisa memahami perkembangan pada diri kita sendiri. Perkembangan setiap remaja tidaklah senantisa sama, baik secara fisik maupun mental. Waktu untuk perkembangan tersebut juga tidak terjadi pada umur yang sama. Ada yang sangat awal, ada pula yang berkembang pada masa-masa akhir remajanya. Tetapi semuanya bukanlah terjadi begitu saja tanpa kehendak Tuhan. Semua yang terjadi dalam hidup kita merupakan kehendak Allah untuk bisa terjadi. Perbedaan lainnya yang mungkin terjadi ialah saat adanya perbedaan fisik dengan remaja lainnya. Perbedaan tidak perlu disikapi dengan sinis oleh kita sebagai remaja. Sebab, perubahan dan perkembangan setiap remaja memanglah berbeda. Dan yang terpenting, kita tidak perlu merasa rendah diri disaat kita berbeda dengan remaja lainnya tengah-tengah pergaulan kita. Kita tetap harus bisa mengucap syukur kepada Allah, dalam segala hal yang bisa terjadi dalam diri kita. Alkitab berkata, “Ucapkanlah syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”. Ucapan syukur kita menunjukkan kualitas hati kita di hadapan Allah. Beberapa aspek penting yang terjadi pada perkembangan remaja antara lain :
1. Kondisi fisik.
Perkembangan remaja akan sangat terlihat pada perkembangan fisiknya (tubuh).
2. Kebebasan emosional.
Secara emosional, remaja akan cenderung sangat ingin mendapat pengakuan dari pihak lain tentang dirinya.
3. Interaksi sosial.
Pada masa remaja ini, akan sangat baik jika kita mulai lebih membuka diri terhadap lingkungan sosial agar mendapat gambaran diri kita secara objektif.
4. Pengetahuan terhadap kemampuan diri.
Adanya pengertian yang benar tentang kemampuan dirinya sendiri. Kemampuan setiap remaja berbeda, hal ini yang harus dimengerti, jangan sampai memaksakan diri untuk melakukan hal yang tidak mampu dilakukan.
5. Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama.
Emosi remaja sangatlah berkobar-kobar. Ketika senang akan sangat tampak gembira. Ketika sedih, akan tampak sangat murung. Oleh karenanya, emosional remaja juga harus bisa dikendalikan berdasarkan nilai-nilai kekristenan. Sehingga bisa menyikapi persoalan dengan lebih bijaksana.
Lalu, bagimana cara kita untuk bisa memahami perkembangan diri kita sendiri? Konsep diri yang benar bagi anak-anak remaja sangatlah penting. Konsep yang benar tersebut sangat didasari oleh pengenalan remaja akan Tuhannya. Secara sederhana, remaja Kristiani harus bisa mengenal Tuhan terlebih dahulu sehingga memiliki konsep diri yang benar. Tuhanlah yang menciptakan segala sesuatu dengan tidak berkerurangan sesuatu apapun. Sehingga, kekurangan yang dialami oleh remaja tidak bisa dijadikan alasan untuk merasa rendah diri. Sebab Allah sendiri yang akan menyempurnakan setiap pekerjaan tangan-Nya dalam diri para remaja.
Masa remaja merupakan masa yang harus dialami setiap orang sebelum kepada tahap dewasa. Dan masa-masa remaja ini akan sangat mempengaruhi kehidupannya dalam tahap kedewasaan nanti. Remaja yang mampu berkembang dengan baik akan cenderung berhasil di masa dewasanya. Dan remaja yang gagal dimungkinkan akan lebih sering mengalami masalah pada saatnya nanti. Hal itu dikarenakan pada masa remaja inilah setiap remaja berusaha menemukan jati dirinya dan membentuk kepribadiannya secara mandiri. Hal itu sangat berguna bagi remaja untuk menyikapi persoalan yang dihadapinya.
Setiap remaja akan secara tidak langsung membentuk kepribadiannya melalui pergaulan yang dijalaninya sehari-hari. Berikut merupakan kategori kepribadian dengan berbagai ciri yang dimilikinya:
1. Tipe SANGUIN
Berkekuatan besar, bersemangat, gairah hidup tinggi, mampu membuat lingkungan gembira, senang. Namun, cenderung impulsive, mudah terbawa godaan lingkungan, dan sangat terbawa oleh keadaan sedih.
2. Tipe FLEGMATIK
Lebih terlihat tenang, tidak menampakkan emosi (baik sedih atau pun senang), pendengar yang baik, pengkritik yang tajam, dan mampu menguasai diri dengan baik, murah hati. Namun, tipe ini cenderung untuk tidak mau susah, selalu ambil keputusan yang mudahnya saja.
3. Tipe KOLERIK
Berorientasi pada pekerjaan dan tugas, berdedikasi dan disiplin tinggi, setia dan bertanggung jawab. Tetapi, kurang bisa memainkan perasaannya, sehingga kurang bisa memahami perasaan orang lain bahkan sangat mungkin untuk tidak peduli terhadap orang lain.
4. Tipe MELANKOLIS
Punya obsesi dengan hasil pekerjaan yang paling bagus, sempurna, estetika hidup yang tinggi dan perasaan yang sangat kuat. Kelemahannya ialah sangat sering terbawa oleh perasaan yang sensitif, dan tidak mudah terangkat untuk tertawa atau terbahak-bahak.
Apapun tipe kepribadian yang dimiliki seorang remaja, tidaklah bisa dijadikan ukuran murni untuk mengerti seseorang, namun bisa saja dijadikan patokan di dalam memahami diri sendiri dan orang lain. Yang terpenting adalah bagaimana kita mau mengundang Tuhan untuk menjadi Raja dalam hati kita. Sehingga dengan kuasa Roh Kudus, kita bisa sesalu menampilkan hal positif dari tiap kepribadian yang kita punya dan mampu mengendalikan segala kelemahan yang kita punya.
Firman Tuhan di Mazmur 139:23,24 berkata, "Selidikilah aku ya Allah dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku. Lihatlah apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal." Yang perlu kita (remaja) pelajari adalah bagaimana Pemazmur mengundang Tuhan. Jadi syarat yang kita lakukan adalah dengan mengundang Tuhan untuk melihat, menilik, dan memeriksa jalan kita. Kita juga harus mengundang Tuhan untuk menuntun kita ke jalan yang benar. Secara mudah, karakteristik yang paling penting adalah apakah kita bersedia mengundang Tuhan masuk menilik hati kita, dan apakah kita mau berubah. That’s the key. Setuju?

Suka Duka Remaja
Masa remaja dianggap sebagai masa yang menyenangkan sekaligus masa tersulit dalam hidup seseorang. Disebut menyenangkan sebab pada masa inilah banyak remaja yang mulai bisa merasakan kebebasan baik secara emosi maupun kepentingan. Tetapi juga masa di saat merasa kesulitan di dalam hidupnya. Persoalan yang sering muncul ialah hubungannya dengan orang tua.
Sebenarnya tidak ada jaminan bahwa orang tua yang baik akan menghasilkan anak yang baik pula. Sebagai contoh ialah perumpamaan yang Yesus sampaikan dalam kisah perumpamaan tentang anak yang hilang. Dalam kisah tersebut, orang tua anak tersebut sangatlah baik dan mau mengerti anaknya. Tetapi, anaknya tetap bersikap egois dan bahkan dianggap mengecewakan bapaknya. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa peran dan dampak orang tua sangatlah besar dalam membentuk sikap setiap anaknya. Kembali diulang, bahwa yang terpenting ialah bagaimana orang tua mau mendidik anaknya di dalam pengenalan akan Kristus sehingga anak pun mau mengundang Yesus untuk mengendalikan hidupnya. Permasalahan lainnya ialah di dalam pergaulan sesama teman remaja. Sering timbul perbedaan pendapat antar remaja masa kini. Mulai dari yang dianggap benar sampai yang dianggap berkaitan dengan kepentingannya sendiri. Semuanya memang harus dilalui, tinggal bagaimana kita menyikapi persoalan yang ada tersebut.
Ada yang mengatakan “when your morning is right, your day is bright!”. Jika kita memulai hari (pagi) dengan benar, maka hari yang akan kita jalani akan bersinar. Memulai hari dengan benar ialah memulainya dengan bersekutu dengan Tuhan, melalui pembacaan firman Tuhan/ bersaat teduh. Hingga kita bisa bersinar sesuai dengan firman Tuhan. Sebagai contoh, ada orang (remaja) yang tidak memulai harinya dengan benar (bersaat teduh). Lalu saat di sekolah dia ditegur oleh gurunya karena suatu masalah. Dia mulai kesal dengan sikap guru tersebut. Selanjutnya, ada teman yang membuatnya kesal pula dan ditanggapi dengan emosi. Saat pulang sekolah, menerima banyak PR yang membuatnya frustasi. Bahkan, di rumah hanya ada makanan secukupnya dan tidak sesuai selera. Seharian itu dia merasa kesal dan kecewa. Apakah semua masalah yang dihadapinya karena dia tidak bersaat teduh di pagi hari? Lalu, apakah remaja yang bersaat teduh tidak akan menghadapi masalah seperti itu? Jawabannya adalah TIDAK!
Remaja yang memulai harinya dengan bersaat teduh akan menghadapi persoalan yang sama bahkan mungkin lebih sulit. Lalu apa yang membedakan? Yang sangat membedakan ialah sikapnya dalam menghadapi persoalan tersebut. Remaja yang memulai harinya (pagi) dengan benar akan menghadapi persoalan dengan sikap yang benar pula. Saat ditegur oleh guru, dibuat kesal oleh teman, menerima banyak PR, atau bahkan suasana rumah yang kurang menyenangkan akan dihadapi dengan penuh sukacita dan penuh ucapan syukur. Apak sikap seperti itu akan otomatis muncul waktu bersaat teduh? Tentu saja tidak. Semuanya memrlukan proses dan dilakukan dengan tekun.
Masalah mungkin saja sama, tetapi cara menyikapinya yang berbeda. Oleh karenanya, suka dan duka remaja harus dihadapi dengan penuh hikmat. Dan hikmat yang benar hanya bisa diperoleh dengan pembacaan firman Tuhan yang rutin.oke…

Remaja di Hadapan Allah
Bagaimanakah remaja yang berkenan di hadapan Tuhan? Tentu saja remaja yang sesuai dengan kehendak Allah. Lalu apa yang dikehendaki Tuhan dalam diri seorang remaja? Jawabannya bisa kita ketahui dalam firman Tuhan. Seperti yang telah tertulis diatas bahwa kehendak Tuhan dapat kita ketahui dengan pembacaan firman Tuhan yang rutin.
Alkitab dalam Amsal 23:22-25 berkata, "Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua. Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian. Ayah seorang yang benar akan bersorak-sorak; yang memperanakkan orang-orang yang bijak akan bersukacita karena dia. Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita, biarlah beria-ria dia yang melahirkan engkau"
Memang tidak semua orang tua selalu benar. Bahkan tidak semua orang tua selalu bisa mendidik anaknya dengan efektif dan sesuai dengan harapan anak itu sendiri. Tetapi Alkitab berkata supaya kita, sebagai anak-anak Allah, tetap harus menghormati orang tua kita sendiri. Kita harus bisa memperjuangkan kebenaran walaupun orang tua kita kedapatan tidak bersikap benar. Demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian yang benar harus kita miliki. Salah satu cara kita menghormati orang tua adalah dengan membuatnya bangga terhadap kita. Bisa melalui prestasi belajar, sikap yang santun, atau pun sebagai anak yang penurut dan taat. Selain itu, disebutkan pula bahwa kita harus memiliki suatu sikap yang bijak sehingga orang tua kita pun akan bersukacita karena kita.
Kalau kita memang tidak bisa melakukan hal-hal yang besar buat orang tua, Allah tetap memandang kita sebagai anak-anakNya jika kita bisa menghormati orang tua.

Teladan Paling Sempurna
Teladan kehidupan remaja bisa kita contoh dari kehidupan Yesus sewaktu muda. Apa sih yang dilakukan Yesus sewaktu remaja? Alkitab memang tidak membahas banyak kehidupan Yesus sewaktu remaja. Tetapi, dari yang sedikit itu pun cukup bisa disimpulkan bagaimana Yesus sewaktu remaja untuk bisa kita teladani sebagai remaja masa kini.
"Lalu Ia (Yesus) pulang bersama-sama mereka (orangtua-Nya) ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. ... Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia."
Persoalan anak muda zaman itu mungkin sangat berbeda dengan zaman sekarang. Sebab sekarang hampir di semua aspek kehidupan kita sangat berkaitan dengan kemajuan teknologi, sehingga mendatangkan masalah yang rumit pula. Tetapi sebenarnya persoalan remaja sama saja, seputar eksistensi dirinya di masyarakat dan kehidupan dalam keluarganya masing-masing.
Dalam ayat tersebut tertulis bahwa Yesus makin bertambah besar-Nya yang menunjukkan kesehatan fisik. Alkitab berkata bahwa tubuh kita merupakan Bait Roh Kudus. Sehingga kita harus bisa menjaganya secara fisik untuk tetap sehat dan kuat. Setiap energi yang ada harus bisa kita persembahkan sebagai persembahan kepada Tuhan. Jangan sampai kita kalah dalam perjuangan melawan berbagai godaan secara jasmani, mental, moral, dan rohani.
Disebutkan pula bahwa Yesus makin dikasihi oleh manusia. Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan kehidupan sosial. Yesus juga memiliki kehidupan sosial. Sebagai kaum remaja, kita juga mesti memiliki pergaulan sosial yang benar di hadapan Allah. Yesus pun hidup bersosial dalam masyarakatnya. Bergaul dan berbincang banyak orang, menghadiri pesta perkawinan, mengikuti hari raya Yahudi, dan banyak lagi. Allah juga mengingini kita bisa hidup bermasyarakat dan membawa dampak hingga orang-orang sekitar kita pun mengasihi kita. Pergaulan kaum muda yang baik adalah pergaulan yang mengenal Yesus Kristus.
Selanjutnya, bagian yang terpenting ialah bahwa Yesus makin dikasihi oleh Allah.. Artinya Dia juga bertumbuh secara rohani. Dia punya hubungan yang akrab dengan Allah; berdoa kepada Allah, mempelajari firman Tuhan. Kehidupan remaja kita harus bisa akrab dengan Allah agar sejak muda kita bisa hidup sesuai dengan kehendakNya.

Penutup
Dari semua orang yang disebutkan di dalam Alkitab, tidak ada yang lebih sering muncul dari pada Daud. Bahkan nama Daud lebih sering muncul dari nama Yesus(Gene A. Getz, David: God´s Man in Faith and Failure, Ventura, Calif.: Regal, 1978, h. 4). Berbagai persoalan kehidupan Daud dapat kita lihat dalam Alkitab; mulai pergaulannya dengan Saul dan keluarganya, kehidupannya di hadapan Allah, perjalanannya untuk menjadi raja Israel, dan kehidupan pernikahannya (2 Samuel 6:16,20-23). Dicatat bahwa semuanya terjadi sebelum Daud berusia 30 tahun (2Samuel 5:4). Tentunya ada banyak Mazmur yang ditulis ketika Daud masih menginjak masa mudanya. Kehidupannya bisa kita jadikan contoh sebagai anak muda yang dipakai Tuhan.
Yesus masih muda ketika Dia mengerjakan pelayanan-Nya di dunia dan mengubah sejarah. Selain itu, banyak dari para pemimpin gereja mula-mula muncul pada saat mereka masih muda. Sebagai anak muda, mereka semua berjuang, dan banyak yang dipakai Tuhan dengan cara yang dahsyat. Alkitab berkata,"Jangan biarkan orang merendahkanmu karena kamu muda," itu merupakan pesan Rasul Paulus kepada Timotius, yang pada waktu itu pun masih muda. "Berilah contoh untuk orang percaya dalam perkataan, hidup, kasih, iman, dan kesucian." (1Timotius 4:12).
Pertumbuhan pada remaja merupakan kehendak Tuhan untuk dapat kita alami. Dan hendaknya kita sebagai remaja dapat menghormati setiap karya Allah dalam diri kita, baik berupa perubahan secara fisik maupun pertumbuhan rohani kita. Allah telah menyediakan akal bagi kita masing-masing untuk kita gunakan secara maksimal demi kemuliaan nama-Nya. Setiap perkembangan yang terjadi dalam diri kita merupakan karunia Allah dan kita patut untuk mensyukurinya.
Dan sebagai remaja yang percaya kepada Allah, kita harus punya hubungan yang dekat dengan Bapa di surga. Seperti Yesus yang makin dikasihi Allah, demikian juga kita hidup untuk menyenangkan hati Allah dengan berbagai karya kita di dunia. Yesus mempunyai orangtua yang baik dan Ia menghormati mereka. Sehingga, kita pun harus menghormati orang tua kita. Suka duka remaja, berbagai persoalan remaja, dan setiap perkembangan yang terjadi di dalamnya harus dapat kita sikapi dengan hikmat yang benar, yang dapat kita peroleh dengan membaca firman-Nya secara rutin.

Sumber:
http://www.sabda.org/
http://www.telaga.org/
Xavier Quentin Pranata, You Are What You Think, Gloria Graffa (IKAPI), 2005, Yogyakarta.

(Penulis adalah Leonardo Sitompul, tulisan ini dimuat di Buku “UntukMU” yang diterbitkan Buletin Narhasem dalam rangka 4 tahun pelayanan Buletin Narhasem pada April 2008)

Tidak ada komentar: