Jumat, 30 Oktober 2009

ARTIKEL: ALL ABOUT SIDI (5W+1H) DAN APA HUBUNGAN SIDI DENGAN PRASYARAT NIKAH

Katekisasi Sidi (sebutan yang sering disebut dalam bahasa Batak: Parguru Manghatindanghon Haporseaon-PMH) kesempatan mendalami firman Tuhan sekaligus membangun karakter seorang remaja agar lebih dewasa mengikuti Tuhan Yesus Kristus dengan setia. Maka menurut hemat saya harus diberi kesempatan bagi mereka mengikuti pembelajaran sesuai dengan silabus (Kurikulum) yang dipersiapkan Gereja masing-masing. Pemahaman sebahagian orang bahwa katekisasi sidi kesempatan untuk mendapatkan ijin menikah, ada juga yang mengasumsikan memperoleh sertifikat lepas tanggung jawab dari orang tuanya. Yang benar bahwa dalam Katekisasi sidi sebenarnya bukanlah hal itu tetapi adanya suatu masa pembinaan bagi remaja agar menjadi lebih dewasa iman untuk melakukan kewajiban sebagai pengikut Kristus. Maka dia harus dibimbing agar semakin mengenal Yesus Kristus dan kabar sukacita dalam Alkitab, bertumbuh dalam kepercayaan dan pengakuan iman kristen, hidup secara kristiani dengan pimpinan Yesus menghadapi hari-hari dengan sukacita yang baru, bertujuan dan berpengharapan sebagai umat Allah. Sehingga semakin tau membedakan mana yang baik dilakukan dan mana yang jahat yang mau ditinggalkan. Sekarang perlu menyimak satu persatu tentang Katekisasi Sidi gereja melakukan pembinaan warga gereja sejak dini agar peserta sidi dulu, sekarang dan akan datang semakin mantap wawasannya sesuai dengan iman kepercayaannya teguh dan tidak luntur ditelan jaman.

1. What (apa) itu sidi?
Sejak anak-anak sudah ada baptisan kudus yang dilakukan, mereka sudah dipanggil ikut masuk dalam persekutuan Kristen mewarisi kehidupan kekal. Selanjutnya menjadi tanggungjawab orang tua untuk mengajarkan firman Tuhan bagi putra-putri mereka, namun kenyataannya tidak sedikit orang tua yang lupa akan tugas dan tanggungjawabnya. Gereja sebagai institusi yang memiliki peranan penting terpanggil melakukan pembelajaran agar anak dipersiapkan secara dewasa baik jasmani dan dewasa iman. Saya mengutip Aturan dan Peraturan HKBP (AP HKBP) pasal 5 point 6 “Gereja melaksanakan pelajaran Sidi bagi mereka yang akan mengaku imannya.. Ketika akan mengakhiri pelajaran itu, Pendetalah yang mengevaluasi hasil belajar mereka di hadapan pelayanan tahbisan dan orang tuanya masing-masing.. Mereka mengaku imannya di hadapan jemaat pada kebaktian Minggu sesuai dengan tatacara yang tertulis dalam Agenda HKBP”. Maka sidi yang dilaksanakan di Gereja HKBP memperkenalkan Tuhan yang Maha Kuasa, pencipta, pemelihara, dan penguasa atas segala sesuatu. Yesus Kristus penyelamaat dan Roh Kudus adalah yang menguduskan hati manusia untuk percaya kepada karya keselamatan Kristus. Agar mereka mengerti akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai jemaat Kristus kepada Tuhan dan sesama manusia, membangun karakter agar mengasihi Tuhan dan sesama sehingga hidup mereka menjadi persembahan ibadah yang murni dan sejati bagi Tuhan, dan lain sebagainya. Maka yang menerima pembelajaran sidi itu sebaiknya orang yang memasuki usia 13-20 tahun. Masa inilah yang sangat rentan dan bergejolak dalam memasuki panca robah dimana perilakunya bisa berubah-ubah setiap waktu, maka kehadiran Gereja sangat memiliki peranan penting mendampingi kehidupan dalam membangun karakter yang utuh.

2. Why (mengapa) harus sidi?
Kesempatan baik bagi si Putra-putri Gereka dituntun dan dibina untuk menselaraskan gerak kehidupannya kepada Tuhan yang memberi berkat baginya. Maka pembelajaran sidi adalah moment yang pas dalam mengawali pentingnya mengajarkan dan menanamkan pengenalan Tuhan melalui karya-karyaNya, mengajarkan khatehismus karangan Marthin Luther yang terdiri dari : Hukum Taurat, kesaksian iman orang Kristen, Doa Bapa kami, Baptisan Kudus, perjamuan Kudus, doa berisi ringkas, padat dan jelas, mengajarkan sejarah Gereja dan perkembangan-perkembangan masa kini, belajar buku ende dan bahkan pengetahuan umum skop yang lebih luas. Sebaiknya orangtua dan anak dapat saling menopang agar dapat mengikuti pembelajaran sidi itu selama satu tahun. Artinya kurikulum yang sudah dipersiapkan harus diikuti agar suatu saat menjadi jemaat yang matang. Pengalaman penulis di berbagai gereja mulai gereja yang berada di desa dan gereja yang berada kota hampir sama, usul-usul orang tua yang berkembang agar anaknya dapat menerima peneguhan sidi tanpa menerima pembelajaran Sidi karena merekapun katanya menerima pendidikan Agama di sekolah mereka, melalui tulisan ini saya tegaskan tidak bisa disamakan bahan ajar di sekolah dengan pembelajaran Katekisasi sidi mungkin ada muatannya yang sama tetapi ada banyak ketidaksamaannya yang tidak diajarkan di sekolah mereka. Saranku rubalah paradigmu yang salah dan sebaiknya semua yang belum sidi usianya sudah memenuhi syarat segeralah mengikuti pembelajan sidi dimana gereja atau ambil surat pengantar dari gereja asalmu agar bisa kamu mengikuti pembelajaran sidi di mana saudara berada dalam posisi sekarang, pasti ada manfaatnya sekarang dan akan datang khususnya tentang kesaksian imanmu dan kesetiaan kepada Tuhan Allah.

3. When (kapan) mengikuti pembelajaran sidi?
Di dalam buku bahan ajar di Katekisasi sidi HKBP bahwa yang telah berusia 13-20 tahun dapat mengikuti pembelajaran sidi dan lamanya katekiasasi sidi 12 bulan (satu tahun) atau biasa dirumuskan 120 x pertemuan dan sekali pertemuan lamanya 45-60 menit. Tetapi sampai saat ini masih ada kita jumpai yang belum katekisasi sidi diatas usia 20 tahun maka pimpinan jemaat harus memiliki tanggungjawab penuh atas keberadaan mereka. Penulis pernah mengadakan katekisasi khusus bagi mereka yang sudah bekerja dan katekiasasi kilat bagi mereka yang akan segera meried dan mereka akan menerima pembelajaran khusus karena satu hal dan lain hal. Nah...penulis menyarankan kepada pimpinan jemaat setempat janganlah ada yang menerima sidi tanpa pernah diajari sebaiknya minimal 3 bulan sebelum mereka sidi dan perlu dikomunikasikan dengan baik kepada warga jemaat agar merekapun tau apa yang mau kita lakukan jemaat yang belum sempat menerima pembelajaran sidi.

4. Where (dimana) menerima pembelajaran sidi?
Bagi saya pada saat memasuki usia 13-20 tahun sebaiknya di gereja asalnya segera mengikuti katekisasi sidi tetapi kalau sudah meninggalkan kampung halamannya mungkin karena alasan kuliah dan alasan tapi belum menerima sidi sebaiknya di mana gereja yang paling dekat menerima bahan ajar setelah diterimalah surat keterangan dari Pendeta Resort atau pimpinan jemaatnya! Agar mereka dapat menerima pembelajaran sidi di gereja yang terdekat. Alasannya kenapa harus seperti itu karena itu kesempatan baginya memperdalam firman Tuhan melalui bahan ajar katekisasi sidi. Tetapi ada juga budaya rasa malu kalau usianya sudah di atas 25 tahun sudah mulai enggan mengikutinya, temuan yang terjadi dalam pelayanan pada saat mau menikah, itulah kesempatan baginya, bisa saja itu karena terpaksa dia harus mengikuti! Karena syarat mau menikah di gereja Protestant harus lebih dahulu sidi. Kadang-kadang keadaan ini memprihatinkan, sebaiknya harus dipersiapkan dirinya menjadi jemaat yang taat akan aturan yang berlaku di gerejanya.

5. Who (Siapa) yang akan disidikan?
Pertanyaan ini agak pelik untuk dijawab karena belum semua warga jemaat memahami secara bersama orang yang mengikuti pembelajaran sidilah yang pastas menerima peneguhan sidi. Kadang-kadang temuan yang terjadi sepertinya tidak dapat ditolerir kebenarannya, bagi penulis menyarankan sebaiknya orang tua harus satu visi berama majelis dan pelayan full timer, setiap yang menerima pembelajaran sidilah yang menerima peneguhan sidikan. Maukah kita konsisten melakukannya? Atau suka-suka kita aja. Bisa itu mengundang masalah baru dan bahkan sampai meng-kambing-hitamkan yang lain demi kepentinganmu. Imbauan penulis, dengan jiwa besar setiap yang mengikuti bahan ajar sidi yang layak menerima peneguhan sidi. Mari kita serius melakukannya.

6. How (Bagaimana) orang yang menerima peneguhan sidi?
Pertama: memiliki komitmen agar menjadi pengikut Kristus yang menunjukkan curi teladan. Kedua: Siap bertarung mempertarungkan iman percayanya agar hidupnya tetap dikendalikan firman Tuhan, dan pedoman hidupnya selalu beralaskan firman Tuhan. Ketiga: tidak mudah diombang ambingkan oleh arus jaman yang cepat berubah-ubah.

7. Lalu, hubungan sidi dengan prasyarat menikah?
Bagi gereja protestan khususnya HKBP orang yang sudah menerima peneguhan sidi adalah yang layak memasuki jenjang pernikahan kudus. Adapun alasan yang pertama: penulis merumuskan mereka sudah dikategorikan dapat bertumbuh secara jasmani dan bertumbuh secara spritual sesuai dengan iman percayanya. Kedua: pembinaan selama pembelajaran sidi membentuk pola berpikir semakin kritis membaca tanda-tanda jaman. Ketiga: menunjukkan kesetiaan dalam kehidupannya dan berpengharapan penuh melalui sola fide (hanya karena iman), sola scriptura (hanya karena firman Tuhan), sola Gratia (hanya karena anugerah) menjadi baro meter hidupannya. Jika dibandingka dengan dogma Katolik bahwa syarat menikah adalah orang yang mengikuti katakumen, persis sama dengan gereja protestan. Nah sekarang: rekan-rekan yang belum sidikan dan sudah memenuhi syarat putuskan sekarang juga segera daftarkan diri anda untuk mengikuti bahan ajar katekisasi sidi. Ingat pada saat sidilah kamu dapat dibentuk ke arah yang lebih baik melalui kesaksian imanmu. Sebenarnya anda beruntung kalau sudah sidi: status anda menjadi jemaat dewasa, dapat menerima perjamuan kudus, sudah dapat melanjutkan jenjang pernikahan menikah, tapi yang lebih luar biasa menjadi warga kerajaan Allah sekarang dan akan datang! Kesaksian imanmulah sebagai kata kuncinya dalam mengikuti Tuhan. Dimanakah itu kamu dapat raih? Melalui pembelajaran sidi? Makanya berulang-ulang kutegaskan: Kamu harus menjadi peserta sidi yang baik, itulah kesempatan menerima pembinaan dari hamba-hambaNya. Selamat menjadi peserta sidi yang serius dan konsisten. Ajaklah saudara dan rekanmu untuk mengikuti pembelajaran sidi. Horas (Hanya Oleh Karena AnugerahNya Saja).

(Penulis adalah Pdt. Haposan Sianturi, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi September 2009)

Tidak ada komentar: