Kamis, 03 Desember 2009

ARTIKEL: BAGAIMANA MEMBERANTAS KEMUNAFIKAN DALAM DIRI KITA

Munafik, kata ini sudah sering sekali kita dengar di telinga kita, dan pada dasarnya banyak orang tidak meyukai sikap ini. Tetapi pada kenyataannya banyak orang yang memiliki sikap yang satu ini, di sadari ataupun tidak di sadari. Bahkan kemunafikan mendapat tempat yang paling aman di gereja. Mengapa? Karena tidak seorang pun yang tahu dengan dosa ini. Kadang kemunafikan sering tersamar oleh senyuman, kerajinan beribadah dan nyanyian. Meskipun kita mendengar nada yang merdu dari pemimpin pujian dan jemaat, tetapi nyanyian itu menjadi nada yang sumbang di telinga Allah. Karena banyak dari kita beribadah dalam ketidaktulusan. Orang dapat berperilaku dan menjalankan peran sebagai orang ramah, suka menolong, berlaku sebagai dermawan yang murah hati, tetapi perilaku ini bukan lahir dari hati yang tulus. Banyak orang yang karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain maka ia bersikap munafik.
Munafik adalah perilaku yang penuh dengan kepura-puraan. Yesus memberikan pengertian kemunafikan seperti ini : “ Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan” ( Mat 23:28 ). Siapa yang tahu kalau orang Farisi dan ahli-ahli Taurat adalah orang-orang munafik? Tidak seorang pun menyangka, karena dari luar mereka adalah orang-orang saleh. Tapi Yesus mengerti isi hati mereka, sebab Yesus melihat hingga tembus ke dalam hati kita. Bagaimana dengan diri kita masing-masing ? Apakah kita juga merupakan salah satu orang yang memiliki sikap ini? Bagaimana agar kita dapat dengan tegas berkata tidak pada sikap munafik ini..? Allah Bapa menginginkan agar kita sebagai anak-anakNya memiliki ketulusan dan kejujuran hati di hadapanNya.
Firman Tuhan mengajarkan kita untuk kita tidak bersikap munafik dalam segala tindakan ritual dan hidup sehari-hari seperti : dalam hal berdoa, berpuasa, memberi sedekah, dll ( Mat Psl 6&7). Diperlukan hidup yang selalu di pimpin Roh Kudus Tuhan agar kita tidak bersikap munafik. Kita harus selalu berusaha dan berusaha untuk selalu bersikap jujur, tulus di hadapan Tuhan. Kita juga harus menjaga kemurnian hati kita di hadapan Tuhan, karena hanya orang yang murni hatinya saja akan mendapat berkat (Maz 24:3-5). Dalam Mat pasal 5-7, di sini Tuhan mengajarkan bagaimana dapat hidup sebagai warga kerajaan Allah, dan bagaimana dapat hidup sebagai murid Yesus yang sungguh-sungguh. Hidup sebagai murid Yesus yang sungguh-sungguh tidak hanya dengan mulut mengaku percaya, tetapi mau melakukan apa yang menjadi kehendak BapaNya, karena hanya orang yang melakukan KehendakNya saja yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah, bukan orang yang selalu berseru Tuhan Tuhan saja, tapi dia tidak melakukan Firman Tuhan dalam kehidupannya. Tuhan menghendaki agar kita menjaga kekudusan hidup kita di hadapanNya ( I Pet 1:14-16).
Kita semua sadar bahwa kedagingan kita sangat lemah, dan sangat sulit untuk memberantas kemunafikan dalam diri kita. Kita semua mencoba menyembunyikan sisi jelek kita atau kita membuatnya kelihatan lebih baik. Tapi hati nurani kita yang terdalam mengetahui bahwa kita jauh dari harapan kita. Tak seorangpun yang dapat lolos dari cap “orang munafik”, kecuali Yesus Kristus sendiri. Dialah satu-satunya yang hidup dalam standar Tuhan, yang secara sempurna menjalani apa yang di ajarkanNya. Hanya melalui Kristuslah kita dapat lolos dari dakwaan kemunafikan yang kita lakukan. Dengan hidup dalam takut dan kasih Kristus kita dapat menanggalkan topeng kemunafikan kita dan menjadi diri kita yang sebenarnya. Kita mau menyerahkan hidup kita untuk taat di jalanNya. Dengan pertolongan Roh Kudus Tuhan biarlah kita bisa memberantas kemunafikan dalam diri kita. Apa yang lebih penting bagi kita, menjaga agar terlihat rohani atau dengan murni ingin menjadi seperti apa yang Tuhan kehendaki ? Membangun penampakan luar saja, itu berarti membawa kematian pertumbuhan rohani. Karena bukan apa yang diperlihatkan secara lahiriah di depan orang yang paling penting, tetapi keserasian antara tindakan lahiriah yang di padukan dengan isi hati yang tulus. Biarlah semua yang kita perbuat dalam kehidupan kita hanya untuk kemuliaan namaNya.

Sumber:
www.sahabatsurgawi.net
www.christiananswers.net

(Penulis adalah Rosintan Silaen, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi September 2006)

Tidak ada komentar: