PENDAHULUAN
Belajarlah dari semut kata seorang pengkhotbah pada suatu kebaktian Minggu. Tetapi khusus untuk judul tulisan ini menurut penulis perlu juga ada contoh lain yaitu belajarlah dari si Tikko. Si Tikko adalah kerbau betina besar dan gagah dan diberi nama si Tikko karena tanduknya besar dan ujungnya tajam dan bentuknya setengah bundar (Tikko=bulat). Dia adalah semacam panglima perang untuk rombongan kerbau sebanyak 20 ekor milik Ja kampung di Hutaraja zaman baheula. Kalau saat kawanan kerbau ini dimanfaatkan untuk mangalonca sawah (melunakan sawah menjadi gembur) maka si Tikko selalu didepan dan rombongannya akan patuh mengikuti dari belakang. Jadi kita yang mengiringi rombongan ini tidak perlu berlelah untuk mencambuknya cukup hanya dengan komando ompung Ja kampung pasti beres. Saat mereka mau pulang kandang saat gerimis dan sudah sore seekor haimau besar menghadang rombongan dari semak belukar, dalam sekejap sesuai komando si Tikko mereka langsung membentuk lingkaran model bulatan jam dengan anak-anak dibelakang ekor masing-masing termasuk ompung ja kampung. Dengan mencari model kerbau yang dianggap lemah harimau berkeliling, tetapi Si Tikko sudah siap disana membantu dan melihat harimau bertindak begitu juga Si Tikko langsung menyerang harimau tersebut dan saking takutnya harimau itu meloncat kesemak semak dilembah. Tikko merupakan pemimpin yang kuat, tegas dan bijaksana bisa menyusun pertahanan dengan mengatur kerbau-kerbau yang kuat dan diselingi yang lemah kalau ada yang tidak mau diatur maka langsung ditanduk. Juga dia memberi contoh dengan berjalan dimuka sebagai komandan barisan. Kalau Anda sedang meginap di Hotel Tor Sibohi di Hutaraja apabila anda duduk diteras hotel anda memandang kearah timur maka anda akan melihat kandangnya Si Tikko di pinggang gunung Tor Simago mago. Selanjutnya sebagai seorang Pemimpin untuk mencapai suatu hasil kerja yang maksimal maka dia harus mempunyai strategi suatu kepemimpinan yang efektif seperti dibawah ini.
I. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Pengembangan SDM yang ada dari SDM yang tradisional ke SDM yang dinamis yang dapat berkembang dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi kerja seseorang sesuai dengan potensi-potensi yang dimiliki dan pada periode tertentu diadakan penilaian untuk mengetahui sejauh mana hasil penerapan dilaksanakan sesuai harapan (Appraisal). Bilamana anda ingin merencanakan sesuatu untuk satu tahun kemuka, sebarlah benih. Bila anda ingin merencanakan untuk sepuluh tahun, tanamlah pohon, dan apabila Anda ingin merencanakan sesuatu untuk seumur hidup, kembangkanlah manusia begitulah apa yang dikatakan oleh filosof Cina kuno: Quan Ziguan. Jadi dapat kita lihat bahwa pentingnya pengembagan Sumber Daya Manusia itu sudah ada sejak zaman dahulu Prestasi kerja yang berhasil dicapai suatu perusahaan tidak terlepas dari prestasi kerja manusia. Kesempurnaan karenanya dapat dicapai dengan pelatihan dan pegembangan Sumber Daya Manusia yang terus menerus secara berkesinambungan. Pelatihan dan pengembangan dapat membantu meningkatkan efekifitas organisasi melalui peningkatan efektifitas individu. Selanjutnya ini karena meyangkut peningkatan prestasi kerja pegawai saat ini dan peningkatan kemampuan potensial yang mereka miliki sejalan dengan pertumbuhan organisasi dan bertambahnya permintaan akan kemampuan pegawai pegawainya. Untuk mengkelola dan mengembangkan Sumber Daya Manusia secara efektif, kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan hendaknya diidentifikasi dan dipenuhi secara efektif dan sistematis yang luas. Penilaian atas karya merupakan dasar dari proses ini, kecuali apabila prestasi kerja saat ini dimulai kurang berdasarkan kriteria-kriteria tertentu maka kelemahan-kelemahan dalam berprestasi yang tidak sesuai dengan harapan (target) perlu dikaji ulang, sebagai contoh : Perusahaan penerbangan SIA dengan kode SQ dari negeri pulau kecil Singapura. SIA adalah perusahaan penerbangan nomor satu didunia dengan pesawat-pesawat yang banyak menjelajah udara seluruh dunia, juga pesawat-pesawat model terbaru yang tidak dapat menerbangi antar negerinya sendiri tetapi dapat menerbangi udara hampir seantero dunia. Kalaupun ada penerbang regular kekutub utara dan kutub selatan maka merekalah (SIA) yang paling pertama mendaftar. Bagaimana perusahaan tersebut bisa semaju itu? Jawabnya ialah: setiap pegawai SIA baik pegawai yang paling rendah sampai kepada puncak pimpinan harus mengikuti pelatihan dan pengembangan dirinya sekali setahun tanpa kecuali. Dan harus dilaksanakan apakah itu didalam maupun diluar negeri.Tidak tanggung-tanggung biaya pelatihan dan pengembangan dicadangkan 10 % dari anggaran rutin perusahaan dan diawasi dengan sangat ketat. Jadilah mereka no 1 didunia padahal dinegaranya sendiri hanya satu saja bandaranya (untuk sipil maksudnya) dimana kalau seorang ingin terbang dengan pesawat komersil didalam negerinya sampai kiamat pun tidak akan terlaksana, lebih bagus dia bermimpi akan terbang dengan pesawat komersil ke Antartika kalau umurnya panjang. Untuk mencapai hasil tersebut diatas dipergunakan beberapa hal:
1. Mengadakan pendekatan dengan cara yang paling efektip. Pengalaman-pengalaman praktek dan penilaian empiris menurut De Vries 1981 menyatakan bahwa system penilaian prestasi kerja yang paling efektip didasari oleh:
a. Tuas atau objektip yang ditentukan terlebih dahulu.
b. Penilaian atas hasil yang dicapai.
c. Pemeriksaan atas perbedaan-perbedaan yang terjadi.
d.Tindakan atas perbedaan-perbedaan itu.
Pemindahan dapat berupa pelatihan dan pengembangan untuk memperbaiki kekeliruan-kekeliruan. Juga bisa diadakan penyuluhan-penyuluhan atau pengarahan.
2. Mengadakan penilaian atas prestasi kerja (Appraisal). Penilaian atas prestasi kerja dapat memiliki satu atau lebih dari tiga kegunaan menurut Rande 1984 sbb:
a. Penilaian sering digunakan untuk menentukan imbalan sehingga upah atau bonus digerakkan menuju atau sesuai dengan prestasi kerja.
b. Penilaian prestasi kerja digunakan untuk meningkatkan prestasi saat ini terutama
dimana ada kelemahan-kelemahan.
c. Penilaian sering digunakan untuk dasar menilai potensi yaitu apa yang dapat dilakukan oleh seseorang apabila diberikan kesempatan untuk jabatan yang lebih tinggi.
II. MENJADI MOTIVATOR
Dapat memotivasi bawahannya untuk bekerja lebih baik sesuai dengan goal perusahaan (institusi) sbb:
Unsur manusia didalam management saat ini ada 4 teori yang popular dan sangat terkenal saat ini:
1. Douglas Mc. Gregor :Theory x dan Theory y.
2. Abraham Maslow :Hierarchy of needs.
3. Frederick Herzberg : Motivation Hygiene theory.
4. Black dan Mouton: The management grid.
Untuk itu mari kita lihat ke 4 theory ini dengan penjelasan sbb:
1. Theory x dan y.
a. Theory x adalah dikenal sebagai konsep management secara konvensional yang memanfaatkan tenaga manusia untuk kebutuhan-kebutuhan organisasi/perusahaan/institusi. Menurut theory ini pada umumnya manusia suka malas. Untuk itu dia harus dipaksa dan lebih suka untuk diatur dan menghendaki perlindungan dari segalanya.
b. Theory y.
Pengeluaran tenaga adalah wajar, mereka menurut theory ini mengatur dirinya untuk mencapai tujuan juga mereka belajar dibawah kondisi sebagaimana mestinya dan sanggup memecahkan masalah-masalah organisasi.
2. Hierarchy of Needs.
Teori ini menyatakan bahwa orang terpaksa harus puas mulai dari yang paling dasar meningkat kepada hal yang paling rumit juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang paling bawah sampai kepada kebutuhan yang paling tinggi seperti kebutuhan fisiologis kebutuhan keamanan, kebutuhan akan rasa memilki/dimiliki, kebutuhan akan rasa penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
3. Theory Moivation- Higiene.
Theory ini mengklasifikasikan faktor pengisi pekerjaan sebaga pemberi kepuasan atau hal-hal memberi seseorang kepuasan. Faktor penggugat disebut sebagai pemberi ketidakpuasan. Dia menemukan bahwa lawan dari kepuasan dalam pekerjaan itu adalah bukan ketidakpuasan, sebagai penggantinya adalah tidak puas. Sebaiknya lawan dari ketidakpuasan itu adalah bukan tidak adanya ketidakpuasan meskipun hal itu berarti kepuasan. Karena sesuatu hal tidak menyebabkan ketidakpuasan bukan berarti mengikuti suatu hal tersebut mengakibatkan kepuasaan.
4. Theory The management Grid.
Menurut theory ini bahwa setiap manager memiliki sebuah gaya kepemimpinan yang dapat dilihat, yang maksud hal ini didasari oleh tingkat perhatiannya terhadap pekerjaan dan terhadap bawahannya yang menghasilkan suatu produk atau pelayananan. Pada salah satu ujung spektrum adala seorang manager yang hanya berminat terhadap pengeluaran hal dari pekerjaan sedangkan pada ujung yang lainnya adalah manager yang memanjakan bawahannya pada beban biaya, dapat mengalahkan pekerjaan.
III. DAPAT MENDELEGASIKAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PEKERJAAN SESUAI JOB
Delegasi adalah penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain. Tugas seorang pemimpin adalah memperhatikan bahwa seluruh usaha berjalan dengan baik dan lancar melalui usaha dari bawahannya, untuk itu ia harus mendelegasikan sebagian dari wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahannya sesuai dengan job masing masing. Walaupun penanggung jawab terakhir adalah top management. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab ini memberikan keuntungan sbb:
1. Top pimpinan tidak harus dibebani lagi dengan aktifitas yang kecil karena sudah dibebankan pada setiap unit yang ada.
2. Bawahan akan berusaha bekerja lebih baik lagi karena sudah diberikan wewenang dan tanggung jawab penuh atas pekerjaan sesuai dengan job masing-masing dan jabatan yang ada (merasa di wongke).
3. Bawahan akan berusaha menambah ilmu dan pengetahuannya demi mempelancar tugas dan pekerjaan sehari hari.
4. Bawahan akan lebih hati-hati dan teliti lagi dalam melaksanakan tugas karena apabila terjadi keliruan maka dia sendiri akan mendapat hukuman.
Dengan demikian dalam pelaksanaan program kerja dan anggaran (goal yang akan dicapai perusahaan) bisa diawasi melalui pemimpin unit masing-masing. Pendelegasian tugas-tugas berat dan memperbesar tanggung jawab bawahan biasanya merupakan pendekatan yang berguna dalam pengembangan kepribadian. Sebenarnya tidak ada cara yang lebih baik untuk mengembangkan kepemimpinan selain memberikan tugas yang membutuhkan tanggung jawab dan membiarkan orang itu mengerjakannya sendiri, Survey atas 208 eksekutif dan pejabat senior oleh Charles Margerison menghasilkan laporan bahwa pengaruh-pengaruh terpenting dalam perjalanan karir mereka sebelum berusia 35 tahun. Adalah perluasan tugas dan wawasan oleh atasan langsung mereka dengan memberikan pengalaman kepemimpinan, tanggung jawab menyeluruh bagi tugas-tugas terpenting dan meminta pengalaman diberbagai bidang.
IV. DAPAT MELAKSANAKAN PENGAWASAN ATAS GOALS YANG ADA
Pimpinan dan bawahan yang ada bergabung untuk menyusun kesepakatan yang menyangkut goals (sasaran dari Institusi /organisasi yang ada). Sasaran yang mana secara terbuka didiskusikan dan disepakati pada kecenderungan yang lebih menuju titik temu dari pada sasaran yang tidak jelas. Hasil kesepakatan itu menjadi efektif untuk prestasi kerja.
1. Proses Pengawasan.
Pengawasan atas sasaran setiap unit yang telah disepakati prosesnya sbb:
1. Penetapan standard prestasi kerja atas sasaran yang ada.
2. Pengukuran prestasi kerja yang nyata.
3. Membandingkan kenyataan terhadap standard prestasi kerja.
4. Adanya penetapan variasi diantara batas hasil yang sudah dicapai yang masih bisa ditolelir dan variatif diluar batas yang masih bisa ditolelir.
5. Adanya pengambilan tindakan korektif sesuai dengan pengevaluasian ulang (review) mencangkup :
a) Apakah melebihi sasaran jauh diatas target yang ada dan mengapa demikian harus ditemukan fakor penyebabnya.
b) Sasaran mencapai seluruh target tetapi hanya berkisar target tersebut.
c) Sasaran tercapai hanya pada unit tertentu saja sedang unit lainnya tidak.
d) Semua unit tidak mencapai sasaran termasuk sasaran yang kritis.
Dari hasil pengawasan ini maka pada semester berikutnya perlu diadakan evaluasi atas sasaran dan hasi kerja untuk Revisi Program dan Anggaran berikutnya dengan menutup titik-titik lemah yang ada dan menggiatkan unit-unit yang ada untuk semester berikutnya.Dengan demikian revisi progam dan anggaran harus dilaksanakan.
V. TEGAS DALAM TINDAKAN DAN BIJAK ATAS KEPUTUSAN
Sebagai pemimpin masa kini dan masa yang akan datang seorang pemimpin agar mencamkan beberapa hal dibawah ini :
1. Kenali bahwa apa yang anda lakukan mungkin akan lebih penting artinya daripada apa yang anda katakan dalam peran pemimpin tersebut. Lakukanlah usah-usaha secara sadar untuk menggunakan sikap perilaku kepemimpinan yang efekif setiap saat.
2. Tekankan usaha-usaha persuasif dan pemberian saran-saran sebanyak mungkin. Gunakanlah cara paksaan (misalnya dengan ancaman ataupun pemberian sanksi) hanya apabila diperlukan saja untuk memastikan diperolehnya kerja saja dan dukungan yang amat penting untuk kemajuan kelompok.
3. Sambutlah kekuasaan atau kekuatan itu dan digunakan secara bijaksana dalam usaha pencapaian hasil organisasi yang positif dan bukan kearah penonjolan pibadi. Guna mencapai dan memelihara kemampuan untuk mempengaruhi arah tindakan itu cobalah pelihara berbagai sumber yang dapat memberikan kekuatan ataupun kekuasaan tersebut.
4. Kembangkanlah keterampilan komunikasi anda itu melalui pelajaran dan praktek. Orang-orang kompeten yang pendiam kemungkinan juga tidak akan dikenali. Oleh karena itu, cobalah agar kita peka terhadap peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan-kemampuan persuasif anda tersebut.
5. Kenalilah batas-batas otorita formal anda dan juga ketergantungan anda akan anak buah (dan rekan sejawat) dalam hal pemberian dukungan. Bangunlah hubungan pasif yang saling menguntungkan. tekankanlah usaha-usaha persuasif dalam membangun pengaruh.
6. Kenalilah bahwa memimpin itu bukan merupakan sesuatu hal yang statis, ataupun fenomena satu arah saja. sadarilah bahwa anda itu mempengaruhi dan juga dipengaruhi oleh orang lain. Sadari pula bahwa hal ini merupakan serangkaian proses yang melibatkan berbagai transaksi sepanjang waktu. kembangkanlah hubungan yang saling memberikan keuntungan baik bagi anda maupun bagi anak buah anda.
7. Sadarilah tentang faktor-faktor kekuatan intern maupun ekstern yang menghambat sikap perilaku anda, khususnya dalam hal interaksi anda dengan anak buah anda. Anda akan menjadi lebih efektif dalam usaha-usaha memberikan pengaruh apabila hal terlihat sah oleh orang-orang yang terkena tindakan-tindakan anda tersebut.
8. Kenalilah bahwa hasil-hasil itu seringkali tergantung kepada lebih dari satu segi seperti halnya keterampilan atupun usaha-usaha anak buah kita saja, karena hal itu juga mencakup pembatas-pembatas kontekstual dan sikap perilaku kepemimpinan anda sendiri. Berusaha dalam segala sifat-siifat yang selaras antara anda dan anak buah anda serta dilakukan baik secara prestasi individual ataupun secara prestasi kelompok.
9. Berusahalah agar kita sensitif terhadap batas-batas posisi otoritas kita. Usahakan untuk mengembangkan suatu kewenangan pribadi yang dapat menggambarkan peran-peran ataupun posisi-posisi yang spesifik. Kenali segera perubahan-perubahan situasi yang menuntut penyelesaian dalam kaitan hubungan antara pemimpin dan pengikutnya.
10. Kenali kenyataan adanya konflik kepentingan tersebut sebagai sesuatu yang normal untuk para anak buah anda. Nyatakanlah pemahaman anda tersebut dengan cara mendiskusikan dilema potensial itu secara terbuka. Kembangkan suatu pengharapan yang jelas yang dapat membantu meminimalisir perilaku yang berpengaruh kurang baik bagi terciptanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.
11. Dapatkanlah penghormatan dari bawahan anda dan ciptakanlah serta pertahankan kepercayaan terhadap diri anda itu dengan cara menyediakan sumber daya sumber daya yang diperlukan dan memuatkan usaha-usaha kita dalam pencapaian sasaran kelompok. Tonjolkanlah prestasi prestasi pencapaian individual maupun kelompok.
12. Perlihatkan perhatian yang nyata terhadap tugas-tugas dan produktivitas sebagaimana juga terhadap faktor-faktor manusia dan hubungan antar mereka. Jadilah pribadi yang senang mendukung dan membantu terciptanya interaksi tersebut, tekankan kepada sasaran-sasaran dan bantulah anggota-anggota kelompok tersebut untuk dapat mencapai hal itu.
13. Usahakanlah agar anda dapat berlaku seluwes mungkin. Sesuaikanlah pola sikap perilaku anda agar dapat sesuai dengan situasi termasuk dengan para pengikut anda. Namun demikian juga usahakanlah untuk tetap pada kerangka pola sikap perilaku yang menyenangkan baik diri anda sendiri. Terlampau berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dasar-dasar yang sesungguhnya tidak selaras dengan dasar pola sikap tingkah laku anda akan dapat megakibatkan suatu konsekuensi yang negatif.
PENUTUP
Sebagai penutup dari tulisan ini dapat kita simpulkan bagaimana strategi kepemimpinan yang efektif untuk masa kini dan masa yang akan datang. Kita belajar dari kepemimpinan masa lampau dimana keefektifan kepemimpinan seseorang tergantung dari antara lain:
1. Mau belajar dari kondisi lapangan karena setiap tempat mempunyai karakter yang berbeda atau perilaku manusianya.
2. Mempunyai modal ilmu yang lebih tinggi dari lingkungan perihal pengalaman bisa belajar dari orang-orang sekitar, Learning by doing and teaching by example.
3. Mempunyai ketegasan dalam bertindak untuk kelancaran goals yang akan dicapai. Kalau ada kesalahan pelaksanaan bisa diperbaiki sesuai dengan tujuan.
4. Bijak dalam bertindak terhadap semua komponen yang ada jangan peraturan atau kesepakatan hanya berlaku bagi orang-orang tertentu dan bagi yang lainnya bisa diatur sesuai selera dan ingat bahwa keputusan diambil, oleh orang yang hadir bukan oleh orang yang tidak hadir.
5. Melaksanakan tugas adalah suatu pengabdian mempunyai talenta yang berbeda sesuai dengan pemberian Tuhan. Memegang sesuatu tidak boleh seperti Maniop banggar taraso milas dipalua tetapi harus “golom ria ria” (tidak diterjemahkan) pegang dengan keras maka ria-ria yang pinggirannya sangat tajam tersebut akan lumat dan hancur didalam genggaman kita. Tidak percaya boleh coba walaupun itu “hanya petuah” dari nenek moyang kita tetapi masih relevan untuk diterapkan dalam kepemimpinan masa kini. Setiap hari mempunyai masalah sendiri untuk itu sesuai dengan pesan pada Buku Tulis tahun 1950 an tertulis sebagai berikut : Don’t wait till tomorrow what you can do today.Tuhan tetap bersama kita semuanya, Amin dan Horas.
(Penulis adalah Kamaruli Pohan Siahaan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Januari 2010)
Belajarlah dari semut kata seorang pengkhotbah pada suatu kebaktian Minggu. Tetapi khusus untuk judul tulisan ini menurut penulis perlu juga ada contoh lain yaitu belajarlah dari si Tikko. Si Tikko adalah kerbau betina besar dan gagah dan diberi nama si Tikko karena tanduknya besar dan ujungnya tajam dan bentuknya setengah bundar (Tikko=bulat). Dia adalah semacam panglima perang untuk rombongan kerbau sebanyak 20 ekor milik Ja kampung di Hutaraja zaman baheula. Kalau saat kawanan kerbau ini dimanfaatkan untuk mangalonca sawah (melunakan sawah menjadi gembur) maka si Tikko selalu didepan dan rombongannya akan patuh mengikuti dari belakang. Jadi kita yang mengiringi rombongan ini tidak perlu berlelah untuk mencambuknya cukup hanya dengan komando ompung Ja kampung pasti beres. Saat mereka mau pulang kandang saat gerimis dan sudah sore seekor haimau besar menghadang rombongan dari semak belukar, dalam sekejap sesuai komando si Tikko mereka langsung membentuk lingkaran model bulatan jam dengan anak-anak dibelakang ekor masing-masing termasuk ompung ja kampung. Dengan mencari model kerbau yang dianggap lemah harimau berkeliling, tetapi Si Tikko sudah siap disana membantu dan melihat harimau bertindak begitu juga Si Tikko langsung menyerang harimau tersebut dan saking takutnya harimau itu meloncat kesemak semak dilembah. Tikko merupakan pemimpin yang kuat, tegas dan bijaksana bisa menyusun pertahanan dengan mengatur kerbau-kerbau yang kuat dan diselingi yang lemah kalau ada yang tidak mau diatur maka langsung ditanduk. Juga dia memberi contoh dengan berjalan dimuka sebagai komandan barisan. Kalau Anda sedang meginap di Hotel Tor Sibohi di Hutaraja apabila anda duduk diteras hotel anda memandang kearah timur maka anda akan melihat kandangnya Si Tikko di pinggang gunung Tor Simago mago. Selanjutnya sebagai seorang Pemimpin untuk mencapai suatu hasil kerja yang maksimal maka dia harus mempunyai strategi suatu kepemimpinan yang efektif seperti dibawah ini.
I. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Pengembangan SDM yang ada dari SDM yang tradisional ke SDM yang dinamis yang dapat berkembang dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi kerja seseorang sesuai dengan potensi-potensi yang dimiliki dan pada periode tertentu diadakan penilaian untuk mengetahui sejauh mana hasil penerapan dilaksanakan sesuai harapan (Appraisal). Bilamana anda ingin merencanakan sesuatu untuk satu tahun kemuka, sebarlah benih. Bila anda ingin merencanakan untuk sepuluh tahun, tanamlah pohon, dan apabila Anda ingin merencanakan sesuatu untuk seumur hidup, kembangkanlah manusia begitulah apa yang dikatakan oleh filosof Cina kuno: Quan Ziguan. Jadi dapat kita lihat bahwa pentingnya pengembagan Sumber Daya Manusia itu sudah ada sejak zaman dahulu Prestasi kerja yang berhasil dicapai suatu perusahaan tidak terlepas dari prestasi kerja manusia. Kesempurnaan karenanya dapat dicapai dengan pelatihan dan pegembangan Sumber Daya Manusia yang terus menerus secara berkesinambungan. Pelatihan dan pengembangan dapat membantu meningkatkan efekifitas organisasi melalui peningkatan efektifitas individu. Selanjutnya ini karena meyangkut peningkatan prestasi kerja pegawai saat ini dan peningkatan kemampuan potensial yang mereka miliki sejalan dengan pertumbuhan organisasi dan bertambahnya permintaan akan kemampuan pegawai pegawainya. Untuk mengkelola dan mengembangkan Sumber Daya Manusia secara efektif, kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan hendaknya diidentifikasi dan dipenuhi secara efektif dan sistematis yang luas. Penilaian atas karya merupakan dasar dari proses ini, kecuali apabila prestasi kerja saat ini dimulai kurang berdasarkan kriteria-kriteria tertentu maka kelemahan-kelemahan dalam berprestasi yang tidak sesuai dengan harapan (target) perlu dikaji ulang, sebagai contoh : Perusahaan penerbangan SIA dengan kode SQ dari negeri pulau kecil Singapura. SIA adalah perusahaan penerbangan nomor satu didunia dengan pesawat-pesawat yang banyak menjelajah udara seluruh dunia, juga pesawat-pesawat model terbaru yang tidak dapat menerbangi antar negerinya sendiri tetapi dapat menerbangi udara hampir seantero dunia. Kalaupun ada penerbang regular kekutub utara dan kutub selatan maka merekalah (SIA) yang paling pertama mendaftar. Bagaimana perusahaan tersebut bisa semaju itu? Jawabnya ialah: setiap pegawai SIA baik pegawai yang paling rendah sampai kepada puncak pimpinan harus mengikuti pelatihan dan pengembangan dirinya sekali setahun tanpa kecuali. Dan harus dilaksanakan apakah itu didalam maupun diluar negeri.Tidak tanggung-tanggung biaya pelatihan dan pengembangan dicadangkan 10 % dari anggaran rutin perusahaan dan diawasi dengan sangat ketat. Jadilah mereka no 1 didunia padahal dinegaranya sendiri hanya satu saja bandaranya (untuk sipil maksudnya) dimana kalau seorang ingin terbang dengan pesawat komersil didalam negerinya sampai kiamat pun tidak akan terlaksana, lebih bagus dia bermimpi akan terbang dengan pesawat komersil ke Antartika kalau umurnya panjang. Untuk mencapai hasil tersebut diatas dipergunakan beberapa hal:
1. Mengadakan pendekatan dengan cara yang paling efektip. Pengalaman-pengalaman praktek dan penilaian empiris menurut De Vries 1981 menyatakan bahwa system penilaian prestasi kerja yang paling efektip didasari oleh:
a. Tuas atau objektip yang ditentukan terlebih dahulu.
b. Penilaian atas hasil yang dicapai.
c. Pemeriksaan atas perbedaan-perbedaan yang terjadi.
d.Tindakan atas perbedaan-perbedaan itu.
Pemindahan dapat berupa pelatihan dan pengembangan untuk memperbaiki kekeliruan-kekeliruan. Juga bisa diadakan penyuluhan-penyuluhan atau pengarahan.
2. Mengadakan penilaian atas prestasi kerja (Appraisal). Penilaian atas prestasi kerja dapat memiliki satu atau lebih dari tiga kegunaan menurut Rande 1984 sbb:
a. Penilaian sering digunakan untuk menentukan imbalan sehingga upah atau bonus digerakkan menuju atau sesuai dengan prestasi kerja.
b. Penilaian prestasi kerja digunakan untuk meningkatkan prestasi saat ini terutama
dimana ada kelemahan-kelemahan.
c. Penilaian sering digunakan untuk dasar menilai potensi yaitu apa yang dapat dilakukan oleh seseorang apabila diberikan kesempatan untuk jabatan yang lebih tinggi.
II. MENJADI MOTIVATOR
Dapat memotivasi bawahannya untuk bekerja lebih baik sesuai dengan goal perusahaan (institusi) sbb:
Unsur manusia didalam management saat ini ada 4 teori yang popular dan sangat terkenal saat ini:
1. Douglas Mc. Gregor :Theory x dan Theory y.
2. Abraham Maslow :Hierarchy of needs.
3. Frederick Herzberg : Motivation Hygiene theory.
4. Black dan Mouton: The management grid.
Untuk itu mari kita lihat ke 4 theory ini dengan penjelasan sbb:
1. Theory x dan y.
a. Theory x adalah dikenal sebagai konsep management secara konvensional yang memanfaatkan tenaga manusia untuk kebutuhan-kebutuhan organisasi/perusahaan/institusi. Menurut theory ini pada umumnya manusia suka malas. Untuk itu dia harus dipaksa dan lebih suka untuk diatur dan menghendaki perlindungan dari segalanya.
b. Theory y.
Pengeluaran tenaga adalah wajar, mereka menurut theory ini mengatur dirinya untuk mencapai tujuan juga mereka belajar dibawah kondisi sebagaimana mestinya dan sanggup memecahkan masalah-masalah organisasi.
2. Hierarchy of Needs.
Teori ini menyatakan bahwa orang terpaksa harus puas mulai dari yang paling dasar meningkat kepada hal yang paling rumit juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang paling bawah sampai kepada kebutuhan yang paling tinggi seperti kebutuhan fisiologis kebutuhan keamanan, kebutuhan akan rasa memilki/dimiliki, kebutuhan akan rasa penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
3. Theory Moivation- Higiene.
Theory ini mengklasifikasikan faktor pengisi pekerjaan sebaga pemberi kepuasan atau hal-hal memberi seseorang kepuasan. Faktor penggugat disebut sebagai pemberi ketidakpuasan. Dia menemukan bahwa lawan dari kepuasan dalam pekerjaan itu adalah bukan ketidakpuasan, sebagai penggantinya adalah tidak puas. Sebaiknya lawan dari ketidakpuasan itu adalah bukan tidak adanya ketidakpuasan meskipun hal itu berarti kepuasan. Karena sesuatu hal tidak menyebabkan ketidakpuasan bukan berarti mengikuti suatu hal tersebut mengakibatkan kepuasaan.
4. Theory The management Grid.
Menurut theory ini bahwa setiap manager memiliki sebuah gaya kepemimpinan yang dapat dilihat, yang maksud hal ini didasari oleh tingkat perhatiannya terhadap pekerjaan dan terhadap bawahannya yang menghasilkan suatu produk atau pelayananan. Pada salah satu ujung spektrum adala seorang manager yang hanya berminat terhadap pengeluaran hal dari pekerjaan sedangkan pada ujung yang lainnya adalah manager yang memanjakan bawahannya pada beban biaya, dapat mengalahkan pekerjaan.
III. DAPAT MENDELEGASIKAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PEKERJAAN SESUAI JOB
Delegasi adalah penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain. Tugas seorang pemimpin adalah memperhatikan bahwa seluruh usaha berjalan dengan baik dan lancar melalui usaha dari bawahannya, untuk itu ia harus mendelegasikan sebagian dari wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahannya sesuai dengan job masing masing. Walaupun penanggung jawab terakhir adalah top management. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab ini memberikan keuntungan sbb:
1. Top pimpinan tidak harus dibebani lagi dengan aktifitas yang kecil karena sudah dibebankan pada setiap unit yang ada.
2. Bawahan akan berusaha bekerja lebih baik lagi karena sudah diberikan wewenang dan tanggung jawab penuh atas pekerjaan sesuai dengan job masing-masing dan jabatan yang ada (merasa di wongke).
3. Bawahan akan berusaha menambah ilmu dan pengetahuannya demi mempelancar tugas dan pekerjaan sehari hari.
4. Bawahan akan lebih hati-hati dan teliti lagi dalam melaksanakan tugas karena apabila terjadi keliruan maka dia sendiri akan mendapat hukuman.
Dengan demikian dalam pelaksanaan program kerja dan anggaran (goal yang akan dicapai perusahaan) bisa diawasi melalui pemimpin unit masing-masing. Pendelegasian tugas-tugas berat dan memperbesar tanggung jawab bawahan biasanya merupakan pendekatan yang berguna dalam pengembangan kepribadian. Sebenarnya tidak ada cara yang lebih baik untuk mengembangkan kepemimpinan selain memberikan tugas yang membutuhkan tanggung jawab dan membiarkan orang itu mengerjakannya sendiri, Survey atas 208 eksekutif dan pejabat senior oleh Charles Margerison menghasilkan laporan bahwa pengaruh-pengaruh terpenting dalam perjalanan karir mereka sebelum berusia 35 tahun. Adalah perluasan tugas dan wawasan oleh atasan langsung mereka dengan memberikan pengalaman kepemimpinan, tanggung jawab menyeluruh bagi tugas-tugas terpenting dan meminta pengalaman diberbagai bidang.
IV. DAPAT MELAKSANAKAN PENGAWASAN ATAS GOALS YANG ADA
Pimpinan dan bawahan yang ada bergabung untuk menyusun kesepakatan yang menyangkut goals (sasaran dari Institusi /organisasi yang ada). Sasaran yang mana secara terbuka didiskusikan dan disepakati pada kecenderungan yang lebih menuju titik temu dari pada sasaran yang tidak jelas. Hasil kesepakatan itu menjadi efektif untuk prestasi kerja.
1. Proses Pengawasan.
Pengawasan atas sasaran setiap unit yang telah disepakati prosesnya sbb:
1. Penetapan standard prestasi kerja atas sasaran yang ada.
2. Pengukuran prestasi kerja yang nyata.
3. Membandingkan kenyataan terhadap standard prestasi kerja.
4. Adanya penetapan variasi diantara batas hasil yang sudah dicapai yang masih bisa ditolelir dan variatif diluar batas yang masih bisa ditolelir.
5. Adanya pengambilan tindakan korektif sesuai dengan pengevaluasian ulang (review) mencangkup :
a) Apakah melebihi sasaran jauh diatas target yang ada dan mengapa demikian harus ditemukan fakor penyebabnya.
b) Sasaran mencapai seluruh target tetapi hanya berkisar target tersebut.
c) Sasaran tercapai hanya pada unit tertentu saja sedang unit lainnya tidak.
d) Semua unit tidak mencapai sasaran termasuk sasaran yang kritis.
Dari hasil pengawasan ini maka pada semester berikutnya perlu diadakan evaluasi atas sasaran dan hasi kerja untuk Revisi Program dan Anggaran berikutnya dengan menutup titik-titik lemah yang ada dan menggiatkan unit-unit yang ada untuk semester berikutnya.Dengan demikian revisi progam dan anggaran harus dilaksanakan.
V. TEGAS DALAM TINDAKAN DAN BIJAK ATAS KEPUTUSAN
Sebagai pemimpin masa kini dan masa yang akan datang seorang pemimpin agar mencamkan beberapa hal dibawah ini :
1. Kenali bahwa apa yang anda lakukan mungkin akan lebih penting artinya daripada apa yang anda katakan dalam peran pemimpin tersebut. Lakukanlah usah-usaha secara sadar untuk menggunakan sikap perilaku kepemimpinan yang efekif setiap saat.
2. Tekankan usaha-usaha persuasif dan pemberian saran-saran sebanyak mungkin. Gunakanlah cara paksaan (misalnya dengan ancaman ataupun pemberian sanksi) hanya apabila diperlukan saja untuk memastikan diperolehnya kerja saja dan dukungan yang amat penting untuk kemajuan kelompok.
3. Sambutlah kekuasaan atau kekuatan itu dan digunakan secara bijaksana dalam usaha pencapaian hasil organisasi yang positif dan bukan kearah penonjolan pibadi. Guna mencapai dan memelihara kemampuan untuk mempengaruhi arah tindakan itu cobalah pelihara berbagai sumber yang dapat memberikan kekuatan ataupun kekuasaan tersebut.
4. Kembangkanlah keterampilan komunikasi anda itu melalui pelajaran dan praktek. Orang-orang kompeten yang pendiam kemungkinan juga tidak akan dikenali. Oleh karena itu, cobalah agar kita peka terhadap peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan-kemampuan persuasif anda tersebut.
5. Kenalilah batas-batas otorita formal anda dan juga ketergantungan anda akan anak buah (dan rekan sejawat) dalam hal pemberian dukungan. Bangunlah hubungan pasif yang saling menguntungkan. tekankanlah usaha-usaha persuasif dalam membangun pengaruh.
6. Kenalilah bahwa memimpin itu bukan merupakan sesuatu hal yang statis, ataupun fenomena satu arah saja. sadarilah bahwa anda itu mempengaruhi dan juga dipengaruhi oleh orang lain. Sadari pula bahwa hal ini merupakan serangkaian proses yang melibatkan berbagai transaksi sepanjang waktu. kembangkanlah hubungan yang saling memberikan keuntungan baik bagi anda maupun bagi anak buah anda.
7. Sadarilah tentang faktor-faktor kekuatan intern maupun ekstern yang menghambat sikap perilaku anda, khususnya dalam hal interaksi anda dengan anak buah anda. Anda akan menjadi lebih efektif dalam usaha-usaha memberikan pengaruh apabila hal terlihat sah oleh orang-orang yang terkena tindakan-tindakan anda tersebut.
8. Kenalilah bahwa hasil-hasil itu seringkali tergantung kepada lebih dari satu segi seperti halnya keterampilan atupun usaha-usaha anak buah kita saja, karena hal itu juga mencakup pembatas-pembatas kontekstual dan sikap perilaku kepemimpinan anda sendiri. Berusaha dalam segala sifat-siifat yang selaras antara anda dan anak buah anda serta dilakukan baik secara prestasi individual ataupun secara prestasi kelompok.
9. Berusahalah agar kita sensitif terhadap batas-batas posisi otoritas kita. Usahakan untuk mengembangkan suatu kewenangan pribadi yang dapat menggambarkan peran-peran ataupun posisi-posisi yang spesifik. Kenali segera perubahan-perubahan situasi yang menuntut penyelesaian dalam kaitan hubungan antara pemimpin dan pengikutnya.
10. Kenali kenyataan adanya konflik kepentingan tersebut sebagai sesuatu yang normal untuk para anak buah anda. Nyatakanlah pemahaman anda tersebut dengan cara mendiskusikan dilema potensial itu secara terbuka. Kembangkan suatu pengharapan yang jelas yang dapat membantu meminimalisir perilaku yang berpengaruh kurang baik bagi terciptanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.
11. Dapatkanlah penghormatan dari bawahan anda dan ciptakanlah serta pertahankan kepercayaan terhadap diri anda itu dengan cara menyediakan sumber daya sumber daya yang diperlukan dan memuatkan usaha-usaha kita dalam pencapaian sasaran kelompok. Tonjolkanlah prestasi prestasi pencapaian individual maupun kelompok.
12. Perlihatkan perhatian yang nyata terhadap tugas-tugas dan produktivitas sebagaimana juga terhadap faktor-faktor manusia dan hubungan antar mereka. Jadilah pribadi yang senang mendukung dan membantu terciptanya interaksi tersebut, tekankan kepada sasaran-sasaran dan bantulah anggota-anggota kelompok tersebut untuk dapat mencapai hal itu.
13. Usahakanlah agar anda dapat berlaku seluwes mungkin. Sesuaikanlah pola sikap perilaku anda agar dapat sesuai dengan situasi termasuk dengan para pengikut anda. Namun demikian juga usahakanlah untuk tetap pada kerangka pola sikap perilaku yang menyenangkan baik diri anda sendiri. Terlampau berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dasar-dasar yang sesungguhnya tidak selaras dengan dasar pola sikap tingkah laku anda akan dapat megakibatkan suatu konsekuensi yang negatif.
PENUTUP
Sebagai penutup dari tulisan ini dapat kita simpulkan bagaimana strategi kepemimpinan yang efektif untuk masa kini dan masa yang akan datang. Kita belajar dari kepemimpinan masa lampau dimana keefektifan kepemimpinan seseorang tergantung dari antara lain:
1. Mau belajar dari kondisi lapangan karena setiap tempat mempunyai karakter yang berbeda atau perilaku manusianya.
2. Mempunyai modal ilmu yang lebih tinggi dari lingkungan perihal pengalaman bisa belajar dari orang-orang sekitar, Learning by doing and teaching by example.
3. Mempunyai ketegasan dalam bertindak untuk kelancaran goals yang akan dicapai. Kalau ada kesalahan pelaksanaan bisa diperbaiki sesuai dengan tujuan.
4. Bijak dalam bertindak terhadap semua komponen yang ada jangan peraturan atau kesepakatan hanya berlaku bagi orang-orang tertentu dan bagi yang lainnya bisa diatur sesuai selera dan ingat bahwa keputusan diambil, oleh orang yang hadir bukan oleh orang yang tidak hadir.
5. Melaksanakan tugas adalah suatu pengabdian mempunyai talenta yang berbeda sesuai dengan pemberian Tuhan. Memegang sesuatu tidak boleh seperti Maniop banggar taraso milas dipalua tetapi harus “golom ria ria” (tidak diterjemahkan) pegang dengan keras maka ria-ria yang pinggirannya sangat tajam tersebut akan lumat dan hancur didalam genggaman kita. Tidak percaya boleh coba walaupun itu “hanya petuah” dari nenek moyang kita tetapi masih relevan untuk diterapkan dalam kepemimpinan masa kini. Setiap hari mempunyai masalah sendiri untuk itu sesuai dengan pesan pada Buku Tulis tahun 1950 an tertulis sebagai berikut : Don’t wait till tomorrow what you can do today.Tuhan tetap bersama kita semuanya, Amin dan Horas.
(Penulis adalah Kamaruli Pohan Siahaan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Januari 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar