Syallom.. saudara/i yang terkasih dalam YESUS KRISTUS, sebenarnya sulit bagi saya untuk menulis artikel ini karena memang saya belum begitu lama menjalani pelayanan saya di gereja , menjadi anak Remaja serta menjadi salah satu tim buletin Narhasem.tetapi satu hal yang bisa saya dapat adalah saya dapat memahami karakter banyak orang dan bisa membentuk diri saya menjadi lebih dewasa, yang lebih penting lagi saya dapat menjadi lebih dekat lagi kepada TUHAN serta mengetahui rencana TUHAN untuk diri saya ke depan seperti apa.
II.Pertama Kali Pelayanan
Awal pertama kali saya pelayanan ketika saya menjadi pelajar sidi. Pada waktu itu gereja mengadakan natal remaja dan naposobulung pada tahun 2006 para pelajar sidi termasuk saya tampil mengisi acara dalam bentuk VG. Awalnya saya ragu untuk mengikuti VG tersebut karena masih malu-malu dalam bernyanyi tetapi pada waktu itu saya dibantu oleh salah satu rekan naposobulung (yang saat ini sudah menikah!!). Akhirnya dengan dibantu oleh rekan naposobulung saya jadi tidak ragu-ragu untuk mengeluarkan suara saya dalam bernyanyi. Setelah pelayanan saya yang pertama kali itu muncullah berbagai tawaran untuk menjadi pelayan seperti (koor gabungan, pembawa kolektan, singer, dll) dan kalau bicara tentang naposobulung, pengalaman saya bersama naposobulung adalah ketika saya tergabung dalam koor diparheheon remaja dan naposobulyung tahun 2007 yang lalu. Disitulah pertama-kalinya saya bernyanyi disebuh event yang disaksikan didepan jemaat pada wakytu itu.
Setelah beberapa event saya lewati dan sesudah lepas sidi pada tahun 2007, saya masuk bergabung menjadi anak remaja, mungkin terasa sangat aneh bagi saya, karena saya belum mengenal sosok remaja satu persatu ternyata para remaja yang berada diatas saya sangat baik, ramah serta welcome pada kami remaja -remaja yang masih baru.
Selama berada diremaja tidak selamanya mulus pasti ada batu sandungan. Saya terkadang memiliki rasa minder terhadap teman-teman satu angkatan saya yang menjadi pengurus remaja. Karena jika ada latihan koor saya merasa, saya adalah orang asing yang berkumpul dan bergabung ditengah-tegah mereka, tetapi rasa itu berjalan waktu saya baru masuk dalam remaja, karena sekarang saya mersa para pengurus sudah cukup dekat pada saya dan teman-teman yang lain yang bukan pengurus.
III.Pelayanan Bukan Pelarian??
Waktu saya serta keluarga ditinggal pergi oleh ayah saya tercinta waktu saya pertama kalinya memakai pakaian seragam SMA yang belum sempat dilihat olehnya, saat itu dirumah merasa sangat sepi dan tanpa arah tujuan yang pasti. Akhirnya setelah saya masuk menjadi pelajar sidi belajar berbagai firman Tuhan dan arti hidup yang sesungguhnya dan selama saya melayani serta berada di remaja saya merasakan ada perubahan dalam diri saya secara pribadi dengan melayani. Mungki bisa di bilang saya menjalani pelayanan ini sebagai pelarian (pelarian yang di maksud adalah pelarian yang bersifat positif yang bisa membawa saya agar dapat melayani Tuhan dengan sepenuh hati dan ingin mengisi waktu luang), namun sebenarnya ada beberapa motivasi yang mendorong saya untuk tetap melayani:
• Mendekatkan diri kapada Tuhan
• ingin mengetahui kebenaran yang pernah saya alami
• Ingin membahagiakan orang tua
• ingin melatih diri menjadi yang lebih baik dan menjadi dewasa
• ingin mengetahui apa yang ingin TUHAN berikan dalam diri saya
• ingin lebih sehati dan menyadari bahwa hidup tak selamanya tenang pasti ada badai yang akan menerjang
• mengucap syukur atas apa yang telah TUHAN berikan kepada saya (yang mungkin tak saya sadari).
Itulah beberapa motivasi saya yang mungkin sudah pernah saya alami dan saya rasakan. Saya juga pernah merasakan saat-saat saya sangat down dan tak berdaya di hadapan banyak orang. Mungkin karena adanya kesalah pahaman, berbeda argumen dan tentang mamahami karaketer seseorang, tetapi rasa seperti itu tidak berjalan dengan lama karena yang terobati ketika kita mengikuti pelayanan dan juga dengan adanya dukungan teman-teman, orang tua yang setia mendukung disetiap pelayanan.
IV. Menjadi Anggota Tim Buletin
Pada awal februari saya ketika saya membaca buletin Narhasem, didalamnya terdapat tawaran untuk menjadi salah satu tim buletin. Ketika saya baca ternyata saya langsung tertarik, dan pada hari itu juga saya langsung memberitahu pemimpin redaksi (K'uly Panjaitan) lewat telepon bahwa saya mencalonkan diri sebagai tim buletin. Saya menjadi tim buletin ini karena saya merasa bahwa disinilah saya dapat melatih diri saya menjadi sosok yang lebih baik.
Hal yang paling mengesankan waktu saya ingin mewawancarai salah satu pendeta di HKBP Kernolong bersama pempimpin redaksi, dengan ongkos kurang, naik ojek, hujan, becek dan sampai mengotori baju saya. Saya tetap menerusi perjalanan saya ke HKBP Kernolong (sampai nyasar!!). Tetapi setelah saya tiba disana saya tidak berkesempatan mewawancarai, karena k'Ulylah yang telah mewawancarainya terlebih dahulu, karena amang pendeta itu sudah terlalu lama jika masih menunggu saya. Tetapi pada hari itu juga akhirnya saya berkesempatan mewawancarai salah satu entertainer, bersama salah satu rekan naposobulung yang mengantar saya karena setelah mewawancarai pendeta, k'Uly langsung pergi karena ada urusan yang harus ia kerjakan. Itulah pengalaman saya yang tak terlupakan di tim buletin Narhasem, sukses buat Tim Buletin dan saya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu saya dalam melayani. Syalloom,,, TUHAN MEMBERKATI
(Penulis adalah Hutomo Sitompul, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Agustus 2008)
II.Pertama Kali Pelayanan
Awal pertama kali saya pelayanan ketika saya menjadi pelajar sidi. Pada waktu itu gereja mengadakan natal remaja dan naposobulung pada tahun 2006 para pelajar sidi termasuk saya tampil mengisi acara dalam bentuk VG. Awalnya saya ragu untuk mengikuti VG tersebut karena masih malu-malu dalam bernyanyi tetapi pada waktu itu saya dibantu oleh salah satu rekan naposobulung (yang saat ini sudah menikah!!). Akhirnya dengan dibantu oleh rekan naposobulung saya jadi tidak ragu-ragu untuk mengeluarkan suara saya dalam bernyanyi. Setelah pelayanan saya yang pertama kali itu muncullah berbagai tawaran untuk menjadi pelayan seperti (koor gabungan, pembawa kolektan, singer, dll) dan kalau bicara tentang naposobulung, pengalaman saya bersama naposobulung adalah ketika saya tergabung dalam koor diparheheon remaja dan naposobulyung tahun 2007 yang lalu. Disitulah pertama-kalinya saya bernyanyi disebuh event yang disaksikan didepan jemaat pada wakytu itu.
Setelah beberapa event saya lewati dan sesudah lepas sidi pada tahun 2007, saya masuk bergabung menjadi anak remaja, mungkin terasa sangat aneh bagi saya, karena saya belum mengenal sosok remaja satu persatu ternyata para remaja yang berada diatas saya sangat baik, ramah serta welcome pada kami remaja -remaja yang masih baru.
Selama berada diremaja tidak selamanya mulus pasti ada batu sandungan. Saya terkadang memiliki rasa minder terhadap teman-teman satu angkatan saya yang menjadi pengurus remaja. Karena jika ada latihan koor saya merasa, saya adalah orang asing yang berkumpul dan bergabung ditengah-tegah mereka, tetapi rasa itu berjalan waktu saya baru masuk dalam remaja, karena sekarang saya mersa para pengurus sudah cukup dekat pada saya dan teman-teman yang lain yang bukan pengurus.
III.Pelayanan Bukan Pelarian??
Waktu saya serta keluarga ditinggal pergi oleh ayah saya tercinta waktu saya pertama kalinya memakai pakaian seragam SMA yang belum sempat dilihat olehnya, saat itu dirumah merasa sangat sepi dan tanpa arah tujuan yang pasti. Akhirnya setelah saya masuk menjadi pelajar sidi belajar berbagai firman Tuhan dan arti hidup yang sesungguhnya dan selama saya melayani serta berada di remaja saya merasakan ada perubahan dalam diri saya secara pribadi dengan melayani. Mungki bisa di bilang saya menjalani pelayanan ini sebagai pelarian (pelarian yang di maksud adalah pelarian yang bersifat positif yang bisa membawa saya agar dapat melayani Tuhan dengan sepenuh hati dan ingin mengisi waktu luang), namun sebenarnya ada beberapa motivasi yang mendorong saya untuk tetap melayani:
• Mendekatkan diri kapada Tuhan
• ingin mengetahui kebenaran yang pernah saya alami
• Ingin membahagiakan orang tua
• ingin melatih diri menjadi yang lebih baik dan menjadi dewasa
• ingin mengetahui apa yang ingin TUHAN berikan dalam diri saya
• ingin lebih sehati dan menyadari bahwa hidup tak selamanya tenang pasti ada badai yang akan menerjang
• mengucap syukur atas apa yang telah TUHAN berikan kepada saya (yang mungkin tak saya sadari).
Itulah beberapa motivasi saya yang mungkin sudah pernah saya alami dan saya rasakan. Saya juga pernah merasakan saat-saat saya sangat down dan tak berdaya di hadapan banyak orang. Mungkin karena adanya kesalah pahaman, berbeda argumen dan tentang mamahami karaketer seseorang, tetapi rasa seperti itu tidak berjalan dengan lama karena yang terobati ketika kita mengikuti pelayanan dan juga dengan adanya dukungan teman-teman, orang tua yang setia mendukung disetiap pelayanan.
IV. Menjadi Anggota Tim Buletin
Pada awal februari saya ketika saya membaca buletin Narhasem, didalamnya terdapat tawaran untuk menjadi salah satu tim buletin. Ketika saya baca ternyata saya langsung tertarik, dan pada hari itu juga saya langsung memberitahu pemimpin redaksi (K'uly Panjaitan) lewat telepon bahwa saya mencalonkan diri sebagai tim buletin. Saya menjadi tim buletin ini karena saya merasa bahwa disinilah saya dapat melatih diri saya menjadi sosok yang lebih baik.
Hal yang paling mengesankan waktu saya ingin mewawancarai salah satu pendeta di HKBP Kernolong bersama pempimpin redaksi, dengan ongkos kurang, naik ojek, hujan, becek dan sampai mengotori baju saya. Saya tetap menerusi perjalanan saya ke HKBP Kernolong (sampai nyasar!!). Tetapi setelah saya tiba disana saya tidak berkesempatan mewawancarai, karena k'Ulylah yang telah mewawancarainya terlebih dahulu, karena amang pendeta itu sudah terlalu lama jika masih menunggu saya. Tetapi pada hari itu juga akhirnya saya berkesempatan mewawancarai salah satu entertainer, bersama salah satu rekan naposobulung yang mengantar saya karena setelah mewawancarai pendeta, k'Uly langsung pergi karena ada urusan yang harus ia kerjakan. Itulah pengalaman saya yang tak terlupakan di tim buletin Narhasem, sukses buat Tim Buletin dan saya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu saya dalam melayani. Syalloom,,, TUHAN MEMBERKATI
(Penulis adalah Hutomo Sitompul, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Agustus 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar