Sabtu, 03 Juli 2010

ARTIKEL: PERAN SERTA PEMUDA DALAM KEHIDUPAN BERJEMAAT

1. Pendahuluan
Sesuai dengan Aturan Peraturan HKBP tahun 2002 (2.5.a hl.118) yang disebut dengan seksi Pemuda (naposobulung) adalah persekutuan semua pemuda jemaat, laki-laki dan perempuan, yang berusia di atas usia remaja (di atas usia 18 tahun; remaja 12 – 18 tahun) dan belum menikah, serta terdaftar sebagai warga jemaat. “Bungabunga ni Huria”, demikianlah sebutan yang sering kita dengar di tengah-tengah Gereja Huria Kristen Batak Protestan untuk menyebut Naposobulung (pemuda). Sebutan ini tentunya tidak lahir begitu saja dan hanya sebutan kosong; dengan sebutan pemuda sebagai “bunga-bunga ni huria” di dalamnya terkandung harapan dari kehidupan dan kehadiran naposobulung ditengah-tengah jemaat akan tercipta persekutuan yang indah dan menarik yang keharumannya dapat dirasakan dan dinikmati orang-orang di sekelilingnya. Tentu hal tersebut hanya dapat terjadi ketika naposobulung memahami makna dan arti kehadirannya di tengah-tengah jemaat. Sebagai “bunga-bunga ni huria” pemuda juga terpanggil dan diutus untuk berperan serta dalam setiap pelayanan di tengah-tengah jemaat. Menjadi pemuda yang partisipatif, kreatif dan inovatif di tengah-tengah jemaat, bukan pemuda yang harus selalu dilayani atau menuntut pelayanan dari orang-orang di sekitarnya (gereja). Pemuda dengan semua potensi yang dimilikinya merupakan aset berharga yang dimiliki gereja, masyarakat dan negara. Tidaklah berlebihan jika pemuda disebut juga sebagai tiang gereja, masyarakat dan negara; dimana sejarah kebangkitan nasional, dunia, alkitab dan gereja telah membuktikan bagaimana peranan para pemuda yang sangat vital dan bertenaga dalam menyuarakan dan menciptakan perubahan. Sudah saatnya pemuda HKBP bergerak dan menjadi subjek pelayanan, tidak lagi bersifat menunggu dan pasif dalam pelayanan gereja dan masyarakat; pemuda gereja harus menjadi berkat bagi banyak orang.

2. Gereja Sebagai Tubuh Kristus: Terang dan Garam Dunia
Gereja (persekutuan orang-orang percaya) sebagai Tubuh Kristus di dunia ini adalah orang-orang yang terpanggil dari kegelapan kepada terang yang ajaib di dalam Yesus Kristus. Pemanggilan Allah kepada orang-orang percaya adalah panggilan yang bermuatan tanggungjawab dimana orang-orang percaya terpanggil untuk memberitakan perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan kepada dunia ini. Dalam rangka tugas panggilan tersebut di tengah-tengah gereja dirumuskan Tri Tugas Panggilan Gereja, yaitu: Persekutuan (Koinonia), Kesaksian (Marturia) dan Pelayanan (Diakonia). Ketiga tugas panggilan gereja ini melekat di dalam diri orang-orang percaya, dalam hal ini termasuk naposobulung. Untuk melaksanakan tiga tugas panggilan gereja tersebut, kepada orang-orang percaya diberikan karunia-karunia atau talenta sesuai dengan pemberian Roh. Semua karunia atau talenta tersebut sama pentingnya, tidak ada satupun diantara karunia itu lebih penting dan lebih utama dari yang lainnya, tetapi semuanya sama-sama penting dalam rangka pembangunan Tubuh Kristus, yaitu jemaat. Dengan karunia atau talenta yang dimilikinya, gereja dan orang-orang percaya memainkan peranannya menjadi terang dan garam di tengah-tengah dunia ini. Kehadiran gereja dan orang-orang percaya harus membawa perobahan ke arah yang lebih baik, mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi lingkungan sekitarnya, membawa damai sejahtera dan sukacita serta memberikan alternatif kehidupan yang lebih baik kepada orang-orang yang Tuhan tempatkan disekitarnya. Seperti apakah peranan pemuda (naposobulung) di dalam tri tugas panggilan gereja tersebut? Seperti telah disebutkan di atas bahwa pemuda adalah generasi penerus gereja, tiang gereja dan bungabunga ni huria mempunyai peranan yang sangat penting sehingga tri tugas panggilan gereja tersebut dalam berjalan secara baik dan maksimal.

3. Pemuda Dan Persekutuan: Menjadi Teladan Bagi Generasi di Bawahnya
Salah satu dari tri tugas panggilan gereja adalah Koinonia (bersekutu), di gereja HKBP dikenal seksi sekolah minggu, remaja, pemuda, wanita, bapak dan lanjut usia. Di dalam persekutuan inilah terkumpul potensi-potensi yang dimiliki anggota jemaat. Persekutuan sangat menentukan dapat tidaknya pelayanan berjalan dengan baik. Hanya dengan terciptanya persekutuan yang baik maka akan tercipta kerjasama yang baik menyatukan potensi-potensi yang dimiliki untuk mewujudkan tugas panggilan gereja. Oleh sebab itu, dalam hal pemuda memperan serta dalam pelayanan maka harus diciptakan dahulu persekutuan yang baik di tengah-tengah pemuda gereja sehingga persekutuan tersebut menarik bagi orang lain untuk terlibat di dalamnya. Tidak ada ruang untuk mengembangkan kelompok-kelompok yang dianggap penting sedang yang lain hanya penggembira saja, sebab hal yang demikian dapat menimbulkan perpecahan dan pelayanan tidak dapat berjalan dengan baik.
Selain itu, pemuda dalam persekutuannya harus terbuka terhadap kategorial yang lainnnya khususnya kepada kategorial sekolah minggu dan remaja. Pemuda harus menjadi teladan bagi adek-adeknya sekolah minggu dan remaja, bahkan pemuda hendaknya terlibat dalam pelayanan dan pembinaan rohani bagi mereka (menjadi partner kerja majelis), misalnya menjadi guru sekolah minggu atau terlibat dalam pelaksanaan kebaktian-kebaktian atau penelahaan alkitab.
Dengan keterlibatan pemuda dalam pelayanan di kategorial sekolah minggu dan remaja (secara khusus kategorial remaja) diharapkan regenerasi persekutuan pemuda dapat berjalan dengan baik. Anak remaja tidak gamang memasuki wilayah pemuda karena dia sedikit banyak sudah mengenalnya. Sebab sering terjadi di tengah-tengah gereja ada masa-masa di mana anggota persekutuan pemuda secara kuantitas sedikit, sedang gereja sudah menamatkan 2 sampai 3 kali pelajar katekhisasi sidi. Kenapa? Karena remaja tadi tidak diperkenalkan lebih dahulu persekutuan pemuda, dia masuk ke persekutuan remaja risih sedang masuk ke persekutuan pemuda ragu-ragu. Untuk mengatasi hal tersebut pemuda harus proaktif memperkenalkan persekutuan pemuda, sehingga remaja-remaja pada waktunya dengan keinginan dan kerinduannya mau melibatkan diri ke dalam persekutuan pemuda; maka terciptalah persekutuan pemuda yang berkesinambungan di tengah-tengah gereja.

4. Pemuda Dan Kesaksian: Boan Sadanari (bawa satu orang lagi)
Saat ini yang sering dikeluhkan dan dipergumulkan di tengah-tengah gereja HKBP adalah semakin banyaknya generasi muda yang meninggalkan HKBP dan bergereja serta aktif di gereja lain, khususnya aliran kharismatik (sering disebut eksodus atau jajan rohani karena kewargaanya tetap terdaftar di HKBP atau ikut orangtua). Alasan yang sering kita dengar sehingga banyak warga HKBP khususnya pemuda jajan rohani atau eksodus adalah ibadah di HKBP monoton dan pelayanannya tidak menyentuh jemaat. Dibeberapa gereja HKBP, khususnya di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, sudah dilakukan ibadah alternatif atau ibadah khusus, dimana dalam ibadah dipakai alat musik yang lebih bersemangat dan dalam ibadah melibatkan jemaat (partisipasi jemaat) sehingga ibadah lebih hidup dan menarik. Dengan ibadah ini diharapkan pemuda gereja kembali lagi beribadah di HKBP. Apakah benar demikian? Mungkin benar tetapi tidak sepenuhnya demikian.
Tahun 2008 ini telah di tetapkan HKBP menjadi tahun Marturia (kesaksian) dengan motto: BOAN SADANARI. Di tahun marturia ini, pemuda HKBP hendaknya mengambil peran serta untuk menggalakkan tahun marturia dengan mamboan sadanari (membawa satu orang) pemuda HKBP yang sudah meninggalkan HKBP atau tidak aktif lagi di HKBP kembali ke HKBP. Dalam membawa satu orang lagi tentu pemuda ditengah-tengah persekutuannya harus menciptakan kegiatan-kegiatan yang lebih menarik. Membentuk wadah-wadah yang dapat mengakomodir talenta-talenta pemuda yang selama ini terpendam untuk disalurkan dalam pelayanan di tengah-tengah gereja, misalnya bermain musik, olahraga, menulis cerita/puisi dan lain-lain. Mereka (pemuda) juga dapat dilibatkan di dalam seksi-seksi yang ada di Dewan Marturia di seksi sending dan musik. Artinya pemuda lebih menunjukkan partisipasinya dan keterlibatannya dalam pelayanan sehingga, dia tidak hanya terlibat dalam seksinya saja. Dalam hal ini, diharapkan majelis harus mau membuka ruang bagi partisipasi dan keterlibatan pemuda dalam pelayanan dan membuka pintu untuk pembaharuan yang diinginkan pemuda tanpa harus meninggalkan warna atau ciri khas HKBP dan memperhatikan aturan dan konfessi HKBP.

5. Pemuda Dan Pelayanan: turut serta dalam kegiatan sosial
Dalam hal kegiatan sosial, sangat banyak yang dapat dilakukan pemuda. Kegiatan-kegiatan yang langsung menyentuh kebutuhan jemaat, khususnya jemaat yang kurang mampu. Pemuda dapat membuka pelatihan-pelatihan di gereja, membuka kursus-kursus sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki dan berguna untuk mencerdaskan jemaat; sebab tidak semua jemaat dapat membiayai anaknya mengikuti kursus-kursus yang memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pada musim ujian akhir (ujian akhir nasional) pemuda dapat juga memberikan bimbingan kepada anak-anak anggota jemaat yang akan mengikuti ujian nasional tersebut. Pemuda harus berperan aktif menciptakan dan membuat gereja menjadi pusat pembelajaran dan pembinaan, sebab pemuda memiliki potensi untuk melakukan hal tersebut.
Pemuda juga harus memiliki keprihatinan terhadap tingginya tingkat pengangguran saat ini. Pengangguran yang mengakibatkan semakin banyaknya orang yang miskin, putus asa, dan meningkat pula perbuatan-perbuatan kriminalitas di tengah-tengah masyarakat. Dalam mencermati keadaan ini, pemuda dapat juga berperan membuka jaringan-jaringan kepada perusahaan, instansi atau lembaga tertentu dalam hal informasi mengenai lowongan pekerjaan bagi warga jemaat. Tentu masih banyak lagi pelayanan-pelayanan yang berhubungan dengan sosial yang dapat dilakukan pemuda gereja, misalnya mengunjungi orang sakit anggota jemaat (membentuk tim doa), turut serta dalam kegiatan penghiburan, bahkan membuka pemuda dapat melakukan pengobatan dan pembinaan-pembinaan tentang kesehatan masyarakat, paling sedikit memfasilitasinya.

6. Penutup
Masa muda bukanlah menjadi penghalang bagi kita untuk turut serta dalam pelayanan, memikul tanggungjawab untuk melakukan tri tugas panggilan orang-orang percaya, yaitu bersekutu, bersaksi dan melayani. Rasul Paulus mengatakan “jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda...” (1 Tim. 4: 12). Masa muda adalah masa yang indah untuk melayani, waktu untuk berkarya dan berbuah bagi Tuhan. Tunjukkanlah bahwa kamu pun bisa dan mempunyai kapasitas untuk di andalkan dalam pelayanan di tengah-tengah gereja dan masyarakat. Kehadiranmu di gereja bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani, pelayananmu tidak identik hanya paduan suara (koor) belaka, diluar itu masih banyak yang dapat kamu lakukan dan persembahkan untuk Tuhan. Melayani itulah yang diinginkan Tuhan darimu pada masa mudamu ini. SELAMAT BERKARYA DAN MELAYANI.

(Penulis adalah Pdt. Agus Dasa Silitonga, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi April 2008)

2 komentar:

Unknown mengatakan...

boleh copas gk k?

BULETIN NARHASEM mengatakan...

Boleh, asal disebutkan sumber redaksinya ya...