Saleleng ho ditoru, ndang sonang rohami.
Disi partuaonmu, disi do ingananmu, disi ma sonang ho.
I pe tu surgo do.
Disi partuaonmu, disi do ingananmu, disi ma sonang ho.
I pe tu surgo do.
Lagu dari Buku Ende No. 259 sebagai lagu terakhir pada kebaktian Minggu siang, 8 Juni 2008 dimana Amang Pendeta K. E. Limbong berkotbah untuk yang terakhir kali di HKBP Semper sebagai Pendeta HKBP ressort Semper. Jika dilihat dari syairnya, lagu tersebut sangat tidak ada hubungannya dengan perpisahan. Tapi lagu tersebut membuat penulis mereview kebersamaan selama 4 tahun melayani bersama Pdt. Limbong di HKBP Semper.
I. Buletin Narhasem
Buletin Narhasem terbit pertama kali pada April 2004. Setiap kali terbit Pendeta HKBP Semper wajib mengisi ‘renungan’ sebagai salah satu artikel fokus. Edisi April 2004 – Juli 2004, renungan di buletin narhasem dituliskan oleh Pdt. R.E.M. Sitorus, S.Th. Kemudian pelayanan Amang Pdt. R.E.M Sitorus di HKBP Semper dipindahkan ke HKBP Batu Aji Lama, Batam dan digantikan oleh Pdt. K.E. Limbong. Adapun judul dari renungan yang ditulis oleh Pdt. R.E.M. Sitorus adalah :
1. Kebangkitan Yesus (April 2004)
2. Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan (Mei)
3. Jalan orang benar dan jalan orang fasik (Juni)
4. Sifat kematahuan Allah yang tidak terbatas (Juli)
Amang Pdt. K. E. Limbong dilantik sebagai Pendeta HKBP Semper pada Minggu 20 Juni 2004. Kemudian pada hari Seninnya tim buletin Narhasem mendapat kesempatan untuk mewawancarai Amang sebagai profil untuk buletin edisi Juli. Pada wawancara yang dilakukan di rumah dinasnya itu, kesan pertama yang dapat oleh tim buletin terhadap Amang Limbong adalah seorang pendeta yang ramah dan lembut. Ternyata itu salah satu alasan pimpinan HKBP mengirimkan Amang Limbong untuk di tempatkan di HKBP Semper yang saat itu sedang bermasalah. Pesan pimpinan HKBP kepada Amang Limbong yang akan melayani di HKBP Semper, “Ho ma paturuehon ni, sebab disitu keras, yang keras itu jika dilayani yang lembut-lembut tentu bisa.” (dapat dilihat pada profil Pdt. K.E. Limbong, buletin Narhasem Juli 2004). Kesan pertama yang didapat oleh tim buletin narhasem terhadap Pdt. K.E. Limbong menjadi kesan selamanya, karena Amang Limbong memang merupakan sosok pendeta yang ramah, lembut dan juga rajin.
Bersyukur HKBP Semper memiliki Pendeta yang rajin menulis dan membaca. Selama 4 tahun pelayanan buletin Narhasem, kami memiliki lebih dari 100 penulis yang pernah menulis di buletin Narhasem. Hingga saat ini, dari sekian banyak penulis, Amang Limbong merupakan satu-satunya penulis yang paling banyak artikelnya di buletin Narhasem. (Ya, ialah……., secara Amang Limbong pendeta HKBP Semper yang salah satu tugas rutinnya menulis renungan untuk buletin Narhasem. Suka, tidak suka, mau tidak mau, Amang harus menulis setiap bulan sesuai dengan tema yang diberikan). Dalam kurun waktu Agustus 2004 – Juli 2008, tercatat 50 renungan yang ditulis oleh Amang Limbong. (Kira-kira bisa masuk Museum Record Indonesia tidak yah??? Atau Guiness World Book of Record. He….he….he….he….).
Jika di bioskop ada film berjudul “Mengejar mas-mas”, mungkin tim buletin Narhasem dapat membuat film yang berjudul “Mengejar Amang Limbong” karena ini merupakan salah satu tugas yang dilakukan oleh salah seorang tim buletin Narhasem (maksudnya penulis sendiri) untuk mendapatkan renungan Amang Limbong setiap bulannya. Tugas tersebut biasanya dimulai dengan memberikan secarik kertas yang berisi tema bulanan buletin Narhasem, ayat renungaan dan tanggal deadline. Tugas tersebut dilanjutkan dengan cara mengirimkan SMS kepada Amang, mengingatkannya agar tidak lupa renungan untuk buletin narhasem bulan tersebut. Puji Tuhan Amang Limbong tidak pernah lupa, bahkan beberapa bulan belakangan Amang sudah menyerahkan sebelum tanggal deadlinenya.
Amang Limbong memang tidak pernah lupa akan tugas dan tanggung jawabnya untuk buletin Narhasem. Namun yang menjadi pertanyaan hingga saat ini adalah, apakah setiap menerima SMS dari Uly Magdalena Panjaitan, Amang perlu membacanya? Atau Amang selalu sudah tahu isi dari SMS tersebut, sehingga tidak dibuka, dan kemudian dihapus. (ha…ha…ha…ha…).
Berikut ini merupakan hasil perjuangan mengejar Amang Limbong :
1. HKBP Ressort Semper : Makna dan harapannya bagi kita semua (Khusus Peresmian HKBP Ressort Semper-Juli 2004)
2. Jangan kendor hai Narhasem, maju terus dan layanilah Tuhan (Agustus 2004)
3. Angin ribut diredakan (September)
4. Karunia Allah tidak bisa diukur dengan hikmat dunia (Oktober)
5. Kepenuhan hidup dalam Kristus (Nopember)
6. Terpanggil menjadi kesembuhan dalam keluarga (Desember)
7. Allah menjadi manusia (Khusus Natal)
8. Waktu menyimpan rahasia kebesaran Allah (Januari 2005)
9. Ungkapan kasih yang tulus (Februari)
10. Samuel menjadi pelayan Tuhan (Maret)
11. Perjalanan ke Emaus (April)
12. Yesus menang atas percobaan-percobaan dari iblis (Mei)
13. Makan dan minum adalah bagian dari ucapan syukur (Juni)
14. Upaya pembebasan bagi orang yang menderita (Juli)
15. Persembahan seorang janda miskin (Agustus)
16. Hidup bersama suami-istri (September)
17. Kesetiaan mutlak hanya kepada Allah (Oktober)
18. Kejujuran (Nopember)
19. Yesus sang raja (Desember)
20. Iman yang kokoh dibangun diatas Kristus (Januari 2006)
21. Saling memaafkanlah kamu (Februari)
22. Karunia Roh Kudus bermanfaat dalam pelayanan untuk membangun gereja (Maret)
23. Panggilan untuk melayani adalah kemurahaan Allah (April)
24. Masa muda adalah masa yang indah (Mei)
25. Hidup rukun (Juni)
26. Ketaatan Daniel kepada Allah sejak usia muda merupakan syarat menerima anugerah Allah (Juli)
27. Kegirangan dan berkat bagi orang yang mempelajari dan melaksanakan hukum taurat (Agustus)
28. Lakukanlah kewajiban agama sebagai ungkapan kasihmu kepada Kristus (September)
29. Perempuan Kanaan yang percaya (Oktober)
30. Bermazmurlah bagi Allah selagi ada kesempatan (Nopember)
31. Yesus Anak Allah berasal dari surga (Desember)
32. Hiduplah bersama Tuhan, maka hidupmu akan selalu diberkati (Januari 2007)
33. Mencari pasangan hidup (Februari)
34. Remaja berprestasi (Maret)
35. Manfaatkan teknologi internet menjadi pujian dan horamat bagi Bapa di surga (April)
36. Pekerjaan dan problematikanya (Mei)
37. Nasehat supaya hidup kudus (Juni)
38. Jabatan sebagai penilik jemaat adalah pekerjaan yang indah (Juli)
39. Kemerdekaan Kristen adalah kesempatan untuk melayani dalam kasih (Agustus)
40. Gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya (September)
41. Gereja dan lingkungan hidup (Oktober)
42. Berjaga-jagalah kamu (Nopember)
43. Sukacita natal (Desember)
44. Ibadah alternatif (Januari 2008)
45. Nafas hidupku (Februari)
46. Hidup di “alam” Tuhanku (Maret)
47. Anugerah keselamatan (April)
48. Turunnya Roh Kudus (Mei)
49. Regenerasi naposobulung (Juni)
50. 2 Timotius 4 : 7 (Juli 2008)
Selain sebagai penulis bulanan di buletin Narhasem, ternyata Amang Limbong mempunyai tugas lain yaitu mengantarkan buletin Narhasem untuk Praeses distrik 21 Jakarta 3, Pdt. JAU. Doloksaribu atau pendeta lainnya. Dan Amang Pendeta Limbong dengan senang hati mengantarkan buletin Narhasem tersebut. Berdasarkan hasil percakapan penulis dengan salah seorang rekannya, jika kita menitipkan sesuatu kepada pendeta untuk disampaikan kepada seseorang, itu artinya amang pendeta sebagai kurir. (Wah….maafkan kami ya Amang….., secara sadar sudah memanfaatkan Amang sebagai kurir untuk buletin Narhasem. Namun berkat jasa Amang tersebut buletin Narhasem dikenal di distrik 21 Jakarta 3. Terima kasih Amang Limbong…..)
II. Buku “Untuk-MU”
Sebagai ungkapan syukur atas pelayanan tim buletin Narhasem selama 3 tahun (April 2004 – April 2007), tim buletin Narhasem berencana menerbitkan buku. Rencana tersebut kemudian kami sharingkan dengan Amang Limbong. Amang sangat setuju dengan rencana tersebut. Namun karena satu dan banyak hal kami menunda rencana pembuatan buku tersebut. Akhirnya dalam rapat buletin Oktober 2007, ide tersebut kami munculkan kembali dan kami sepakat untuk menerbitkan buku sebagai ucapan syukur 4 tahun pelayanan tim buletin Narhasem, dimana keuntungan dari penjualan buku tersebut akan disumbangkan untuk pembangunan gedung sekolah Minggu HKBP Semper. Kembali kami mensharingkan rencana itu dengan Amang Limbong dan beliau sangat mendukung rencana pembuatan buku tersebut.
Bulan demi bulan berjalan dan proses pembuatan buku pun sampai pada tahap akhir yaitu edit dan layout yang dilakukan pada awal April. Waktu yang tersisa pun semakin sempit saja, padahal kami berencana launching buku pada hari Sabtu, 19 April 2008. Dalam waktu yang yang singkat kami berusaha keras menyelesaikan proses pengeditan dan lay out walaupun dihadapkan pada keterbatasan kami dalam banyak hal misalnya komputer (ekspresi Amang limbong :) )
Hari itu Senin, pengeditan dimulai sejak siang hingga malam. Karena sampai malam pun masih banyak yang harus diedit maka untuk mempercepat kinerja kami, kami sepakat meminjam komputer Amang (tepatnya memakai, karena kami tidak ijin Amang). Karena mengerjakan dengan tergesa-gesa tertinggallah flash disk yang digunakan untuk menyimpan data. Selasa pagi Maestri menanyakan keberadaan flash disk tersebut, dan saya berjanji akan mengambilnya hari itu di kantor Amang. Namun sampai hari Kamis flash disk tersebut belum diambil, hingga akhirnya Amang memakai komputernya. Lalu ……., Amang Limbong sangat kaget karena menemukan flash disk artinya ada yang memakai komputernya tanpa ijin. Amang marah…, sangat marah…., mungkin sangat marah sekali….. (kalau tidak percaya tanya saja sekretarisnya Evita Napitupulu).
Setelah mengetahui bahwa Amang sangat marah, saya pun takut sekali menghadap Amang. Namun tetap harus memberanikan diri mengakui kesalahan yang telah dilakukan. Akhirnya dengan kekuatan yang tersisa menghadap Amang, mengakui kesalahan yang telah dilakukan disertai linangan air mata. (Ridho mengatakan kalau itu air mata buaya). Syukurlah Amang memaafkannya dengan mudah sekali….. Next time tidak diulangi lagi ya….. (Maksudnya tidak diulangi dengan Amang Limbong karena Amang sudah pindah ke HKBP Singkawang, mungkin diulangi dengan Amang Silitonga dengan lebih hati-hati. Saran juga untuk rekan-rekan yang ingin memakai komputer pendeta tanpa ijin harus sangat hati-hati. Jangan meninggalkan bukti apapun seperti, flash disk, data pada program, pulpen, kertas, dll. Ha…..ha…..ha….ha…. – please don’t try this at the church).
Akhirnya untuk Amang Limbong, terima kasih untuk setiap pelayanan yang telah Amang berikan untuk buletin Narhasem. Kami sangat bersyukur Tuhan mengirimkan Amang sebagai pendeta di HKBP Semper selama 4 tahun. Banyak berkat yang Tuhan kirimkan melalui Amang. Banyak juga pelajaran yang kami dapatkan dari Amang. Kamipun sangat yakin Amang akan selalu menjadi berkat buat setiap orang yang Amang layani dimanapun Amang ditempatkan. Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita bersama.
(NB: Amang…., bisa bantu menjual berapa buku “Untuk-MU” di HKBP Singkawang??? Kami tunggu kabar dari Amang...-)
(Penulis adalah Uly Magdalena Panjaitan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi khusus Pisah Sambut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar