Pada tanggal 4 April 2006 lusa Buletin Narhasem tepat berusia dua (2) tahun atau delapan tahun sejak terbit Narhasem (tanpa R “remaja”).
Dalam kurun waktu tersebut mereka telah berjuang untuk menegakkan suatu nama “Naposobulung HKBP Semper” yaitu nama yang diberikan kategorial mereka saat itu yang tergabung dan menjadi satu bagian dari empat (4) bagian yang menjadi pilar HKBP Semper khususnya atau NHKBP Nabolon i atau sekarang menjadi seksi pada Dewan Koinonia satu dari tiga dewan yang ada. Pada umumnya NHKBP Semper menerbitkan.Sebagai media dan hasil karya mereka sampai dengan terbitan Februari 2005, Buletin Narhasem dibagi-bagikan kepada semua Parhalado dan ruas tertentu tanpa dipungut bayaran alias gratis dan baru edisi Maret 2005 dan April 2005 dipungut ganti uang cetak Rp. 4000,- (empat ribu rupiah saja) . Berarti selama ini Buletin Narhasem yg berisi 48 halaman tersebut dapat diterbitkan dengan merogoh kocek NHKBP sendiri dan mempergunakan fasilitas yang ada dikantor masing masing adalah suatu usaha yang berat demi tegaknya nama NHKBP Semper didalam pecaturan NHKBP nabolon i, Sekarang masalahnya Buletin Narhasem pantas atau tidak mendapat subsidi dari Gereja sepanjang mereka belum dapat berdiri sendiri dan apakah kita sebagai orang tua hanya menjadi penonton yg baik saja tanpa berpartisipasi atas usaha tersebut?
I. Proses Penerbitan Buletin
Sebelum kita memutuskan pendapat perihal keberadaan Buletin Narhasem ini perlu kita terlebih dahulu melihat bagaimana proses penerbitan Buletin Narhasem tersebut dari kertas putih sampai dengan Buletin Narhasem siap saji dihadapkan pembacanya.
Proses tersebut antara lain :
1. Menetapkan apa yg menjadi pokok pembahasan untuk bulan yang akan datang, menetapkan pokok bahasan para Tim Redaksi harus jeli melihat apa yang menjadi utama dalam bulan tersebut, misalnya perihal paskah, perihal Synode Godang, perihal rapat pendeta perihal pelayanan dan lain lain atau untuk setiap bulannya sudah ditetapkan terlebih dahulu.
2. Mencari para penulis untuk materi tersebut.
a. Para penulis di Buletin Narhasem adalah orang yang mempunyai loyalitas yg tinggi baik untuk mendukung kelangsungan hidup Buletin Narhasem tersebut juga mempunyai loyalitas tinggi pada Gereja karena mereka dibayar,(dengan istilah dibayar) hanya dengan satu (1) exemplar Buletin Narhasem berarti sama dengan Rp 4.000,- (empat ribu rupiah saja).
b. Para penulis tersebut bukanlah orang sembarangan dibidangnya dengan titel mulai Master sampai Dostor...(Doktor adalah mereka penyandang Strata tiga (3) sedangkan Dostor = Dos dohot Tor adalah mereka yang pakar dibidang masing dan diakui orang. Menulis satu makalah untuk tiga (3) atau empat (4) halaman bukanlah hal yang mudah, memerlukan waktu dan biaya khusus.
c. Para penulis Buletin Narhasem berdomisili tidak saja dilingkungan Gereja HKBP Semper, tetapi juga diseluruh Jakarta dan diluar Jakarta. Berarti diperlukan waktu dan biaya untuk berkomunikasi baik melalui telepon, telex, handphone dan lainnya alat komunikasi dan komunikasi tersebut bukan hanya sekali saja tetapi harus lebih dari sekali berarti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
d. Para penulis memerlukan waktu untuk menetapkan makalahnya, mempersiapkannya dan mengoreksinya, Menulis suatu makalah sampai dengan layak dikirim memerlukan waktu tiga atau empat kali dikoreksi dan diketik dan itu tidak bisa dalam satu atau dua jam saja tetapi satu atau dua hari bahkan lebih.
3. Memilah-milah tulisan yang diterima sesuai dengan jadwal yang ditetapkan karena setiap materi sudah ada jadwal pematan/penerbitannya.
4. Mengetik dan mengedit materi yang masuk untuk dimuat. Proses pengetikan dan pengeditan diperlukan beberapa kali agar sesuai dengan apa yang diharapkan.
5. Menetapkan artikel mana yang akan ditempatkan didepan, ditengah atau diakhir dari buku.
6. Sortir akhir setelah keluar dan pencetakan.
7. Memasarkan Buletin sesuai dengan target yang diharapkan.
8. dan lain-lain.
II. Manfaat Penerbitan Buletin
Kalau kita berbicara soal manfaat atau kegunaan maka dapat kita lihat sebagai berikut :
A. Untuk NHKBP
1. Mereka menjadi ahli dalam bidang penerbitan suatu majalah atau buletin
2. Mereka menjadi percaya diri dalam menghadapi segala macam bidang yangdipakai oleh seseorang untuk mendapatkan bahan tulisan.
3. Mereka lebih memahami dan menerima cara pemikiran serta pengetahuan.
4. Mereka dapat menunjukan hasil karya nyata dalam bentuk Buletin yang dapat dibaca oleh semua orang dan juga bermanfaat sebagai penambah wawasan
5. Mereka menunjukan ekstensinya melalui Buletin yang dibaca oleh mereka yang bukan saja berada dilingkungan Semper tetapi juga diluar HKBP Semper bahkansampai ke Distik dan Kantor Pusat HKBP diPearaja, Tarutung.
6. Mereka menjadi terlatih untuk sabar dan tekun dalam menghadapi para narasumber dgn segala macam sifat dan tabiat.
7. Mereka akan lebih terlatih utk meneliti bahan yang ada datanya lebih akurat untuk setiap penerbitan.
B. Untuk Jemaat
Disamping untuk NHKBP kepada jemaat juga penerbitan Buletin Narhasem ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Jemaat dapat melihat hasil karya Naposobulung di Gerejanya dimana tidak semuaGereja Naposobulungnya mempunyai Buletin yang secara berkala diterbitkan.
2. Jemaat dapat membaca hasil pemikiran orang tertentu yg dituangkan dalam bentuk tulisan yg dapat menambah wawasan para pembacanya.
3. Jemaat mendapat penambah pengetahuan dengan hasil karya yg murah perihal macam ilmu pengetahuan baik dibidang dilingkungan Gereja dan juga informasi perihal pengetahuan umum lainnya yg dikumpulkan oleh tim redaksi Bulletin Narhasem dan bermacam sumber.
Kekuatan Yang Ada
Kekuatan NHKBP dalam penerbitan Buletin Narhasem adalah sebagai berikut :
1. Pada umumnya pendidikan anggota Tim Redaksi Buletin Narhasem adalah Strata 1 (S1) dan Strata 2 (S2).
2. Pengalaman berorganisasi selama menjadi NHKBP dan selama kuliah di kampus masing, banyak membantu sebagai bekal mereka dalam menerbitkan Buletin NHKBP.
3. Diantara Tim Redaksi Narhasem ada yang sudah menjadi staff majalah dikampus masing-masing, sehingga bagi mereka sudah tidak ada masalah lagi dalam penerbitan Buletin Narhasem.
4. Diantara mereka sudah ada yang telah bekerja dan sampai dengan sekarang ini mereka telah mempunyai fasilitas tertentu yang memperlancar tugas tersebut.
5. Adanya Narasumber yang memberikan tulisannya secara sukarela sehingga memperlancar penerbitan Buletin.
6. Pemasaran Buletin dengan biaya Rp. 4000,- dengan omset 100-150 eksemplar bisa habis asal Tim Penerbit ulet dan jeli melihat para pembeli atau pembaca baik diantara sesama Naposobulung yang sudah bekerja maupun Parhalado dan jemaat HKBP Semper secara selektif dan juga kawan-kawan dikantor masing-masing.
Dengan demikian biaya penerbitan Buletin Narhasem mulai dari awal sampai jadi bisa terpenuhi dan nantinya Buletin ini dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa di subsidi oleh huria.Perlu diacungkan jempol untuk Tim Redaksi Buletin Narhasem yang sampai penerbitan Bulan April 2005 masih belum mendapat subsidi dari Huria dan sesuai dengan hasil rapat Huria tanggal 28 Maret 2005 untuk bulan Mei 2005 baru mendapat subsidi sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah,-)per bulan.
VI. Kelemahan Yang Ditemui
Kita sudah berbicara pada kekuatan yang ada maka untuk adilnya kita juga perlu melihat kelemahan-kelemahan yang ada sebagai berikut :
1. Jemaat dan Parhalado HKBP Semper masih banyak yang belum senang membaca malahan ada Parhalado yang oleh Naposobulung diberi secara gratis tetapi Buletin tersebut ditinggal begitu saja di konsistori, hal ini dikemukakan oleh seorang Parhalado pada rapat Huria tanggal 28 Maret 2005, memang sangat disayangkan tetapi oleh seorang Jemaat peserta rapat berbisik:”Kasih saja koran poskota atau koran lampu merah pasti disambar, katanya”
2. Siapa yang akan menerima Buletin tersebut kelihatannya belum didata oleh NHKBP secara akurat sehingga masih dalam taraf uji coba, sehingga orang yang seharusnya sudah pasti berlangganan tetapi hingga saat ini belum ada kepastian.
3. Tidak ada perhatian khusus atas keberlangsungan keberadaan Buletin ini dari anggota ketiga dewan dan anggota secara khusus apakah untuk berlangganan setiap bulannya sebagai bentuk dukungan kepada NHKBP Semper yang mengelola Buletin ini.
4. Jalan pemikiran Naposobulung sekarang kadang tidak nyambung dengan pemikiran Orang Tua dan dasar pemikiran inilah yang seharusnya Orang Tua memahaminya karena sekarang sudah tahun 2005 bukan lagi 30 (tiga puluh)tahun atau 40(empat puluh)tahun yang lalu.
5. Fasilitas yang dipergunakan Tim Redaksi Buletin Narhasem yang ada selama ini tidak bisa dipertahankan untuk seterusnya, untuk itu perlu dipikirkan alternatif pengganti yang lain. Apakah dengan menambah oplah Buletin dan juga memperluas pemasaran sehingga anggota Tim Redaksi tidak terlalu berat memikirkan biaya per bulan.
6. Subsidi Huria sebesar Rp 300.000,-(tiga ratus ribu rupiah)yang dimulai untuk penerbitan Mei 2005 sebaiknya hanya sementara dan tidak untuk jangka panjang karena Huria ini juga memerlukan dana yang besar untuk operasionalnya. Sumbernya dari mana? Mari kita cari jalan keluarnya secara bersama sama. Peran serta dari anggota ketiga dewan disini sangat diperlukan.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan pembahasan ini adalah bahwa semua kreasi dan usaha positif dari Naposobulung NHKBP Semper ini patut didukung dan dibantu,membunuh suatu kreasi dengan membiarkannya begitu saja bukanlah mendidik. Mereka juga memerlukan bimbingan dari Orang Tua formal atau informal, kita harus bangga atas usaha NHKBP Semper yang aktif baik sebagai Tim Redaksi Buletin Narhasem sebagai pemain musik, sebagai song leader dan sebagai anggota koor yang memperdengarkan puji pujian baik untuk minggu pagi, minggu siang, minggu sore sesuai dengan jadwal yang diprogramkan mereka. Keaktifan mereka di Gereja ini akan membuat mereka tetap disini tanpa ada keinginan untuk mengikuti kebaktian di Gereja tetangga yang banyak menarik, memikat Naposobulung ataupun Orang Tua. Naposobulung dan Buletin Narhasem adalah tanggung jawab kita semua untuk itu mari kita dukung semua kreasi mereka yang positif dan kita arahkan sesuai dengan arah yang sebenarnya sesuai dengan kemampuan kita, Adalah merupakan suatu kehormatan bagi NHKBP Semper dimana pada Synode Distrik XXI Jakarta 3 bulan November 2005 ditetapkan bahwa Distrik XXI Jakarta 3 akan menerbitkan Buletin dalam bentuk news model Buletin Narhasem nya HKBP Semper. Penulis dengan ini menyampaikan salut yang setinggi tingginya kepada seluruh Tim Redaksi Bulletin Narhasem umumnya dan kepada saudara Benny Manurung khususnya yang memotori dan editor Buletin ini dengan segala fasilitas yang ada selalu berusaha memberikan yang terbaik sekali lagi terimakasih untuk anda, doa kami selalu !
Perlu dicatat bahwa keberadaan NHKBP terutama remajanya yang masih di SMU perlu dibatasi waktunya digereja pada malam hari sampai dengan jam 21.00, Mereka adalah pelajar yang masih labil tidak seperti mahasiswa yan lebih dewasa. Kalau bukan kita siapa lagi yang memperhatikan mereka? Semoga Tuhan selalu memberkati kita semuanya Amin dan Horas.
(Penulis adalah K. Pohan Siahaan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi April 2006)
Dalam kurun waktu tersebut mereka telah berjuang untuk menegakkan suatu nama “Naposobulung HKBP Semper” yaitu nama yang diberikan kategorial mereka saat itu yang tergabung dan menjadi satu bagian dari empat (4) bagian yang menjadi pilar HKBP Semper khususnya atau NHKBP Nabolon i atau sekarang menjadi seksi pada Dewan Koinonia satu dari tiga dewan yang ada. Pada umumnya NHKBP Semper menerbitkan.Sebagai media dan hasil karya mereka sampai dengan terbitan Februari 2005, Buletin Narhasem dibagi-bagikan kepada semua Parhalado dan ruas tertentu tanpa dipungut bayaran alias gratis dan baru edisi Maret 2005 dan April 2005 dipungut ganti uang cetak Rp. 4000,- (empat ribu rupiah saja) . Berarti selama ini Buletin Narhasem yg berisi 48 halaman tersebut dapat diterbitkan dengan merogoh kocek NHKBP sendiri dan mempergunakan fasilitas yang ada dikantor masing masing adalah suatu usaha yang berat demi tegaknya nama NHKBP Semper didalam pecaturan NHKBP nabolon i, Sekarang masalahnya Buletin Narhasem pantas atau tidak mendapat subsidi dari Gereja sepanjang mereka belum dapat berdiri sendiri dan apakah kita sebagai orang tua hanya menjadi penonton yg baik saja tanpa berpartisipasi atas usaha tersebut?
I. Proses Penerbitan Buletin
Sebelum kita memutuskan pendapat perihal keberadaan Buletin Narhasem ini perlu kita terlebih dahulu melihat bagaimana proses penerbitan Buletin Narhasem tersebut dari kertas putih sampai dengan Buletin Narhasem siap saji dihadapkan pembacanya.
Proses tersebut antara lain :
1. Menetapkan apa yg menjadi pokok pembahasan untuk bulan yang akan datang, menetapkan pokok bahasan para Tim Redaksi harus jeli melihat apa yang menjadi utama dalam bulan tersebut, misalnya perihal paskah, perihal Synode Godang, perihal rapat pendeta perihal pelayanan dan lain lain atau untuk setiap bulannya sudah ditetapkan terlebih dahulu.
2. Mencari para penulis untuk materi tersebut.
a. Para penulis di Buletin Narhasem adalah orang yang mempunyai loyalitas yg tinggi baik untuk mendukung kelangsungan hidup Buletin Narhasem tersebut juga mempunyai loyalitas tinggi pada Gereja karena mereka dibayar,(dengan istilah dibayar) hanya dengan satu (1) exemplar Buletin Narhasem berarti sama dengan Rp 4.000,- (empat ribu rupiah saja).
b. Para penulis tersebut bukanlah orang sembarangan dibidangnya dengan titel mulai Master sampai Dostor...(Doktor adalah mereka penyandang Strata tiga (3) sedangkan Dostor = Dos dohot Tor adalah mereka yang pakar dibidang masing dan diakui orang. Menulis satu makalah untuk tiga (3) atau empat (4) halaman bukanlah hal yang mudah, memerlukan waktu dan biaya khusus.
c. Para penulis Buletin Narhasem berdomisili tidak saja dilingkungan Gereja HKBP Semper, tetapi juga diseluruh Jakarta dan diluar Jakarta. Berarti diperlukan waktu dan biaya untuk berkomunikasi baik melalui telepon, telex, handphone dan lainnya alat komunikasi dan komunikasi tersebut bukan hanya sekali saja tetapi harus lebih dari sekali berarti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
d. Para penulis memerlukan waktu untuk menetapkan makalahnya, mempersiapkannya dan mengoreksinya, Menulis suatu makalah sampai dengan layak dikirim memerlukan waktu tiga atau empat kali dikoreksi dan diketik dan itu tidak bisa dalam satu atau dua jam saja tetapi satu atau dua hari bahkan lebih.
3. Memilah-milah tulisan yang diterima sesuai dengan jadwal yang ditetapkan karena setiap materi sudah ada jadwal pematan/penerbitannya.
4. Mengetik dan mengedit materi yang masuk untuk dimuat. Proses pengetikan dan pengeditan diperlukan beberapa kali agar sesuai dengan apa yang diharapkan.
5. Menetapkan artikel mana yang akan ditempatkan didepan, ditengah atau diakhir dari buku.
6. Sortir akhir setelah keluar dan pencetakan.
7. Memasarkan Buletin sesuai dengan target yang diharapkan.
8. dan lain-lain.
II. Manfaat Penerbitan Buletin
Kalau kita berbicara soal manfaat atau kegunaan maka dapat kita lihat sebagai berikut :
A. Untuk NHKBP
1. Mereka menjadi ahli dalam bidang penerbitan suatu majalah atau buletin
2. Mereka menjadi percaya diri dalam menghadapi segala macam bidang yangdipakai oleh seseorang untuk mendapatkan bahan tulisan.
3. Mereka lebih memahami dan menerima cara pemikiran serta pengetahuan.
4. Mereka dapat menunjukan hasil karya nyata dalam bentuk Buletin yang dapat dibaca oleh semua orang dan juga bermanfaat sebagai penambah wawasan
5. Mereka menunjukan ekstensinya melalui Buletin yang dibaca oleh mereka yang bukan saja berada dilingkungan Semper tetapi juga diluar HKBP Semper bahkansampai ke Distik dan Kantor Pusat HKBP diPearaja, Tarutung.
6. Mereka menjadi terlatih untuk sabar dan tekun dalam menghadapi para narasumber dgn segala macam sifat dan tabiat.
7. Mereka akan lebih terlatih utk meneliti bahan yang ada datanya lebih akurat untuk setiap penerbitan.
B. Untuk Jemaat
Disamping untuk NHKBP kepada jemaat juga penerbitan Buletin Narhasem ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Jemaat dapat melihat hasil karya Naposobulung di Gerejanya dimana tidak semuaGereja Naposobulungnya mempunyai Buletin yang secara berkala diterbitkan.
2. Jemaat dapat membaca hasil pemikiran orang tertentu yg dituangkan dalam bentuk tulisan yg dapat menambah wawasan para pembacanya.
3. Jemaat mendapat penambah pengetahuan dengan hasil karya yg murah perihal macam ilmu pengetahuan baik dibidang dilingkungan Gereja dan juga informasi perihal pengetahuan umum lainnya yg dikumpulkan oleh tim redaksi Bulletin Narhasem dan bermacam sumber.
Kekuatan Yang Ada
Kekuatan NHKBP dalam penerbitan Buletin Narhasem adalah sebagai berikut :
1. Pada umumnya pendidikan anggota Tim Redaksi Buletin Narhasem adalah Strata 1 (S1) dan Strata 2 (S2).
2. Pengalaman berorganisasi selama menjadi NHKBP dan selama kuliah di kampus masing, banyak membantu sebagai bekal mereka dalam menerbitkan Buletin NHKBP.
3. Diantara Tim Redaksi Narhasem ada yang sudah menjadi staff majalah dikampus masing-masing, sehingga bagi mereka sudah tidak ada masalah lagi dalam penerbitan Buletin Narhasem.
4. Diantara mereka sudah ada yang telah bekerja dan sampai dengan sekarang ini mereka telah mempunyai fasilitas tertentu yang memperlancar tugas tersebut.
5. Adanya Narasumber yang memberikan tulisannya secara sukarela sehingga memperlancar penerbitan Buletin.
6. Pemasaran Buletin dengan biaya Rp. 4000,- dengan omset 100-150 eksemplar bisa habis asal Tim Penerbit ulet dan jeli melihat para pembeli atau pembaca baik diantara sesama Naposobulung yang sudah bekerja maupun Parhalado dan jemaat HKBP Semper secara selektif dan juga kawan-kawan dikantor masing-masing.
Dengan demikian biaya penerbitan Buletin Narhasem mulai dari awal sampai jadi bisa terpenuhi dan nantinya Buletin ini dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa di subsidi oleh huria.Perlu diacungkan jempol untuk Tim Redaksi Buletin Narhasem yang sampai penerbitan Bulan April 2005 masih belum mendapat subsidi dari Huria dan sesuai dengan hasil rapat Huria tanggal 28 Maret 2005 untuk bulan Mei 2005 baru mendapat subsidi sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah,-)per bulan.
VI. Kelemahan Yang Ditemui
Kita sudah berbicara pada kekuatan yang ada maka untuk adilnya kita juga perlu melihat kelemahan-kelemahan yang ada sebagai berikut :
1. Jemaat dan Parhalado HKBP Semper masih banyak yang belum senang membaca malahan ada Parhalado yang oleh Naposobulung diberi secara gratis tetapi Buletin tersebut ditinggal begitu saja di konsistori, hal ini dikemukakan oleh seorang Parhalado pada rapat Huria tanggal 28 Maret 2005, memang sangat disayangkan tetapi oleh seorang Jemaat peserta rapat berbisik:”Kasih saja koran poskota atau koran lampu merah pasti disambar, katanya”
2. Siapa yang akan menerima Buletin tersebut kelihatannya belum didata oleh NHKBP secara akurat sehingga masih dalam taraf uji coba, sehingga orang yang seharusnya sudah pasti berlangganan tetapi hingga saat ini belum ada kepastian.
3. Tidak ada perhatian khusus atas keberlangsungan keberadaan Buletin ini dari anggota ketiga dewan dan anggota secara khusus apakah untuk berlangganan setiap bulannya sebagai bentuk dukungan kepada NHKBP Semper yang mengelola Buletin ini.
4. Jalan pemikiran Naposobulung sekarang kadang tidak nyambung dengan pemikiran Orang Tua dan dasar pemikiran inilah yang seharusnya Orang Tua memahaminya karena sekarang sudah tahun 2005 bukan lagi 30 (tiga puluh)tahun atau 40(empat puluh)tahun yang lalu.
5. Fasilitas yang dipergunakan Tim Redaksi Buletin Narhasem yang ada selama ini tidak bisa dipertahankan untuk seterusnya, untuk itu perlu dipikirkan alternatif pengganti yang lain. Apakah dengan menambah oplah Buletin dan juga memperluas pemasaran sehingga anggota Tim Redaksi tidak terlalu berat memikirkan biaya per bulan.
6. Subsidi Huria sebesar Rp 300.000,-(tiga ratus ribu rupiah)yang dimulai untuk penerbitan Mei 2005 sebaiknya hanya sementara dan tidak untuk jangka panjang karena Huria ini juga memerlukan dana yang besar untuk operasionalnya. Sumbernya dari mana? Mari kita cari jalan keluarnya secara bersama sama. Peran serta dari anggota ketiga dewan disini sangat diperlukan.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan pembahasan ini adalah bahwa semua kreasi dan usaha positif dari Naposobulung NHKBP Semper ini patut didukung dan dibantu,membunuh suatu kreasi dengan membiarkannya begitu saja bukanlah mendidik. Mereka juga memerlukan bimbingan dari Orang Tua formal atau informal, kita harus bangga atas usaha NHKBP Semper yang aktif baik sebagai Tim Redaksi Buletin Narhasem sebagai pemain musik, sebagai song leader dan sebagai anggota koor yang memperdengarkan puji pujian baik untuk minggu pagi, minggu siang, minggu sore sesuai dengan jadwal yang diprogramkan mereka. Keaktifan mereka di Gereja ini akan membuat mereka tetap disini tanpa ada keinginan untuk mengikuti kebaktian di Gereja tetangga yang banyak menarik, memikat Naposobulung ataupun Orang Tua. Naposobulung dan Buletin Narhasem adalah tanggung jawab kita semua untuk itu mari kita dukung semua kreasi mereka yang positif dan kita arahkan sesuai dengan arah yang sebenarnya sesuai dengan kemampuan kita, Adalah merupakan suatu kehormatan bagi NHKBP Semper dimana pada Synode Distrik XXI Jakarta 3 bulan November 2005 ditetapkan bahwa Distrik XXI Jakarta 3 akan menerbitkan Buletin dalam bentuk news model Buletin Narhasem nya HKBP Semper. Penulis dengan ini menyampaikan salut yang setinggi tingginya kepada seluruh Tim Redaksi Bulletin Narhasem umumnya dan kepada saudara Benny Manurung khususnya yang memotori dan editor Buletin ini dengan segala fasilitas yang ada selalu berusaha memberikan yang terbaik sekali lagi terimakasih untuk anda, doa kami selalu !
Perlu dicatat bahwa keberadaan NHKBP terutama remajanya yang masih di SMU perlu dibatasi waktunya digereja pada malam hari sampai dengan jam 21.00, Mereka adalah pelajar yang masih labil tidak seperti mahasiswa yan lebih dewasa. Kalau bukan kita siapa lagi yang memperhatikan mereka? Semoga Tuhan selalu memberkati kita semuanya Amin dan Horas.
(Penulis adalah K. Pohan Siahaan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi April 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar