Dia Telah Berubah
Salah satu masalah paling umum yang dihadapi oleh keluarga, adalah ‘suami atau istri’ yang tidak atau kurang siap menghadapi perubahan. Dia mendadak senang olahraga. Atau hari-hari kerjanya dipenuhi jadwal rapat sampai malam hari. Atau dia bersikeras ingin beli mobil baru. Apa pun bentuknya, tanda-tanda itu sudah muncul, yaitu pasangan anda sudah berubah. Rasa takut membanjiri pikiran anda; takut ditinggal. Terlebih lagi ketika perbedaaan pendapat lebih sering terjadi.
Jika anda merasa, ada sesuatu yang membuat hubungan anda berubah, bahwa pasangan anda berubah, atau hal-hal yang biasa anda hadapi berubah, maka kemungkinan memang telah terjadi perubahan. Karena segala sesuatunya berubah, begitu juga anda, menghanyutkan tanah tempat Anda berpijak. Yah, kita selalu tergoda untuk percaya bahwa yang namanya cinta itu akan tetap sama, tetap stabil. Bahwa cinta menjamin stabilitas. Dan Anda berdua tetap akan menjadi pasangan yang saling mencinta seperti dulu. Maka ketika perubahan itu sungguh-sungguh terjadi, Anda menjadi ketakukan.
Tapi, kendati pria/wanita yang berbaring di samping Anda saat Anda bangun tidar di pagi hari tetap tampak sama seperti pria/wanita yang dulu ketika Anda berjanji setia di depan altar Tuhan, plus minus beberapa lembar uban di rambutnya, - setuju atau tidak setuju didalam dia sudah berubah. Bisa berubah banyak atau berubah sedikit. Begitu juga Anda.
Dalam hal hubungan, kendati tidak terjadi peristiwa-peristiwa besar atau tidak terjadi tahap-tahap kehidupan yang penting, perubahan tetap tak terhindarkan. Jika tidak terjadi sesuatu, kemungkinan cara Anda berinteraksi terhadap satu sama lain yang membuat Anda berubah. Hal-hal yang Anda hadapi di awal hubungan kemungkinan tidak sama dengan hal-hal yang Anda hadapi beberapa tahun kemudian.
Tujuan-tujuan mungkin mulai naik atau turun. Anda mungkin mulai menghargai hal-hal yang berbeda. PerilakuAnda terhadap pekerjaan, anak-anak, teman-teman, keluarga, mungkin sudah berubah. Anda mungkin mulai mengharapkan hal-hal ang berbeda terhadap satusama laun, atau terhadap hubungan Anda.
Pasangan Anda mungkin berubah menjadi seseorang yang lebih Anda sukai. Tapi bisa juga dia berubah menjadi orang yang tidak Anda sukai. Anda juga bisa berubah menjadi orang yang makin dia sukai. Tapi bisa juga makin tidak dia sukai.
Menghadapi Perubahan
Jika Anda, pasangan Anda, atau hubungan Anda mulai berubah atau sudah berubah, langkah pertama adalah untuk menyadari, bahwa perubahan itu normal. Perubahan pasti akan terjadi, tak mungkin tidak akan terjadi. Maka, yang harus dan bisa Anda lakukan adalah menerima dan mengarahkannya.
Jangan habiskan waktu dan energimu untuk menolak perubahan. Yang Anda butuhkan adalah terus berusaha untuk menjaga komunikasi tetap lancar. Ikuti setiap langkah perubahan pandangan, perasaan dan sikap. Jika Anda tetap bisa saling mengerti, maka sebesar apa pun perubahan itu, cinta Anda akan tetap sama, atau bahkan menjadi semakin besar. Dalam menghadapi perubahan, Anda terutama perlu saling memberitahu bahwa tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan Anda sudah berubah. Apa yang Anda inginkan dan butuhkan terhadap satu sama lain sekarang mungkin tidak sama dengan yang dulu Anda inginkan atau butuhkan. Jika Anda berdua tidak mau saling terbuka untuk memberitahukan tentang apa yang Anda harapkan dari satu sama lain, dari hubungan Anda, maka perubahan akan menjadi sesuatu yang menakutkan dan bahkan menjadi bencana bagi keluarga Anda.
Dalam hal waktu, perubahan terasa paling tidak menyenangkan pada tahap-tahap awal hubungan, ketika Anda tidak tahu persis apa yang terjadi, dan Anda takut, perubahan itu akan menyakitkan. Bila Anda adalah orang yang berani menerima perubahan sebagai sesuatu yang normal, maka dengan berlalunya waktu, minggu, bulan dan tahun, Anda akan mulai bisa menghadapi dan menghargai perubahan-perubahan di dalam diri pasangan Anda dan di dalam diri Anda sendiri. Dan dengan demikian keluarga Anda akan terhindar dari berbagai masalah. Coba deh….!
(Penulis adalah Pdt. Pilian Panjaitan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Oktober 2005)
Salah satu masalah paling umum yang dihadapi oleh keluarga, adalah ‘suami atau istri’ yang tidak atau kurang siap menghadapi perubahan. Dia mendadak senang olahraga. Atau hari-hari kerjanya dipenuhi jadwal rapat sampai malam hari. Atau dia bersikeras ingin beli mobil baru. Apa pun bentuknya, tanda-tanda itu sudah muncul, yaitu pasangan anda sudah berubah. Rasa takut membanjiri pikiran anda; takut ditinggal. Terlebih lagi ketika perbedaaan pendapat lebih sering terjadi.
Jika anda merasa, ada sesuatu yang membuat hubungan anda berubah, bahwa pasangan anda berubah, atau hal-hal yang biasa anda hadapi berubah, maka kemungkinan memang telah terjadi perubahan. Karena segala sesuatunya berubah, begitu juga anda, menghanyutkan tanah tempat Anda berpijak. Yah, kita selalu tergoda untuk percaya bahwa yang namanya cinta itu akan tetap sama, tetap stabil. Bahwa cinta menjamin stabilitas. Dan Anda berdua tetap akan menjadi pasangan yang saling mencinta seperti dulu. Maka ketika perubahan itu sungguh-sungguh terjadi, Anda menjadi ketakukan.
Tapi, kendati pria/wanita yang berbaring di samping Anda saat Anda bangun tidar di pagi hari tetap tampak sama seperti pria/wanita yang dulu ketika Anda berjanji setia di depan altar Tuhan, plus minus beberapa lembar uban di rambutnya, - setuju atau tidak setuju didalam dia sudah berubah. Bisa berubah banyak atau berubah sedikit. Begitu juga Anda.
Dalam hal hubungan, kendati tidak terjadi peristiwa-peristiwa besar atau tidak terjadi tahap-tahap kehidupan yang penting, perubahan tetap tak terhindarkan. Jika tidak terjadi sesuatu, kemungkinan cara Anda berinteraksi terhadap satu sama lain yang membuat Anda berubah. Hal-hal yang Anda hadapi di awal hubungan kemungkinan tidak sama dengan hal-hal yang Anda hadapi beberapa tahun kemudian.
Tujuan-tujuan mungkin mulai naik atau turun. Anda mungkin mulai menghargai hal-hal yang berbeda. PerilakuAnda terhadap pekerjaan, anak-anak, teman-teman, keluarga, mungkin sudah berubah. Anda mungkin mulai mengharapkan hal-hal ang berbeda terhadap satusama laun, atau terhadap hubungan Anda.
Pasangan Anda mungkin berubah menjadi seseorang yang lebih Anda sukai. Tapi bisa juga dia berubah menjadi orang yang tidak Anda sukai. Anda juga bisa berubah menjadi orang yang makin dia sukai. Tapi bisa juga makin tidak dia sukai.
Menghadapi Perubahan
Jika Anda, pasangan Anda, atau hubungan Anda mulai berubah atau sudah berubah, langkah pertama adalah untuk menyadari, bahwa perubahan itu normal. Perubahan pasti akan terjadi, tak mungkin tidak akan terjadi. Maka, yang harus dan bisa Anda lakukan adalah menerima dan mengarahkannya.
Jangan habiskan waktu dan energimu untuk menolak perubahan. Yang Anda butuhkan adalah terus berusaha untuk menjaga komunikasi tetap lancar. Ikuti setiap langkah perubahan pandangan, perasaan dan sikap. Jika Anda tetap bisa saling mengerti, maka sebesar apa pun perubahan itu, cinta Anda akan tetap sama, atau bahkan menjadi semakin besar. Dalam menghadapi perubahan, Anda terutama perlu saling memberitahu bahwa tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan Anda sudah berubah. Apa yang Anda inginkan dan butuhkan terhadap satu sama lain sekarang mungkin tidak sama dengan yang dulu Anda inginkan atau butuhkan. Jika Anda berdua tidak mau saling terbuka untuk memberitahukan tentang apa yang Anda harapkan dari satu sama lain, dari hubungan Anda, maka perubahan akan menjadi sesuatu yang menakutkan dan bahkan menjadi bencana bagi keluarga Anda.
Dalam hal waktu, perubahan terasa paling tidak menyenangkan pada tahap-tahap awal hubungan, ketika Anda tidak tahu persis apa yang terjadi, dan Anda takut, perubahan itu akan menyakitkan. Bila Anda adalah orang yang berani menerima perubahan sebagai sesuatu yang normal, maka dengan berlalunya waktu, minggu, bulan dan tahun, Anda akan mulai bisa menghadapi dan menghargai perubahan-perubahan di dalam diri pasangan Anda dan di dalam diri Anda sendiri. Dan dengan demikian keluarga Anda akan terhindar dari berbagai masalah. Coba deh….!
“Janganlah kamu menjadi serpa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12 : 2
(Penulis adalah Pdt. Pilian Panjaitan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Oktober 2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar