Sabtu, 04 Desember 2010

RENUNGAN: KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS BERMANFAAT DALAM PELAYANAN UNTUK "MEMBANGUN GEREJA"

Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh; Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
(1 Kor. 12:4- 5)

Pengantar
Dampak perjumpaan Paulus dengan Kristus yang sudah bangkit, yang dialaminya dalam kesadaran yang mantap, adalah merupakan bukti yang melimpah, yang menurut Lukas mutlak sebagai mujizat. Dimana bagi manusia hal itu tidak mungkin terjadi, "seorang musuh dipakai Kristus menjadi rasul-Nya" (Kis. 9, 22, dan 26).
Paulus sendiri menyadari panggilan-Nya sehingga dia tidak kenal lelah sekalipun harus menembus medan yang sulit (bahaya di laut, berupa ombak besar dan ancaman binatang buas dan ular berbisa di daratan), semua itu dilaluinya dengan tabah agar Firman Allah disampaikan kemana Tuhan memimpinnya.
Sebagai seorang rasul sekaligus menjadi gembala atas jiwa-jiwa yang sudah diselamatkan oeh darah Kristus, Paulus selalu siap siaga untuk mewaspadai ancaman yang ingin menghancurkan kesatuan setiap orang percaya.
Bagi jemaat di Korintus kemungkinan untuk bisa goyah selalu ada, dimana masyarakat Korintus terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda. Jemaat itu sebahagian beranggotakan beberapa orang Yahudi, tapi yang menonjol ialah non-Yahudi dan mantan penyembah berhala, berlatar belakang jahat. Jemaat Kristen di Korintus menikmati keamanan yang lebih baik dibandingkan Paulus.
Secara sosial, jemaat mencakup wawasan yang luas. Namun masih ditemukan garis pemisah antara si kaya dan si miskin, sebagian besar bukanlah bangsawan atau berpendidikan tinggi, namun terdapat lagak pretensi sosial dan intelektual dalam jemaat (bd. E.A. Judge, The Social Pattern of Christian Groups in the First Century, 1960 him. 49-61).
Mereka senang mendengar pidato yang muluk-muluk sambil membanding-bandingkan kehebatan berbicara dari guru-guru palsu. Jemaat di Korintus sangat memanjakan pendengarannya dengan berita-berita yang memiliki keunggulan. Dengan dasar itu jemaat berusaha membanding-bandingkan guru-guru mereka atas dasar yang palsu, dan nama-nama yang bermacam-macam itu mereka pakai sebagai seruan perang (memecah belah kesatuan di tengah-tengah jemaat).
Alasan inilah yang dilihat oleh Paulus untuk segera mengirimkan surat kepada jemaat di Korintus. Jika masing-masing anggota jemaat menyadari keberadaan-Nya sebagai orang berdosa yang sudah dibasuh oleh darah Kristus maka dosa kekafiran harus ditanggalkan. Namun inilah yang sulit : sebagian dari kepercayaan mereka terhadap Kristus memang sungguh-sungguh, tapi mereka juga benar-benar percaya kepada roh-roh jahat. Paulus menegaskan, tidak ada pilihan lain bagi setiap orang Kristen selain percaya kepada Kristus yang membawa keselamatan dan menolak semua ajaran yang menyesatkan.
Semua orang yang memberitakan kebenaran firman Allah tidak untuk dibanding-bandingkan melainkan harus mampu menerima ajaran yang memperkaya pengalaman rohani bagi setiap warga jemaat, karunia Rohani yang menyertai pelayanan "para saudara" adalah pemberian illah.
Hanya satu Tuhan yang mengerjakan semua itu dan memberikan dengan cuma-cuma bagi setiap orang yang telah dipilih Allah secara khusus. Untuk itu saling menerimalah kamu sebagai teman sekerja Allah. Terimalah perbedaan saudara-Mu sebagai kekayaan kemurahan Allah, bukan untuk diperdebatkan atau sebagai seruan perang.

Penjelasan
1. Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu roh
Karunia adalah pemberian. Ada beberapa kata Yunani untuk pemberian terutama sekali pemberian Allah yang telah diberikan kepada manusia:
- Dorea (Cuma-cuma, hadiah) - pemberian Ilahi. Kadang-kadang berarti keselamatan (Rom 5 : 15,17)
- Dosis : setiap pemberian yang baik
- Dorema : setiap anugerah yang sempurna datangnya dari atas.
Dan satu lagi ialah kharisma, dapat digunakan mengenai 'karunia baik' Allah yaitu : hidup yang kekal (Rom. 6 : 23), penggunaannya yang khas ialah untuk karunia-karunia rohani, yaitu karunia-karunia yang diberikan Roh Kudus kepada orang-orang tertentu.
Setiap orang percaya diperlengkapi dengan kasih karunia Allah untuk saling melengkapi sebagai pengurus yang baik (1 Petrus 4:10-11) ditengah-tengah persekutuan orang Kristen.
Setiap orang harus mempertanggung-jawabkan karunia yang dipercayakan Allah kepada-Nya demi keutuhan bersama dan demi kebaikan kita juga. Dengan demikian nama Allah dipermuliakan.
Sikap yang selama ini hanya sebagai pendengar dan penonton kemudian membuat perbandingan siapa yang lebih hebat tidaklah baik. Tetapi semua warga jemaat harus terlibat (ikut serta, ambil bagian) dalam tugas pelayanan.
Menurut Petrus, hidup orang Kristen, haruslah demikian :
- Jadilah tenang supaya kamu dapat berdoa (selalu ada waktu untuk berdoa).
- Berilah tumpangan seorang akan yang lain tanpa bersungut-sungut
- Masing-masing terlibat dalam pelayanan (memimpin doa, mengajarkan Firman Allah, melaksanakan sakramen, menaikkan puji-pujian dan ucapan syukur, dsb)
Paulus sangat menyadari kerugian yang akan dialami jemaat di Korintus jika mereka hanya bersoal-jawab diseputar kehebatan pemberita-pemberita injil dan kekaguman mereka terhadap tanda-tanda mujizat yang diadakan oleh orang-orang tertentu.
Mereka bisa terjebak dalam kegiatan yang dilancarkan oleh ahli filsafat dunia dan pidato yang muluk-muluk (1 Kor. 1 : 20).
Cara hidup yang demikian tidak membawa mereka kepada keselamatan melainkan akan semakin jauh dan kembali kedunia kekafiran. Penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (seperti : menyembuhkan orang sakit, memberitakan firman Allah, melenyapkan kelemahan dan kemampuan berbahasa Roh, (yun . glossolalia) semua itu harus bertujuan untuk membangun jemaat bukan untuk memecah belah kesatuan yang sudah ada.
Adalah tugas setiap orang percaya untuk memohon petunjuk Allah, supaya ikut serta melayani sesuai dengan cara kuasa Allah. Karunia Allah yang bisa dialami seseorang tidak secara otomatis bisa dipelajari dan ditiru oleh orang lain. Kerinduan untuk bisa sama seperti idola kita adalah baik, jika kita mau belajar mencoba dan berlatih, tetapi jangan kecewa dan menjadi putus asa jika tidak bisa seperti impian kita. Sebab sudah menjadi kenyataan bahwa anak seorang pengkhotbah tidak selamanya bisa berkhotbah, anak seorang pemusik tidak selamanya bisa bermain musik. Kemungkinan untuk menjadi bisa selalu ada tetapi jangan tinggalkan gereja, jika bahasa doamu tidak sebaik teman atau orang disekitarmu. Berlatihlah dan minta petunjuk Tuhan mungkin kamu akan lebih cocok jika ambil bagian dalam memandu pujian atau singer (song leader), dan banyak contoh lainnya.
Anak-anak Tuhan harus terampil dalam memakai karunia Allah yang dipercayakan kepada perorangan, jangan hanya ikut-ikutan. Tetapi berlatihlan dan bagi waktumu baik-baik.
Jangan hanya membanding-bandingkan kehebatan gereja lain, pembicara dari sekte lain, sementara dirimu tidak pernah bisa belajar dengan sungguh-sungguh untuk mempergunakan karunia Allah yang sudah dipercayakan kepada-Mu. Adalah baik mengenal kemampuan diri kita sendiri untuk kita persembahkan kepada Allah dan kita pakai dalam pelayanan.

2. Dan ada rupa-rupa pelayan tetapi satu Tuhan
Ikut ambil bagian dalam "Karunia Pelayanan", praktis adalah tanggung jawab setiap orang Kristen. Sekalipun tidak melalui pendidikan di Sekolah Tinggi Theologia, kita selalu mempunyai kesempatan untuk belajar firman Tuhan dan memohon pertolongan Roh Kudus. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, a.l :
(1) Karunia kekuasaan.
a. Iman (yun . pistis)
Yang dimaksud bukan iman yang menyelamatkan melainkan tingkat iman, dengan mana dilaksanakan perbuatan khusus yang mengherankan (Mat. 19 : 17)
Saat mana murid-murid mempertanyakan Jesusp mengapa mereka tidak mampu mengusir setan. Jawab Jesus : "karena kamu kurang percaya".
Dalam kitab Ibrani 11 : 33 - 40 tertulis, bahwa sejak PL banyak orang muda yang mengalami pertolongan dan karunia Allah yang hebat (Gideon, Daniel, Daud, dan banyak lagi orang percaya lainnya): Mampu memimpin peperangan dan luput dari mata pedang sekalipun hanya memakai persenjataan yang sangat sederhana, selamat dari mulut singa-singa yang kelaparan, memadamkan api yang dahsyat, beroleh kekuatan dan bebas dari kecemasan di masa -masa sulit. Demikian juga ibu-ibu menerima kembali anaknya yang sudah mati.
Namun demikian jika saja "doa yang kita persembahkan " yang selama ini kita imani, tetapi belum terkabul, janganlah putus harapan, mungkin Allah mempunyai rencana yang jauh lebih indah sesuai dengan waktu dan cara Allah.
b. Karunia untuk menyembuhkan (yun.kharismata iamat6n), diberikan untuk melakukan tanda mujizat dan memulihkan kesehatan.
c. Mengerjakan mujizat (energemata dunameon) har.melakukan kekuasaan. Karunia ini memberikan kesanggupan untuk mempertunjukkan berbagai mujizat lain.

(2) Karunia seperasaan
a. Pelayanan (yun. Antilepseis) artinya: pertolongan yang diberikan kepada orang lemah oleh golongan kuat termasuk: melayani orang sakit dan yang berkekurangan.
b. Pemberi sedekah yang murah hati (yun. ho metadidous)
c. Seorang yang menunjukkan kemurahan (yun. Ho eleon)
d. Jabatan pelayanan (yun.diakonia), lih. I. Tim 3:1-13

(3) Karunia mengelola.
a. Kepemimpinan (yun.kuberneseis) yaitu: karunia kekuasaan untuk memimpin.
b. Siapa yang memberi pimpinan (yun.ho proistamenos) diterjemahkan:"ia yang membantu" suatu karunia seperasaan.
Karunia seperti merasul, bernubuat dan mengajar dipakai dalam pelayanan yang teratur. Karunia yang lain dinyatakan berseling- seling (waktu-waktu tertentu). Karunia-karunia kadang-kadang merupakan pelepasan atau peningkatan bakat yang wajar.
Adapun karunia-karunia rohani yang kita peroleh berasal dari Allah (mis: mengajar/kemampuan mendidik orang untuk memantapkan bakatnya dalam bidang masing-masing, mengasihi, bermurah hati, dan berbagai perbuatan baik lainnya) semua itu berasal dari Allah. Dengan demikian harus dipakai untuk memuliakan Allah, bukan untuk disombongkan atau meremehkan orang lain.

Penutup
Ada berbagai-bagai karunia yang diberikan Allah kepada setiap orang percaya. Karunia-karunia itu harus kita mantapkan dengan selalu memohon pertolongan Allah, supaya:
1. Membaharui sikap kita agar tidak jatuh dalam kesombongan di saat kita mengalami sukacita karena suatu keberhasilan.
2. Memohon pertolongan roh kudus, menerangi hati kita di kala kabut kegelapan menutupi pengenalan kita akan karunia yang sudah kita terima. Mungkin diakibatkan rasa cemburu atau iri hati dengan karunia yang dimiliki orang lain.
3. Bersyukurlah untuk setiap karunia rohani yang bisa kita persembahkan untuk membangun kebersamaan dalam gereja Tuhan. Baling membangun dan saling melengkapi itulah yang patut dalam persekutuan setiap orang percaya. Syaloom Tuhan Yesus memberkati.

(Penulis adalah Pdt. K.E. Limbong, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Maret 2006)

Tidak ada komentar: