Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah ; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah diseberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan (Yosua24:15)
Siapakah yang layak disembah?
Seruan Josua untuk menjauhkan penyembahan kepada "allah" lain kecuali "Dia" Allah yang hidup. Josua cukup bijaksana dalam menyatakan bahwa ada kemungkinan memilih : atau Allah yang kepadanya nenek moyang Israel beribadah di seberang Sungai Efrat yakni Ur, orang kasdim; atau allah orang Amori yang negerinya mereka diami, dan inilah yang menjadi pencobaan yang terus menerus dalam sejarah kemudian dari Israel. Namun demikian Josua menyatakan pilihannya yang tak dapat diganggu gugat. Bukan saja untuk dirinya sendiri tetapi sekaligus merupakan komitmen keluarga. Sebagai kepala keluarga Josua memastikan bahwa wibawanya sebagai seorang kepala keluarga. Allah yang hidup itu pasti menguatkan dia dalam memenangkan pilihannya bersama dengan seisi rumahnya. Sebelum Josua menggantikan kedudukan Musa memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan, Josua dikenal mempunyai wibawa dan disiplin yang baik serta seorang Abdi yang tSaat. (Kel 39 : 40 ; 40:2,6,7). Waktu musa pergi sendirian menghadap Allah di Gunung Sinai, Josua siaga menanti dikemah pertemuan. la sudah belajar menantikan Jahweh. Tahun-tahun berikutnya sifat sabar dan kelembutan Musa turut membina kepribadian Josua (Kel.24:13 ;32 : 17; 33:11 ;Bilanganll :28)
Dalam lingkungan sanak keluarganya : Yosua bin Nun,cucu Elisama bin Amihud kepala Suku Efraim (I Tawarih 7 : 27 ;Bil 1: 10) disebut Hosea artinya Keselamatan. Musa menambahkan nama Ilahi (Yehosyua) dalam bahasa Indonesia menjadi Yosua. Nama Yunani lesous (Yesus).
Dalam kerjasama : Pada zaman Keluaran Yosua masih muda (Kel 33 : 11), Musa memilih dia menjadi pembantu pribadinya dan memberi perintah membantu pasukan yang terdiri dari suku-suku yang belum terorganisir, untuk memukul mundur tentara Amalek yang datang menyerang (Kel 17). Sebagai wakil suku Efraim dalam tim penyelidik Kanaan yang berangkat dari Kadesy, Yosua mendukung anjuran Kaleb (yang tertua dan menjadi pemimpin) Dalam hal ini kita melihat bahwa Yosua memiliki wibawa kepemimpinan sebab dia berangkat dari sebuah pribadi yang taat dan mau dipimpin.
Penjelasan
Masa-masa pembentukan kepribadian Yosua telah dimulai dari rumah keluarga (saat bersama dengan sanak saudaranya). Yosua dikenal sebagai orang yang berperangai baik dengan sebutan Hosea artinya keselamatan, sebutan itu berulang-ulang dipakai dalam suku Efraim (! Tawarikh 27,20 ; 2 Raj 17,1; Hosea 1:1). Saat Musa memanggilnya dalam usianya yang masih muda dan setelah resmi menjadi pemimpin sebagai pengganti Musa menjadi panglima Tentara setingkat dengan ke Imam an Eleazar. Secara wajar ditekankan kepemimpinan Yosua, waktu itu usianya sudah 70 tahun. Proses perjalanan waktu yang cukup lama ditempuhnya dengan perjuangan tidak kenal lelah, namun dia selalu menempatkan Allah ditempat utama. Yosua berprinsip satu-satunya Allah yang patut disembah adalah Allah sendiri. Untuk itu dia memastikan dirinya dengan seisi rumah tangganya selalu beribadah kepada Allah. Ada banyak keluarga dimana pimpinan keluarga itu tidak lagi mempunyai wibawa menempatkan dirinya sebagai kepala keluarga. maka akan kita temukan dalam satu keluarga ada beberapa agama. Pertemuan anak-anak dengan teman sekolah, teman kerja, dan persahabatan di luar rumah memungkinkan seorang anak menemukan teman hidup dengan pasangan yang berbeda agama . Persoalan yang sama telah ditemukan Yosua ditengah-tengah bangsa Israel, tetapi dia tidak ragu-ragu menyatakan keputusannya. Untuk mendapatkan kwalitas kepribadian yang seperti itu Yosua telah memperlihatkan kepada kita beberapa hal yang patut kita teladani, antara lain :
1. Melatih diri sejak usia muda, dalam keluarga sebagai anak yang disukai oleh seluruh anggota keluarganya dengan berperilaku yang baik. Rajin belajar dan menghindari pergaulan dari orang yang tidak seiman. Bisa berteman tetapi jangan sampai mempengaruhi kepercayaan kita kepada Allah, janganlah sia-siakan pengorbanan Jesus Kristus diatas kayu salib, sekalipun pada zamannya Yosua, Yesus Kristus belum lahir. tetapi melalui tuntunan Roh Allah Musa dipakaiNya memilih Yosua sebagai pemimpin bangsa Israel. Pencipta lagu "Amaging Grace" adalah seorang kelasi Kapal yang bertobat setelah pemuda. Dia adalah anak seorang janda yang taat beribadah kepada Allah namun karena hidupnya miskin, anaknya tersebut memberontak kepada Allah dalam usia remaja, dia meninggalkan Allah dan tidak mau beribadah sebab dia berfikir jika Allah itu pengasih, mengapa membiarkan keluarga kami hidup menderita. Jadilah dia anak keras kepala, pemberontak dan tidak mau berdoa dengan profesi sebagai awak kapal. Ketika badai melanda kapalnya. ombak besar memporakporandakan kapalnya ditengah lautan dia berteriak memohon pertolongan Allah akhirnya dia selamat dan bertobat. Jika demikian mengapa tidak tetap hidup baik dan taat kepada Allah jika telah mengetahuinya?. Hal inilah yang akan diperjuangkan Yosua dalam keluarganya.
2. Kepribadian Yosua yang sedemikian kuat tidak datang dengan sendirinya tetapi membutuhkan latihan. Kerjasama yang baik antara Yosua yang masih muda dengan Musa yang lebih tua sebagai pembimbing terjalin kasih yang mesra, bersahabat dan saling pengertian. Yosua adalah seorang yang penurut dan rajin belajar. selalu siap membantu Musa dalam tugas pelayanannya sementara di pihak Musa, dia adalah seorang hamba Tuhan yang penuh kasih sayang dan panjang sabar. Saat Musa menghadap Allah, Yosua tidak banyak komentar, dia diam di kemah menunjukkan ketaatannya. Hampir semua tokoh-tokoh Alkitab yang dipakai Allah memiliki Roh yang taat. Yunus yang mencoba menentang Allah, dia tidak langsung dipakai Allah, Yunus terlebih dahulu dibentuk selama tiga hari dalam perut ikan, barulah Allah memakainya untuk menyampaikan firmanNya. Yesus sendiri sabagai Anak Allah, Dia taat kepada BapaNya sekalipun harus melalui penderitaan diatas kayu salib. Hal serupa itulah yang tertanam dalam diri Yosua dan menguatkan komitmennya dan berjanji akan menjadikan Allah yang dia kenal sejak usia muda dan tetap menjadi Allah seisi keluarganya, dia meyakinkan dirinya dan semua anggota masyarakat yang bersama-sama dengan dia akan tetap beribadah kepada Allah.
3. Yosua tetap merasakan pemeliharaan Tuhan hingga dihari tua. Dalam usia 70 tahun dia sudah menjadi pemimpin demikian juga Kaleb yang sudah berusia 85 tahun. Keduanya masih tetap dipakai Allah bahkan jabatannya semakin baik sementara semua teman seusianya yang lahir di tanah Mesir sudah meninggal di padang gurun karena berbagai kutuk akibat dosa pemberontakan bangsa itu kepada Allah. Hal itu menguatkan kesetiaan Yosua kepada Allah dan tidak ada lagi keraguan bahwa Allah yang mengasihinya adalah satu-satunya penyelamat yang mampu membebaskan semua umat manusia dari pergumulannya. Yosua tidak meragukan kebaikan Allah, dia berjanji tetap setia hingga ajal menjemput. (Dipangkilalahon ibana do nasa tarsirang be ngoluna sian Tuhan i- Jahowa do Debata sasada Ibana do sioloanmu).
Penutup
Kecenderungan perjalanan waktu yang semakin sarat dengan berbagai persoalan, manusia itu semakin takut dengan ancaman kegagalan. Takut dianggap tidak modern, ketinggalan atau kuno jika harus memaksakan anak harus hidup beriman seperti orangtuanya. Dari pihak orangtua ada keraguan jika dituduh sebagai orang yang tidak memberikan kebebasan kepada anak. Dari pihak anak ada kebanggaan jika memiliki pilihan yang berbeda dengan orangtua. Banyak orangtua yang menutup mata terhadap kesalahan anak sekalipun sudah melangkah keluar dari kewajaran, dia hanya mampu berkata : Orang muda sekarang tidak mau lagi dipaksa (boha ma bahenon, lomona ma nunga balga, rohana ma disi). Banyak orangtua yang tidak mampu menegakkan wibawanya sebagai kepala keluarga, perbedaan agama ditengah-tengah rumah tanggannya dianggapnya sebagai toleransi beragama, padahal sebagai umat Kristen dia tahu bahwa jalan satu-satunya untuk masuk dalam Kerajaan Allah tidak ada jalan lain kalau tidak melalui Aku, kata Yesus (Yoh 14 : 6). Kwalitas iman Yosua harus melalui proses ketaatan kepada Allah dimulai sejak usia muda dan tetap memohon pertolongan sepanjang hidupnya. Kokoh dalam pendirian dan tidak mau dipengaruhi oleh orang-orang yang memberontak kepada Allah. Dia selalu bersyukur akan pemeliharaan Allah.
Yosua tetap meyakini pemeliharaan Allah dan akan tetap berlanjut hingga masa putih rambutnya dan hilang kekuatannya tetapi kasih setia Allah akan selalu baru dan berkesinambungan hingga ke generasi anak cucunya dikemudian hari. Komitmen Yosua sebaiknya menjadi komitmen kita juga, baik sebagai orangtua maupun anak : Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan.
(Penulis adalah Pdt. K.E. Limbong, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Oktober 2005)
Seruan Josua untuk menjauhkan penyembahan kepada "allah" lain kecuali "Dia" Allah yang hidup. Josua cukup bijaksana dalam menyatakan bahwa ada kemungkinan memilih : atau Allah yang kepadanya nenek moyang Israel beribadah di seberang Sungai Efrat yakni Ur, orang kasdim; atau allah orang Amori yang negerinya mereka diami, dan inilah yang menjadi pencobaan yang terus menerus dalam sejarah kemudian dari Israel. Namun demikian Josua menyatakan pilihannya yang tak dapat diganggu gugat. Bukan saja untuk dirinya sendiri tetapi sekaligus merupakan komitmen keluarga. Sebagai kepala keluarga Josua memastikan bahwa wibawanya sebagai seorang kepala keluarga. Allah yang hidup itu pasti menguatkan dia dalam memenangkan pilihannya bersama dengan seisi rumahnya. Sebelum Josua menggantikan kedudukan Musa memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan, Josua dikenal mempunyai wibawa dan disiplin yang baik serta seorang Abdi yang tSaat. (Kel 39 : 40 ; 40:2,6,7). Waktu musa pergi sendirian menghadap Allah di Gunung Sinai, Josua siaga menanti dikemah pertemuan. la sudah belajar menantikan Jahweh. Tahun-tahun berikutnya sifat sabar dan kelembutan Musa turut membina kepribadian Josua (Kel.24:13 ;32 : 17; 33:11 ;Bilanganll :28)
Dalam lingkungan sanak keluarganya : Yosua bin Nun,cucu Elisama bin Amihud kepala Suku Efraim (I Tawarih 7 : 27 ;Bil 1: 10) disebut Hosea artinya Keselamatan. Musa menambahkan nama Ilahi (Yehosyua) dalam bahasa Indonesia menjadi Yosua. Nama Yunani lesous (Yesus).
Dalam kerjasama : Pada zaman Keluaran Yosua masih muda (Kel 33 : 11), Musa memilih dia menjadi pembantu pribadinya dan memberi perintah membantu pasukan yang terdiri dari suku-suku yang belum terorganisir, untuk memukul mundur tentara Amalek yang datang menyerang (Kel 17). Sebagai wakil suku Efraim dalam tim penyelidik Kanaan yang berangkat dari Kadesy, Yosua mendukung anjuran Kaleb (yang tertua dan menjadi pemimpin) Dalam hal ini kita melihat bahwa Yosua memiliki wibawa kepemimpinan sebab dia berangkat dari sebuah pribadi yang taat dan mau dipimpin.
Penjelasan
Masa-masa pembentukan kepribadian Yosua telah dimulai dari rumah keluarga (saat bersama dengan sanak saudaranya). Yosua dikenal sebagai orang yang berperangai baik dengan sebutan Hosea artinya keselamatan, sebutan itu berulang-ulang dipakai dalam suku Efraim (! Tawarikh 27,20 ; 2 Raj 17,1; Hosea 1:1). Saat Musa memanggilnya dalam usianya yang masih muda dan setelah resmi menjadi pemimpin sebagai pengganti Musa menjadi panglima Tentara setingkat dengan ke Imam an Eleazar. Secara wajar ditekankan kepemimpinan Yosua, waktu itu usianya sudah 70 tahun. Proses perjalanan waktu yang cukup lama ditempuhnya dengan perjuangan tidak kenal lelah, namun dia selalu menempatkan Allah ditempat utama. Yosua berprinsip satu-satunya Allah yang patut disembah adalah Allah sendiri. Untuk itu dia memastikan dirinya dengan seisi rumah tangganya selalu beribadah kepada Allah. Ada banyak keluarga dimana pimpinan keluarga itu tidak lagi mempunyai wibawa menempatkan dirinya sebagai kepala keluarga. maka akan kita temukan dalam satu keluarga ada beberapa agama. Pertemuan anak-anak dengan teman sekolah, teman kerja, dan persahabatan di luar rumah memungkinkan seorang anak menemukan teman hidup dengan pasangan yang berbeda agama . Persoalan yang sama telah ditemukan Yosua ditengah-tengah bangsa Israel, tetapi dia tidak ragu-ragu menyatakan keputusannya. Untuk mendapatkan kwalitas kepribadian yang seperti itu Yosua telah memperlihatkan kepada kita beberapa hal yang patut kita teladani, antara lain :
1. Melatih diri sejak usia muda, dalam keluarga sebagai anak yang disukai oleh seluruh anggota keluarganya dengan berperilaku yang baik. Rajin belajar dan menghindari pergaulan dari orang yang tidak seiman. Bisa berteman tetapi jangan sampai mempengaruhi kepercayaan kita kepada Allah, janganlah sia-siakan pengorbanan Jesus Kristus diatas kayu salib, sekalipun pada zamannya Yosua, Yesus Kristus belum lahir. tetapi melalui tuntunan Roh Allah Musa dipakaiNya memilih Yosua sebagai pemimpin bangsa Israel. Pencipta lagu "Amaging Grace" adalah seorang kelasi Kapal yang bertobat setelah pemuda. Dia adalah anak seorang janda yang taat beribadah kepada Allah namun karena hidupnya miskin, anaknya tersebut memberontak kepada Allah dalam usia remaja, dia meninggalkan Allah dan tidak mau beribadah sebab dia berfikir jika Allah itu pengasih, mengapa membiarkan keluarga kami hidup menderita. Jadilah dia anak keras kepala, pemberontak dan tidak mau berdoa dengan profesi sebagai awak kapal. Ketika badai melanda kapalnya. ombak besar memporakporandakan kapalnya ditengah lautan dia berteriak memohon pertolongan Allah akhirnya dia selamat dan bertobat. Jika demikian mengapa tidak tetap hidup baik dan taat kepada Allah jika telah mengetahuinya?. Hal inilah yang akan diperjuangkan Yosua dalam keluarganya.
2. Kepribadian Yosua yang sedemikian kuat tidak datang dengan sendirinya tetapi membutuhkan latihan. Kerjasama yang baik antara Yosua yang masih muda dengan Musa yang lebih tua sebagai pembimbing terjalin kasih yang mesra, bersahabat dan saling pengertian. Yosua adalah seorang yang penurut dan rajin belajar. selalu siap membantu Musa dalam tugas pelayanannya sementara di pihak Musa, dia adalah seorang hamba Tuhan yang penuh kasih sayang dan panjang sabar. Saat Musa menghadap Allah, Yosua tidak banyak komentar, dia diam di kemah menunjukkan ketaatannya. Hampir semua tokoh-tokoh Alkitab yang dipakai Allah memiliki Roh yang taat. Yunus yang mencoba menentang Allah, dia tidak langsung dipakai Allah, Yunus terlebih dahulu dibentuk selama tiga hari dalam perut ikan, barulah Allah memakainya untuk menyampaikan firmanNya. Yesus sendiri sabagai Anak Allah, Dia taat kepada BapaNya sekalipun harus melalui penderitaan diatas kayu salib. Hal serupa itulah yang tertanam dalam diri Yosua dan menguatkan komitmennya dan berjanji akan menjadikan Allah yang dia kenal sejak usia muda dan tetap menjadi Allah seisi keluarganya, dia meyakinkan dirinya dan semua anggota masyarakat yang bersama-sama dengan dia akan tetap beribadah kepada Allah.
3. Yosua tetap merasakan pemeliharaan Tuhan hingga dihari tua. Dalam usia 70 tahun dia sudah menjadi pemimpin demikian juga Kaleb yang sudah berusia 85 tahun. Keduanya masih tetap dipakai Allah bahkan jabatannya semakin baik sementara semua teman seusianya yang lahir di tanah Mesir sudah meninggal di padang gurun karena berbagai kutuk akibat dosa pemberontakan bangsa itu kepada Allah. Hal itu menguatkan kesetiaan Yosua kepada Allah dan tidak ada lagi keraguan bahwa Allah yang mengasihinya adalah satu-satunya penyelamat yang mampu membebaskan semua umat manusia dari pergumulannya. Yosua tidak meragukan kebaikan Allah, dia berjanji tetap setia hingga ajal menjemput. (Dipangkilalahon ibana do nasa tarsirang be ngoluna sian Tuhan i- Jahowa do Debata sasada Ibana do sioloanmu).
Penutup
Kecenderungan perjalanan waktu yang semakin sarat dengan berbagai persoalan, manusia itu semakin takut dengan ancaman kegagalan. Takut dianggap tidak modern, ketinggalan atau kuno jika harus memaksakan anak harus hidup beriman seperti orangtuanya. Dari pihak orangtua ada keraguan jika dituduh sebagai orang yang tidak memberikan kebebasan kepada anak. Dari pihak anak ada kebanggaan jika memiliki pilihan yang berbeda dengan orangtua. Banyak orangtua yang menutup mata terhadap kesalahan anak sekalipun sudah melangkah keluar dari kewajaran, dia hanya mampu berkata : Orang muda sekarang tidak mau lagi dipaksa (boha ma bahenon, lomona ma nunga balga, rohana ma disi). Banyak orangtua yang tidak mampu menegakkan wibawanya sebagai kepala keluarga, perbedaan agama ditengah-tengah rumah tanggannya dianggapnya sebagai toleransi beragama, padahal sebagai umat Kristen dia tahu bahwa jalan satu-satunya untuk masuk dalam Kerajaan Allah tidak ada jalan lain kalau tidak melalui Aku, kata Yesus (Yoh 14 : 6). Kwalitas iman Yosua harus melalui proses ketaatan kepada Allah dimulai sejak usia muda dan tetap memohon pertolongan sepanjang hidupnya. Kokoh dalam pendirian dan tidak mau dipengaruhi oleh orang-orang yang memberontak kepada Allah. Dia selalu bersyukur akan pemeliharaan Allah.
Yosua tetap meyakini pemeliharaan Allah dan akan tetap berlanjut hingga masa putih rambutnya dan hilang kekuatannya tetapi kasih setia Allah akan selalu baru dan berkesinambungan hingga ke generasi anak cucunya dikemudian hari. Komitmen Yosua sebaiknya menjadi komitmen kita juga, baik sebagai orangtua maupun anak : Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan.
(Penulis adalah Pdt. K.E. Limbong, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi Oktober 2005)
1 komentar:
Blog dan artikelnya bagus, komentar juga di blog saya www.when-who-what.com
Posting Komentar