Hari ini tanggal 4 September 2011 juga bertepatan dengan terbitnya buletin ini, HKBP Ressort Semper melaksanakan perayaan 150 tahun HKBP di tingkat Ressort sesuai dengan Program yang telah ada dari Kantor Pusat bahwa pelaksanaan Jubelium 150 tahun HKBP dilaksanakan tingkat Nasional, Regional, Ressort dan Pagaran atau Huria. Untuk menyongsong Perayaan Jubileum 150 tahun HKBP tanggal 7 Oktober 2011 nanti.
I. Pengertian Dan Dasar Berjubileum
A. Pengertian Jubileum
Jubileum berasal dari kata Heber atau Hebrew atau Ibrani yaitu Yovel yang berarti domba jantan. Hubungannya yaitu pada tahun 50 sesudah bangsa Israel meninggalkan Mesir mereka merayakan hal itu sebagai tahun ucapan syukur kepada Tuhan dengan meniup terompet dari tanduk domba jantan. Berarti mereka bergembira ria mengucapkan puji syukur kepada Tuhan atas anugerah yang mereka terima.
Jubileum yang biasa orang Batak laksanakan berdasar pada hari-hari bahagia seperti hari jadi ( kelahiran) , hari ulang tahun perkawinan, hari ulang tahun pengabdian. Kebiasaan ini diadopsi menurut tradisi Belanda atau Jerman dengan kelipatan 25 tahun misalnya umur 25 tahun disebut jubileum perak (biasanya untuk perkawinan dari umur berdirinya suatu gereja). Jubileum sere (emas) untuk umur 50 tahun dan jubileum intan atau berlian untuk umur 75 tahun. Biasanya yang dilaksanakan di Angkola dimana seorang orangtua atau ompung berumur 75 tahun maka anak-anak dan cucu dari seluruh penjuru mata angin berkumpul dikampung mengadakan horja 3 hari 3 malam dan memberi hadiah tongkat yang berkepala gading sekarang kepala tongkat diganti emas untuk ompung tersebut. Sekarang perayaan atau pesta hanya satu hari tanpa horja (ulaon sadari kata orang Batak di Jakarta). Tetapi untuk tradisi Inggris umur 75 tahun diganti dengan 60 tahun disebut Diamond jubilee. Ulang tahun atau Jubileum setelah lewat 75 tahun, tidak ada lagi nama benda atau batu berharga cukup langsung pada umur tahunnya saja seperti Jubileum 150 tahun HKBP sekarang ini. Dan apakah ada pesta diluar kelipatan 25 tahun bisa disebut pesta parolop olopon contoh: kalau kita lihat Almanak HKBP tahun 2004 halaman 446 ditulis dengan ragu-ragu 6 Juli 1980 jubileum (parolop olopon) 40 taon HKBP manjujung Baringinna tetapi pada Almanak HKBP tahun 2010 hal 452 ditulis dengan tegas disebutkan 6 Juli 1980. Parolop olopon 40 taon HKBP manjujung baringinna dan hanya pada tanggal itulah satu-satunya yang mencantumkan pesta Parolopolopon yang dilaksanakan atau ditulis dalam Almanak HKBP tersebut.
Ada beberapa pengertian atas jubileum 150 tahun HKBP tersebut sebagai berikut;
1. Tahun jubel adalah tahun pembebasan dimana orang atau bangsa Batak 150 tahun yang lalu telah mulai bebas dari cengkraman kekuasaan kegelapan dunia dan menerima terang Jesus Kristus dengan dibaptisnya Pagar menjadi Simon Petrus Siregar dan Main menjadi Jakobus Tampubolon Pohan di Parausorat Sipirok pada tanggal 15 Maret 1861 sesuai dengan Taft Register HKBP Bungabondar dengan nomor urut 1 karena Simon Petrus Siregar adalah anak dari Raja Bungabondar sedangkan Jakobus Tampubolon Pohan kelahiran Tarutung tinggal di Barus. Sebagai catatan menurut tradisi gereja hari pertama pembaptisan adalah tanggal hari lahir gereja dan tradisi ini juga yang kita terapkan dalam menentukan hari jadi HKBP Semper Ressort Semper Jakarta yaitu tanggal 15 Desember 1974.
2. Tahun jubel ini juga merupakan tahun ucapan syukur kita kepada Tuhan atas anugerahnya dimana pada tanggal 15 Maret 1861 yang dibaptis oleh zendeling Gustav Van Asselt di Parausorat hanya dua orang tetapi sesudah 150 tahun yang dibaptis sudah 5 juta orang belum lagi termasuk dari gereja-gereja yang dipajae atau dimandirikan dengan resmi, dan gereja-gereja yang memandirikan diri sendiri alias memisahkan diri dari HKBP tentunya dengan segala macam alasan.
3. Tahun jubel ini juga menjadi tahun mawas diri dan mengevaluasi diri bagaimana kehidupan bergereja kita sekarang ini diantara gereja-gereja tetangga yang sedemikian kuat berusaha menarik jemaat kita untuk bersama mereka dengan segala macam fasilitas pelayanan yang wah dan menggiurkan.
4. Tahun jubel ini juga menjadi renungan bagi kita untuk berbuat sesuatu dimana setiap tahun jubileum HKBP selalu meninggalkan bekas berupa apapun yang di wariskan untuk generasi penerus berupa gedung gereja, gedung sekolah dasar, menengah dan atas, rumah sakit, perguruan tinggi dan panti asuhan.
B. Dasar penetapan tahun jubileum.
Dasar penetapan tahun jubileum tersebut adalah perintah Tuhan kepada bangsa Israel sesudah mereka keluar dari perbudakan oleh bangsa Mesir saat tiba di gunung Sinai menuju tanah perjanjian yaitu Tanah Kanaan yang penuh dengan air susu dan madu. Menurut Alkitab (Perjanjian Lama) yang menjadi dasar jubileum tertulis dalam Imamat 25:1-55 dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Perihal aturan pelaksanaan pada tahun jubel tertulis pada ayat 1:7.
2. Perihal tahun ucapan syukur tertulis dalam ayat 8:13.
3. Perihal penebusan tanah tertera pada ayat 14:28.
4. Perihal penebusan rumah tertera pada ayat 29-34.
5. Dan perlakuan terhadap orang miskin tertulis dalam ayat 33-55.
Perhitungan tahun adalah 7x7+1 tahun= 50 tahun
II. HKBP Telah Beberapa Kali Berjubileum
Seperti telah dikemukakan dimuka bahwa HKBP sudah beberapa kali melaksanakan jubileum kelipatan 25 tahun sebagai berikut:
1. Jubileum 50 tahun HKBP (namanya masih zending Barmen atau Pardonganon Mission Batak dan baru namanya resmi HKBP sejak tanggal 11 Juni 1931 saat telah diundangkan sebagai badan hukum (recht person) dengan persetujuan pemerintah Belanda, Jubileum pertama itu dilaksanakan pada 7 Oktober 1911 yang dipusatkan di Bungabondar, Sipirok mencakup daerah Pahae, Sipirok dan Padang Bolak Harangan (saat itu zending Batak dibagi 2 ke Ephorusanya dimana untuk daerah Sipirok, Pahae dan Padang Bolak Harangan Ephorusnya adalah Johann Christian Schutz berkedudukan di Bungabondar dan untuk daerah Tapanuli Utara Ephorusnya adalah I.L.Nomensen berkedudukan di Tarutung dan Sigumpar). Pada jubileum 50 tahun itu juga hadir Direktur RMG dari Jerman yaitu Speaker. Bersamaan dan pada jubileum tersebut juga diadakan pesta Parolopolopan 40 tahun Ephorus Johann Christian Schutz bekerja di Angkola 1868-1911 setelah dikurangi dengan cuti ke Eropah 3 tahun. Pesta diadakan secara meriah selama 3 hari mulai tanggal 5 sampai 7 Oktober 1911 dengan dihadiri jemaat dari Pahae, Sipirok dan Padangbolak Harangan. Kehadiran Direktur RMG Speaker pada jubileum tersebut merupakan daya tarik sendiri bagi jemaat.
2. Perayaan jubileum 75 tahun HKBP dipusatkan di Sipirok dan dilaksanakan tanggal 5 sampai 7 Oktober 1936 yang dilaksanakan secara besar-besaran lengkap dengan horja dengan memotong 2 ekor kerbau setiap hari,10 ekor kambing dan puluhan ayam. Jubileum itu dihadiri oleh banyak pendeta Jerman dan Ephorus HKBP yang baru terpilih DR.F.Verwiebe. Pesta itu juga banyak dihadiri raja-raja dari Angkola dan Sipirok juga undangan dari gereja-gereja Menonit di Mandailing. Kebaktian dilaksanakan ditiga tempat yaitu di gereja HKBP Sipirok, ditanah lapang (lapangan bola atau dekat Pesanggerahan Sipirok dan di Balairung Pasar Sipirok. Kebaktian ditiga tempat itu dihadiri ribuan orang membuat tempat itu penuh sesak. Mereka ingin mendengar khotbah oleh Ephorus DR.F.Verwiebe di 3 tempat tersebut. Sebelum acara kebaktian di gereja HKBP Sipirok terlebih dahulu Ephorus F. Verwiebe meresmikan monumen atau tugu dan prasasti jubileum 75 tahun HKBP dan menyerahkan tugu itu kepada Kepala kuria (Raja) Sipirok. Kepala kuria (Raja) Sipirok Patuan Tigor Soangkupon Siregar dalam sambutannya saat menerima penyerahan monumen atau tugu tersebut berkata: Dengan segala senang hati saya menerima monumen ini meskipun saya seorang penganut agama Islam, tetapi saya mengaku bahwa agama Kristen itu baik dan membawa keselamatan batin dan jiwa, tubuh dan roh di dunia dan akhirat. Beliau juga mengucap terimakasih atas jasa-jasa para zendeling karena anak buahnya banyak yang memeluk agama Kristen. Beliau juga berjanji akan memelihara dan menjaga monumen itu atas tanggungan kas Kuria Sipirok sendiri. Monumen itu berada didepan kanan gereja HKBP Sipirok. Sebagai catatan tanah pargodungan gereja HKBP yang sangat luas yang terdiri dari gereja, pekarangan gereja, tugu atau monumen jubileum 75 tahun HKBP, 2 unit sekolah Rakyat yaitu SR Sipirok 3 dan SR Sipirok 4 dengan tanah yang luas yang terdiri dari masing-masing 6 kelas rumah pendeta, rumah guru huria,rumah sakit (sekarang RSUD Sipirok). Tanah itu sendiri adalah tanah pemberian Kepala Kuria Sipirok kepada zendeling J.C.Klammer tahun 1861. Salah satu orang pertama yang dibaptis oleh zendeling J.C.Klammer di Sipirok pada tanggal 25 Desember 1865 adalah anak dari Kepala Kuria Sipirok bernama Thomas Siregar (17 tahun) Thomas Siregar ini juga guru zending pertama keluaran Sikola Tinggi Topas Parausorat Angkatan I tahun 1868-1870. Beliau di Sipirok lebih dikenal dengan Gelarnya Mangaraja Naposo dan isterinya Ambe Cornelia boru Nasution ( putri Batak pertama yang bisa membaca huruf Latin pada tahun 1870) makam keduanya ada dalam komplek gereja HKBP Sipirok.
Selama pesta, penginapan untuk para tamu disediakan pada rumah-rumah penduduk Sipirok baik yang beragama Kristen maupun yang beragama Islam. Semuanya penduduk Sipirok sangat senang menjadi tuan rumah jubileum tersebut dengan semboyan: sabara sabustak, salumpat saindege. Tapakna do rantosna, rim ni tahi do gogona songon siala sampagul raptu ginjang raptu toru. Mereka benar-benar melaksanakan toleransi beragama yang tinggi termasuk juga yang menyediakan makanan semua bekerja sama dengan baik.
3. Jubileum 100 tahun HKBP pada tanggal 7 Oktober 1861 dipusatkan di dua tempat yaitu di Sipirok untuk wilayah Tapanuli Selatan dan di Pearaja Tarutung untuk wilayah Tapanuli Utara. Sedangkan diluar itu dilaksanakan sendiri seperti Medan dan Jakarta. Pada jubileum 100 tahun tersebut Ephorus HKBP DR (HC) Justin Sihombing berkenan hadir memberikan jamita Nadenggan (khotbah) dan mendapat sambutan yang meriah. Setelah selesai kebaktian, banyak orang antri mau bersalaman dengan Ephorus Justin Sihombing. Dan pada waktu bersalaman itu mereka seolah olah sudah lama berkenalan dan berhubungan baik. Ternyata Ephorus Justin Sihombing bukan orang asing bagi masyarakat Sipirok sebab pada tahun 1925 berarti 36 tahun yang lalu Ephorus Justin Sihombing sudah menjadi Evangelis di Luat Sipirok mengunjungi Sipirok, Bungabondar, Arse, Lancat, Sipogu dan Saipar Dolok Hole. Beliau juga mengunjungi Baringin, Padang Matinggi, Parausorat, Hutaraja, Situmba, Janjimauli sampai ke Padangsidempuan. Beliau mengunjungi kampung-kampung tersebut naik kuda, jalan kaki, dan kalau ke Padangsidempuan naik sado. Dan beliau dalam kunjungan tersebut menginap di rumah-rumah jemaat. Itulah sebabnya hubungannya sedemikian baik dan akrab. Pada saat jubileum 100 tahun HKBP di Sipirok yang menjadi pendeta Ressort adalah pendeta Walden Hasugian (terakhir aktip di Dewan Marturia Jakarta). Beliau saya kenal tahun 1862 dan terakhir bertemu saat sama-sama Pelatihan Pekabaran Injil di Jl. Raya Puncak, Bogor bulan Januari 2008 beliau berumur 75 tahun. Pada saat itulah gereja HKBP Sipirok diberi nama Gereja Jubileum HKBP Sipirok oleh Ephorus HKBP Justin Sihombing karena di HKBP Sipirok sudah 2 kali dipusatkan Jubileum HKBP. Menurut pendeta Walden Hasugian pesta dihadiri banyak orang dan tamu-tamu baik dalam maupun gereja di Luar Negeri. Sebagai catatan penulis juga aktip menjadi anggota koor pada saat jubileum 100 tahun HKBP di Jakarta yang dipusatkan di Senayan Sport Hall (gedung Olahraga Bulutangkis Senayan) lagunya adalah Haleluya na bolon di pimpin oleh E.L.Pohan dan musik pengiring kebaktian adalah musik tiup terompet, dari HKBP Menteng Lama, Halimun.
4. Jubileum 125 tahun HKBP dipusatkan di Sipoholon Tarutung, Medan dan Jakarta pada 7 Oktober 1986 Pesta Jubileum tersebut dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Suharto dan Ibu Tien Suharto dan belasan menteri dan Pejabat Tinggi Negara, Duta Besar Negara sahabat. Acara penyambutan kepada Presiden Republik Indonesia dan rombongan dilaksanakan secara meriah yang langsung diliput oleh TVRI dan disiarkan langsung secara Nasional dan juga diliput oleh banyak media cetak baik dalam maupun Luar Negeri. Di Jakarta juga diadakan Pesta Perayaan Jubileum 125 tahun HKBP yang dipusatkan di Senayan Main Stadium (Stadion Utama Senayan) untuk daerah Jakarta dan Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera Selatan dan Indonesia Bagian Timur. Jemaat HKBP Semper dibawah bendera Ressort Tg. Priok Timur ikut berperan aktip dalam perayaan tersebut dimana Kamaruli Pohan Siahaan/br Sitohang, B. Sirait/br Hutajulu, A. Sarumpaet/br Panjaitan, SB Pasaribu/br Sidabutar, W. Sirait/br Sitorus dibawah pimpinan pendeta Salamat Simatupang BA.STh dan keluarga ikut berdefile di Stadion Utama Senayan berpakaian Angkola dengan baju batik jubileum 125 tahun HKBP, berpeci hitam dan menyandang dileher kain sarung yang dilipat. Pada saat rombongan HKBP Semper melalui panggung kehormatan, applaus dari penonton menggemuruh gegap gempita dengan sorak sorai sambil berdiri memberi penghormatan. Keruan saja para ibu-ibu yang berpakaian kebaya dan dengan sepatu hak tinggi menjadi groggi dimana tadinya tangan dengan saputangan melambai kepada penonton sekarang diam saja dan sibuk sendiri. Untung pendeta Salamat Simatupang BA.STh dengan sabar menenangkan para ibu-ibu tersebut. Sewaktu penulis mempertanyakan mengapa kita berpakaian adat Angkola, pendeta Salamat Simatupang BA.STh menjawab dengan tenang: agar orang mengingat kembali akan tempat lahir HKBP. Dan betulkan, imbuhnya lagi dengan berpakaian Angkola tadi applaus penonton sedemikian meriah dan itulah jawabannya. Hebat juga amang pendeta itu, bravo amang pendeta! HKBP sudah melupakan tempat lahirnya kata ja Amaran orang Bahal Imbalo Siborong borong, kelahiran Hutaraja yang sejak doli doli sudah jadi Sintua disana meneruskan tradisi bapak dan ompungnya yang jadi Sintua semasa doli doli juga (belum berkeluarga).
5. Perayaan jubileum 150 tahun HKBP tanggal 7 Oktober 2011 dilaksanakan per wilayah sebagai berikut:
a. Wilayah I mencakup Silindung, Tobasa, Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sumatera Barat dilaksanakan di Tarutung.
b. Wilayah II Medan- Aceh, Simalungun, Asahan Labuhan Batu dan Rantau Prapat dilaksanakan di Medan.
c. Wilayah III Riau dan Riau kepulauan dilaksanakan Pekan Baru.
d. Wilayah IV Indonesia bagian Timur dipusatkan di Surabaya.
e. Wilayah V Kalimantan dipusatkan di Pontianak.
f. Tingkat Nasional dilaksanakan di Jakarta
Pesta perayaan jubileum 150 tahun HKBP dilaksanakan baik di Huria Pagaran, Ressort, Distrik dan Nasional. Khusus untuk Gereja HKBP Semper Ressort Semper dilaksanakan semeriah mungkin dengan all out kata Ketua Umum Pesta, bapak Mara Karma Samosir Pakpahan yang tanpa lelah berusaha dengan sekuat tenaga, pemikiran dan kemampuan yang ada untuk mensukseskan pesta itu. Ini pertaruhan harga diri tulang katanya pada saat diskusi pada hari Minggu sore tanggal 28 Agustus 2011 memang beliau berkata begitu karena, baik Uluan ni Huria pendeta Belhemrimen Sitompul, pendeta Luspida br Simanjuntak (pendeta diperbantukan), parhalado dan panitia berusaha siang malam sesuai kebutuhan untuk mensukseskan pesta jubileum ini. Sumber Dana diharapkan dari penjualan kupon, tampi-tampi dari setiap lunggu (9 lunggu) dan Seksi Lansia, RHKBP, NHKBP, Parompuan, Ama dan Mantan Naposobulung HKBP Semper. Juga dari donatur perlunggu, bunga semat, lelang berupa barang, hasil tortor Sikola Minggu dan NRHKBP Semper dan 2x mandurung tujolo pada kebaktian Minggu untuk jubileum 150 tahun HKBP. Untuk menyongsong pesta tersebut pada hari Senin tanggal 29 Agustus 2011 baik parhalado, NRHKBP Semper, Punguan Parompuan, Panitia dan lainnya ikut berpatisipasi dalam bersih-bersih dilingkungan gereja dari pagi sampai sore. Mensukseskan Perayaan Pesta Jubileum 125 tahun HKBP tingkat Ressort Semper Jakarta sudah menjadi semboyan mereka.
III. Jadilah Pelaku Sejarah
Jadilah pelaku sejarah dan jangan hanya jadi penonton saja sesuai kemampuan, tenaga dan pemikiran itulah semboyan penulis dan selalu penulis terapkan dalam hidup bergereja. Suksesnya pesta tersebut akan tergantung kepada kita semua jemaat HKBP Semper. Panitia, Parhalado, kedua pendeta HKBP Semper sudah berusaha sekuat tenaga dan kemampuan yang ada agar perayaan tersebut succes tanpa cela. Sekarang tinggal kita jemaat HKBP Semper harus bahu membahu untuk mensukseskan pesta tersebut dan menjadi pelaku sejarah aktip . Bagi kami golongan Lansia berarti inilah kesempatan terakhir untuk menghadiri pesta jubileum HKBP dan itulah sebabnya Punguan (seksi) Lansia HKBP Semper dalam usia yang sudah senja sambil memandang langit saat senja “ di na ro sibalik hunik i” sesuai dengan Ende koor Punguan Lansia pada pesta tersebut dengan judul : Namasihol do rohangku”. Hayo kaum muda jangan kalah semangat dengan semangat golongan Lansia HKBP Semper. Ikut serta dan berbuat sesuatu dalam pesta tersebut berarti kita sudah ikut menjadi pelaku sejarah. Sekarang HKBP adalah menjadi gereja suku yang paling besar didunia dan penulis selalu menyebut dengan HKBP nabolon i dengan perkiraan data jumlah jemaat ± 5 juta orang, jumlah pendeta ± 1500 orang. Menurut Almanak HKBP tahun 2011 jumlah Ressort = 814, Persiapan Ressort 14, Huria = 3.190 Gereja, Pos Pelayanan 87 buah dan Pos Pekabaran Injil = 25 buah. Gereja-gereja ini tersebar mulai dari Sipirok, Tarutung, Sigumpar, Medan, Jakarta, Jayapura, Singapura sampai ke New York diujung ni portibi on. Juga sudah banyak gereja-gereja yang dipajae dimandirikan dengan resmi atau memandirikan diri sendiri dengan memisahkan diri (karena adanya perbedaan-perbedaan atau hal-hal tertentu lainnya tetapi sekarang sudah satu wadah dalam PGI daerah atau Nasional). Hanya sangat disayangkan bahwa gereja-gereja baik HKBP maupun gereja-gereja yang berasal dari HKBP sudah lupa pada tempat lahirnya HKBP seperti apa yang penulis tulis dalam Buletin Narhasem Edisi Oktober 2004 “Parausorat Sipirok Betlehemnya HKBP yang dilupakan” memang benar-benar sudah dilupakan. Penulis jadi ingat saat mengunjungi gereja HKBP Sipirok pada tanggal 29 Desember 2010 dan bertemu dengan pendeta Ressort Sipirok pendeta Leritio Panjaitan STh didampingi Amang Simanjuntak dirumahnya dalam “pargodungan gereja yang megah dan luas di Sipirok” beliau berkata bahwa walaupun HKBP lahir di Sipirok ini tetapi pesta jubileum 150 tahun HKBP di Sipirok hanya dilaksanakan tingkat Ressort dan pagaran saja, dan Pagaran saja katanya. Penulis langsung menimpali “memang lahir di kota tepatnya kampung kecil di Parausorat, Sipirok tetapi sekarang sudah berkembang dari Parausorat hingga keujung dunia di Amerika Serikat sana. Benar juga apa yang dikatakan Ephorus Emeritus HKBP DR.J.R.Hutahuruk dalam salah satu pertemuan penulis beberapa tahun yang lalu akan “nasib” Parausorat Sipirok tersebut. Beliau berkata bahwa Parausorat Sipirok sudah diserahkan HKBP pada Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA) dahulu HKBP-A maka sebaiknya “tulang” membicarakannya dengan GKPA katanya dengan bijaksana dengan penuh kewibawaan. Pada hari Senin tanggal 29 Maret 2010 penulis menghadap Ephorus dan Sekjend GKPA mengemukakan hal Parausorat tersebut dan menyampaikan bahwa jubileum 150 tahun ini adalah moment yang tepat untuk membuat tanda disana sekaligus mengingatkan orang akan kebesaran nama Parausorat itu. Dan benar Tuhan mengabulkan harapan dalam bentuk lain dimana pada tanggal 8-10 Juli 2011 penulis pulang kampung dan ikut menjadi saksi sejarah dalam Perayaan 150 tahun Kekristenan di Luat Angkola di Parausorat Sipirok sekaligus peletakan batu pertama monumen 150 tahun Kekristenan di Luat Angkola di tempat dulu zendeling Gustav Van Asselt membaptis Pagar yaitu Simon Petrus Siregar dan Main yaitu Jakobus Tampubolon Pohan pada tanggal 15 Maret 1861. Disamping membuat monumen, GKPA juga membuat Parausorat menjadi tempat wisata Rohani dan digunung Tor Nangge diatas Parausorat akan dibuat tempat disamping monument tersebut sudah tersedia. Tetapi disamping monumen tersebut penulis masih berusaha agar ditempat itu juga dibuatkan tugu dan prasasti ditempat mana dahulu dicapai kesepakatan antara 4 zendeling Belanda dan Jerman yaitu zendeling Gustav Van Asselt, zendeling Friederich Wilhelm Betz, zendeling J.C.Klammer dan zendeling Heine pada tanggal 7 Oktober 1861 saat “marsagi ulaon penginjilan di Tanah Batak” dengan Nats pembimbing Mika 4:2. Dan itu sudah dibicarakan dengan beberapa orang dan mendapat respon positip. Hanya GKPA yang belum dihubungi sebagai pemilik tanah dan daerah tersebut. Tuhan akan memberi jalan untuk itu.
Penutup
Penulis belum mengetahui apa peran dari HKBP Semper Ressort Semper pada peringatan Jubileum 150 tahun HKBP tingkat Nasional pada 7 Oktober 2011 yang akan datang, apakah ada peran aktip atau hanya peran serta dalam bentuk Dana saja. Untuk itu penulis belum mengetahuinya secara resmi. Walaupun begitu mari kita semua ikut
berpartisipasi aktip membawa panji-panji Kristus dalam jubileum 150 tahun HKBP tersebut. Sebagai penutup tulisan ini penulis ingat lagu wajib dalam perpeloncoan tahun 1962 berupa volksong (lagu rakyat) dari Sipirok dengan sedikit perubahan sebagai berikut:
Sai salamat ma HKBP nabolon i
Tubu di Napa ni Sibualbuali
Sian Sipirok tu Siantar, Padang Panjang, New York
Sai salamat ma HKBP nabolon i.
Selamat berjubileum 150 tahun HKBP nabolon i sai horas ma sude Uluan dan parhalado, baik tingkat Kantor Pusat, Distrik, Ressort, Pagaran dan juga semua jemaat.
Tuhan beserta kita semuanya, Amin dan Horas.
(Penulis adalah St. Kamaruli Pohan Siahaan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi September 2011)
I. Pengertian Dan Dasar Berjubileum
A. Pengertian Jubileum
Jubileum berasal dari kata Heber atau Hebrew atau Ibrani yaitu Yovel yang berarti domba jantan. Hubungannya yaitu pada tahun 50 sesudah bangsa Israel meninggalkan Mesir mereka merayakan hal itu sebagai tahun ucapan syukur kepada Tuhan dengan meniup terompet dari tanduk domba jantan. Berarti mereka bergembira ria mengucapkan puji syukur kepada Tuhan atas anugerah yang mereka terima.
Jubileum yang biasa orang Batak laksanakan berdasar pada hari-hari bahagia seperti hari jadi ( kelahiran) , hari ulang tahun perkawinan, hari ulang tahun pengabdian. Kebiasaan ini diadopsi menurut tradisi Belanda atau Jerman dengan kelipatan 25 tahun misalnya umur 25 tahun disebut jubileum perak (biasanya untuk perkawinan dari umur berdirinya suatu gereja). Jubileum sere (emas) untuk umur 50 tahun dan jubileum intan atau berlian untuk umur 75 tahun. Biasanya yang dilaksanakan di Angkola dimana seorang orangtua atau ompung berumur 75 tahun maka anak-anak dan cucu dari seluruh penjuru mata angin berkumpul dikampung mengadakan horja 3 hari 3 malam dan memberi hadiah tongkat yang berkepala gading sekarang kepala tongkat diganti emas untuk ompung tersebut. Sekarang perayaan atau pesta hanya satu hari tanpa horja (ulaon sadari kata orang Batak di Jakarta). Tetapi untuk tradisi Inggris umur 75 tahun diganti dengan 60 tahun disebut Diamond jubilee. Ulang tahun atau Jubileum setelah lewat 75 tahun, tidak ada lagi nama benda atau batu berharga cukup langsung pada umur tahunnya saja seperti Jubileum 150 tahun HKBP sekarang ini. Dan apakah ada pesta diluar kelipatan 25 tahun bisa disebut pesta parolop olopon contoh: kalau kita lihat Almanak HKBP tahun 2004 halaman 446 ditulis dengan ragu-ragu 6 Juli 1980 jubileum (parolop olopon) 40 taon HKBP manjujung Baringinna tetapi pada Almanak HKBP tahun 2010 hal 452 ditulis dengan tegas disebutkan 6 Juli 1980. Parolop olopon 40 taon HKBP manjujung baringinna dan hanya pada tanggal itulah satu-satunya yang mencantumkan pesta Parolopolopon yang dilaksanakan atau ditulis dalam Almanak HKBP tersebut.
Ada beberapa pengertian atas jubileum 150 tahun HKBP tersebut sebagai berikut;
1. Tahun jubel adalah tahun pembebasan dimana orang atau bangsa Batak 150 tahun yang lalu telah mulai bebas dari cengkraman kekuasaan kegelapan dunia dan menerima terang Jesus Kristus dengan dibaptisnya Pagar menjadi Simon Petrus Siregar dan Main menjadi Jakobus Tampubolon Pohan di Parausorat Sipirok pada tanggal 15 Maret 1861 sesuai dengan Taft Register HKBP Bungabondar dengan nomor urut 1 karena Simon Petrus Siregar adalah anak dari Raja Bungabondar sedangkan Jakobus Tampubolon Pohan kelahiran Tarutung tinggal di Barus. Sebagai catatan menurut tradisi gereja hari pertama pembaptisan adalah tanggal hari lahir gereja dan tradisi ini juga yang kita terapkan dalam menentukan hari jadi HKBP Semper Ressort Semper Jakarta yaitu tanggal 15 Desember 1974.
2. Tahun jubel ini juga merupakan tahun ucapan syukur kita kepada Tuhan atas anugerahnya dimana pada tanggal 15 Maret 1861 yang dibaptis oleh zendeling Gustav Van Asselt di Parausorat hanya dua orang tetapi sesudah 150 tahun yang dibaptis sudah 5 juta orang belum lagi termasuk dari gereja-gereja yang dipajae atau dimandirikan dengan resmi, dan gereja-gereja yang memandirikan diri sendiri alias memisahkan diri dari HKBP tentunya dengan segala macam alasan.
3. Tahun jubel ini juga menjadi tahun mawas diri dan mengevaluasi diri bagaimana kehidupan bergereja kita sekarang ini diantara gereja-gereja tetangga yang sedemikian kuat berusaha menarik jemaat kita untuk bersama mereka dengan segala macam fasilitas pelayanan yang wah dan menggiurkan.
4. Tahun jubel ini juga menjadi renungan bagi kita untuk berbuat sesuatu dimana setiap tahun jubileum HKBP selalu meninggalkan bekas berupa apapun yang di wariskan untuk generasi penerus berupa gedung gereja, gedung sekolah dasar, menengah dan atas, rumah sakit, perguruan tinggi dan panti asuhan.
B. Dasar penetapan tahun jubileum.
Dasar penetapan tahun jubileum tersebut adalah perintah Tuhan kepada bangsa Israel sesudah mereka keluar dari perbudakan oleh bangsa Mesir saat tiba di gunung Sinai menuju tanah perjanjian yaitu Tanah Kanaan yang penuh dengan air susu dan madu. Menurut Alkitab (Perjanjian Lama) yang menjadi dasar jubileum tertulis dalam Imamat 25:1-55 dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Perihal aturan pelaksanaan pada tahun jubel tertulis pada ayat 1:7.
2. Perihal tahun ucapan syukur tertulis dalam ayat 8:13.
3. Perihal penebusan tanah tertera pada ayat 14:28.
4. Perihal penebusan rumah tertera pada ayat 29-34.
5. Dan perlakuan terhadap orang miskin tertulis dalam ayat 33-55.
Perhitungan tahun adalah 7x7+1 tahun= 50 tahun
II. HKBP Telah Beberapa Kali Berjubileum
Seperti telah dikemukakan dimuka bahwa HKBP sudah beberapa kali melaksanakan jubileum kelipatan 25 tahun sebagai berikut:
1. Jubileum 50 tahun HKBP (namanya masih zending Barmen atau Pardonganon Mission Batak dan baru namanya resmi HKBP sejak tanggal 11 Juni 1931 saat telah diundangkan sebagai badan hukum (recht person) dengan persetujuan pemerintah Belanda, Jubileum pertama itu dilaksanakan pada 7 Oktober 1911 yang dipusatkan di Bungabondar, Sipirok mencakup daerah Pahae, Sipirok dan Padang Bolak Harangan (saat itu zending Batak dibagi 2 ke Ephorusanya dimana untuk daerah Sipirok, Pahae dan Padang Bolak Harangan Ephorusnya adalah Johann Christian Schutz berkedudukan di Bungabondar dan untuk daerah Tapanuli Utara Ephorusnya adalah I.L.Nomensen berkedudukan di Tarutung dan Sigumpar). Pada jubileum 50 tahun itu juga hadir Direktur RMG dari Jerman yaitu Speaker. Bersamaan dan pada jubileum tersebut juga diadakan pesta Parolopolopan 40 tahun Ephorus Johann Christian Schutz bekerja di Angkola 1868-1911 setelah dikurangi dengan cuti ke Eropah 3 tahun. Pesta diadakan secara meriah selama 3 hari mulai tanggal 5 sampai 7 Oktober 1911 dengan dihadiri jemaat dari Pahae, Sipirok dan Padangbolak Harangan. Kehadiran Direktur RMG Speaker pada jubileum tersebut merupakan daya tarik sendiri bagi jemaat.
2. Perayaan jubileum 75 tahun HKBP dipusatkan di Sipirok dan dilaksanakan tanggal 5 sampai 7 Oktober 1936 yang dilaksanakan secara besar-besaran lengkap dengan horja dengan memotong 2 ekor kerbau setiap hari,10 ekor kambing dan puluhan ayam. Jubileum itu dihadiri oleh banyak pendeta Jerman dan Ephorus HKBP yang baru terpilih DR.F.Verwiebe. Pesta itu juga banyak dihadiri raja-raja dari Angkola dan Sipirok juga undangan dari gereja-gereja Menonit di Mandailing. Kebaktian dilaksanakan ditiga tempat yaitu di gereja HKBP Sipirok, ditanah lapang (lapangan bola atau dekat Pesanggerahan Sipirok dan di Balairung Pasar Sipirok. Kebaktian ditiga tempat itu dihadiri ribuan orang membuat tempat itu penuh sesak. Mereka ingin mendengar khotbah oleh Ephorus DR.F.Verwiebe di 3 tempat tersebut. Sebelum acara kebaktian di gereja HKBP Sipirok terlebih dahulu Ephorus F. Verwiebe meresmikan monumen atau tugu dan prasasti jubileum 75 tahun HKBP dan menyerahkan tugu itu kepada Kepala kuria (Raja) Sipirok. Kepala kuria (Raja) Sipirok Patuan Tigor Soangkupon Siregar dalam sambutannya saat menerima penyerahan monumen atau tugu tersebut berkata: Dengan segala senang hati saya menerima monumen ini meskipun saya seorang penganut agama Islam, tetapi saya mengaku bahwa agama Kristen itu baik dan membawa keselamatan batin dan jiwa, tubuh dan roh di dunia dan akhirat. Beliau juga mengucap terimakasih atas jasa-jasa para zendeling karena anak buahnya banyak yang memeluk agama Kristen. Beliau juga berjanji akan memelihara dan menjaga monumen itu atas tanggungan kas Kuria Sipirok sendiri. Monumen itu berada didepan kanan gereja HKBP Sipirok. Sebagai catatan tanah pargodungan gereja HKBP yang sangat luas yang terdiri dari gereja, pekarangan gereja, tugu atau monumen jubileum 75 tahun HKBP, 2 unit sekolah Rakyat yaitu SR Sipirok 3 dan SR Sipirok 4 dengan tanah yang luas yang terdiri dari masing-masing 6 kelas rumah pendeta, rumah guru huria,rumah sakit (sekarang RSUD Sipirok). Tanah itu sendiri adalah tanah pemberian Kepala Kuria Sipirok kepada zendeling J.C.Klammer tahun 1861. Salah satu orang pertama yang dibaptis oleh zendeling J.C.Klammer di Sipirok pada tanggal 25 Desember 1865 adalah anak dari Kepala Kuria Sipirok bernama Thomas Siregar (17 tahun) Thomas Siregar ini juga guru zending pertama keluaran Sikola Tinggi Topas Parausorat Angkatan I tahun 1868-1870. Beliau di Sipirok lebih dikenal dengan Gelarnya Mangaraja Naposo dan isterinya Ambe Cornelia boru Nasution ( putri Batak pertama yang bisa membaca huruf Latin pada tahun 1870) makam keduanya ada dalam komplek gereja HKBP Sipirok.
Selama pesta, penginapan untuk para tamu disediakan pada rumah-rumah penduduk Sipirok baik yang beragama Kristen maupun yang beragama Islam. Semuanya penduduk Sipirok sangat senang menjadi tuan rumah jubileum tersebut dengan semboyan: sabara sabustak, salumpat saindege. Tapakna do rantosna, rim ni tahi do gogona songon siala sampagul raptu ginjang raptu toru. Mereka benar-benar melaksanakan toleransi beragama yang tinggi termasuk juga yang menyediakan makanan semua bekerja sama dengan baik.
3. Jubileum 100 tahun HKBP pada tanggal 7 Oktober 1861 dipusatkan di dua tempat yaitu di Sipirok untuk wilayah Tapanuli Selatan dan di Pearaja Tarutung untuk wilayah Tapanuli Utara. Sedangkan diluar itu dilaksanakan sendiri seperti Medan dan Jakarta. Pada jubileum 100 tahun tersebut Ephorus HKBP DR (HC) Justin Sihombing berkenan hadir memberikan jamita Nadenggan (khotbah) dan mendapat sambutan yang meriah. Setelah selesai kebaktian, banyak orang antri mau bersalaman dengan Ephorus Justin Sihombing. Dan pada waktu bersalaman itu mereka seolah olah sudah lama berkenalan dan berhubungan baik. Ternyata Ephorus Justin Sihombing bukan orang asing bagi masyarakat Sipirok sebab pada tahun 1925 berarti 36 tahun yang lalu Ephorus Justin Sihombing sudah menjadi Evangelis di Luat Sipirok mengunjungi Sipirok, Bungabondar, Arse, Lancat, Sipogu dan Saipar Dolok Hole. Beliau juga mengunjungi Baringin, Padang Matinggi, Parausorat, Hutaraja, Situmba, Janjimauli sampai ke Padangsidempuan. Beliau mengunjungi kampung-kampung tersebut naik kuda, jalan kaki, dan kalau ke Padangsidempuan naik sado. Dan beliau dalam kunjungan tersebut menginap di rumah-rumah jemaat. Itulah sebabnya hubungannya sedemikian baik dan akrab. Pada saat jubileum 100 tahun HKBP di Sipirok yang menjadi pendeta Ressort adalah pendeta Walden Hasugian (terakhir aktip di Dewan Marturia Jakarta). Beliau saya kenal tahun 1862 dan terakhir bertemu saat sama-sama Pelatihan Pekabaran Injil di Jl. Raya Puncak, Bogor bulan Januari 2008 beliau berumur 75 tahun. Pada saat itulah gereja HKBP Sipirok diberi nama Gereja Jubileum HKBP Sipirok oleh Ephorus HKBP Justin Sihombing karena di HKBP Sipirok sudah 2 kali dipusatkan Jubileum HKBP. Menurut pendeta Walden Hasugian pesta dihadiri banyak orang dan tamu-tamu baik dalam maupun gereja di Luar Negeri. Sebagai catatan penulis juga aktip menjadi anggota koor pada saat jubileum 100 tahun HKBP di Jakarta yang dipusatkan di Senayan Sport Hall (gedung Olahraga Bulutangkis Senayan) lagunya adalah Haleluya na bolon di pimpin oleh E.L.Pohan dan musik pengiring kebaktian adalah musik tiup terompet, dari HKBP Menteng Lama, Halimun.
4. Jubileum 125 tahun HKBP dipusatkan di Sipoholon Tarutung, Medan dan Jakarta pada 7 Oktober 1986 Pesta Jubileum tersebut dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Suharto dan Ibu Tien Suharto dan belasan menteri dan Pejabat Tinggi Negara, Duta Besar Negara sahabat. Acara penyambutan kepada Presiden Republik Indonesia dan rombongan dilaksanakan secara meriah yang langsung diliput oleh TVRI dan disiarkan langsung secara Nasional dan juga diliput oleh banyak media cetak baik dalam maupun Luar Negeri. Di Jakarta juga diadakan Pesta Perayaan Jubileum 125 tahun HKBP yang dipusatkan di Senayan Main Stadium (Stadion Utama Senayan) untuk daerah Jakarta dan Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera Selatan dan Indonesia Bagian Timur. Jemaat HKBP Semper dibawah bendera Ressort Tg. Priok Timur ikut berperan aktip dalam perayaan tersebut dimana Kamaruli Pohan Siahaan/br Sitohang, B. Sirait/br Hutajulu, A. Sarumpaet/br Panjaitan, SB Pasaribu/br Sidabutar, W. Sirait/br Sitorus dibawah pimpinan pendeta Salamat Simatupang BA.STh dan keluarga ikut berdefile di Stadion Utama Senayan berpakaian Angkola dengan baju batik jubileum 125 tahun HKBP, berpeci hitam dan menyandang dileher kain sarung yang dilipat. Pada saat rombongan HKBP Semper melalui panggung kehormatan, applaus dari penonton menggemuruh gegap gempita dengan sorak sorai sambil berdiri memberi penghormatan. Keruan saja para ibu-ibu yang berpakaian kebaya dan dengan sepatu hak tinggi menjadi groggi dimana tadinya tangan dengan saputangan melambai kepada penonton sekarang diam saja dan sibuk sendiri. Untung pendeta Salamat Simatupang BA.STh dengan sabar menenangkan para ibu-ibu tersebut. Sewaktu penulis mempertanyakan mengapa kita berpakaian adat Angkola, pendeta Salamat Simatupang BA.STh menjawab dengan tenang: agar orang mengingat kembali akan tempat lahir HKBP. Dan betulkan, imbuhnya lagi dengan berpakaian Angkola tadi applaus penonton sedemikian meriah dan itulah jawabannya. Hebat juga amang pendeta itu, bravo amang pendeta! HKBP sudah melupakan tempat lahirnya kata ja Amaran orang Bahal Imbalo Siborong borong, kelahiran Hutaraja yang sejak doli doli sudah jadi Sintua disana meneruskan tradisi bapak dan ompungnya yang jadi Sintua semasa doli doli juga (belum berkeluarga).
5. Perayaan jubileum 150 tahun HKBP tanggal 7 Oktober 2011 dilaksanakan per wilayah sebagai berikut:
a. Wilayah I mencakup Silindung, Tobasa, Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sumatera Barat dilaksanakan di Tarutung.
b. Wilayah II Medan- Aceh, Simalungun, Asahan Labuhan Batu dan Rantau Prapat dilaksanakan di Medan.
c. Wilayah III Riau dan Riau kepulauan dilaksanakan Pekan Baru.
d. Wilayah IV Indonesia bagian Timur dipusatkan di Surabaya.
e. Wilayah V Kalimantan dipusatkan di Pontianak.
f. Tingkat Nasional dilaksanakan di Jakarta
Pesta perayaan jubileum 150 tahun HKBP dilaksanakan baik di Huria Pagaran, Ressort, Distrik dan Nasional. Khusus untuk Gereja HKBP Semper Ressort Semper dilaksanakan semeriah mungkin dengan all out kata Ketua Umum Pesta, bapak Mara Karma Samosir Pakpahan yang tanpa lelah berusaha dengan sekuat tenaga, pemikiran dan kemampuan yang ada untuk mensukseskan pesta itu. Ini pertaruhan harga diri tulang katanya pada saat diskusi pada hari Minggu sore tanggal 28 Agustus 2011 memang beliau berkata begitu karena, baik Uluan ni Huria pendeta Belhemrimen Sitompul, pendeta Luspida br Simanjuntak (pendeta diperbantukan), parhalado dan panitia berusaha siang malam sesuai kebutuhan untuk mensukseskan pesta jubileum ini. Sumber Dana diharapkan dari penjualan kupon, tampi-tampi dari setiap lunggu (9 lunggu) dan Seksi Lansia, RHKBP, NHKBP, Parompuan, Ama dan Mantan Naposobulung HKBP Semper. Juga dari donatur perlunggu, bunga semat, lelang berupa barang, hasil tortor Sikola Minggu dan NRHKBP Semper dan 2x mandurung tujolo pada kebaktian Minggu untuk jubileum 150 tahun HKBP. Untuk menyongsong pesta tersebut pada hari Senin tanggal 29 Agustus 2011 baik parhalado, NRHKBP Semper, Punguan Parompuan, Panitia dan lainnya ikut berpatisipasi dalam bersih-bersih dilingkungan gereja dari pagi sampai sore. Mensukseskan Perayaan Pesta Jubileum 125 tahun HKBP tingkat Ressort Semper Jakarta sudah menjadi semboyan mereka.
III. Jadilah Pelaku Sejarah
Jadilah pelaku sejarah dan jangan hanya jadi penonton saja sesuai kemampuan, tenaga dan pemikiran itulah semboyan penulis dan selalu penulis terapkan dalam hidup bergereja. Suksesnya pesta tersebut akan tergantung kepada kita semua jemaat HKBP Semper. Panitia, Parhalado, kedua pendeta HKBP Semper sudah berusaha sekuat tenaga dan kemampuan yang ada agar perayaan tersebut succes tanpa cela. Sekarang tinggal kita jemaat HKBP Semper harus bahu membahu untuk mensukseskan pesta tersebut dan menjadi pelaku sejarah aktip . Bagi kami golongan Lansia berarti inilah kesempatan terakhir untuk menghadiri pesta jubileum HKBP dan itulah sebabnya Punguan (seksi) Lansia HKBP Semper dalam usia yang sudah senja sambil memandang langit saat senja “ di na ro sibalik hunik i” sesuai dengan Ende koor Punguan Lansia pada pesta tersebut dengan judul : Namasihol do rohangku”. Hayo kaum muda jangan kalah semangat dengan semangat golongan Lansia HKBP Semper. Ikut serta dan berbuat sesuatu dalam pesta tersebut berarti kita sudah ikut menjadi pelaku sejarah. Sekarang HKBP adalah menjadi gereja suku yang paling besar didunia dan penulis selalu menyebut dengan HKBP nabolon i dengan perkiraan data jumlah jemaat ± 5 juta orang, jumlah pendeta ± 1500 orang. Menurut Almanak HKBP tahun 2011 jumlah Ressort = 814, Persiapan Ressort 14, Huria = 3.190 Gereja, Pos Pelayanan 87 buah dan Pos Pekabaran Injil = 25 buah. Gereja-gereja ini tersebar mulai dari Sipirok, Tarutung, Sigumpar, Medan, Jakarta, Jayapura, Singapura sampai ke New York diujung ni portibi on. Juga sudah banyak gereja-gereja yang dipajae dimandirikan dengan resmi atau memandirikan diri sendiri dengan memisahkan diri (karena adanya perbedaan-perbedaan atau hal-hal tertentu lainnya tetapi sekarang sudah satu wadah dalam PGI daerah atau Nasional). Hanya sangat disayangkan bahwa gereja-gereja baik HKBP maupun gereja-gereja yang berasal dari HKBP sudah lupa pada tempat lahirnya HKBP seperti apa yang penulis tulis dalam Buletin Narhasem Edisi Oktober 2004 “Parausorat Sipirok Betlehemnya HKBP yang dilupakan” memang benar-benar sudah dilupakan. Penulis jadi ingat saat mengunjungi gereja HKBP Sipirok pada tanggal 29 Desember 2010 dan bertemu dengan pendeta Ressort Sipirok pendeta Leritio Panjaitan STh didampingi Amang Simanjuntak dirumahnya dalam “pargodungan gereja yang megah dan luas di Sipirok” beliau berkata bahwa walaupun HKBP lahir di Sipirok ini tetapi pesta jubileum 150 tahun HKBP di Sipirok hanya dilaksanakan tingkat Ressort dan pagaran saja, dan Pagaran saja katanya. Penulis langsung menimpali “memang lahir di kota tepatnya kampung kecil di Parausorat, Sipirok tetapi sekarang sudah berkembang dari Parausorat hingga keujung dunia di Amerika Serikat sana. Benar juga apa yang dikatakan Ephorus Emeritus HKBP DR.J.R.Hutahuruk dalam salah satu pertemuan penulis beberapa tahun yang lalu akan “nasib” Parausorat Sipirok tersebut. Beliau berkata bahwa Parausorat Sipirok sudah diserahkan HKBP pada Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA) dahulu HKBP-A maka sebaiknya “tulang” membicarakannya dengan GKPA katanya dengan bijaksana dengan penuh kewibawaan. Pada hari Senin tanggal 29 Maret 2010 penulis menghadap Ephorus dan Sekjend GKPA mengemukakan hal Parausorat tersebut dan menyampaikan bahwa jubileum 150 tahun ini adalah moment yang tepat untuk membuat tanda disana sekaligus mengingatkan orang akan kebesaran nama Parausorat itu. Dan benar Tuhan mengabulkan harapan dalam bentuk lain dimana pada tanggal 8-10 Juli 2011 penulis pulang kampung dan ikut menjadi saksi sejarah dalam Perayaan 150 tahun Kekristenan di Luat Angkola di Parausorat Sipirok sekaligus peletakan batu pertama monumen 150 tahun Kekristenan di Luat Angkola di tempat dulu zendeling Gustav Van Asselt membaptis Pagar yaitu Simon Petrus Siregar dan Main yaitu Jakobus Tampubolon Pohan pada tanggal 15 Maret 1861. Disamping membuat monumen, GKPA juga membuat Parausorat menjadi tempat wisata Rohani dan digunung Tor Nangge diatas Parausorat akan dibuat tempat disamping monument tersebut sudah tersedia. Tetapi disamping monumen tersebut penulis masih berusaha agar ditempat itu juga dibuatkan tugu dan prasasti ditempat mana dahulu dicapai kesepakatan antara 4 zendeling Belanda dan Jerman yaitu zendeling Gustav Van Asselt, zendeling Friederich Wilhelm Betz, zendeling J.C.Klammer dan zendeling Heine pada tanggal 7 Oktober 1861 saat “marsagi ulaon penginjilan di Tanah Batak” dengan Nats pembimbing Mika 4:2. Dan itu sudah dibicarakan dengan beberapa orang dan mendapat respon positip. Hanya GKPA yang belum dihubungi sebagai pemilik tanah dan daerah tersebut. Tuhan akan memberi jalan untuk itu.
Penutup
Penulis belum mengetahui apa peran dari HKBP Semper Ressort Semper pada peringatan Jubileum 150 tahun HKBP tingkat Nasional pada 7 Oktober 2011 yang akan datang, apakah ada peran aktip atau hanya peran serta dalam bentuk Dana saja. Untuk itu penulis belum mengetahuinya secara resmi. Walaupun begitu mari kita semua ikut
berpartisipasi aktip membawa panji-panji Kristus dalam jubileum 150 tahun HKBP tersebut. Sebagai penutup tulisan ini penulis ingat lagu wajib dalam perpeloncoan tahun 1962 berupa volksong (lagu rakyat) dari Sipirok dengan sedikit perubahan sebagai berikut:
Sai salamat ma HKBP nabolon i
Tubu di Napa ni Sibualbuali
Sian Sipirok tu Siantar, Padang Panjang, New York
Sai salamat ma HKBP nabolon i.
Selamat berjubileum 150 tahun HKBP nabolon i sai horas ma sude Uluan dan parhalado, baik tingkat Kantor Pusat, Distrik, Ressort, Pagaran dan juga semua jemaat.
Tuhan beserta kita semuanya, Amin dan Horas.
(Penulis adalah St. Kamaruli Pohan Siahaan, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi September 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar